Wednesday, February 7, 2024

Mix 11

HARTABUTA :

Rabu, 7-2-2024.


[22/1 16.19] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/XdBX6KX3oJii1Fyi/?mibextid=iWPMgG


JEPARA PUSAT PERADABAN ISLAM SEJAK ABAD 14 

#yang tahu sejarah nama2 dibawah ini Monggo Berbagi


Dalam Sumber2 Sejarah External di masa Abad ke 15 / catatan Para Penjelajah Portugis dll , Kota Jepara di Sebutkan sudah Menjadi Kota Pelabuhan yang Ramai ,dan Menjadi Pelabuhan Utama di Pesisir Utara Jawa selain Pelabuhan Gresik dan Surabaya 


Di Jepara Menurut Reportase Kabar Sejarah di Tulis di Zaman nya setidaknya Ada Beberapa Nama Raja / Tokoh Yang Menjadi Penguasa Wilayah Jepara dan Sekitarnya


Di Mulai di Masa 1400 an di Jepara ada sebuah Kerajaan Yang Berpusat di Tandunan Raja nya Bernama Pate Orob / Maksudnya Seorang Petinggi dari Etnis Arab , nama Pate Orob ini di Indentifikasi sebagai nama Lain  Maulana Muhamad Yunus Al Magribi , atau Dalam Naskah2 Sejarah / Sastra Babad yang di Tulis Di Masa Kemudian Di Kenal dengan Nama Pate Unus , Disebutkan Leluhurnya Pate Unus Adalah Maulana khaliqul Idrus , di Kenal dengan Gelar Wong Agung ing Jepara 

Maulana Khaliqul Idrus Datang Ke Jepara Bersama Armada Besar Ekpedisi Khazanah Laksamana Cengho di Kedatangan ke 3 Ke Nusantara diperkirakan Sebelum Tahun 1433 


Penguasa Jepara Pasca Pate Unus selanjutnya Beralih Ke Penguasa Demak Sultan Trenggono mulai 1521 , 


Berikut Daftar Penguasa / Raja di Jepara Dari Masa Awal Abad ke 15 


- Maulana Khaliqul Idrus Al Magribi  1425 - 1460 

- Maulana Abdurahman Al Magribi   1460 - 1489

- Maulana Yunus Al Magribi 1489 - 1521

- Sultan Trenggono Demak 1521 - 1536 

- Sultan Hadirin 1536 - 1549 Jepara Vassal Demak 

- Ratu  Kalinyamat 1549 - 1579 Jepara vassal Pajang 

- P Arya Jepara II / P Arya Pangiri 1579 - 1582 

- P Demang Laksamana I  1582 - 1599 

- P Demang Kesatrian 1599 - 1616 Jepara mulai Menjadi Vassal Kerajaan Mataram  

- P Demang Laksamana II 1616 - 1636 

- Tmg Wirasita 1636 - 1651 

- Tmg Putro Manggala 1651 - 1658 

- Tmg Martanata 1658 - 1662 

- Tmg Wangsadipa 1662 - 1677

- Tmg Martapura 1677 - 1679

- Tmg Sujanapura 1679 - 1705

- Tmg Citrosoma 1705 - 1735

Dst 

#Catatan 

Pasca Adipati/ Penguasa Jepara dijabat Kerabat Kesultanan Demak - Pajang sejak   1521 - 1582  selanjutnya Mulai 1582 - 1636 Di jabat Oleh keturunannya Sunan Gunung Jati Kerabat dekat Kesultanan Demak dan Pajang

Selanjutnya 1636 dst sampai 1705 Penguasa Jepara dari Keluarga Terkait Kesultanan Mataram  , dan Berlanjut sejak 1705 oleh Keluarga Asli Jepara Tmg Citrasoma I dan Seterusnya sampai Citrasoma V

[22/1 16.21] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/rLHk5jYeCTb4yDoB/?mibextid=iWPMgG


DiSebuah Naskah di Tulis Akhir abad 18 antara 1760 -1790 ( Abdul Adzim Shohib / Naskah Tamba Agung )  di sebutkan Nama Bujuk Agung Toronam dan Bujuk Sabeh Pereng Sebagai  Teda Lembu Peteng ( Teda / Pancer Laki-laki) #Kalau yang Di maksud itu Raden Arya Lembu Peteng Seda ing Ampel Surabaya,  dua Nama diatas kemungkinan Sayyid Syarif  , Hanya disayangkan urutan Keatas Susur Galur Nasab sampai Lembu Peteng belum di Ketahui

[22/1 20.01] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/JJ6C3abrmFBPyUbZ/?mibextid=A7sQZp


Habib di gugat kh imaddufin yg jawab simpatisanya di dunia kalo di alam kubur kira2 siapa yg jawab ya?

[22/1 22.43] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/ggJUCTxsktAjNnxB/?mibextid=iWPMgG



Tahun 1624 Kolonialis Belanda yang mulai masuk Secara Massive Ke Nusantara Mencatat Keberadaan Makam makam Tokoh2 Sayyid Syarif Dzurriyah Rasulullah SAW yang amat di Keramat kan dan di Hormati Masyarakat Nusantara , TOKOH2 tersebut adalah Wali Wali Agung WALISONGO  dan Keturunannya

Artinya Data Eskternal Me Reportase Kabar Sejarah Syuhro Wal Istifadoh Walisongo dan Keturunannya

[22/1 22.44] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/xBv3iD9W7Vm8NjG3/?mibextid=A7sQZp


Cuk ,Walisongo itu malati 😅

#terbukti Kepalsuan Nasab Ba'Alawi terbongkar Sampai Rungkad di Negeri ini 

#Dongeng Mi'raj 70X PP sehari kagak laku lagi untuk membodohi Masyarakat Luas 

#Bahar bin Demit , Taubat Cut Awakmu bukan Keturunan Nabi Muhammad SAW

[22/1 22.46] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/groups/854130474668938/permalink/7060564700692120/?sfnsn=wiwspwa&ref=share&mibextid=KtfwRi


Seperti Pohon Besar Menjulang tinggi dengan Ranting yang banyak dan daun yang lebat  dan Akar yang tertancap sangat Dalam  itu Analogi Keluarga Besar Sayyid Syarif Walisongo, Ba'Alawi Al Askenazi Y'DNA Haplogroup G , telah lama menggoyang pohon ini dengan Modal Framing2 dan KEDUSTAAN Mengaku2 Paling asli Sebagai keturunan Nabi , Kini Nasab Palsu mereka Telah Rungkad Sampai akar2nya 😅

[22/1 22.47] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/NZYVTie57subF9uj/?mibextid=A7sQZp


Hasil Isbat AlHasani lewat Maktab Daimi Rabithah Alawiyah batal dengan sendirinya, Ba'Alawi bukan Sayyid Syarif dan bukan dari Bani Hasyim / Ba'Alawi Sayyid Syarif PALSU Y'DNA Haplogroup G  jadi Tak punya Hak me Isbat Nasab Dzurriyah Rasulullah SAW yang asli

[22/1 22.54] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Pagaruyung


Kerajaan Buddha ke Kesultanan 



Wikipedia


Cari

Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di  Facebook,  X,  Instagram, dan  Telegram

Tutup

Kerajaan Pagaruyung

kerajaan di Asia Tenggara

Bahasa

Unduh PDF

Pantau

Lihat sumber

"Pagaruyung" beralih ke halaman ini. Untuk nagari dengan nama yang sama, lihat Pagaruyung, Tanjung Emas, Tanah Datar. Untuk kegunaan lain, lihat Pagaruyung (disambiguasi).

Kerajaan Pagaruyung (Bahasa Minang: Karajaan Pagaruyuang, nama lain: Pagaruyung Dārul Qarār) adalah kerajaan yang pernah berdiri di bagian tengah pulau Sumatra, yang wilayahnya sekarang menjadi bagian daratan Provinsi Sumatera Barat, sebagian Provinsi Riau, dan bagian pesisir barat Provinsi Sumatera Utara.


Pagaruyung Dārul Qarār

ڤݢرويڠ دار القرار

Pagaruyuang

ملاياڤورا

Malayapura

1347–1825

Bendera Pagaruyung

Bendera

{{{coat_alt}}}

Cap Mohor

Ibu kota

Pagaruyung

Bahasa yang umum digunakan

Minang, Melayu Kuno, Sanskerta

Agama

Dari Buddha berubah menjadi Islam

Pemerintahan

Monarki

Maharajadiraja - Sultan - Yang Dipertuan Pagaruyung

 

Sejarah

 

• Didirikan

1347

• Perang Padri

1825

Didahului oleh Digantikan oleh

krj Dharmasraya

krj Majapahit

krj Siguntur

Konfederasi Sungai Pagu

Konfederasi Luhak Nan Tigo

Kerajaan Indrajati

ksl Barus

krj Malayapura

ksl Malaka

krj Indragiri

ksl Jambi

ksl Inderapura

ksl Aceh

Pendudukan Kaum Padri atas Kerajaan Pagaruyung

krj Tambusai

krj Rambah

krj Rokan IV Koto

Kedatukan Tapung

krj Kampar Kiri

krj Kuantan

Kedatukan Singingi

ksl Siak Sri Inderapura

Hindia Belanda

 

Sunting kotak infoSunting kotak info • Lihat • BicaraInfo templat

Nama kerajaan ini dirujuk dari nama pohon Nibung atau Ruyung,[1] selain itu juga dapat dirujuk dari inskripsi cap mohor Sultan Tunggul Alam Bagagar dari Pagaruyung,[2] yaitu pada tulisan beraksara Jawi dalam lingkaran bagian dalam yang berbunyi (Jawi: سلطان توڠݢل عالم باݢݢر ابن سلطان خليفة الله يڠ ممڤوڽاءي تختا کراجأن دالم نݢري ڤݢرويڠ دار القرار جوهن برداولة ظل الله في العالم; Latin: Sulthān Tunggul Alam Bagagar ibnu Sulthān Khalīfatullāh yang mempunyai tahta kerajaan dalam negeri Pagaruyung Dārul Qarār Johan Berdaulat Zhillullāh fīl 'Ālam).[3] sayangnya pada cap mohor tersebut tidak tertulis angka tahun masa pemerintahannya. Kerajaan ini runtuh pada masa Perang Padri, setelah ditandatanganinya perjanjian antara Kaum Adat dengan pihak Belanda yang menjadikan kawasan Kerajaan Pagaruyung berada dalam pengawasan Belanda.[4]


Sebelumnya kerajaan ini tergabung dalam Malayapura,[5] sebuah kerajaan yang pada Prasasti Amoghapasa disebutkan dipimpin oleh Adityawarman,[6] yang mengukuhkan dirinya sebagai penguasa Bhumi Malayu di Suwarnabhumi. Termasuk pula di dalam Malayapura adalah kerajaan Dharmasraya dan beberapa kerajaan atau daerah taklukan Adityawarman lainnya.[7]


Sejarah

Berdirinya Pagaruyung

Artikel utama: Adityawarman


Arca Bhairawa di Museum Nasional Republik Indonesia, Jakarta.

Munculnya nama Pagaruyung sebagai sebuah kerajaan Melayu tidak dapat diketahui dengan pasti, dari Tambo yang diterima oleh masyarakat Minangkabau tidak ada yang memberikan penanggalan dari setiap peristiwa-peristiwa yang diceritakan, bahkan jika menganggap Adityawarman sebagai pendiri dari kerajaan ini, Tambo sendiri juga tidak jelas menyebutkannya. Namun dari beberapa prasasti yang ditinggalkan oleh Adityawarman, menunjukan bahwa Adityawarman memang pernah menjadi raja di negeri tersebut, tepatnya menjadi Tuan Surawasa, sebagaimana penafsiran dari Prasasti Batusangkar.


Dari manuskrip yang dipahat kembali oleh Adityawarman pada bagian belakang Arca Amoghapasa[8] disebutkan pada tahun 1347 Adityawarman memproklamirkan diri menjadi raja di Malayapura, Adityawarman merupakan putra dari Adwayawarman seperti yang terpahat pada Prasasti Kuburajo, dan anak dari Dara Jingga putri dari Kerajaan Dharmasraya seperti yang disebut dalam Pararaton. Ia sebelumnya bersama-sama Mahapatih Gajah Mada berperang menaklukkan Bali dan Palembang,[9] pada masa pemerintahannya kemungkinan Adityawarman memindahkan pusat pemerintahannya ke daerah pedalaman Minangkabau.


Dari prasasti Suruaso yang beraksara Melayu menyebutkan Adityawarman menyelesaikan pembangunan selokan untuk mengairi taman Nandana Sri Surawasa yang senantiasa kaya akan padi[10] yang sebelumnya dibuat oleh pamannya yaitu Akarendrawarman yang menjadi raja sebelumnya, sehingga dapat dipastikan sesuai dengan adat Minangkabau, pewarisan dari mamak (paman) kepada kamanakan (kemenakan) telah terjadi pada masa tersebut,[11] walaupun kemungkinannya adat Minangkabau baru diterapkan oleh Kerajaan Pagaruyung setelah beradaptasi dengan lingkungan masyarakat terutama di wilayah Luhak Nan Tigo di awal pemerintahannya. Sementara pada sisi lain dari saluran irigasi tersebut terdapat juga sebuah prasasti yang beraksara Nagari atau Tamil, sehingga dapat menunjukan adanya sekelompok masyarakat dari selatan India dalam jumlah yang signifikan pada kawasan tersebut.[10]


Adityawarman pada awalnya dikirim untuk menundukkan daerah-daerah penting di Sumatra, dan bertahta sebagai raja bawahan (uparaja) dari Majapahit.[12] Namun dari prasasti-prasasti yang ditinggalkan oleh raja ini belum ada satu pun yang menyebut sesuatu hal yang berkaitan dengan Bhumi Jawa dan kemudian dari berita Tiongkok diketahui Adityawarman pernah mengirimkan utusan ke Tiongkok sebanyak 6 kali selama rentang waktu 1371 sampai 1377.[11]


Setelah meninggalnya Adityawarman, kemungkinan Majapahit mengirimkan kembali ekspedisi untuk menaklukan kerajaan ini pada tahun 1409.[12] Legenda-legenda Minangkabau mencatat pertempuran dahsyat dengan tentara Majapahit di daerah Padang Sibusuk. Konon daerah tersebut dinamakan demikian karena banyaknya mayat yang bergelimpangan di sana. Menurut legenda tersebut tentara Jawa berhasil dikalahkan.


Sebelum kerajaan ini berdiri, sebenarnya masyarakat di wilayah Minangkabau sudah memiliki sistem politik semacam konfederasi, yang merupakan lembaga musyawarah dari berbagai Nagari dan Luhak. Dilihat dari kontinuitas sejarah, kerajaan Pagaruyung merupakan semacam perubahan sistem administrasi semata bagi masyarakat setempat (Etnis Minang).


Pengaruh Hindu-Budha


Prasasti Adityawarman

Pengaruh Hindu-Budha di Sumatra bagian tengah telah muncul kira-kira pada abad ke-13,[13] yaitu dimulai pada masa pengiriman Ekspedisi Pamalayu oleh Kertanagara, dan kemudian pada masa pemerintahan Adityawarman dan putranya Ananggawarman. Kekuasaan dari Adityawarman diperkirakan cukup kuat mendominasi wilayah Sumatra bagian tengah dan sekitarnya.[7] Hal ini dapat dibuktikan dengan gelar Maharajadiraja yang disandang oleh Adityawarman seperti yang terpahat pada bahagian belakang Arca Amoghapasa, yang ditemukan di hulu sungai Batang Hari (sekarang termasuk kawasan Kabupaten Dharmasraya).


Dari prasasti Batusangkar disebutkan Ananggawarman sebagai yuvaraja melakukan ritual ajaran Tantris dari agama Buddha yang disebut hevajra yaitu upacara peralihan kekuasaan dari Adityawarman kepada putra mahkotanya, hal ini dapat dikaitkan dengan kronik Tiongkok tahun 1377 tentang adanya utusan San-fo-ts'i kepada Kaisar Tiongkok yang meminta permohonan pengakuan sebagai penguasa pada kawasan San-fo-ts'i.[14]


Beberapa kawasan pedalaman Sumatra tengah sampai sekarang masih dijumpai pengaruhi agama Buddha antara lain kawasan percandian Padangroco, kawasan percandian Padanglawas dan kawasan percandian Muara Takus. Kemungkinan kawasan tersebut termasuk kawasan taklukan Adityawarman.[12] Sedangkan tercatat penganut taat ajaran ini selain Adityawarman pada masa sebelumnnya adalah Kubilai Khan dari Mongol dan raja Kertanegara dari Singhasari.[15]


Pengaruh Islam


Istano Basa Pagaruyung tempat raja bertakhta

Perkembangan agama Islam setelah akhir abad ke-14 sedikit banyaknya memberi pengaruh terutama yang berkaitan dengan sistem patrialineal, dan memberikan fenomena yang relatif baru pada masyarakat di pedalaman Minangkabau. Pada awal abad ke-16, Suma Oriental yang ditulis antara tahun 1513 dan 1515, mencatat dari ketiga raja Minangkabau, hanya satu yang telah menjadi muslim sejak 15 tahun sebelumnya.[16]


Pengaruh Islam di Pagaruyung berkembang kira-kira pada abad ke-16, yaitu melalui para musafir dan guru agama yang singgah atau datang dari Aceh dan Malaka. Salah satu murid ulama Aceh yang terkenal Syaikh Abdurrauf Singkil (Tengku Syiah Kuala), yaitu Syaikh Burhanuddin Ulakan, adalah ulama yang dianggap pertama-tama menyebarkan agama Islam di Pagaruyung. Pada abad ke-17, Kerajaan Pagaruyung akhirnya berubah menjadi kesultanan Islam. Raja Islam yang pertama dalam tambo adat Minangkabau disebutkan bernama Sultan Alif.[17]


Dengan masuknya agama Islam, maka aturan adat yang bertentangan dengan ajaran agama Islam mulai dihilangkan dan hal-hal yang pokok dalam adat diganti dengan aturan agama Islam. Pepatah adat Minangkabau yang terkenal: "Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah", yang artinya adat Minangkabau bersendikan pada agama Islam, sedangkan agama Islam bersendikan pada Al-Qur'an. Namun dalam beberapa hal masih ada beberapa sistem dan cara-cara adat masih dipertahankan dan inilah yang mendorong pecahnya perang saudara yang dikenal dengan nama Perang Padri yang pada awalnya antara Kaum Padri (ulama) dengan Kaum Adat, sebelum Belanda melibatkan diri dalam peperangan ini.[18]


Islam juga membawa pengaruh pada sistem pemerintahan kerajaaan Pagaruyung dengan ditambahnya unsur pemerintahan seperti Tuan Kadi dan beberapa istilah lain yang berhubungan dengan Islam. Penamaan negari Sumpur Kudus yang mengandung kata kudus yang berasal dari kata Quddūs (suci) sebagai tempat kedudukan Rajo Ibadat dan Limo Kaum yang mengandung kata qaum jelas merupakan pengaruh dari bahasa Arab atau Islam. Selain itu dalam perangkat adat juga muncul istilah Imam, Katik (Khatib), Bila (Bilal), Malin (Mu'alim) yang merupakan pengganti dari istilah-istilah yang berbau Hindu dan Buddha yang dipakai sebelumnya misalnya istilah Pandito (pendeta).


Hubungan dengan Belanda dan Inggris

"Terdapat keselarasan yang mengagumkan dalam corak penulisan, bukan saja dalam buku prosa dan puisi, tetapi juga dalam perutusan surat, dan pengalaman saya sendiri telah membuktikan kepada saya bahwa tidak ada masalah dalam menterjemahkan surat daripada raja-raja dari kepulauan Maluku, maupun menterjemahkan surat daripada raja Kedah dan Terengganu di Semenanjung Malaya atau dari Minangkabau di Sumatra."


— Pendapat dari William Marsden.[butuh rujukan]

Pada awal abad ke-17, kerajaan ini terpaksa harus mengakui kedaulatan Kesultanan Aceh,[19] dan mengakui para gubernur Aceh yang ditunjuk untuk daerah pesisir pantai barat Sumatra. Namun sekitar tahun 1665, masyarakat Minang di pesisir pantai barat bangkit dan memberontak terhadap gubernur Aceh. Dari surat penguasa Minangkabau yang menyebut dirinya Raja Pagaruyung mengajukan permohonan kepada VOC, dan VOC waktu itu mengambil kesempatan sekaligus untuk menghentikan monopoli Aceh atas emas dan lada.[20] Selanjutnya VOC melalui seorang regentnya di Padang, Jacob Pits yang daerah kekuasaannya meliputi dari Kotawan di selatan sampai ke Barus di utara Padang mengirimkan surat tanggal 9 Oktober 1668 ditujukan kepada Sultan Ahmadsyah, Iskandar Zur-Karnain, Penguasa Minangkabau yang kaya akan emas serta memberitahukan bahwa VOC telah menguasai kawasan pantai pesisir barat sehingga perdagangan emas dapat dialirkan kembali pada pesisir pantai.[21] Menurut catatan Belanda, Sultan Ahmadsyah meninggal dunia tahun 1674[22] dan digantikan oleh anaknya yang bernama Sultan Indermasyah.[23]


Ketika VOC berhasil mengusir Kesultanan Aceh dari pesisir Sumatera Barat tahun 1666,[2] melemahlah pengaruh Aceh pada Pagaruyung. Hubungan antara daerah-daerah rantau dan pesisir dengan pusat Kerajaan Pagaruyung menjadi erat kembali. Saat itu Pagaruyung merupakan salah satu pusat perdagangan di pulau Sumatra, disebabkan adanya produksi emas di sana. Demikianlah hal tersebut menarik perhatian Belanda dan Inggris untuk menjalin hubungan dengan Pagaruyung. Terdapat catatan bahwa tahun 1684, seorang Portugis bernama Tomas Dias melakukan kunjungan ke Pagaruyung atas perintah gubernur jenderal Belanda di Malaka.[24]


Sekitar tahun 1750 kerajaan Pagaruyung mulai tidak menyukai keberadaan VOC di Padang dan pernah berusaha membujuk Inggris yang berada di Bengkulu, bersekutu untuk mengusir Belanda walaupun tidak ditanggapi oleh pihak Inggris.[25] Namun pada tahun 1781 Inggris berhasil menguasai Padang untuk sementara waktu,[26] dan waktu itu datang utusan dari Pagaruyung memberikan ucapan selamat atas keberhasilan Inggris mengusir Belanda dari Padang.[27] Menurut Marsden tanah Minangkabau sejak lama dianggap terkaya dengan emas, dan waktu itu kekuasaan raja Minangkabau disebutnya sudah terbagi atas raja Suruaso dan raja Sungai Tarab dengan kekuasaan yang sama.[27] Sebelumnya pada tahun 1732, regent VOC di Padang telah mencatat bahwa ada seorang ratu bernama Yang Dipertuan Puti Jamilan telah mengirimkan tombak dan pedang berbahan emas, sebagai tanda pengukuhan dirinya sebagai penguasa bumi emas.[28] Walaupun kemudian setelah pihak Belanda maupun Inggris berhasil mencapai kawasan pedalaman Minangkabau, tetapi mereka belum pernah menemukan cadangan emas yang signifikan dari kawasan tersebut.[29]


Sebagai akibat konflik antara Inggris dan Prancis dalam Perang Napoleon di mana Belanda ada di pihak Prancis, maka Inggris memerangi Belanda dan kembali berhasil menguasai pantai barat Sumatera Barat antara tahun 1795 sampai dengan tahun 1819. Thomas Stamford Raffles mengunjungi Pagaruyung pada tahun 1818, yang sudah mulai dilanda peperangan antara kaum Padri dan kaum Adat. Saat itu Raffles menemukan bahwa ibu kota kerajaan mengalami pembakaran akibat peperangan yang terjadi.[30] Setelah terjadi perdamaian antara Inggris dan Belanda pada tahun 1814, maka Belanda kembali memasuki Padang pada bulan Mei tahun 1819. Belanda memastikan kembali pengaruhnya di pulau Sumatra dan Pagaruyung, dengan ditanda-tanganinya Traktat London pada tahun 1824 dengan Inggris.


Runtuhnya Pagaruyung

Artikel utama: Perang Padri

"Dari reruntuhan kota (Pagaruyung) ini menjadi bukti bahwa di sini pernah berdiri sebuah peradaban Melayu yang luar biasa, menyaingi Jawa, situs dari banyak bangunan kini tidak ada lagi, hancur karena perang yang masih berlangsung."


— Pendapat dari Thomas Stamford Raffles.[butuh rujukan]

Kekuasaan raja Pagaruyung sudah sangat lemah pada saat-saat menjelang perang Padri, meskipun raja masih tetap dihormati. Daerah-daerah di pesisir barat jatuh ke dalam pengaruh Aceh, sedangkan Inderapura di pesisir selatan praktis menjadi kerajaan merdeka meskipun resminya masih tunduk pada raja Pagaruyung. Sedangkan daerah pesisir timur sudah lebih dulu dibawah pengaruh Kesultanan Melaka dan di masa mendatang pada daerah yang lain saat terjadinya perebutan kekuasaan atas sebagian besar wilayah Kerajaan Pagaruyung oleh Kaum Padri pun di antaranya menjadi wilayah yang merdeka, seperti Kampar Kiri, Singingi dan Kuantan.


Pada awal abad ke-19 pecah konflik antara Kaum Padri dan Kaum Adat. Dalam beberapa perundingan tidak ada kata sepakat antara mereka. Seiring itu dibeberapa negeri dalam Kerajaan Pagaruyung bergejolak, dan puncaknya Kaum Padri dibawah pimpinan Tuanku Pasaman menyerang Pagaruyung pada tahun 1815. Sultan Arifin Muningsyah terpaksa menyingkir dan melarikan diri dari ibu kota kerajaan ke Lubuk Jambi.[31][32]


Karena terdesak oleh Kaum Padri, keluarga kerajaan Pagaruyung meminta bantuan kepada Belanda, dan sebelumnya mereka telah melakukan diplomasi dengan Inggris sewaktu Raffles mengunjungi Pagaruyung serta menjanjikan bantuan kepada mereka.[2] Pada tanggal 10 Februari 1821[4] Sultan Tunggul Alam Bagagarsyah, yaitu kemenakan dari Sultan Arifin Muningsyah yang berada di Padang,[22] beserta 19 orang pemuka adat lainnya menandatangani perjanjian dengan Belanda untuk bekerja sama dalam melawan Kaum Padri. Walaupun sebetulnya Sultan Tunggul Alam Bagagar waktu itu dianggap tidak berhak membuat perjanjian dengan mengatasnamakan kerajaan Pagaruyung.[2] Akibat dari perjanjian ini, Belanda menjadikannya sebagai tanda penyerahan kerajaan Pagaruyung kepada pemerintah Belanda.[18] Kemudian setelah Belanda berhasil merebut Pagaruyung dari Kaum Padri, pada tahun 1824 atas permintaan Letnan Kolonel Raaff, Yang Dipertuan Pagaruyung Raja Alam Muningsyah kembali ke Pagaruyung, tetapi pada tahun 1825 Sultan Arifin Muningsyah, raja terakhir di Minangkabau ini, wafat dan kemudian dimakamkan di Pagaruyung.[22]



Pasukan Belanda dan Padri saling berhadapan di medan perang. Lukisan sekitar tahun 1900.

Sementara Sultan Tunggul Alam Bagagarsyah pada sisi lain ingin diakui sebagai Raja Pagaruyung, tetapi pemerintah Hindia Belanda dari awal telah membatasi kewenangannya dan hanya mengangkatnya sebagai Regent Tanah Datar.[22] Kemungkinan karena kebijakan tersebut menimbulkan dorongan pada Sultan Tunggul Alam Bagagar untuk mulai memikirkan bagaimana mengusir Belanda dari negerinya.[2]


Setelah menyelesaikan Perang Diponegoro di Jawa, Belanda kemudian berusaha menaklukkan Kaum Padri dengan kiriman tentara dari Jawa, Madura, Bugis dan Ambon.[33] Namun ambisi kolonial Belanda tampaknya membuat kaum adat dan Kaum Padri berusaha melupakan perbedaan mereka dan bersekutu secara rahasia untuk mengusir Belanda. Pada tanggal 2 Mei 1833 Sultan Tunggul Alam Bagagar ditangkap oleh Letnan Kolonel Elout di Batusangkar atas tuduhan pengkhianatan. Ia dibuang ke Batavia (Jakarta sekarang) sampai akhir hayatnya, dan dimakamkan di pekuburan Mangga Dua.[34]


Setelah kejatuhannya, pengaruh dan prestise Kerajaan Pagaruyung tetap tinggi terutama pada kalangan masyarakat Minangkabau yang berada di rantau. Salah satu ahli waris Kerajaan Pagaruyung diundang untuk menjadi penguasa di Kuantan.[35] Begitu juga sewaktu Raffles masih bertugas di Semenanjung Malaya, dia berjumpa dengan kerabat Pagaruyung yang berada di Negeri Sembilan, dan Raffles bermaksud mengangkat Yang Dipertuan Ali Alamsyah yang dianggapnya masih keturunan langsung raja Minangkabau sebagai raja di bawah perlindungan Inggris.[2] Sementara setelah berakhirnya Perang Padri, Tuan Gadang di Batipuh meminta pemerintah Hindia Belanda untuk memberikan kedudukan yang lebih tinggi daripada sekadar Regent Tanah Datar yang dipegangnya setelah menggantikan Sultan Tunggul Alam Bagagar, tetapi permintaan ini ditolak oleh Belanda,[36] hal ini nantinya termasuk salah satu pendorong pecahnya pemberontakan tahun 1841 di Batipuh selain masalah cultuurstelsel.[22]


Wilayah kekuasaan

Menurut Tomé Pires dalam Suma Oriental,[16] tanah Minangkabau selain dataran tinggi pedalaman Sumatra tempat di mana rajanya tinggal, juga termasuk wilayah pantai timur Arcat (antara Aru dan Rokan) ke Jambi dan kota-kota pelabuhan pantai barat Panchur Barus, Tiku dan Pariaman. Dari catatan tersebut juga dinyatakan tanah Indragiri, Siak dan Arcat merupakan bagian dari tanah Minangkabau, dengan Teluk Kuantan sebagai pelabuhan utama raja Minangkabau tersebut. Namun belakangan daerah-daerah rantau seperti Siak (Gasib), Kampar Pekan Tua dan Indragiri kemudian lepas dan ditaklukkan oleh Kesultanan Malaka dan Kesultanan Aceh.[37]


Wilayah pengaruh politik Kerajaan Pagaruyung adalah wilayah tempat hidup, tumbuh, dan berkembangnya kebudayaan Minangkabau. Wilayah ini dapat dilacak dari pernyataan Tambo (legenda adat) berbahasa Minang ini:[38]


Dari Sikilang Aia Bangih

Hinggo Taratak Aia Hitam

Dari Durian Ditakuak Rajo

Hinggo Aia Babaliak Mudiak

Sikilang Aia Bangih adalah batas utara, sekarang di daerah Pasaman Barat, berbatasan dengan Natal, Sumatera Utara. Taratak Aia Hitam adalah daerah Bengkulu. Durian Ditakuak Rajo adalah wilayah di Kabupaten Bungo, Jambi. Yang terakhir, Aia Babaliak Mudiak adalah wilayah di hilir sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Riau sekarang. Secara lengkapnya, di dalam tambo dinyatakan bahwa Alam Minangkabau (wilayah Kerajaan Pagaruyung) adalah sebagai berikut:


Nan salilik Gunuang Marapi

Saedaran Gunuang Pasaman

Sajajaran Sago jo Singgalang

Saputaran Talang jo Kurinci

Dari Sirangkak nan Badangkang

Hinggo Buayo Putiah Daguak

Sampai ka Pintu Rajo Hilia

Hinggo Durian Ditakuak Rajo

Sipisau-pisau Hanyuik

Sialang Balantak Basi

Hinggo Aia Babaliak Mudiak

Sailiran Batang Bangkaweh

Sampai ka ombak nan badabua

Sailiran Batang Sikilang

Hinggo lauik nan sadidieh

Ka timua Ranah Aia Bangih

Rao jo Mapek Tunggua

Gunuang Mahalintang

Pasisia Banda Sapuluah

Taratak Aia Hitam

Sampai ka Tanjuang Simalidu

Pucuak Jambi Sambilan Lurah

Daerah Luhak Nan Tigo

Daerah di sekeliling Gunung Pasaman

Daerah sekitar Gunung Sago dan Gunung Singgalang

Daerah sekitar Gunung Talang dan Gunung Kerinci

Daerah Pariangan Padang Panjang dan sekitarnya

Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Mukomuko

Daerah Jambi sebelah barat

Daerah yang berbatasan dengan Jambi

Daerah sekitar Indragiri Hulu

Daerah sekitar Gunung Sailan dan Singingi

Daerah Rantau Hilir Kampar (Kabupaten Pelalawan)

Daerah sekitar Danau Singkarak dan Batang Ombilin

Daerah hingga Samudra Indonesia

Daerah pinggiran Batang Sikilang, Pasaman Barat

Daerah yang berbatasan dengan Samudra Indonesia

Daerah sebelah timur Sungai Beremas, Pasaman Barat

Daerah di kawasan Rao dan Mapat Tunggul, Pasaman

Daerah perbatasan dengan Tapanuli selatan

Daerah sepanjang pantai barat Sumatra

Daerah sekitar Silauik dan Lunang

Daerah hingga Tanjung Simalidu

Daerah sehiliran Batang Hari

Pengaruh

Pengaruh Kerajaan Pagaruyung melingkupi hampir seluruh Pulau Sumatra seperti yang ditulis William Marsden dalam bukunya The history of Sumatra (1784).[27] Beberapa kerajaan lainnya di luar Sumatra juga mengakui kedaulatan Pagaruyung, walaupun bukan dalam hubungan pemberian upeti. Ada sebanyak 62 hingga 75 kerajaan kecil di Nusantara yang menginduk pada Pagaruyung, yang tersebar di Filipina, Brunei, Thailand, dan Malaysia, serta di Sumatra, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat di Indonesia. Hubungan tersebut dibedakan berdasarkan gradasi hubungan, yakni sapiah balahan (garis keturunan perempuan), kuduang karatan (garis keturunan laki-laki), kapak radai, serta timbang pacahan yang merupakan keturunan kerajaan.[39]


Sistem pemerintahan

Raja

Artikel utama: Raja Pagaruyung

Adityawarman pada awalnya menyusun sistem pemerintahannya mirip dengan sistem pemerintahan yang ada di Majapahit[17] masa itu, meskipun kemudian menyesuaikannya dengan karakter dan struktur kekuasaan kerajaan sebelumnya (Dharmasraya dan Sriwijaya) yang pernah ada pada masyarakat setempat. Ibu kota diperintah secara langsung oleh raja, sementara daerah pendukung tetap diperintah oleh Datuk setempat.[40]


Pagaruyung memiliki sistem raja triumvirat yang disebut rajo tigo selo ("tiga orang raja yang bersila"), yang terdiri atas:[41]


Raja Alam yang berkedudukan di Pagaruyung;

Raja Adat yang berkedudukan di Buo;

Raja Ibadat yang berkedudukan di Sumpur Kudus.

Menteri

Raja-raja Pagaruyung memiliki empat orang pembesar utama yang disebut Basa Ampek Balai, yaitu:


Bandaro yang berkedudukan di Sungai Tarab;

Makhudum yang berkedudukan di Sumanik;

Indomo yang berkedudukan di Suruaso;

Tuan Gadang yang berkedudukan di Batipuh.

Belakangan, pengaruh Islam menempatkan Tuan Kadi yang berkedudukan di Padang Ganting menggeser kedudukan Tuan Gadang di Batipuh, dan bertugas menjaga syariah agama.[butuh rujukan]


Sebagai aparat pemerintahan, masing-masing Basa Ampek Balai punya daerah-daerah tertentu tempat mereka berhak menagih upeti sekadarnya, yang disebut rantau masing-masing pembesar tersebut. Bandaro memiliki rantau di Bandar X, rantau Tuan Kadi adalah di VII Koto dekat Sijunjung, Indomo punya rantau di bagian utara Padang sedangkan Makhudum punya rantau di Semenanjung Melayu, di daerah permukiman orang Minangkabau di sana.[butuh rujukan]


Selain itu dalam menjalankan roda pemerintahan, kerajaan juga mengenal aparat pemerintah yang menjalankan kebijakan dari kerajaan sesuai dengan fungsi masing-masing, yang sebut Langgam nan Tujuah. Mereka terdiri dari:


Pamuncak Koto Piliang

Perdamaian Koto Piliang

Pasak Kungkuang Koto Piliang

Harimau Campo Koto Piliang

Camin Taruih Koto Piliang

Cumati Koto Piliang

Gajah Tongga Koto Piliang[butuh rujukan]

Pemerintahan Darek dan Rantau

Dalam laporannya, Tomé Pires telah memformulasikan struktur wilayah dari tanah Minangkabau dalam darek (land) dan rantau (sea/coast),[16] walaupun untuk beberapa daerah pantai timur Sumatra seperti Jambi dan Palembang disebutkan telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa.


Kerajaan Pagaruyung membawahi lebih dari 500 nagari, yang merupakan satuan wilayah otonom pemerintahan. Nagari-nagari ini merupakan dasar kerajaan, dan mempunyai kewenangan yang luas dalam memerintah. Suatu nagari mempunyai kekayaannya sendiri dan memiliki pengadilan adatnya sendiri. Beberapa buah nagari kadang-kadang membentuk persekutuan. Misalnya Bandar X adalah persekutuan sepuluh nagari di selatan Padang. Kepala persekutuan ini diambil dari kaum penghulu, dan sering diberi gelar raja. Raja kecil ini bertindak sebagai wakil Raja Pagaruyung.


Dalam pembentukan suatu nagari sejak dahulunya telah dikenal dalam istilah pepatah yang ada pada masyarakat adat Minang itu sendiri yaitu Dari Taratak manjadi Dusun, dari Dusun manjadi Koto, dari Koto manjadi Nagari, Nagari ba Panghulu. Jadi dalam sistem administrasi pemerintahan di kawasan Minang dimulai dari struktur terendah disebut dengan Taratak, kemudian berkembang menjadi Dusun, kemudian berkembang menjadi Koto dan kemudian berkembang menjadi Nagari. Biasanya setiap nagari yang dibentuk minimal telah terdiri dari 4 suku yang mendomisili kawasan tersebut.[17]


Darek

Luhak nan Tigo

Luhak Tanah Data Luhak Agam Luhak Limopuluah

Tampuak Tangkai Pariangan Salapan Koto dan Tujuah Langgam Di Hilia Ampek-Ampek Angkek Hulu

Limo Kaum - Duo Baleh Koto dan Sambilan Koto Di Dalam, Tanjuang Nan Tigo Lubuak Nan Tigo, Tabek Sawah Tangah dan Limo Kaum Bunsu Matua - Palembayan Lareh

Sungai Tarok Salapan Batua - Nan Baikua Bakapalo, Bakapak Baradai, Bagombak Bakatitiran Di Ujuang Tunjuak dan Langgam Nan Tujuah Sapuluah Koto Maninjau Luhak

Batipuah - Sapuluah Koto Garagahan Lubuak Basuang Ranah dan Sehilir Kampar Kanan (Ujuang Luhak)

Pagaruyuang, Buo, Sumpu Kudus, Sumaniak, Saruaso dan Padang Gantiang sekitarnya Tigo Koto Batu Kambiang dan Sitalang Sandi

Duo Puluah Koto Bonjo dan Lubuak Sikapiang

Kubuang Tigo Baleh dan sekitarnya

Koto Tujuah dan sekitarnya

Tujuah Koto Sungai Lansek dan Ampek Baleh Koto Aia Amo

Alam Surambi Sungai Pagu

Di daerah Darek atau daerah inti Kerajaan Pagaruyung terbagi atas 3 luhak (Luhak Nan Tigo, yaitu Luhak Tak nan Data, belakangan menjadi Luhak Tanah Data, Luhak Agam dan Luhak Limopuluah). Sementara pada setiap nagari pada kawasan luhak ini diperintah oleh para penghulu, yang mengepalai masing-masing suku yang berdiam dalam nagari tersebut. Penghulu dipilih oleh anggota suku, dan warga nagari untuk memimpin dan mengendalikan pemerintahan nagari tersebut. Keputusan pemerintahan diambil melalui kesepakatan para penghulu di Balai Adat, setelah dimusyawarahkan terlebih dahulu. Di daerah inti Kerajaan Pagaruyung, Raja Pagaruyung tetap dihormati walau hanya bertindak sebagai penengah dan penentu batas wilayah.


Rantau

Raja Pagaruyung mengendalikan secara langsung daerah Rantau. Ia boleh membuat peraturan dan memungut pajak di sana. Rantau merupakan suatu kawasan yang menjadi pintu masuk ke alam Minangkabau. Rantau juga berfungsi sebagai tempat mencari kehidupan, kawasan perdagangan. Rantau di Minangkabau dikenal dengan Rantau Nan Duo terbagi atas Rantau Di Hilia (kawasan pesisir timur) dan Rantau Di Mudiak (kawasan pesisir barat).


Masing-masing luhak memiliki wilayah rantaunya sendiri. Penduduk Tanah Datar merantau ke arah barat, selatan dan timur, penduduk Agam merantau ke arah utara dan barat, sedangkan penduduk Limopuluah merantau ke arah timur. Selain itu, terdapat daerah perbatasan wilayah luhak dan rantau yang disebut sebagai Ujuang Darek Kapalo Rantau. Di daerah rantau seperti di Pasaman, kekuasaan penghulu ini sering berpindah kepada raja-raja kecil, yang memerintah turun temurun. Di Inderapura, raja mengambil gelar sultan. Sementara di kawasan lain mengambil gelar Yang Dipertuan Besar.


Pembagian daerah rantau adalah sebagai berikut:


Rantau Di Hilia


Rantau sehilir batang Sumpu - Rokan dan sekitarnya


Daerah Tuanku Sontang Cubadak (Duo Koto)

Kabuntaran Talu

Rao - Mapek Tunggua

Rokan

Kunto

Tambusai

Rambah

Kapanuahan

Tanah Putiah

Rantau sehilir batang Tapuang Kiri dan Kanan


Tapuang Kiri

Tapuang Kanan

Taratak Buluah dan Tigo Kampuang


Taratak Buluah

Tigo Kampuang (Buluah Cino, Lubuak Siam dan Buluah Nipis)

Rantau sehilir batang Kampar Kiri dan Singingi


Rantau Kampar Kiri (Batu Sanggan, Ludai, Ujuang Bukik, Kuntu, Lipek Kain dan Gunuang Sailan) dan Lapan Koto Sitingkai

Rantau Singingi

Nan Kurang Aso Tigo Puluah (Kampar Hilir)


Rantau sehilir batang Kuantan


Rantau Nan Kurang Aso Duo Puluah dan sekitarnya

Tigo Lorong (Paranok)

Rantau sehilir batang Hari


Rantau Duo Baleh Koto (Lubuak Gadang, Lubuak Malako, Bidar Alam, Abai, Dusun Tangah, Sungai Kunyik dan Lubuak Ulang Aliang)

Sambilan Koto (Silago)

Pulau Punjuang

Siguntua

Sitiuang

Padang Laweh

Koto Basa

Rantau Pasisia


Batahan, Aia Bangih dan Parik


Langgam Pasaman dan sekitarnya


Sungai Aua

Muaro Kiawai dan Rabi Jonggor

Pasaman (Lingkuang Aua, Aia Gadang dan Aua Kuniang)

Sasak

Kapa dan Koto Baru

Kinali


Tiku - Pariaman


Tiku dan Duo Baleh Koto Sungai Garinggiang

Pilubang dan Limo Koto (Gunuang Padang Alai, Kudu Gantiang, Limau Puruik, Sikucua dan Campago)

Tujuah Koto (Tandikek, Sungai Durian, Batu Kalang, Koto Dalam, Koto Baru, Sungai Sariak dan Ampalu)

Piaman Sabatang Panjang (Sakarek Ulu dan Sakarek Ilia)

Nan Sabarih (Kurai Taji, Sunua, Pauah Kamba, Padang Bintuangan, Kapalo Koto, Ulaan, Tapakih dan Katapiang)

Duo Kali Sabaleh Anam Lingkuang

Sintuak dan Lubuak Aluang sekitarnya (Sintuak, Toboh Gadang, Lubuak Aluang dan Sungai Buluah)

Padang Salapan Suku dan sekitarnya


Kasang

Koto Tangah

Nanggalo

Pauah Sambilan

Pauah Limo

Limau Manih

Lubuak Kilangan

Nan Duo Puluah

Bunguih dan Taluak Kabuang

Nan Salapan Suku

Koto Sabaleh Tarusan


Bayang Nan Tujuah Koto Nan Salapan


Banda Sapuluah


Ranah Indojati


Indopuro

Tapan

Lunang

Silauik

Ampek Baleh Koto Mukomuko

Limo Koto Mukomuko

Teramang Mukomuko

Ipuah Mukomuko

Ujuang Darek Kapalo Rantau luhak Tanah Data


Sumpu Kudus

Alam Surambi Sungai Pagu

Duo Kali Sabaleh Anam Lingkuang

Tujuah Koto Sungai Lansek

Ujuang Darek Kapalo Rantau luhak Agam


Bonjo dan Lubuak Sikapiang

Garagahan Lubuak Basuang

Sitalang dan Tigo Koto Batu Kambiang

Gunuang Padang Alai

Tandikek

Ujuang Darek Kapalo Rantau luhak Limo Puluah


Galugua Ateh (Muaro Sungai Lolo)

Galugua Bawah (Galugua)

Tigo Baleh Koto Kampar

Kapua Nan Sambilan

Anam Koto Pangkalan (Koto Alam, Manggilang, Gunuang Malintang, Pangkalan, Tanjuang Balik dan Tanjuang Pauah)

Limo Koto (Kuok, Salo, Bangkinang, Aia Tirih dan Rumbio)

Tigo Koto Sibalimbiang

Tigo Koto Di Hilia (Kampa, Tambang dan Tarantang)

Di kawasan Rantau Pasisia Panjang atau Banda Sapuluah (Bandar Sepuluh) dipimpin oleh Rajo nan Ampek (4 orang yang bergelar raja; Raja Airhaji, Raja Bungo Pasang, Raja Kambang, Raja Palangai). Kawasan ini merupakan semacam konfederasi dari 10 daerah atau nagari (negeri), yang masing-masing dipimpin oleh 10 orang penghulu. Nagari-nagari tersebut adalah


Airhaji

Bungo Pasang atau Painan Banda Salido

Kambang

Palangai

Lakitan

Tapan

Tarusan

Batang Kapeh

Ampek Baleh Koto Mukomuko

Limo Koto Mukomuko

Nagari-nagari ini kemudian dikenal sebagai bagian dari Kerajaan Inderapura, termasuk daerah Anak Sungai, yang mencakup lembah Manjuto dan Airdikit (disebut sebagai nagari Ampek Baleh Koto), dan Muko-muko (Limo Koto).


Selain ketiga daerah-daerah rantau tadi, terdapat suatu daerah rantau yang terletak di wilayah Semenanjung Malaya (Malaysia sekarang). Beberapa kawasan rantau tersebut menjadi nagari, kemudian masyarakatnya membentuk konfederasi (semacam Luhak), dan pada masa awal meminta dikirimkan raja sebagai pemimpin atau pemersatu mereka kepada Yang Dipertuan Pagaruyung, kawasan tersebut dikenal sebagai Negeri Sembilan, nagari-nagari tersebut adalah


Jelai (Jolai)

Jelebu (Jolobu)

Johol (Johol)

Klang (Kolang)

Naning (Naning)

Pasir Besar (Pasie Bosa)

Rembau (Ghombau)

Segamat (Sogamat)

Sungai Ujong (Sungai Ujong)

Catatan kaki

 Anonim. 1822. Malayan Miscellanies, Vol II: The Geneology of Rajah of Pulo Percha. Printed And Published at Sumatra Mission Press. Bencoolen

 Amran, Rusli (1981). Sumatera Barat hingga Plakat Panjang. Penerbit Sinar Harapan.

 Lihat: Cap mohor Bagagarsyah dari Pagaruyung

 Stuers, H.J.J.L. (1849). De vestiging en uitbreiding der Nederlanders ter westkust van Sumatra. P.N. van Kampen.

 Casparis, J.G. (1975). Indonesian palaeography: a history of writing in Indonesia from the beginnings to C. A, Part 1500. E. J. Brill. ISBN 978-90-04-04172-1.

 Mhd. Nur, et al. (2016) "Perjuangan Sultan Alam Bagagar Syah Dalam Melawan Penjajah Belanda di Minangkabau pada Abad ke 19" Agam : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

 Casparis, J.G. (1989). "Peranan Adityawarman Putera Melayu di Asia Tenggara". Tamadun Melayu. 3: 918–943.

 Kern, J.H.C., (1907), De wij-inscriptie op het Amoghapāça-beeld van Padang Candi(Batang Hari-districten); 1269 Çaka, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land-, en Volkenkunde.

 Berg, C.C., (1985), Penulisan Sejarah Jawa, (terj.), Jakarta: Bhratara

 Casparis, J.G. (1990). "An ancient garden in West Sumatra". Kalpataru (9): 40–49.

 Kozok, U. (2006). Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah: Naskah Melayu yang Tertua. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. ISBN 979-461-603-6.

 Muljana, S. (2005). Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara. ISBN 979-98451-16-3.

 Mahāwitthayālai Sinlapākō̜n (2003). Sanskrit in Southeast Asia. Sanskrit Studies Centre, Silpakorn University. ISBN 974-641-045-8.

 Suleiman, S. (1977). The archaeology and history of West Sumatra. Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional, Departemen P & K.

 Poesponegoro, M.D. (1992). Sejarah nasional Indonesia: Jaman kuno. Jakarta: PT Balai Pustaka. ISBN 979-407-408-X.

 Cortesão, Armando, (1944), The Suma Oriental of Tomé Pires, London: Hakluyt Society, 2 vols.

 Batuah, A. Dt. & Madjoindo, A. Dt., (1959), Tambo Minangkabau dan Adatnya, Jakarta: Balai Pustaka.

 Kepper, G., (1900), Wapenfeiten van het Nederlands Indische Leger; 1816-1900, M.M. Cuvee, Den Haag.

 Kathirithamby-Wells, J., (1969), Achehnese Control over West Sumatra up to the Treaty of Painan of 1663, JSEAH 10, 3:453-479.

 Basel, J.L., (1847), Begin en Voortgang van onzen Handel en Voortgang op Westkust, TNI 9, 2:1-95.

 NA, VOC 1277, Mission to Pagaruyung, fols. 1027r-v

 Dobbin, C.E. (1983). Islamic revivalism in a changing peasant economy: central Sumatra, 1784-1847. Curzon Press. ISBN 0-7007-0155-9.

 SWK 1703 VOC 1664, f. 117-18

 Haan, F. de, (1896), Naar midden Sumatra in 1684, Batavia-'s Hage, Albrecht & Co.-M. Nijhoff. 40p. 8vo wrs. Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde, Deel 39.

 Kato, Tsuyoshi (2005). Adat Minangkabau dan merantau dalam perspektif sejarah. PT Balai Pustaka. ISBN 979-690-360-1.

 Raffles, Sophia (1835). "Chapter V". Memoir of the life and public services of Sir Thomas Stamford Raffles. Volume I. J. Duncan.

 Marsden, William (1784). The history of Sumatra: containing an account of the government, laws, customs and manners of the native inhabitants, with a description of the natural productions, and a relation of the ancient political state of that island.

 Andaya, B.W. (1993). To live as brothers: southeast Sumatra in the seventeenth and eighteenth centuries. University of Hawaii Press. ISBN 0-8248-1489-4.

 Miksic, John., (1985), Traditional Sumatran Trade, Bulletin de l'Ecole française d'Extrême-Orient.

 Raffles, Sophia (1835). "Chapter XII". Memoir of the life and public services of Sir Thomas Stamford Raffles. Volume I. J. Duncan.

 Francis, E. (1859). Herinneringen uit den Levensloop van een Indisch Ambtenaar van 1815 tot 1851: Medegedeeld in briefen door E. Francis. van Dorp.

 Nain, Sjafnir Aboe, (2004), Memorie Tuanku Imam Bonjol (MTIB), transl., Padang: PPIM.

 Teitler, G., (2004), Het einde Padri Oorlog: Het beleg en de vermeestering van Bondjol 1834-1837: Een bronnenpublicatie, Amsterdam: De Bataafsche Leeuw.

 Hamka (12 Februari 1975). Pidato Prof. Dr. Hamka dalam upacara pemakaman kembali Sultan Alam Bagagar Syah di Balai Kota Jakarta. Jakarta:Penerbit Pustaka Panjimas.

 Anon, (1893), Mededelingen...Kwantan. TBG 36: 325–42.

 Radjab, M., (1964). Perang Paderi di Sumatera Barat, 1803-1838. Balai Pustaka.

 Cheah Boon Kheng, Abdul Rahman Haji Ismail (1998). Sejarah Melayu. the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society.

 Djamaris, Edwar, (1991), Tambo Minangkabau, Jakarta: Balai Pustaka.

 "Pagaruyung, Simbol Perekat Nusantara" Kompas.com, 22 Juni 2013. Diakses 23 Juni 2015.

 Muljana, S. (2006). Sriwijaya. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara. ISBN 979-8451-62-7.

 Mochtar Naim (2002). Menelusuri jejak Melayu-Minangkabau. Yayasan Citra Budaya Indonesia. hlm. 6. ISBN 978-979-95830-8-6.

Bacaan lanjut

Amran, Rusli (1981). Sumatera Barat hingga Plakat Panjang. Penerbit Sinar Harapan.

Hamka, Prof. Dr. (12-02-1975). Pidato Prof. Dr. Hamka dalam upacara pemakaman kembali Sultan Alam Bagagar Syah di Balai Kota Jakarta. Penerbit Pustaka Panjimas, Jakarta.

Stuers, Hubert Joseph Jean Lambert (1849). De vestiging en uitbreiding der Nederlanders ter westkust van Sumatra. P.N. van Kampen.

Lihat pula

Daftar Raja Pagaruyung

Perang Padri

Pranala luar

(Indonesia) Asdhiana, I Made, ed. (2013-06-22). "Pagaruyung, Simbol Perekat Nusantara". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-11-02.


Terakhir disunting 4 hari yang lalu oleh Amaikpiliang

HALAMAN TERKAIT

Bagagarsyah dari Pagaruyung

Pahlawan Revolusi Kemerdekaan


Tuan Gadang

Raja Pagaruyung

penguasa Kerajaan Pagaruyung


Wikipedia

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 4.0 kecuali dinyatakan lain.

Kebijakan privasi Ketentuan PenggunaanTampilan komputer (PC)

[23/1 01.32] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Raja_Pagaruyung


Adityawarman

Ananggawaeman

Ahmad syah

Indermasyah



Wikipedia


Cari

Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di  Facebook,  X,  Instagram, dan  Telegram

Tutup

Raja Pagaruyung

penguasa Kerajaan Pagaruyung

Bahasa

Unduh PDF

Pantau

Sunting

Kekuasaan diraja di Kerajaan Pagaruyung dipegang oleh sebuah triumvirat yang terdiri atas Raja Alam di Pagaruyung, Raja Adat di Buo, dan Raja Ibadat di Sumpur Kudus.


Konsep kekuasaan diraja ini dinamakan rajo tigo selo ("tiga raja yang duduk bersila"). Secara historis, Raja Alam adalah primus inter pares dari ketiganya dan memiliki gelar Yang Dipertuan Pagaruyung atau Yang Dipertuan Sakti, yang kemudian berubah pula menjadi gelar sultan setelah masuknya Islam. Sistem ini secara formal berakhir setelah Raja Alam Bagagarsyah dari Pagaruyung ditangkap dan dibuang dari Pagaruyung oleh Belanda pada tahun 1833. Namun, pada hari ini terdapat beberapa orang yang mengklaim sebagai pewaris atau pemangku kedaulatan pada salah satu jabatan raja, terutama Raja Alam.


Sejarah

sunting


Arca Adityawarman di Museum Gajah, Jakarta.

Asal mula

sunting

Secara umum, Adityawarman diterima luas sebagai orang pertama yang berkuasa sebagai raja di alam Minangkabau, yaitu berdasarkan manuskrip arca Amoghapasa (1347). Ia dipercaya memerintah di Malayapura dari tahun 1347 hingga wafatnya pada tahun 1375.[1][2] Adityawarman digantikan oleh puteranya Ananggawarman, yang disebutkan pada Prasasti Batusangkar yang beraksara Melayu. Ia merupakan putra Adityawarman dengan Puti Reno Jalito, dan memerintah antara tahun 1375 hingga 1417. Ananggawarman dipercaya merupakan raja Minangkabau pertama yang memeluk agama Islam dan mengambil gelar Sultan Alif. Ia berperan memindahkan pusat kekuasaan dari Malayapura (kini sekitar Dharmasraya) ke nagari Pagaruyung di pedalaman Luak Tanah Datar.[3]


Tambo alam Minangkabau secara spesifik menyebutkan beberapa orang yang diyakini sebagai penguasa Pagaruyung setelah Adityawarman dan Ananggawarman, namun tidak ada riset modern yang dapat menjelaskan kapan persisnya mereka memerintah. Terdapat seorang penguasa perempuan bernama Puti Panjang Rambut, seorang perempuan yang dicatat sebagai Bundo Kanduang pertama di Minangkabau, yang merupakan putri dari Yang Dipatuan Rajo Nan Sati. Ia digantikan oleh putranya yang bergelar Dang Tuanku Sutan Rumanduang.[3]


Tambo juga mencatat seorang penguasa lain bernama Cindua Mato gelar Rajo Mudo dan putranya Sutan Lembak Tuah (bernama lain Sutan Aminullah), hasil perkawinannya dengan Putri Reno Bulan. Menurut Tambo, Bundo Kanduang, Dang Tuanku, dan Puti Bungsu pergi menyelamatkan diri ke negeri Lunang (kini di Pesisir Selatan) di Kerajaan Inderapura untuk menghindari serangan dari pasukan Kerajaan Sungai Ngiang. Pengungsian ini dipercaya melahirkan keturunan Mande Rubiah.[3]


Kesultanan

sunting

Selepas masuknya agama Islam ke pedalaman Minangkabau, para Raja Alam mulai mengambil gelar Yang Dipertuan Sakti atau Yang Dipertuan Pagaruyung. Catatan sejarah pertama tentang perubahan gelar ini adalah surat Jacob Pits, seorang pegawai Kongsi Dagang Hindia Timur kepada "Sultan Ahmadsyah, Iskandar Zur-Karnain, Penguasa Minangkabau yang kaya akan emas" bertanggal 9 Oktober 1668. Catatan lanjutan Belanda memperkirakan bahwa Ahmadsyah memerintah sampai kematiannya pada tahun 1674.[4]


Ahmadsyah digantikan sebagai Raja Alam oleh puteranya Indermasyah, yang memerintah antara tahun 1670 hingga 1730. Indermasyah juga melakukan korespondensi dengan VOC yang berkedudukan di Padang dan menyebutkan dirinya sebagai "raja Suruaso". Ia tercatat berbalas surat secara reguler dengan para pegawai Belanda sampai tahun 1730.[4]


Perang Padri

sunting

Artikel utama: Perang Padri

Perang Padri pecah pada masa kekuasaan Muningsyah dan Bagagarsyah. Pada tahap-tahap awal, Sultan Muningsyah melakukan perundingan dengan kaum Padri yang dipimpin oleh Harimau nan Salapan yang dipimpin Tuanku Nan Renceh. Kaum Padri mendesak agar Sultan meninggalkan beberapa kebiasaan yang menurut mereka bertentangan dengan agama Islam. Namun, perundingan tersebut tidak mencapai kata sepakat, sehingga pada tahun 1815 Tuanku Pasaman melancarkan serangan atas wilayah Raja Alam di Pagaruyung yang menyebabkan Sultan Muningsyah melarikan diri.


Bagagarsyah, seorang kerabat Sultan Muningsyah, melakukan perundingan dengan Belanda yang berkedudukan di Padang. Oleh Belanda, Bagagarsyah dianggap menyerahkan kedaulatan Pagaruyung dan mengangkatnya sebagai Regent Tanah Datar pada tanggal 10 Februari 1821.[5] Beberapa tokoh kaum adat pada saat itu menganggap bahwa Bagagarsyah tidak berhak untuk mengadakan perjanjian dengan Belanda, tetapi pada titik ini Belanda sudah terlibat dalam pertempuran melawan kaum Padri.[6] Sultan Muningsyah masih memerintah, tetapi ia wafat pada tahun 1825 dan dimakamkan di Pagaruyung yang telah direbut kembali dari kaum Padri.[4] Bagagarsyah kemudian ditabalkan sebagai pengganti Muningsyah.


Selepas penaklukan Lintau pada bulan Agustus 1831, seluruh Luak Tanah Datar berada dalam kendali Belanda, dan Bagagarsyah dapat kembali ke Pagaruyung di mana ia memerintah sebagai Sultan dan Regent sekaligus.[4] Namun, pada bulan Mei 1833, ia ditangkap oleh Kolonel Cornelis Elout atas tuduhan pengkhianatan di Batusangkar. Kedudukan Regent Tanah Datar diberikan kepada Tuan Gadang di Batipuah, salah seorang pembesar kerajaan yang termasuk ke dalam Basa Ampek Balai. Bagagarsyah dibuang ke Batavia dan hidup di sana sampai akhir hayatnya pada bulan Februari 1849.[4]


Gelar

sunting

Sepanjang sejarahnya, para raja Pagaruyung menggunakan berbagai macam gelar. Adityawarman tercatat menggunakan gelar Maharajadiraja ("raja para raja"); catatan lain menuliskannya sebagai Tuan Janaka, Mantrolot Warmadewa, dan Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa.[7] Putranya Angganawarman mengambil gelar sebagai Yuvaraja ("putera mahkota") pada masa pemerintahan ayahnya dan menyebut ayahnya sebagai Suravasavan ("penguasa Suruaso").[7]


Tidak dapat dipastikan kapan nama Yang Dipertuan atau Yang Dipertuan Sakti mulai digunakan, namun legenda yang diterima luas memercayai bahwa Raja Alam di Pagaruyung adalah salah satu dari tiga pemimpin dunia yang mewarisi kekuasaan atas alam semesta bersama-sama dengan Kaisar Tiongkok dan Kaisar Romawi Timur di Konstantinopel.[3]


Kekuasaan

sunting


Cap mohor Bagagarsyah, Raja Alam pada masa Perang Padri.

"Their government, in the abstract, however insignificant in itself, is there [in distant parts] an object of veneration. Indeed to such an unaccountable excess is this carried, that every relative of the sacred family, and many who have no pretensions to it assume that character, are treated wherever they appear, not only with the most profound respect by the chiefs who go out to meet them, fire salutes on their entering the dusuns, and allow them to level contributions for their maintenance; but by the country people with such a degree of superstitious awe, that they submit to be insulted, plundered, and even wounded by them, without making resistance, which they would esteem a dangerous profanation. Their appropriate title ... is Yang de per-tuan, literally signifying Tie who ruleth."


— William Marsden, History of Sumatra, 1783.[8]

Para raja Pagaruyung adalah salah satu monarki yang berpengaruh di dunia Melayu. Meskipun kekuasaan teritorialnya sendiri terbatas kepada nagari Pagaruyung, tetapi mereka memiliki kekuasaan yang besar atas wilayah rantau Pagaruyung, dengan pengaruh yang mencapai hingga ke Semenanjung Melayu.


Pembagian kekuasaan

sunting

Penjelajah Portugis Tomé Pires dipercaya merupakan orang Eropa pertama yang mencatat tentang sistem kerajaan Pagaruyung. Dalam karyanya Suma Oriental (1512), Pires mencatat tentang sebuah kerajaan di pedalaman Minangkabau yang memiliki tiga orang raja, dan salah seorang dari mereka telah memeluk agama Islam setidaknya lima belas tahun sebelumnya.[9]


Sarjana modern seperti Drakard, Kato, dan de Josselin de Jong mencatatkan triumvirat rajo tigo selo sebagai sebuah kesatuan di mana Raja Alam berfungsi sebagai primus inter pares, yang paling utama di antara yang utama. Navis mencatat bahwa Raja Alam, yang berkedudukan di Pagaruyung, memegang tampuk kekuasaan secara keseluruhan. Urusan adat diserahkan kepada Raja Adat di Buo, sedangkan urusan agama Islam diurus oleh Raja Ibadat di Sumpur Kudus.[10]


Di Buo, berkuasa seorang Raja Adat yang bertugas memutuskan masalah-masalah tentang adat yang tidak dapat diselesaikan oleh Basa Ampek Balai. Dikatakan bahwa jika Raja Adat tidak dapat pula menyelesaikan urusan tersebut, maka akan diputuskan oleh Raja Alam.[11] Pada tahun 1684, seorang penjelajah berkebangsaan Portugis, Thomas Dias, melaporkan pertemuannya dengan Raja Adat di Buo. Sang Raja dikatakan tinggal pada sebuah rumah adat yang berhalaman luas dan mempunyai pintu gerbang yang dikawal sebanyak 100 orang hulubalang. Ia dikawal oleh orang-orang yang berpakaian haji. Dalam lawatannya, Dias mendapatkan gelar Orang Kaya Saudagar Raja Dalam Istana.[12]


Raja ketiga adalah Raja Ibadat, yang berkedudukan di Sumpur Kudus. Ia dikatakan bertanggungjawab atas persoalan agama Islam dan pendidikan yang diserahkan oleh Basa Ampek Balai. Sama seperti Raja Adat, persoalan yang tak dapat diselesaikan oleh Raja Ibadat diserahkan untuk diputuskan oleh Raja Alam di Pagaruyung.[11]


Wilayah kekuasaan

sunting

Struktur kerajaan Pagaruyung berdasarkan atas konfederasi nagari. Para raja Pagaruyung kekuasaannya terbatas atas wilayah yang kini menjadi nagari Pagaruyung, Tanjung Emas, Tanah Datar. Di luar itu, mereka hanya memiliki kekuasaan simbolis, sementara kekuasaan yang sebenarnya dijalankan oleh para datuak dan pangulu di nagari.


Raja Alam memiliki kekuasaan atas wilayah rantau Minangkabau, di mana ia berwenang untuk mengangkat wakil-wakilnya yang diberi kewenangan dan gelar urang gadang ("orang besar") atau rajo kaciak ("raja kecil"). Mereka setiap tahun mengantarkan ameh manah ("emas persembahan") kepada Raja Alam.[butuh rujukan] Secara umum, wilayah rantau Pagaruyung terdiri atas wilayah-wilayah di pesisir timur Sumatera, yaitu di sepanjang Batang Rokan, Batang Kampar Kiri (Rantau Tuan Bujang), Batang Singingi (Rantau Tuan Gadih), Batang Tapuang Kiri dan Kanan, Batang Kampar (Nan Kurang Aso Tigo Puluah), Batang Kuantan (Rantau nan Kurang Aso Duo Puluah); di sepanjang Batang Sangir dan hulu Batang Jujuan (Rantau Duo Baleh Koto atau Rantau nan Dipatuan Rajo Bungsu), di Batang Hari (Pulau Punjuang, Sambilan Koto Silago, Cati Nan Batigo dan Koto Basa), dan Negeri Sembilan. Di pesisir barat, terdapat wilayah rantau Pasaman, Tiku - Pariaman, Bayang Nan Tujuah, Singkil (Rantau Rajo), Barus, Padang, Banda Sapuluah, dan Ranah Indojati.[3] [11] [10]


Pengaruh dan karisma

sunting

Pengaruh raja-raja Pagaruyung disifatkan sebagai sebuah pengaruh yang simbolis dan magis. Sejarah Melayu menceriterakan bahwa raja pertama di alam Minangkabau adalah salah satu dari tiga orang pangeran yang muncul di Bukit Siguntang.[13] Garis diraja Pagaruyung dianggap sebagai salah satu yang tertua di antara kerajaan-kerajaan Melayu, setaraf dengan Kesultanan Melaka. Jane Drakard mencatat bahwa banyak keluarga diraja di Sumatera yang berhubungan darah dengan keluarga diraja Pagaruyung, seperti Jambi, Inderapura, dan Siak, hingga yang berkuasa di Semenanjung Melayu dan Pulau Kalimantan seperti Kedah, Brunei, dan lain-lain.[14]


Beberapa sarjana mencatat bahwa raja-raja Pagaruyung dipercaya luas memiliki kekuasaan magis yang membuat mereka ditakuti oleh para penguasa lain. Pada manuskrip tahun 1825 berjudul Een Nota en statistique bijzonderheden over Padang, seorang Belanda bernama van Zuylen van Nijevelt mencatat bahwa seorang raja Pagaruyung mengatakan kepadanya bahwa ia memiliki kuasa untuk menghukum para raja di rantau yang mengingkari kekuasaannya dengan mengirimkan kutukan gagal panen atau wabah penyakit pada orang dan hewan ternak di wilayah tersebut.[15][16]


Sarjana lain memperkirakan bahwa kekuasaan raja Pagaruyung adalah sebagai figur pemersatu yang netral atas masyarakat Minangkabau yang terbagi-bagi atas lareh, suku, dan luak. Kajian yang sama menempatkan raja Pagaruyung sebagai perwakilan kaum lelaki pada sebuah masyarakat yang matrilineal. Sang raja ditempatkan sebagai "pemberi daulat kepada negeri dan melambangkan persatuan alam Minangkabau secara keseluruhan."[17]


Hubungan luar negeri

sunting

Beberapa daerah yang berada di bawah pengaruh Pagaruyung tercatat beberapa kali meminta para raja Pagaruyung untuk ikut campur untuk menyelesaikan konflik internal mereka. Di Rao, misalnya, raja Pagaruyung mengirimkan kerabatnya untuk memerintah sebagai Yang Dipertuan Padang Nunang.[butuh rujukan] Di Duo Koto Cubadak, raja Pagaruyung mengirimkan Tuanku Rajo Sontang, di Kabuntaran Talu Tuanku Bosa, di Pasaman Yang Dipertuan Parik Batu, di Kinali Yang Dipertuan Kinali. Di Tambusai Yang Dipertuan Tambusai, di Rokan Yang Dipertuan Rokan, juga di Kepenuhan. Di Kampar Kiri raja Pagaruyung mengirimkan Yang Dipertuan Gunung Sailan, di Kuantan raja Pagaruyung mengirimkan Yang Dipertuan Basarah. Raja Kesultanan Kota Pinang juga berasal dari Putra Raja Pagaruyung yang kemudian menurunkan Raja-raja Bilah, Panai, Asahan dan Kualuh. Batu Bara juga didirikan oleh putra Raja Pagaruyung setelah menikahi putri Raja Simalungun yang kemudian diberikan tanah yang kelak menjadi negeri Batu Bara. Di semenanjung Melayu raja Pagaruyung pernah mengirimkan kerabatnya untuk memerintah wilayah Rembau, Sungai Ujong, dan Naning. Yang paling terkenal barangkali adalah Raja Melewar, seorang kerabat diraja Pagaruyung yang dikirimkan untuk berkuasa di Negeri Sembilan pada tahun 1773 setelah para pemimpin setempat gagal untuk bersepakat dalam memilih raja selanjutnya.[butuh rujukan]


Pergantian kekuasaan

sunting

Pada Prasasti Suruaso, Adityawarman disebut menyelesaikan pembangunan sebuah kanal yang dibangun pada masa pemerintahan pamannya, yaitu Akarendrawarman. Bukti ini dipergunakan oleh beberapa sarjana, seperti Uli Kozok, untuk menyatakan bahwa pergantian kekuasaan raja-raja Pagaruyung pada mulanya bersifat matrilineal, yaitu dari mamak (paman) ke kamanakan (keponakan).[18] Namun, Adityawarman sendiri digantikan oleh putranya Ananggawarman. Franz von Benda-Beckmann, di sisi lain, mencatat bahwa pergantian raja diturunkan dari ayah ke putera lelaki tertuanya, sehingga bersifat patrilineal.[19]


Penerusan daulat

sunting

Setelah diasingkannya Bagagarsyah, kekuasaan Pagaruyung atas wilayah Minangkabau secara resmi digantikan oleh pemerintah kolonial Belanda yang berwujud Keresidenan Pantai Barat Sumatra (Sumatra's Westkust), dan seterusnya pemerintahan Republik Indonesia yang kini diwakili oleh Provinsi Sumatera Barat.


Beberapa orang mengklaim sebagai penerus sah kekuasaan Raja Alam Pagaruyung. Di Sumatera Barat, Sutan Muhammad Taufiq Thaib diterima resmi sebagai pewaris Raja Alam dengan gelar Tuanku Mudo Mangkuto Alam[20] sampai ia wafat pada bulan Februari 2018.[21] Saudarinya, Puti Reno Raudha Thaib, saat ini memegang gelar Bundo Kanduang.[22] Setelah Sutan Taufiq Thaib, Raja Alam dijabat oleh saudaranya yakni Sutan Muhammad Faris Thaib Tuanku Abdul Fatah yang naik tahta pada 29 September 2018.[23]


Pada 2009, Muchdan Bakri hadir dalam upacara penobatan Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan Muhriz ibni Munawir di Istana Besar Seri Menanti, Kuala Pilah.[24] Ia mengklaim bahwa Bagagarsyah diasingkan ke Batavia bersama anak pertamanya, Sultan Mangun Tuah. Berdasarkan silsilah tersebut, menurutnya, Sultan Mangun Tuah mempunyai enam orang anak dan ia merupakan merupakan cucu dari anak pertama Sultan Mangun Tuah yang bernama Raja Sabaruddin.[24] Ia mengklaim sebagai pewaris yang sah terhadap pemerintahan Raja Alam Minangkabau terakhir dan menyatakan sedang menjejaki cucu Sultan Jamin (anak Sultan Mangun Tuah) yang dipercayai berada di Batu Kikir, Kuala Pilah.[24]


Daftar

sunting

Maharajadiraja & Yuwaraja

sunting

Maharajadiraja Akarendrawarman di Parhyangan (k. 1316);

Maharajadiraja Adityawarman di Malayapura dan Surawasa (1347-1375);

Yuwaraja Ananggawarman (kemudian Maharajadiraja?) di Malayapura (1375-1417);

Yuwaraja Bijayendrawarman di Parwatapuri (~abad ke-14);

Maharajadiraja Wijayawarman di Malayapura (1417-1440).

Yand Dipertuan Sultan (Raja Alam) & Regent Tanah Datar

sunting

Yang Dipertuan Sultan Ahmadsyah di Pagaruyung (1668-1674);

Yang Dipertuan Sultan Indermasyah di Suruaso dan Pagaruyung (1674-1730);

Yang Dipertuan Sultan Arifin Muningsyah di Pagaruyung (1780-1821);

Yang Dipertuan Sultan Tunggul Alam Bagagarsyah (kemudian Regent Tanah Datar) di Pagaruyung (1821-1833).

Referensi

sunting

 Kern, J.H.C., (1907), "De wij-inscriptie op het Amoghapāça-beeld van Padang Candi(Batang Hari-districten); 1269 Çaka.", Tijdschrift voor Indische Taal-, Land-, en Volkenkunde.

 Casparis, J.G. (1990). "An ancient garden in West Sumatra". Kalpataru (9): 40–49.

 Tambo-BM.

 Dobbin.

 Stuers.

 Kepper, G., (1900), Wapenfeiten van het Nederlands Indische Leger; 1816-1900, M.M. Cuvee, Den Haag.

 Mangkudimedja.

 Marsden-Sumatra, hlm. 206.

 Pires.

 Navis.

 Kato.

 Putri, Risa H. "Kerajaan Misterius di Pulau Sumatra". Historia. Diakses 12 Juni 2020.

 Drakard, hlm. 3.

 Drakard, hlm. 4.

 Dobbin, hlm. 119.

 S.M. Latif, "De Positie en de Macht van Jang Di Patoean, Vorst van Minangkahau en zijne Nakomlingen", Vrijzinnig Weekblad, No. 7 (1924), pp. 516-9.

 de Jong.

 Kozok, U. (2006). Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah: Naskah Melayu yang Tertua. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. ISBN 979-461-603-6.

 Benda-Beckmann, Franz von (1979). "Property in Social Continuity: Continuity and Change in the Maintenance of Property Relationships through Time in Minangkabau, West Sumatra". Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (86): 58.

 Ila Sean (1 Februari 2018) "Raja Pagaruyung Sultan Muhammad Taufiq Thaib Tutup Usia" Diarsipkan 2020-06-12 di Wayback Machine.. Covesia.com. Diakses 12 Juni 2020.

 Ila Sean (1 Februari 2018) "Raja Pagaruyung Taufiq Thaib Tutup Usia, Ini Profil Singkatnya" Diarsipkan 2020-10-06 di Wayback Machine.. Covesia.com. Diakses 12 Juni 2020.

 Agnes Rita Sulistyawaty (16 April 2009) "Kisah Waris Istana Pagaruyung". Kompas. Diakses 12 Juni 2020.

 Nugroho, Joko (29 September 2018). "Farid Thaib raja Alam Pagaruyuang". ANTARA News. Diakses tanggal 15 Juni 2020.

 "Pewaris Pagaruyung cari keturunan Sultan Jamin" Diarsipkan 2009-10-24 di Wayback Machine.. Utusan Malaysia, 22 Oktober 2009. Diakses 12 Juni 2020.

Sumber

sunting

Cortesão, Armando, ed. (1512). The Suma Oriental of Tomé Pires An Account of the East, from the Red Sea to Japanome Pires. Routledge. ISBN 9781315085128.

Marsden, William (1783). The History of Sumatra. London: Oxford University Press.

Stuers, Hubert Joseph Jean Lambert (1850). De vestiging en uitbreiding der Nederlanders ter westkust van Sumatra. 2. P.N. van Kampen.

Datuak Batuah, A.; Datuak Madjoindo, A. (1959). Tambo Minangkabau dan Adatnya. Jakarta: Balai Pustaka.

de Jong, P.E. De Josselin (1960). Minangkabau and Negeri Sembilan. Socio-Political Structure in Indonesia. Jakarta: Bhratara.

Mangkudimedja, R.M. (1979). Serat Pararaton. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-12. Diakses tanggal 2020-06-12.

Amran, Rusli (1981). Sumatera Barat hingga Plakat Panjang. Sinar Harapan. hlm. 652.

Kato, Tsuyoshi (1981). Adat Minangkabau dan Merantau dalam Perspektif Sejarah. Balai Pustaka. hlm. 291. ISBN 9796903601.

Dobbin, Christine (1983). Islamic Revivalism in a Changing Peasant Economy: Central Sumatra, 1784-1847. Routledge. ISBN 978-1138226074.

Navis, Ali Akbar (1984). Alam Terkembang Jadi Guru: Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafiti Pers. hlm. 298.

Drakard, Jane (1993). A kingdom of Words: Minangkabau Sovereignty in Sumatran History. Canberra: Australia National University. doi:10.25911/5d70f00fc99ad.

Hadler, Jeffrey (2008). Sengketa Tiada Putus: Matriarkat, Reformisme Islam dan Kolonialisme di Minangkabau [Muslims and Matriarchs: Cultural Resilience in Indonesia Through Jihad and Colonialism]. Diterjemahkan oleh Berlian, Samsudin. Freedom Institute. ISBN 9789791946650.

Terakhir disunting 4 hari yang lalu oleh Rahmatdenas

HALAMAN TERKAIT

Kerajaan Pagaruyung

kerajaan di Asia Tenggara


Ananggawarman

Muhammad Taufiq Thaib

Raja Alam Minangkabau


Wikipedia

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 4.0 kecuali dinyatakan lain.

Kebijakan privasi Ketentuan PenggunaanTampilan komputer (PC)

[23/1 01.36] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/16/120000679/sultan-tangkal-alam-bagagar-raja-terakhir-pagaruyung?page=all#:~:text=KOMPAS.com%20%2D%20Sultan%20Tangkal%20Alam,raja%20terakhir%20dari%20Kerajaan%20Pagaruyung.


Baca Berita Terbaru Tanpa Terganggu Banyak Iklan di Aplikasi Kompas.com INSTALL Kompas.com Stori Biografi Tokoh Indonesia Sultan Tangkal Alam Bagagar, Raja Terakhir Pagaruyung Kompas.com, 16 November 2021, 12:00 WIB Baca di App Verelladevanka Adryamarthanino , Nibras Nada Nailufar Tim Redaksi Lihat Foto KOMPAS.com - Sultan Tangkal Alam Bagagar merupakan raja terakhir dari Kerajaan Pagaruyung. Kerajaan Pagaruyung sendiri adalah kerajaan yang pernah berdiri di Sumatra Barat.  Sultan Alam Bagagar diangkat sebagai raja Pagaruyung untuk menggantikan kakeknya Sultan Muning Alamsyah, raja Pagaruyung sebelumnya yang wafat pada 1825.  Pada saat yang bersamaan, Bagagar juga diangkat sebagai Bupati Tanah Datar.  Baca juga: Perang Padri, Perang Saudara yang Berubah Melawan Belanda Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+ Awal Kehidupan Sultan Tunggal Alam Bagagar lahir di Pagaruyung, Sumatra Barat pada 1789.  Ia merupakan cucu dari Sultan Muning Alamsyah, raja Kerajaan Pagaruyung sebelum digantikan oleh Sultan Tunggal Alam Bagagar.  Sultan Tunggal Alam Bagagar sendiri memiliki empat saudara, laki-laki dan perempuan.  Mereka adalah Puti Reno Sori, Tuan Gadih Tembong, Tuan Bujang Nan Bakundi, dan Yang Dipertuan Batuhampar.  Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+ Sultan Alam Bagagar dan keempat saudaranya masih memiliki hubungan darah dengan Sultan Muning Alamsyah, raja Kerajaan Pagaruyung.  Sultan Muning Alamsyah adalah kakek dari Sultan Tunggal Alam Bagagar.  Saat Sultan Muning Alamsyah sudah tidak lagi memimpin, kedudukannya pun diberikan kepada Sultan Tunggal Alam Bagagar.  Sultan Tunggal Alam Bagagar menjadi raja terakhir yang memimpin Kerajaan Pagaruyung.  Baca juga: Biografi Sultan Agung, Penguasa Mataram yang Tangkas dan Cerdas Perang Padri Pada tahun 1803, terjadi perselisihan antara Kerajaan Pagaruyung dengan kaum Padri.  Perselisihan di antara keduanya disebabkan oleh adanya perbedaan prinsip mengenai agama antara kaum Padri dengan kaum Adat.  Dari perbedaan prinsip tersebut, muncul konflik di antara keduanya yang kemudian memuncak pada tahun 1815.  Lihat Foto Kaum Padri yang dipimpin oleh Tuanku Pasaman menyerang Kerajaan Pagaruyung. Ketika pertempuran sedang terjadi, saat itu Sultan Alam Bagagar masih berusia 15 tahun.  Untuk menghindari pertempuran, Sultan Alam Bagagar melarikan diri ke Padang dan hidup sebagai rakyat jelata di sana.  Sultan Alam Bagagar hidup sebagai rakyat biasa di Padang sampai tahun 1821.  Masih di tahun yang sama, peperangan antara kaum Padri dengan Kerajaan Pagaruyung masih terus berlangsung.  Dalam perang tersebut, Kerajaan Pagaruyung yang sudah menuju kekalahan pun terdesak dan akhirnya meminta bantuan kepada Belanda.  Pada tanggal 10 Februari 1821, Bagagar yang masih keturunan dari raja Kerajaan Pagaruyung bersama dengan 19 tokoh adat lainnya menandatangani kesepakatan untuk memberikan Pagayurung dan desa-desa sekitarnya kepada Hindia Belanda.  Kerajaan Pagaruyung juga berjanji untuk patuh pada pemerintah Hindia Belanda.  Lewat perjanjian tersebut, kondisi di Pagaruyung pun kian carut marut, karena sebenarnya Sultan Tangkal Alam Bagagar tidak memiliki kewenangan untuk membuat perjanjian tersebut dengan mengatasnamakan Kerajaan Pagaruyung.  Namun, perjanjian antara Kerajaan Pagaruyung dan Hindia Belanda sudah disepakati.  Sebagai imbalannya, Belanda akan membantu Kerajaan Pagaruyung mengusir kaum Padri. Setelah sebagian besar Tanah Datar dikuasai oleh Hindia Belanda, Sultan Tangkal Alam Bagagar diangkat menjadi raja Pagaruyung, menggantikan kakeknya yang sudah wafat tahun 1825.  Pada saat yang sama, Bagagar juga diangkat sebagai Bupati Tanah Datar di usia 36 tahun.  Baca juga: Mengapa Perang Padri Berubah Menjadi Perang Kolonial? Pengasingan Ketika Sultan Tangkal Alam Bagagar menjabat sebagai raja Pagaruyung, ia sempat diasingkan ke Batavia.  Awal mula pengasingan Bagagar terjadi ketika tanggal 11 Januari 1833 orang Minangkabau memberontak melawan Belanda.  Pihak Belanda, terutama Letkol Elout menuduh bahwa Sultan Alam Bagagar terlibat dalam perlawanan tersebut.  Akibatnya, tanggal 2 Mei 1833, Bagagar ditangkap. Kemudian, pada tanggal 24 Mei 1833 ia diasingkan ke Batavia.  Sultan Tangkal Alam Bagagar menghabiskan sisa hidupnya di Batavia.  Ia wafat pada 12 Februari 1849. Jenazah Sultan Tangkal Alam Bagagar kemudian dikebumikan di Pemakaman Mangga Dua.  Setelah itu, atas izin dari pemerintah Indonesia, kuburannya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan.    Referensi:  Amran, Rusli. (1981). Sumatra Barat Hingga Plakat Panjang. Jakarta: Sinar Harapan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Berikan Komentar Kirim Baca tentang Biografi Tokoh Indonesia Tag biografi tokoh indonesia Sultan Tangkal Alam Bagagar biografi Sultan Tangkal Alam Bagagar peran Sultan Tangkal Alam Bagagar kiprah Sultan Tangkal Alam Bagagar Selengkapnya Lihat Stori Selengkapnya Kesultanan Buton: Sejarah, Sistem Pemerintahan, dan Peninggalan Biografi Ahmad Tohari Kariadi, Dokter yang Gugur di Pertempuran Lima Hari Semarang Latar Belakang Peristiwa Geger Pacinan Perang Kuning: Latar Belakang, Tokoh, Jalannya Pertempuran, dan Akhir   PILIHAN UNTUKMU HEALTH 6 Penyebab Bayi Kuning dan Cara Mengatasinya HYPE Tahu Nagita Slavina Suka Barang Bermerek, Raffi Ahmad: Harga Dia Setahun, Mobil Bisa Kebeli Gas Alam: Proses Terbentuk dan Dampaknya Halaman all - Kompas.com TREN Apa yang Terjadi pada Tubuh Ketika Minum Vitamin C Setiap Hari? HOMEY 5 Penyebab AC Bocor dan Cara Mengatasinya IKLAN Parfum Branded Diskon Hingga 80%. Beli Sekarang Jika Anda tidur dengan kucing, ketahuilah ini! Penyakit Apa Saja yang Bisa Diobati dengan Bawang Merah Mentah? Bagian Daging Ayam yang Paling Beracun - Jangan Pernah Dimakan! HOMEY Penyebab Anjing Berperilaku Merusak dan Cara Mengatasinya HYPE Lirik dan Chord Lagu Biarlah - Killing Me Inside - Kompas.com TREN Media Korsel Soroti Pratama Arhan Gabung Suwon FC, Disebut sebagai Putra Mahkota Shin Tae-yong FOOD Bolehkah Minum Obat Sebelum atau Sesudah Makan Durian? - Kompas.com TREN BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang 23-24 Januari 2024 - Kompas.com HEALTH 6 Penyebab Trigliserida Rendah dan Cara Mengatasinya TREN Apakah Golongan Darah Memengaruhi Kepribadian Seseorang? Ini Penjelasan Sains HYPE Lirik dan Chord Lagu Republik Sulap - Tony Q Rastafara - Kompas.com HEALTH 10 Penyebab Badan Berdaki dan Cara Mengatasinya 02:23 Sultan Izinkan Prabowo-Gibran Kampanye di Yogyakarta, tapi Tidak "Ikut Campur" KGNow! 22 Januari 2024 02:41 Alasan Mahfud Pakai Kemeja Mahasiswa Pecinta Alam di Debat Cawapres KGNow! 21 Januari 2024 02:01 Tiba di Posko Relawan Jelang Debat Cawapres, Mahfud: Saya Pakai Baju Mapala KGNow! 21 Januari 2024 09:26 [SPORTY REACTION]: Timnas Indonesia Vs Vietnam, 5 Hal Menarik dari 3 Poin Hebat di Piala Asia KGNow! 20 Januari 2024 02:42 Indonesia Vs Vietnam 1-0, Kemenangan Perdana Garuda di Piala Asia 2023 KGNow! 20 Januari 2024 02:32 5 Fakta Menarik Indonesia Vs Vietnam di Piala Asia 2023 KGNow! 19 Januari 2024 02:07 Puting Beliung Terjang Bondowoso,190 Rumah Rusak dan 2 Desa Porak-poranda KGNow! 19 Januari 2024 00:47 Raja Charles III Sakit, Alami Pembesaran Prostat KGNow! 19 Januari 2024 02:08 Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Vietnam di Piala Asia 2023 KGNow! 19 Januari 2024 00:56 Peran Perempuan di Industri Tembakau #ngobrolboss #sampoerna KGNow! 18 Januari 2024 02:07 Raja Charles III Sakit, Bakal Jalani Operasi KGNow! 18 Januari 2024 04:07 Prabowo Berencana Terus Kirim Bantuan untuk Palestina KGNow! 18 Januari 2024 02:28 Prabowo: Mesir Khawatir Kapal Indonesia Jadi Tempat Pelarian Pengungsi Palestina KGNow! 18 Januari 2024 LIHAT SEMUA Kuis Jernih Memilih: Pilah Pilih Berita Games Permainan Kata Bahasa Indonesia TTS - Musik Yang Paling Mengguncang REKOMENDASI Sejarah Kerajaan Kediri: Pendiri, Masa Kejayaan, dan Peninggalan Peran Sumber Sejarah dalam Penulisan Sejarah Kerajaan Tertua di Dunia Purnawarman, Raja Terkenal Kerajaan Tarumanegara 5 Kerajaan Hindu yang Pernah Berkuasa di Tanah Jawa Kapan Berdirinya Kerajaan Panai? 3 Dinasti Besar Peradaban Islam Lokasi Kerajaan Mataram Kuno, Kerap Dipindahkan 5 Peninggalan Kerajaan Panai 10 Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara Masa Kejayaan Kerajaan Kutai Corak Agama Kerajaan Majapahit 20 Prasasti Peninggalan Kerajaan Majapahit Corak Agama Kerajaan Sriwijaya TERPOPULER 1 Teori Waisya: Tokoh, Bukti Sejarah, Kelebihan, dan Kelemahan Dibaca 13.338 kali 2 Teori Ksatria: Isi, Tokoh, Bukti, Kelebihan, dan Kelemahan Dibaca 10.574 kali 3 Mengenal Pendiri Kerajaan Majapahit Dibaca 10.567 kali 4 Teori Brahmana: Isi, Tokoh, Bukti Sejarah, Kelebihan, dan Kelemahan Dibaca 9.178 kali 5 4 Istri Raden Wijaya Dibaca 7.641 kali TERPOPULER LAINNYA TOPIK TERPOPULER Menuju Pemilu 2024 Prabowo - Gibran Program PINTAR Piala Asia 2023 Ganjar - Mahfud TERKINI JELAJAHI KOMPAS.COM BOLA TEKNO OTOMOTIF GLOBAL NEWS NASIONAL MEGAPOLITAN ENTERTAINMENT MONEY SAINS REGIONAL HEALTH PROPERTI LIFESTYLE TRAVEL EDUKASI FOTO VIK OHAYO JEPANG PESONA INDONESIA KOLOM JEO VIDEO LESTARI PLAY ARTIKEL TERPOPULER ARTIKEL TERKINI TOPIK PILIHAN ARTIKEL HEADLINE BACK TO TOP Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com Daftarkan Email Penghargaan dan sertifikat: About Kebijakan Data Pribadi Contact Us Career Pedoman Media Siber ©2024 PT. Kompas Cyber Media


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sultan Tangkal Alam Bagagar, Raja Terakhir Pagaruyung", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/16/120000679/sultan-tangkal-alam-bagagar-raja-terakhir-pagaruyung?page=all.



Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6

Download aplikasi: https://kmp.im/app6

[23/1 01.47] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Minangkabau bin

Sultan Minangkabau bin

Sunan Giri



01. Syekh Jumadil Kubro yang dimaksud adalah yang ... - Facebook https://m.facebook.com/kqforum/photos/a.2449748301803958/3474190336026411/?type=3

[23/1 14.16] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/9GWqzpzu3C7bTtSa/?mibextid=A7sQZp


REPORTASE SEJARAH DI TULIS SEMASA TOKOH ITU HIDUP ADALAH BUKTI SYUHRO WAL ISTIFADOH, WALISONGO DAN KETURUNANNYA SERTA LELUHURNYA WALISONGO TERDOKUMENTASI SECARA OTENTIK DI REPORTASE KABAR SEJARAH SEZAMAN MEREKA HIDUP DAN DI KENAL SEBAGAI SAYYID SYARIF DZURRIYAH RASULULLAH SAW

[23/1 14.54] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Tahun 1300 - 1400 Kok Nyambung Kesultanan Banten ?


https://www.kompasiana.com/dedeaji5122/62e4882a3555e463c0513822/meniti-jejak-kh-tubagus-abdullah-mbah-gandrung-di-ganoang-ganawiru-sebagai-destinasi-wisata-hutan-dan-religi-sukabetah-sukaasih



Mulai Menulis


Lihat ke Halaman Asli

dede aji

saya dosen STAI Tasikmalaya


FOLLOW

Meniti Jejak KH Tubagus Abdullah/Mbah Gandrung di Ganoang/Ganawiru sebagai Destinasi Wisata Hutan dan Religi, Sukabetah, Sukaasih

    

30 Juli 2022   08:23 |Diperbarui: 30 Juli 2022   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


dokpri

dokpri

dokpri

dokpri

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENITI JEJAK KH TUBANGUS ABDULLAH/MBAH GANDRUNG DI GANOANG/GANDAWIRU SEBAGAI DESTINASI WISATA HUTAN DAN RELIGI (SUKABETAH, SUKAASIH, PURBARATU KOTA TASIKMALAYA)


KH Tubagus Abdullah atau Mbah Gandrung dikenal sebagai penyebar agama Islam untuk kawasan Tasikmalaya. KH Tubagus diperkirakan hidup antara tahun 1300-1400an. Hal ini ditandai dari beberapa peninggalan bebatuan dan pepohonan serta sumber dari masyarakat dan keturunannya. Penyebaran Mbah Gandrung atau KH Tubagus Abdullah mempunyai korelasi dengan penyebar Islam lainnya yaitu Abdul Muhyi yang menyebarkan agama Islam di Pamijahan. KH Tubagus Abdullah mempunyai silsilah ke kerajaan Banten yang dikenal sebagai kerajaan penyebar Islam untuk kawasan nusantara. KH Tubagus Abdullah mempunyai istri yang bernama Nyai Bai yang setia menemani beliau hingga akhir hayatnya. kegigihan Nyai BAi dalam peneyebaran agama Islam dan ajarannya terbukti pada syair syair yang ia buat dalam bahasa arab pegon ( bahasa arab dengan teks bahasa Sunda) yang banyak menyindir tentang kehidupan wanita yang telah mengalami banyak pergeseran dari semula sebagai wanita kondrati menjadi wanita karir pada jamannya.



Teks dan syari Nyai Bai, Istri dari KH Tubagus Abdullah


Sedangkan KH Tubagus Abdullah sendiri merupakan seorang ulama penyebar agama Islam yang dikenal dengan keluasan Ilmunya. Karena keluasan ilmunya banyak masyarakat yang berbondong bonding untuk menuntut ilmu yang dimilkinya. Menurut bebrapa sumber yang penulis wawancarai banyak dari santri yang bermukin disana sehingga dibangunnlah sebuah padepokan atau pesantren. Namun saying yang dimukan oleh penulis hanya beberapa gundukan batu yang besar, pohon yang berdiameter 2.5 meter, bebatuan yang telah berlumut, 11 kuburan tua dari 43 kuburan yang masih tersisa. Bahkan ada seorang yang beragama Hindu yang menantang Mbah Gandrung atau KH TB Abdullah dalam adu ilmu dengan tumpangan pembanguan sungai Citanduy, namun sang penantang kalah dan ia masuk Islam. Sang penantang keilmuan dikenal dengan Eyang Balung Nunggal, dengan kuburan masih ada berdekatan dengan Mbah Gandrung atau KH TB Abdullah. Seperti yang terlihat dalam gambar berikut ini




dokpri

dokpri


                                                                                                                            Gambar 2


                                                                                              Makam KH Tb Abdullah/Mbah Gandrung



dokpri

dokpri


                                                                                                                           Gambar 3


                                                                                                            Makam eyang Balung Nunggal



HALAMAN SELANJUTNYA 



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?


AKTUAL BERMANFAAT INSPIRATIF MENARIK MENGHIBUR UNIK

BERI KOMENTAR

Beri Komentar Mengenai Artikel Ini…

Kirim

Humaniora

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya

KONTEN TERKAIT

Meniti Jejak Pendidikan Berkualitas: PPPK dan PPG Guru sebagai Agen Transformasi

Meniti Jejak Pendidikan Berkualitas: PPPK dan PPG Guru sebagai Agen Transformasi

Tren Wisata 2024: Mengungkap Destinasi Wisata dan Pengalaman Baru

Tren Wisata 2024: Mengungkap Destinasi Wisata dan Pengalaman Baru

Cinere: Destinasi Wisata di Selatan Jakarta

Cinere: Destinasi Wisata di Selatan Jakarta

Candi Cetho Wisata Religi dan Budaya di Kaki Gunung Lawu

Pandaan: Calon Destinasi Wisata Lokal

Manajemen Destinasi Wisata Profesional dan Partisipatif





Video Pilihan

TERPOPULER

Brace Ramai Rumakiek Antarkan Persipura Raih 3 Poin dari Kalteng Putra

Apa itu Green Inflation?

Debat Cawapres Siapa yang Unggul? Katanya Sih Prof. Mahfud!

Pelatih Timnas Vietnam Philippe Trousere Dipecat Usai Kalah dengan Timnas Indonesia di Piala Asia 2024

Contoh Format Laporan Guru Piket untuk Bukti Dukung Tugas Tambahan Pengelolaan Kinerja di PMM

NILAI TERTINGGI

Memang Boleh BUMN Tidak Untung? Awas, Moral Hazard

Debat Cawapres dan Tobat Ekologis

Debat Cawapres Kedua: Menyorot Gibran Tentang Adab dan Etika Debat yang Terabaikan

Kelemahan Jepang yang Bisa Dimanfaatkan Timnas Indonesia

Berinvestasi atau Menabung, Mana Lebih Baik?

FEATURE ARTICLE

10 Rental Mobil Medan dan Harga Sewanya

TERBARU

Industri, Inovasi, dan Infrastruktur: Kunci Pembangunan Ekonomi yang Berkelanjutan

Ada Kasih Di Dalam Cinta

Stabilitas Inflasi: Pilar Kunci dalam Mendorong Investasi Jangka Panjang

Pesona Pondokku

Peran "Berpikir" dalam Journaling dan Meditasi Komunikasi Intrapersonal Sebagai Penyembuhan Diri

HEADLINE

Penempatan PPPK (P3K) di Sekolah Swasta, Mungkinkah?

Titik Temu di Perpustakan Kuno

Cara Memaknai Capaian Prestasi Orang Lain dengan Kerendahan Hati

Rendaman Kulit Jeruk Bisa Mengusir Semut di Rumah

Orangtua Harus Tahu Peran Vitamin D dalam Pencegahan Alergi pada Anak



Copyright by

[24/1 00.08] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/pbZ97nXPKMhDEx4u/?mibextid=A7sQZp


#TEKNOLGI SEMAKIN MAJU CUMA MODAL DOGMA2 / DOKTRIN2/ KLAIM KOSONG TANPA BUKTI PLUS BUMBU FOKLOR DONGENG2 BA'ALAWI PASTI AKAN JADI SAMPAH' PERADABAN


Biologi molekular (Keilmuan DNA) adalah reportase Otentik Catatan Kesamaan Unsur Genetik dlm tubuh manusia dengan manusia Lain nya yang Pasti akurat , beda sama cocok logi antara satu nama yang memiliki kemiripan dengan nama yang lain Ala "Cocok logi" Keilmuan Nasab ,Melalui catatan nasab di dalam Kitab Nasab atau cocok logi Kesamaan Peristiwa kabar sejarah yang di catat di masa peristiwa itu terjadi atau di Catatkan di masa Sesudah nya dan Kita ketahui tentu wajar jika ada Perdebatan atas Nilai Akurasinya / Kebenaran nya dan Sangat Boleh  Di Perdebatkan karena di tulis Setelah Peristiwa itu ada atau Ada unsur SUBYEKTIVITAS 🤣🙏


Sedang unsur Kesamaan DNA satu Manusia dengan manusia lainnya Telah ada Sebelum Di Lakukan Pengetesan atau di tulis kan Hasil pengetesan nya 


Tes DNA itu Catatan Ilahiyah yang Absolute tak bisa di bantah / di anulir  cuma Oleh  Framing / Doktrin2 / Dogma2 / Pengakuan2 yang Perkara Kebenaran nya Sangat Bisa di perdebatkan keakuratan nya 


#Pertanyaannya (?) 

Manusia Purba Itu Memiliki unsur Genetik juga apa ia leluhurnya dari Nabi Adam AS (?)

#Tentu_Bukan ,!!!


#karena Sample Unsur Genetik Manusia purba / Homo Sapiens mungkin benar ada dan memiliki kemiripan di Dalam Unsur Genetik manusia Modern (Adam AS dan keturunan)  sebab Keduanya sesama JENIS  PRIMATA🤣


Simplenya manusia purba yang cerdas / homo Sapiens  itu  memiliki ciri-ciri Australomelanesid seperti yang dimiliki oleh manusia modern Keturunan Adam AS 

#Sehatas Kemiripan Unsur unsur  Genetik saja loh ya 😃😁


#Baca baik2 Ulasan Ini 

👇👇👇👇👇

Lebih dari satu juta tahun yang lalu, pernah hidup satu jenis primata di pulau Jawa yang oleh para ahli saat itu disebut dengan Pithecanthropus erectus (manusia kera yang berjalan tegak), yang kemudian disebut Homo erectus. Dalam perkembangan dan proses evolusi selanjutnya, jenis primata tersebut yang akan berevolusi “menurunkan” Homo soloensis.


Adapun proses yang paling sempurna adalah munculnya Homo sapiens atau manusia modern yang hidup pada akhir Pleistosen atau awal Holosen. Fosil jenis Homo sapiens tertua di Indonesia ditemukan di Desa Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, yang kemudian dikenal sebagai Homo wajakensis (manusia Wajak).


Para ahli paleoantropologi akhirnya berkesimpulan bahwa manusia Wajak ini memiliki ciri-ciri Australomelanesid seperti yang dimiliki oleh manusia, yang sekarang menjadi penduduk Australia (suku Aborigin) dan disejajarkan dengan manusia-manusia penghuni gua di Niah, Serawak, Malaysia Timur serta Tabon, Palawan, Filipina.


Pengertian Homo Sapiens


Homo sapiens atau manusia cerdas adalah manusia purba yang menyerupai manusia modern. Mereka terbentuk setelah terjadi proses evolusi selama ribuan tahun. Homo sapiens hidup antara 40.000 sampai 10.000 tahun yang lalu, dari akhir zaman batu kuno sampai zaman batu muda. Spesies jenis ini tidak hanya mampu membuat peralatan sehari-hari, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir yang sangat baik. Tidak hanya itu, mereka sudah bisa membuat teknologi lukisan yang awet di dinding gua.


Ciri-ciri fisiknya juga hampir menyamai fisik manusia yang hidup pada masa sekarang. Homo sapiens merupakan spesies yang sangat tangguh dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Selain itu, kapasitas otaknya jauh lebih besar daripada jenis manusia sebelumnya


jadi Keilmuan Biologi molekular (DNA) tak bisA di Bandingkan dengan keilmuan Sosial / Sejarah 

Secara Mendasar Keduanya Cabang Ke ilmuwan yang  berbeda 


Apalagi Klo Catatan Kisah Sejarah yang Termaktub dalam versi kitab Suci NASAB Lalu di Bandingkan catatan Ilahiyah Jejak  "Kesamaan" adanya Unsur DNA antara Manusia yang satu dengan manusia Lain nya  jelas Tidak bisa di banding kan antara keduanya

[24/1 00.08] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/xDyFMCM6nXDRZv89/?mibextid=A7sQZp


Allah SWT memberikan Petunjuk kepada kita semua Kalau Ba'Alawi bukan Keturunan Pancer Laki-laki dari Imam Husein ataupun Imam Hasan Dua cucu Rasulullah SAW dan Terbukti Y'DNA nya Haplogroup G: Ba'Alawi itu berbeda dengan umumnya Kelompok Sayyid Syarif di manapun Keturunan Pancer Laki-laki Imam Husein / Imam Hasan yang Y'DNA nya Haplogroup J1

[24/1 00.09] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/96AQ6c4ev7rs1jqU/?mibextid=A7sQZp


Sayyid Syarif asli Dzurriyah Rasulullah SAW dari Jalur Walisongo secara genetik sah Y'DNA Haplogroup J1 , kurangnya cuma 👉KURANG NGARAB WAJAHNYA 😅, KURANG NGARAB SELERA MAKANNYA , 😅KURANG NGARAB KULTUR BERPAKAIAN DAN CARA NGOMONGNYA 🤣🤣🤣

[24/1 00.10] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Dongeng Gedabrus Habaaib Tarim Yaman


https://www.facebook.com/share/p/sUceQe51XeyUPUXV/?mibextid=A7sQZp

[24/1 00.11] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/Se8qeiABo2QaDeZj/?mibextid=A7sQZp


RABITHAH ALAWI IBNU UBAIDILLAH ini nama yang paling cocok untuk Ormas Rabithah Alawiyah karena Kata Alawiyah bisa jadi Modal Mereka Mengaku2 Sayyid Syarif , Silahkan Mengeluarkan Penetapan Nasab Orang Per orang di Keluarga Mereka Sendiri Tapi Cukup Berhenti di nama Alawi bin Ubaidillah saja , terlarang di sambungkan ke Rasulullah SAW

[24/1 00.12] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/uF38AAQFKi5hSkRk/?mibextid=A7sQZ


MISTERI GUSTI SYARIF ABDURAHMAN PANOTOGOMO SEDA ING PRANG


alkisah Tahun 1677 - 1679 Semasa Geger Geden Perang Antara VOC + Mataram Versus  Laskar Gabungan Madura , Kajoran , Cirebon dan Banten serta Makasar Tersebut lah Seorang Senopati Perang Yang juga salah Satu Santri Dari Panembahan Girilaya Cirebon 

Senopati Sakti ditugaskan untuk Membantu Pangeran Trunojoyo Menaklukkan Madura / Menghimpun Laskar di Wilayah Madura untuk Persiapan Perang Besar melawan VOC Belanda dan Aliansi nya 


Dalam Reportase sejarah di Banyak tempat /  Jejak Perjuangan nama Senapati ini juga  di Gelari dengan Macam macam Gelar / Nama 

- Syarif Cirebon murid Panembahan Girilaya 

- Meneer / Raden Sindu waqilah Memperistri salah satu Anak Residen Belanda 

- Penghulu ing Arosbaya

Dll 

- Disebutkan juga beliau masih Kerabat Atau Paman  dari  Pangeran Cakraningrat II 


Kolonialis Belanda  ada Mencatat Reportase  Kabar Sejarah Nama Musuh Besarnya ini bagian dari Senopati Laskar Panembahan Maduretno / Pangeran Trunojoyo 1677 - 1679 

Di sebutkan Beliau Wafat dlm Pertempuran dengan  Pasukan VOC Belanda di Sekitar area Pesisir Barat Pulau Madura sekitar tahun 1680


Kabar Sejarah di masa selanjutnya menjelaskan Keturunan Nama Senopati Perang Ini Memakai gelar Gusti Syarif Dan Menjadi Penghulu Utama di Arosbaya /. Perdikan Arosbaya 


Dalam riwayat Versi Keturunan di Ceritakan Beliau Menikah antara lain : 

- Dengan Putri Dari Cirebon berputra 3;

- Dengan Putri Dari Keluarga Cakraningrat Berputra 1 


#Sayangnya keturunannya Abdurahman Panotogomo Seda ing Prank ini ,yang Menurut Riwayat Mutawatir di keturunannya Yang Menjadi Penghulu Di Arosbaya di Yakini Adalah keturunan salah satu Walisongo / Sunan Ampel tapi saat ini sudah di Ba'Alawisasi tanpa bukti ilmiah / Bukti Otentik cuma modal Cocok logi kemiripan Nama di Kitab Nasab Ba'Alawi  dan Sejarah nya Cuma Hasil Cangkok2 Sejarah semata (kisah Ahistoris/ Fiksi )


Beberapa Literatur / Catatan Tua yang di duga di wariskam  Abdurahman Panotogomo ini masih di Telitii Untuk memperjelas Jati Diri Sosok  pejuang ini 

Riwayat yang ada menceritakan Selain Beliau Yang wafat Syahid Dalam peperangan dengan Belanda , 

dalam Reportase Kabar sejarah yang lain juga  di Tulis di Masa Sesudahnya di sebutkan ada Beberapa Keturunan Senopati Perang Abdurahman Panotogomo yang Juga di Kabarkan Wafat syahid dalam pertempuran dengan Belanda Tentunya di Masa yang berbeda 

Cucu cucu beliau yang wafat syahid dalam.pertempuram / Perang dengan Belanda antara lain 

- Ahmad Syarif Wafat bersama Cakraningrat III di atas Kapal VOC  sekitar masa 1717

- Husein wafat dalam Pertempuran bersama Pangeran Cakraningrat IV saat di Kejar pasukan Belanda sekitar masa 1742

- Aliyudin Di tangkap Belanda di Buang Ke ke Cafe Town Afrika Selatan sekitar masa 1720 

Dan Beberapa yang lain nya

[24/1 00.14] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Para Koruptor & Habaaib Gedabrus,"Benalu NKRI"


https://www.facebook.com/share/p/LFxeVipUCKtcsQoT/?mibextid=A7sQZp

[24/1 00.14] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Polemik nasab adlh masalah bersama yg perlu diteliti dan diungkap kebenaran nya secara keseluruhan dan keilmuwan demi kemaslahatan umat, tapi apa layak manusia kotor koruptor ratusan milyar dana abadi umat sprti Habib Said Aqil Husein Al-Munawar yg pernah dipenjara ini, kerna korupsi dana abadi umat didengarin perkataaan nya. 


Mohon maaf kita b3nci koroptor bertampang preman kaya sambo tp jauh lebih b3nci lagi koruptor bertampang ulama aplgi ada label  "h4bib" yg katanya mrk adlh cucu nabi dan yg katanya pula mrk yg majnun nya aja 70x lebih mulia drpd ulama non h4bib.


Mulia ndasmu...😂🤣😂

[24/1 00.14] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/Xrh2CQtiD3BV7tQ7/?mibextid=A7sQZp


Buat dulur2 yang masih Mufeng versi Basyaiban2nan silahkan minta data Catatan sezaman / Manuskrip2 yang menyebutkan ada Basyaiban yang datang ke Jawa dan Beranak.Pinak minta ke Maktab Daimi Raudatul Atfhal (RA)😅

#Melu2 Rungkad bersama Ba'Alawi sakarepmu lah 🤣🤣🤣

[24/1 00.15] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/iCvZqbwH4duDqwgs/?mibextid=A7sQZp


Kerasnya Prinsip Sayyid Syarif asli Dzurriyah Rasulullah SAW jalur WALISONGO Meluruskan Fitnah2 Para PARASIT NASAB, adalah Bagian Sembah Bekti mereka untuk Leluhurnya Walisongo, Walisongo tak Mewariskan Esklusivitas Strata Sosial ke Keturunannya Sebab Nasab karena Rasulullah SAW melarang memuliakan diri sebab nasab ,!!!!

[24/1 00.15] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/yhgEVBYpQyH2MT72/?mibextid=A7sQZp


Sesimple ini membedakan Sayyid Syarif Asli dan yang Abal Abal ( Parasit Nasab )

1) Sayyid Syarif Masyhur Para keturunan syarif Hijaz hasil Tes  Y'DNA Haplogroup J1,dan Beberapa Qobilah2 Sayyid Syarif Masyhur lain'mya Semua sama Hasil Tes Y'DNA Haplogroup J1

2) Parasit Nasab di antaranya Ba'Alawi Tes Y'DNA Haplogroup G

[24/1 00.16] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/s1xNr143yq8woHhM/?mibextid=A7sQZp


Misteri Sejarah Nasab Sulaiman Mojoagung / Pangeran Kanigoro


Dari Semua Catatan / Reportase Kabar Sejarah Sezaman yang Sudah terverifikasi Otentik adalah Bahwa P Kanigoro memiliki relasi dekat dengan Raja Mataram Sunan Amangkurat II , P Kanigoro Menikah dengan Salah Satu Putri Sunan Amangkurat II dari Perkawinan ini menghasilkan anak Salah satu nya Bernama P Rumi Tafsirudin ing Gribig / Isa Tafsirudin, Gelar Tafsirudin pada Nama Isa Adalah Pemberian ayah Mertua nya Sunan Amangkurat III 


Dari Time Line Masa Hidup P Kanigoro dan Putranya dapat Kita ketahui Masa Hidup P Kanigoro itu Sekitar satu masa dengan Sunan Amangkurat II ayah mertuanya dan Sunan Amangkurat III sebagai besan P Kanigoro 

- Sunan Amangkurat II wafat 1703 

- Sunan Amangkurat III wafat 1707


Dalam Penelitian Panjang Beberapa tahun Ini ada tersebut Asal Usul P Kanigoro ini , Sulaiman putra Dari Abdurrahman putra dari Muhammad (Berhenti di nama Muhamad ) 

- Bahwa P Kanigoro memiliki 2 Saudara Bernama Abdurohim dan Ahmad  dari Perkawinan Ayahnya yang bernama Abdurahmam Syarif Cirebon dan Khadijah 

- Bahwa Selama ini Kami Menduga Nama Khadijah ini adalah Putri Panembahan Girilaya Cirebon ternyata dugaan Kami Keliru , Ratu Katijah binti Panembahan Girilaya Tak Memiliki Suami Bernama Abdurahman dan Tak memiliki anak bernama Sulaiman / P Kanigoro


Perkembangan Penelitian terus Berlanjut , Belum lama di Temukan sebuah Kitab Tua yang di Duga di tulis sendiri  Oleh P Kanigoro / Sulaiman bin Abdurahman diperkirakan kitab masa awal 1700 an  , Hanya Sayangnya Di Naskah ini Hanya Menyebutkan Nama Abdurahman dan 3 putranya yang salah satunya bernama Sulaiman dan nama nama Keturunan di Bawahnya 


#Catatan Penting 

di Catatan Tua Tersebut Juga Tercatat Nama Bujuk Batu Ampar / Abdul Manan putra Abdurahman ing Bire putra Gusti Syarif Husein ing Sangkah ( Catatan Susur Galur Nasab Ini Berhenti di Nama Abdurahman kakek Buyut dari Husein ing Sangkah ) 


#Kesimpulan 

Untuk Sementara Nasab Bujuk Batu Ampar Pamekasan dan P Kanigoro / Sulaiman bin Abdurahman belum Jelas Ke Atas nya 


#Bagi Sahabat  Para Peneliti2 Nasab di Manapun Terus lanjutkan Pengabdian kalian Semoga Kotak Pandora yang Kalian Cari Bisa Terbuka dan Sejarah nasab leluhur kalian akan Menjadi Jelas , Terimakasih Atas Sumbangsihnya 

Jazza kumllahu Khoiron Jazza

Barakallahu fikum

[24/1 00.16] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/VXVNL9K5bugqLC6J/?mibextid=A7sQZp


SYAIKH SITI JENAR (SSJ ) DAN KISAH PANGERAN PANGGUNG (PP) 


Murid-murid Syekh Siti Jenar Memberi gelar Kerhormatan kepada beliau yaitu : Kanjeng Syekh Siti Jenar , Sang Jati Minulya , Syekh Wali Lanang Sejati , Syekh Sunyata Jatimurti , Susuhunan Ing Lemah Bang , Syekh Sit Bang , Syekh Brit , Syekh Jabaranta , Syekh Abdul Jalil , dan lain-lainnya.


siapakah dua nama di atas SSJ dan PP (?)

beberapa Naskah2 sastra Babad menceritakan tentang Ajaran2 Dua nama tersebut yang di anggap tak sesuai dengan Pemahaman Syariat. secara Umum , Kisah P Panggung dan Dua Peliharaan di namakan Imam dan Tokid / Tauhid ini Mirip2 dengan Cerita-cerita dalam Naskah sastra Serat Cebolek dengan Tokoh utama Syaikh Ahmad Mutamakin Kajen 


Walisongo hadir di Nusantara dan Menjejakkan Peradaban tinggi Di negeri Majapahit Raya , melalui Dakwah Islamisasi yang simpatik , Adat istiadat lokal di serapkan ajaran Islam sebagai Bagan Ritual tradisi Keislaman yang khas , Acara Tahlilan,Muludan dll Adalah Warisan Walisongo di Negeri ini 


Kembali kepada  tokoh diatas SSJ dan PP 

Secara Reportase sejarah yang Historis dengan Bumbu Kisah Foklor yang mengiringi nya 


SSJ / Syaikh Siti Jenar Di indentifikasi pada 


- SSJ I / Sayyid Abdullah Barzahbadi beliau ini murid langsung Sayyid Jamaluddin Husein Al Kubra , dalam Catatan Sejarah yang di temukan di ceritakan Ulama  Penganut Tarekat Kubrawiyah Al Hamadani ini memiliki Ajaran2 nya ada  kemiripan dengan Ajaran Imam Ibnu Arabi dan Imam Abu Yazid Al Bustami pada praktek Sikrentisme Sufisme / Ajaran Sufisme/ Tasawuf nya kental Dengan Pemahaman Tasawuf Palsafi di iringi Riyadoh2 yang tidak umum ,serta Ber Khotwat Khusus menjadi Bagian  Ritual tradisi Ajaran yang di Kembangkan oleh  Sayyid Abdullah Barzahbadi

- Warisan Sayyid Abdullah Barzahbadi  pengembang Tarekat Kubrawiyah Al Hamadani dengan Corak baru ini pada Praktek Sikrentisme ala Abu Yazid Al Bustami ( Wahdatul Syuhud)  kemudian di wariskan kepada Murid dan anak angkatnya yang Bernama Sayyid Malik Taraz , Malik Taraz adalah  putra Kedua dari Sayyid Jamaluddin Husein Al Kubra yang kemudian di Wariskan ke Keturunannya  Malik Taraz Bernama Abdul Malik Al Kasani , Jadi Pembawa Ajaran Syaikh Siti Jenar Pertama kali ke Nusantara Dari Khasgar lembah Tarim adalah beliau Sayyid Abdul Malik Al Kasani Wafat 1451 


Selanjutnya Salah satu Putra Sunan Ampel bernama Raden Faqih  Berguru langsung pada Sayyid Abdul Malik Al Kasani  , setelah Raden Faqih Ajaran ini Kemudian di Kembangkan dan di Sebar luaskan oleh Sayyid  Abdul Jalil / Syaikh Siti Jenar II , 

#beberapa catatan dlm sastra Babad Menyebutkan nama asli Syaikh Siti Jenar II adalah Abdul Jalil 


Di ceritakan SSJ II / Syaikh Siti Jenar II Dengan Ajarannya yang berbeda atau di Anggap Nyeleneh di bandingkan dengan  Ajaran Islam pada umumnya , kemudian membuat Para Wali wali dalam Majelis Dakwah Walisongo Anti Pati 

Kemudian SSJ II / Abdul Jalil di jatuhi hukuman oleh Penguasa Demak , hal yang sama juga di alami Oleh Pangeran Panggung/ R Wasiswara /. SSJ III 

#Catatan Tentunya di Waktu atau Masa  yang berbeda masa Hidup Keduanya 

- SSJ II Abdul Jalil  di jatuhi Hukuman di  masa Sultan Demak Raden Fatah 1481 - 1508

- SSJ II Pangeran Panggung di jatuhi Hukum Bakar di Masa Sultan Demak Raden Trenggono 1521 - 1546 


Jadi Sebenarnya gelar Syaikh Siti Jenar itu ada dalam Beberapa Sosok / Tokoh yang ada di pada Zaman yang berbeda 


Keterkaitan Nasab Genetik antara keduanya


- SSJ II / R  Abdul Jalil atau Sunan Jepara Adalah Putra Raden Faqih atau Sunan Demak salah satu putera dari Sunan Ampel cucu dari Sayyid Jamaluddin Husein Al Kubra 

- SSJ III / R Wasiswara / Pangeran Panggung penulis Suluk Malang Sumiranh Adalah Putra Penghulu Demak salah satu cucu dari Raja Majapahit Prabu Brawijaya ing Wekasan ( Sayyid Abdul Malik ) cucu dari Sayyid Jamaluddin Husein Al Kubra 


Beberapa Petilasan / Makam  dengan Nama SSJ tersebar di banyak tempat begitupun Petilasan / Makam.dengan Nama Mbah Panggung / Pangeran Panggung 


Perlu di sampaikan Bahwa Semua kisah Historis maupun Ahistoris terkait Sosok sosok bergelar Syaikh Siti Jenar dan Pangeran Panggung semua Kental dengan Kisah Sinkretisme khas Para kaum Sufi penganut ajaran Wahdatul Syuhud / Wahdatul Wujud 


Indentifikasi makam 

- SSJ I / Abdullah Barzahbadi ada di Khasgar 

- SSJ II / Abdul Jalil di duga ada di Jepara 

- Pangeran Panggung I / SSJ III / R Wasisworo ada di Yogyakarta

- Pangeran Panggung II / Sunan Geseng Ada di Yogyakarta 

- Pangeran Panggung III  / Kyai Gunung Geyong ada di Kebumen 

- Pangeran Panggung IV - Adipati Kertabhumi IV / cucu Prabu Geusan Ulun Ada di Karawang 

- Pangeran Panggung V - Putra Pangeran Purbaya II Mataram ada di Tegal 

- Pangeran Panggung VI - Ahmad Mutamakin ada di Kajen 


Wallahu alam Bisawab

[24/1 03.40] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/z4XBvB3EFDevPzdR/?mibextid=A7sQZp


Penyematan Gelar Sebab Keturunan akan di Atur Melalui Undang2 , Perjuangan Kita semua kedepan Adalah untuk Menghadirkan Undang2 Khusus untuk ini lewat Legislatif dan Stake Holder Terkait #Menjadi Sumber Hukum Untuk Me Pidana kan Oknum2 Nagras model Bahar bin Demit CS dan Siap Membantu Aparat Menertibkan Mereka Para Ba'Alawi  Y'DNA Haplogroup G Keturunannya Askenazi jika masih Mengaku Sayyid Syarif

[24/1 03.42] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/4yap5kXtvpeCxP9J/?mibextid=A7sQZp


Setelah pemilu usai semua sepakat me gass me  Sosialisasi kan ke Masyarakat Luas bahwa Habib Bukan keturunan Rasulullah SAW ,Habib2 yang masih Mengaku2 Sayyid Syarif Diatas Panggung akan di lakukan Penertiban Siapapun mereka tanpa kecuali

[24/1 06.29] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://bobo.grid.id/read/083999142/perbandingan-pelaksanaan-pemerintahan-kolonial-inggris-dan-belanda?page=all


×

GESER KE ATAS UNTUK MEMBACA ARTIKEL

bobo.id-logo

LOGIN

HOME

CERITA

DONGENG

CERPEN

CERITA MISTERI

CERGAM

SAINS

FLORA DAN FAUNA

ANTARIKSA

IPTEK

SEJARAH DAN BUDAYA

BUDAYA

SEJARAH

ANAK INDONESIA

KREATIF

CRAFT

MENU

EKSPERIMEN

INFO BOBO

SERBA SERBI

WEBTORIAL

PELAJARAN

SEKOLAH

UMUM

Find Us On Social Media :


 

 

 


Baca berita tanpa iklan. Gabung Bobo.id+

HOME SEKOLAH

Logo Parapuan

Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Perbandingan Pelaksanaan Pemerintahan Kolonial Inggris dan Belanda

Fransiska Viola Gina

Selasa, 23 Januari 2024 | 08:15 WIB

   

Perbandingan pelaksanaan pemerintah kolonial Inggris dan Belanda.

Perbandingan pelaksanaan pemerintah kolonial Inggris dan Belanda. ( Freepik)


Bobo.id - Pada materi kelas 5 SD tema 7, kita akan belajar tentang pemerintahan kolonial Inggris dan Belanda.


Sebelum merdeka, Indonesia pernah diduduki oleh bangsa barat, diantaranya adalah Inggris dan Belanda.


Demi menguasai wilayah Indonesia, baik bangsa Inggris maupun Belanda, membentuk pemerintahan kolonial.


Kolonialisme adalah sistem ketika suatu negara menguasai rakyat dan sumber daya negara yang dikuasainya.


Pemerintahan kolonial dibentuk untuk memperluas kekuasaan mereka terhadap wilayah negara Indonesia.


Hal ini diwujudkan dengan berbagai kebijakan semena-mena yang dikeluarkan oleh pemerintahan kolonial.


Kebijakan ini membuat banyak penindasan pada rakyat. Hal ini tentu saja membuat rakyat makin kesulitan.


Untuk tahu lengkapnya, baca teks tentang peristiwa pada masa pemerintahan kolonial di halaman 19-21, yuk!


Pemerintahan Kolonial Inggris dan Belanda

Di buku halaman 22, kita diminta membuat perbandingan pelaksanaan pemerintahan kolonial Inggris dan Belanda.


Apakah teman-teman sudah menemukan jawabannya? Berikut ini Bobo akan berikan alternatifnya. Simak, yuk!


1. Siapakah tokoh yang paling terkenal pada masa pemerintahan kolonial di Indonesia?

Jawaban:


Baca Juga: Apa Itu Politik Etis pada Masa Pemerintahan Kolonial Belanda? Materi PPKn


Tokoh paling terkenal pada masa pemerintahan kolonial di Indonesia terbagi menjadi dua masa kolonial, yakni:


- Inggris: Thomas Stamford Raffles.


- Belanda: Herman W. Daendels.


2. Di manakah daerah kekuasaannya?

Jawaban:


Daerah kekuasaan Inggris dan Belanda di Indonesia mencakup wilayah atau daerah yang berbeda, yakni:


- Inggris: Sumatra, Ambon, Banda, Jawa, Palembang, Makassar.


- Belanda: Hampir seluruh wilayah Indonesia.


3. Kapankah waktu pemerintahan kolonial di Indonesia dimulai?

Jawaban:


Waktu mulainya pemerintahan kolonial Inggris dan Belanda di Indonesia ini berbeda. Berikut rinciannya:


- Inggris: 19 Oktober 1811.



Iklan untuk Anda: Sang suami memfilmkan istrinya di kamera tersembunyi, dan inilah yang dia lihat

Advertisement by

- Belanda: 20 Maret 1602.


Baca Juga: Dampak Sistem Tanam Paksa bagi Kehidupan Masyarakat Indonesia, Materi IPS


4. Kebijakan apa yang diambil selama pemerintahan kolonial berlangsung?

Jawaban:



Kebijakan yang diambil selama pemerintahan kolonial Inggris dan Belanda berlangsung di Indonesia juga berbeda. 


- Inggris:


Mengadakan penelitian ilmiah di Indonesia.

Menerapkan sistem sewa tanah (land-rente).

Semua tanah dianggap milik negara, petani harus membayar pajak.

Membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan.

Melarang perdagangan budak.

- Belanda:


Menerapkan sistem kerja paksa (rodi).

Menjadikan masyarakat sebagai tentara Belanda.

Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.

Membangun pangkalan armada di Anyer dan Ujung Kulon.

Membangun jalan raya Anyer-Panarukan.

Membangun benteng-benteng pertahanan.

Mewajibkan rakyat menjual hasil bumi hanya pada Belanda.

5. Bagaimana kondisi rakyat pada masa pemerintahan kolonial?

Jawaban:


Kondisi rakyat baik pada masa pemerintahan kolonial Inggris dan Belanda sama-sama terjajah dan sengsara. 


Masyarakat Indonesia tidak bisa benar-benar merasakan arti kebebasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


Rakyat Indonesia mengalami banyak kesulitan karena berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah kolonial.


Nah, itulah perbandingan pelaksanaan pemerintahan kolonial Inggris dan Belanda. Semoga bisa bermanfaat, ya.


Baca Juga: Materi Kelas 5 Tema 7: Kapan Belanda Pertama Datang ke Indonesia dan Apa Saja Peristiwa Masa Pemerintahan Kolonial Belanda?


----


Kuis!


Apa yang dimaksud dengan kolonialisme?


Petunjuk: cek di halaman 1!


Lihat juga video ini, yuk!




---- 


Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo. 


Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id. 


Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023


123 Show all

Pelaksanaan

Pemerintah kolonial Hindia Belanda

Materi kelas 5 SD tema 7

Penjajahan Belanda di Indonesia

Penjajahan inggris

Bobo

Play

Lihat Semua


TTS - Teka - Teki Santuy Eps 121 Tantangan Uji Pengetahuan


TTS - Teka - Teki Santuy Eps 120 Pahlawan Nasional di Indonesia


TTS - Teka - Teki Santuy Eps 119 Petualangan Kuliner Dunia



Turunkan 18 Kg dengan Konsumsi sebelum Tidur selama Seminggu

Turunkan 18 Kg dengan Konsumsi sebelum Tidur selama Seminggu

Wanita 68 Tahun dengan Wajah Bayi: Dia Lakukan Ini sebelum Tidur

Wanita 68 Tahun dengan Wajah Bayi: Dia Lakukan Ini sebelum Tidur






Artikel Terkait

Berikut 2 fakta tentang Gisela yang tidak akan Anda temukan di tempat Lain

PR

Heboh Video Maria dan Wika Goyang Bareng

PR

Rekaman video. Siswi melahirkan di kelas

PR

Malam pernikahan pertama di suku liar. Apa yang akan dia lakukan dengan istrinya

PR

Recommended by



PROMOTED CONTENT


Personalized Content Tailored to Your Preferences - All in One Place

Sponsored | DiscoveryFeed


Cerpen Anak: Pindah ke Rumah Tua #MendongenguntukCerdas


Kucing Peliharaan Sering Menatap Pemiliknya untuk Waktu yang Lama, Ketahui Arti Tatapan Kucing


Jangan Sampai Terlambat, Ini 3 Pertolongan Pertama Jika Kucing Keracunan

Recommended byWhat is Outbrain


Source : Kompas.com

Penulis : Fransiska Viola Gina

Editor : Sarah Nafisah

Logo Parapuan

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan


Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.



02:54

Meskipun Bentuknya Lucu, Inilah 4 Ikan Paling Beracun di Dunia

KGNow!

3 hari lalu

02:30

6 Dampak Buruk Mencairnya Es di Kutub

KGNow!

5 hari lalu

02:35

Hujan Berlian Sering Terjadi di Alam Semesta, di Mana

KGNow!

9 hari lalu

02:46

INTIP KEHIDUPAN BERSUHU MINUS 58 DERAJAT CELCIUS DI YAKUTSK RUSIA, KOTA TERDINGIN DI DUNIA

KGNow!

14 hari lalu

03:45

5 JENIS SAYURAN INI DILARANG DIKONSUMSI SAAT BATUK, TERMASUK BAYAM DAN BROKOLI

KGNow!

20 hari lalu

02:22

Di mana Letak Tempat dengan Suhu Terdingin di Tata Surya Kita

KGNow!

1 bulan lalu

02:46

Agar Tubuh Lebih Bersemangat, Lakukan 3 Rutinitas Ini di Pagi Hari

KGNow!

1 bulan lalu

02:43

Westminster Abbey, Bangunan Gotik Bersejarah bagi Ratu Elizabeth II

KGNow!

1 bulan lalu

01:59

Mengapa di Bumi Ada Air Asin dan Air Tawar

KGNow!

1 bulan lalu

02:20

Terkenal di Indonesia dan Malaysia, Ini Segudang Manfaat dari Jahe Merah yang Baik untuk Tubuh

KGNow!

1 bulan lalu

03:17

HAL INI YANG MEMBUAT KUNANG-KUNANG BERCAHAYA DAN MILIKI CARA UNIK BERKOMUNIKASI

KGNow!

1 bulan lalu

02:39

Penyebab Anak-anak Lebih Sering Mengigau Dibandingkan dengan Orang Dewasa

KGNow!

2 bulan lalu

03:00

OKAPI, HEWAN UNIK PERPADUAN ZEBRA DAN JERAPAH YANG TINGGAL DI HUTAN HUJAN

KGNow!

2 bulan lalu

03:48

Bagaimana Cara Astronaut Mendengar di Ruang Angkasa? - Fakta Menarik

KGNow!

2 bulan lalu

KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

Materi Kelas 5 Tema 7: Kapan Belanda Pertama Datang ke Indonesia dan Apa Saja Peristiwa Masa Pemerintahan Kolonial Belanda?

Cari Jawaban Soal Kelas 5 Tema 7 Subtema 1: Bagaimana Kondisi Rakyat pada Masa Pemerintahan Kolonial?

4 Macam Kebijakan Pemerintah Kolonialisme Belanda yang Diterapkan di Indonesia

Jadi Minuman Favorit Banyak Orang, Ini Sejarah Es Teh Manis di Dunia dan Perkembangannya di Indonesia

Terpopuler


Rempah dengan Banyak Manfaat, Ini 3 Jenis Jahe Beserta Ciri-cirinya

SERBA SERBI

Rempah dengan Banyak Manfaat, Ini 3 Jenis Jahe Beserta Ciri-cirinya

Perbandingan Pelaksanaan Pemerintahan Kolonial Inggris dan Belanda

SEKOLAH

Perbandingan Pelaksanaan Pemerintahan Kolonial Inggris dan Belanda

Liger, Lion-tiger Hasil Persilangan Unik 

FLORA DAN FAUNA

Liger, Lion-tiger Hasil Persilangan Unik

Dongeng Petualangan Oki dan Nirmala: Kebaikan di Musim Bunga #MendongenguntukCerdas

SERBA SERBI

Dongeng Petualangan Oki dan Nirmala: Kebaikan di Musim Bunga #MendongenguntukCerdas

Mengenal Tokoh Pewayangan Si Kera Putih, Apa Kelebihan Dari Hanoman?

SERBA SERBI

Mengenal Tokoh Pewayangan Si Kera Putih, Apa Kelebihan Dari Hanoman?

Seberapa Banyak Bahan Bakar yang Dibutuhkan Pesawat Antariksa untuk Terbang ke Angkasa?

ANTARIKSA

Seberapa Banyak Bahan Bakar yang Dibutuhkan Pesawat Antariksa untuk Terbang ke Angkasa?

5 Fakta Unik Alpaka, Mamalia Berbulu Lebat Penghasil Serat Terbaik

SERBA SERBI

5 Fakta Unik Alpaka, Mamalia Berbulu Lebat Penghasil Serat Terbaik

Bagaimana Bentuk Keberagaman Masyarakat Indonesia? Materi PPKn SMP

UMUM

Bagaimana Bentuk Keberagaman Masyarakat Indonesia? Materi PPKn SMP

Kondisi Rakyat pada Masa Pelaksanaan Tanam Paksa, Materi Kelas 5 SD

SEKOLAH

Kondisi Rakyat pada Masa Pelaksanaan Tanam Paksa, Materi Kelas 5 SD

Apa Hubungan Budi Utomo dengan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional? Materi PPKn

UMUM

Apa Hubungan Budi Utomo dengan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional? Materi PPKn

Latest

Dongeng Petualangan Oki dan Nirmala: Kebaikan di Musim Bunga #MendongenguntukCerdas

SERBA SERBI

Dongeng Petualangan Oki dan Nirmala: Kebaikan di Musim Bunga #MendongenguntukCerdas

Mengenal Tokoh Pewayangan Si Kera Putih, Apa Kelebihan Dari Hanoman?

SERBA SERBI

Mengenal Tokoh Pewayangan Si Kera Putih, Apa Kelebihan Dari Hanoman?

Komet 12P Meluncur Melewati Nebula Bulan Sabit, Bagaimana Bentuknya?

ANTARIKSA

Komet 12P Meluncur Melewati Nebula Bulan Sabit, Bagaimana Bentuknya?

Rempah dengan Banyak Manfaat, Ini 3 Jenis Jahe Beserta Ciri-cirinya

SERBA SERBI

Rempah dengan Banyak Manfaat, Ini 3 Jenis Jahe Beserta Ciri-cirinya

Seberapa Banyak Bahan Bakar yang Dibutuhkan Pesawat Antariksa untuk Terbang ke Angkasa?

ANTARIKSA

Seberapa Banyak Bahan Bakar yang Dibutuhkan Pesawat Antariksa untuk Terbang ke Angkasa?

Ada Buah hingga Roti, Ini 6 Makanan yang Cocok Dimakan Sebelum Olahraga

SERBA SERBI

Ada Buah hingga Roti, Ini 6 Makanan yang Cocok Dimakan Sebelum Olahraga

Liger, Lion-tiger Hasil Persilangan Unik 

FLORA DAN FAUNA

Liger, Lion-tiger Hasil Persilangan Unik

5 Fakta Unik Alpaka, Mamalia Berbulu Lebat Penghasil Serat Terbaik

SERBA SERBI

5 Fakta Unik Alpaka, Mamalia Berbulu Lebat Penghasil Serat Terbaik

Benarkah Suara Hujan Bisa Membuat Seseorang Lebih Cepat Tidur? Ini Faktanya

SERBA SERBI

Benarkah Suara Hujan Bisa Membuat Seseorang Lebih Cepat Tidur? Ini Faktanya

Jangan Sampai Kehujanan, Ini 5 Tips Merawat Kaktus Selama Musim Hujan

SERBA SERBI

Jangan Sampai Kehujanan, Ini 5 Tips Merawat Kaktus Selama Musim Hujan

Tak Hanya Rusa dan Badak, Ini 7 Jenis Hewan yang Memiliki Tanduk

FLORA DAN FAUNA

Tak Hanya Rusa dan Badak, Ini 7 Jenis Hewan yang Memiliki Tanduk

Menarik, Tempat Ini Menyimpan 500 Fenomena Geiser yang Ada di Bumi

SERBA SERBI

Menarik, Tempat Ini Menyimpan 500 Fenomena Geiser yang Ada di Bumi

Bagaimana Bentuk Keberagaman Masyarakat Indonesia? Materi PPKn SMP

UMUM

Bagaimana Bentuk Keberagaman Masyarakat Indonesia? Materi PPKn SMP

Cuaca Panas dan Hujan Tidak Menentu di Sejumlah Wilayah, Apa Penyebabnya?

SERBA SERBI

Cuaca Panas dan Hujan Tidak Menentu di Sejumlah Wilayah, Apa Penyebabnya?

Bagaimana Cara Menunjukkan Budaya yang Ada di Indonesia? Materi PPKn

UMUM

Bagaimana Cara Menunjukkan Budaya yang Ada di Indonesia? Materi PPKn

x


 

Find Us On Social Media

   


NETWORKS

About Us | Editorials | Management | Privacy | Pedoman Media Siber | Contact Us

Hak Cipta © Bobo.ID 2024

[24/1 06.33] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/RYxZsL5TNz6jkde2/?mibextid=A7sQZp


Mencantumkan Silsilah di situs RODOVID.ORG


Mencantumkan silsilah keluarga di situs Rodovid kemungkinan kita bis terhubung secara otomatis dengan silsilah keluarga yang lain yang punya akar yang sama.  Siapa tau klien atau rekan kerja ternyata masih satu Mbah Canggah. Tapi yang perla diperhatikan adalah Nama istri harus ikut  nama suami, demi keamanan anakanak kita kelak, karena sebagaimana kita tau nama kecil ibu bisa untuk membobol akun Bank.


https://id.rodovid.org/wk/Orang:25677

[24/1 06.34] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/LJwp9BW98vYaGUFF/?mibextid=A7sQZp


Silsilah Pangeran Diponegoro  Kartosuro 


(Bukan Pangeran Diponegoro bin Sultan Hamengkubuwono lll) dan Kisah terkait Istri beliau , Nyi Ageng Karang / Nyi Dipa / Raden Ayu Sulbiyah.


Sunan Amangkurat I memiliki beberapa putra antara lain : Sunan Amangkurat II dan Sunan Pakubuwono l, dari 2 istri permaisuri yang berbeda. 


Raden Mas Rahmad atau Raden Mas Kuning atau Sunan Amangkurat ll atau Sinuhun Amangkurat Amral dari perkawinan Sunan Amangkurat Agung dan Kanjeng Ratu Pembayun/Kanjeng Ratu Kilen (putrinya Pangeran Pekik).


Raden Mas Drajat atau Pangeran Adipati Puger dari perkawinan Sunan Amangkurat Agung dan Kanjeng Ratu Wetan dari daerah Kajoran alias Kanjeng Ratu Palabuhan.


Sinuhun Paku Buwono l atau Pangeran Puger Kartosuro memiliki beberapa putra salah satunya adalah Raden Mas Notowiryo. Jadi, Raden Mas Notowiryo ini adalah saudara satu ayah dengan Sunan Amangkurat IV.


Raden Mas Notowiryo atau BPH Diponegoro disebut juga dengan Pangeran Diponegoro Kartosuro alias Pangeran Herucokro.


BPH Diponegoro atau Raden Mas Notowiryo , suami dari Raden Ayu Sulbiyah , memiliki putri yaitu GKR Kencono. 

Raden Ayu Sulbiyah sendiri kelak dikenal sebagai Nyi Ageng Karang atau Nyi Dipa. Nyi Ageng Karang adalah pendiri kota Karanganyar .


GKR Kencono itu adalah permaisuri pertama dari BRM Sujono / Pangeran Mangkubumi / Sultan Hamengkubuwono l. 


Sementara permaisuri kedua  adalah GKR Kadipaten/GKR Tegalrejo dari garis kyai Ageng Drepoyudo.


Ini berarti GKR Kencono dan Sultan Hamengkubuwono adalah sepupu. Sesama cucu dari Sunan Pakubuwono l.


GKR Kencono dan Sultan Hamengkubuwono l, memiliki 2 orang anak yaitu : 

1. KGPA Anom Hamengku Negoro HB l (wafat dalam usia 19 tahun)


2. GKR Bendoro yang dinikahkan  dengan KGPAA Mangkunegara l sebagai permaisuri pertama. Tetapi akhirnya bercerai setelah memiliki satu orang putri, yakni GBRAj Soepiyah (wafat usia muda).


Note : 

Mohon untuk diperiksa tulisan saya ini berhubung saya menulis dari mencocokkan beberapa data dari buku. Takut salah tulis dan info. Terima kasih sebelumnya ... :)


Illustrasi video ini adalah Silat gaya Mangkunegaran ...diperagakan oleh mas Hariady Kesatria

[24/1 06.36] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/eV3WMXXTseb4wGAX/?mibextid=A7sQZp


Assalamu'alaikum, pangapunten Bapak/Ibu. Barangkali ada saudara di sini Trah Ki Juru Mertani melalui Raden Mandurorejo atau yang mengetahui. Saya ada Layang Kekancingan Asal Usul, punya Almarhum Kakek, tapi sudah agak rusak jadi di bawah Raden Mandurorejo (Cucu Ki Juru Mertani dari Ayah Raden Manduronegoro) sebagian besar agak sulit terbaca lagi. Mohon bantuannya. Terima kasih sebelumnya

[24/1 06.37] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/3aCQP3fd4vQHFtqy/?mibextid=A7sQZp


Barangkali ada yang tahu silsilah mbah hasan besari bin Nur iman mlangi bin p. amangkurat IV bin p amangkurat II bin p. Amangkurat I. Semisal mbah hasan besari punya anak berapa namanya ini..... Dst. 

Nuwun

[24/1 06.46] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Habiib Bodoh Mau Bikin Apa ... ?


https://youtu.be/AjDMgSrI4FU?si=rhJiNmP9-XXSGAsx

[24/1 06.48] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Habiib Kok Ajak Sembah Berhala ?!


https://youtu.be/_28IEpCOFHw?si=4d1cUsbP93ZaoekJ

[24/1 08.45] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://my-dock.blogspot.com/2014/06/kyai-ageng-mirah.html?m=1


Beranda

 

Sitemap

 

Contact Us

 

Privacy Policy

 

Disclaimers For My-Dock

Search here....

 Go

My-Dock

home

Astronomi

Ilmu Falak

Sejarah

News

Tips Trik

Layanan Publik

Jadwal Waktu Shalat

Arah Kiblat


 Home  Sejarah  Kyai Imam Musahaf

Kyai Imam Musahaf

POSTED BY MH NAJIIB POSTED ON JUNI 29, 2014 WITH 14 COMMENTS

My-Dock Sejarah Ponorogo - Ada lagi putra K. Ageng Mirah yang ber tempat tinggal di kaki Gunung Gombak atau Gunung Larangan, kemudian pindah ke Dukuh Kepuh Gero Desa Gandu Kepuh Kecamatan Sukorejo. 


K. Ageng Mirah datang pertama kali di wilayah Wengker babad dan bertempat tinggal di Mirah dan mendirikan pondok di daerah ini. Anak beliau yang namanya sama dengan nama ayahnya yaitu K. Ageng Mirah II dan K. Ageng Mirah III babad dan bertempat tinggal di kaki Gunung Gombak, disini keduanya juga mengem bangkan dakwah Islam dengan mendirikan Pon dok dan Pesantren. Kemudian anak K. Ageng Mirah III yang bernama Imam Musahaf babad dan bertempat tinggal di Kepuh Gero yang letak nya tidak jauh dari Mirah tempat tinggal Kyai Ageng Mirah pertama alias Penasehat Betoro Katong Bupati Ponorogo pertama.


Asal Usul K. Imam Musahaf

1) Sayid Jumadil Kubra – Troloyo Mojokerto

2) Sayid Ibrahim Asmaraqandi – Tuban

3) Sayid Maulana Ishaq – Malaysia

4) Sayid ’Ainul Yaqin (Sunan Giri) Gresik

5) Sunan Giri Prapen – Gresik

6) K. Ageng Gribig – Malang 

7) K. Ageng Muslim  (Mirah I) – Mirah Nambang rejo berputra 

8) K. Ageng Mirah II – Nglarangan Kauman Sumo roto berputra

9) K. Ageng Mirah III – Nglarangan Kauman Sumo roto berputa

10) K. Imam Musahaf – Kepuh  Gero Sukorejo ber putra

11) K. Umar – Kepuh Gero Sukorejo berputra

12) K. Mohammad bin Umar – Banjarsari Sewulan Madiun


Sesudah K. Mohammad Besari Tegalsari mengangkat putra-putrinya ke jenjang rumah tangga, tinggal seorang putrinya yang ke 8 (de lapan) yang belum mendapat kan jodoh, sehing ga sangat memprihatinkan K. Mohammad Besari, beliau beristikharah minta kepada Alloh agar putrinya ini segera mendapatkan jodoh.


Tidak lama kemudian Alloh SWT menga bulkan do’a Kyai dimana disuatu hari datanglah Kyai Umar dari Puhgero kekediaman Kyai Besa ri di Tegalsari untuk melamarkan anak lelakinya yang bernama Mohammad bin Umar yang biasa disebut dalam buku babad dengan sebutan Bin Umar Puhgero untuk dijodohkan dengan putri Kyai Besari. Lamaran Kyai Umar Puhgero dite rima oleh Kyai Besari Tegalsari, kemudian ke dua anak Kyai ini di aqad nikahkan.


Sesudah tujuh hari pernikahan Bin Umar dengan putri Kyai Besari Tegalsari, di keraton Yogjakarta terjadi suatu peristiwa yang meng- gemparkan, yaitu hilangnya Pangeran Singosari pergi dari keraton Yogjakarta. Ternyata keper gian sang Pangeran ini membuka (babad) hutan di daerah Malang, di Desa Singosari mendirikan istana (keraton) sendiri. Sinuhun Yogja kebingu ngan dan cemas campur khawatir, jangan-jangan di lain waktu Pangeran Singosari memberontak Yogjakarta dan terjadi perang saudara yang tidak bisa dielakkan lagi.


Sinuhun Yogja kemudian mengajak Tumenggung untuk musyawarah, bagaimana cara nya agar Pangeran Si ngosari mau kembali ke Yogjakarta. Ki Tumenggung lalu menyarankan agar Sinuhun minta pertolongan Kyai Besari Tegalsari untuk dapat mengajak kembali pulang Pangeran Singosari ke Yogjakarta lagi. Pendapat Tumenggung ini di setujui, bahkan Tumenggung sendiri yang di utus oleh Sinuhun Yogja untuk datang ke Tegalsari, minta bantuan sang Kyai Tegalsari..


Sesampainya di Tegalsari, kedatangan Tumenggung di terima oleh Kyai Besari sendiri, lalu apa yang menjadi maksud kedatangannya se-mua di haturkan kepada Kyai Tegalsari. Inti dari semua pembicaraan adalah  ; Nanti apabila Kyai Mohammad Besari Tegalsari dapat membawa pulang Pangeran Singosari ke Yogjakarta, Kyai akan diberi anugerah berupa bumi perdikan yang tidak dikenakan pajak untuk selama-lama nya.


K. Mohammad Besari kemudian memang gil anak menantunya yang masih temanten baru yaitu Kyai Bin Umar Puhgero, dan di perintah agar bersama-sama Tumenggung Yogjakarta be rangkat ke Malang untuk mengajak pulang Pa ngeran Singosari ke Yogjakarta.


Setelah Kyai Bin Umar Puhgero bersama Tumenggung sampai di Malang, kemudian ia shalat di perbatasan hutan tanah yang di buka (babad) oleh Pangeran Singosari. Selanjutnya K. Bin Umar menghadap kepada Pangeran Singo sari. Setelah Pangeran Singosari mengetahui ada tamu ki Tumenggung dari Yogjakarta, Pangeran memerintahkan kepada Senopati untuk menang kap Tumenggung. Kyai Bin Umar lalu berkata kepada Senopati bahwa kedatangan Tumenggung Yogja ini bukanlah kemauannya sendiri, tetapi mengantarkan Kyai Bin Umar wakil dari Kyai Mohammad Besari Tegalsari.


Mendengar apa yang di katakan Kyai Bin Umar, Senopati lapor kepada Pangeran Singosari bahwa, sang Tumenggung hanyalah sebagai pe- ngikut Kyai Bin Umar sebagai wakil Kyai Besari Tegalsari. Kemudian Pangeran Singosari datang bertemu muka dengan Kyai Bin Umar dan ber- bincang-bincang sesaat, akhirnya Pangeran Si ngosari dapat memahami semua apa yang disam paikan oleh Kyai Bin Umar, lalu Pangeran mau kembali ke Yogjakarta jika Kyai Bin Umar siap mengantarkan sampai di keraton Yogjakarta. Di samping minta kesiapan Kyai Bin Umar, Pange ran juga minta keamanan pribadi Pangeran Singo sari selama di Yogjakarta menjadi tanggung ja wab K. Bin Umar. Kemudian Tumenggung di perintahkan oleh Pangeran Singosari agar berang kat lebih dahulu meninggalkan kota Malang me nuju Yogjakarta dan agar secepatnya memberi kan informasi kepada Sinuhun Yogja bahwa kedatangan Pangeran Singosari hendaknya dijem put para prajurit di luar batas kota Yogja. 


Karena gembiranya Sinuhun Yogja akan kepulangan Pangeran Singosari, beliau tidak me lupakan dengan janjinya, yaitu memberikan bumi tanah merdikan kepada Kyai. Akhirnya Kyai Bin Umar oleh Sinuhun Yogja di anugerahi bumi perdikan di Desa Banjarsari Sewulan Madiun, yang kemudian Kyai Bin Umar bersama istrinya hidup berumah tangga di bumi perdikan ini de ngan menyiarkan dakwah Islam mendirikan mas jid dan pesantren. Dalam berumah tangga Kyai Mohammad Bin Umar dikarunia 8 (delapan) putra-putri yaitu :

1) Nyai Mohammad

2) K. Ali Imron – Banjarsari Sewulan Madiun.

3) K. Bilawi – Giripurno Magetan

4) KH. Mohammad Besari – Banjarsari Madiun

5) K. Faqih – Plosorejo Kertosono

6) Nyai Nawawi – Tawangrejo Uteran

7) K. Belawi – Dondong Kebonsari

8) K. Maolani – Dondong Kebonsari.



Silsilah K. Anom Besari di Ponorogo

1. P. Brawijaya V Bhre Kertabumi Majapahit

2. R. Abdullah Fatah Sultan Demak

3. Sultan Trenggana Demak

4. Pnb. Prawata Demak

5. Pnb. Wirasmara Setono Gedong Kediri

6. P. Demang ( R. Jalu ) Adipati Kediri th. 1586

7. Ki. Demang Irawan Badal Ngadiluwih Kediri

8. Sayid ‘Abdul Mursyad Tukum Grogol Kediri

9. Kyai Anom Besari Kuncen Caruban Madiun berputra :

a. Kyai Khotib Anom Srigading Kalangbret Tulung Agung

b. Kyai Mohammad Besari – Tegalsari Jetis Ponorogo

c. Kyai Noer Sodiq – Tegalsari Jetis Pono rogo

A) Kyai Khotib Anom Kalangbret T.Agung ber putra :

K. Nawawi – Majasem Madusari Siman Po. ber putra :

K. Ghozali – Cokromenggalan Po. berputra 17 putra putri :

1) Ibrahim – Bedi Polorejo Babadan Po.

2) Zakariya – Sekaran Jajar Lembah Babadan Po.

3) Walijah – Juranggandul Kadipaten Babadan Po.

4) Karmiya – 

5) Mad Rais – Cokromenggalan Po.

6) Mariyam – Pintu Jenangan Po.

7) Ilyas – Parang Bonagung Magetan

8) Imam Faqih – Bayem Taman Bonagung Mgtn.

9) Warsinah – Cokromenggalan Po.

10) Warsiyah – Cokromenggalan Po.

11) Robi’ah – Kranggan 

12) Monah – Bedi Kidul Jetis Ponorogo

13) Idris – Cokromenggalan Po.

14) Isma’il / Shaleh – Cokromenggalan Po.

15) Asiyah – Mojoroto Sukorejo Ponorogo

16) Hayatun – Cokromenggalan Po.

17) Khozinah – Padas Bungkal Po.


1) K. Ibrahim – Bedi Polorejo Babadan Ponoro go berputra 6 :

a. ROISAH – Ngunut Babadan Po.

b. ZAINAB – Tamanan Polorejo Babadan Po.

c. MARJIYAH – Plosorejo Maduh Baron Ngjk.

d. RIDLWAN – Bakalan Polorejo Babadan Po.

e. SUDJINAH – Wonosari Tj.Anom Nganjuk

f. Syarifah Ny. Imam Rozi – Bedi Polorejo Babadan Po.

B) Kyai Mohammad Besari Tegalsari Jetis Pono-rogo berputra :

1) K. Ishak – Coper Mlarak Ponorogo

2) Ny. Abdurrahman

3) K. Ya’kub

4) K. Isma’il

5) K. Bukhari

6) K. Chalifah

7) K. Ilyas

8) Ny. Mohammad bin Umar – Banjarsari Madiun


B.7) K. Ilyas – Tegalsari berputra :

1. K. Kasan Yahya

2. Kanjeng Kyai Kasan Besari - Tegalsari

3. K. Suheb - Tegalsari 

4. Nyai Askiran - Malo 

5. Nyai Zainal ’Arif – Tegalsari


B.7.2) Kanjeng Kyai Kasan Besari – berputra :

Dari Istri ke I

a) Bagus Kasan Anom

b) K. Ilham – Setono

c) Nyai Reksoniti – Surakarta

Dari Istri ke II

a) Imam Besari – Tegalsari

b) Nada Besari – Tegalsari

Dari Istri ke III

Nyai Kasanpuro – Gontor Mlarak Ponorogo

Dari Istri ke IV

K. Tirta Besari – Ngrukem Mlarak Ponorogo

Dari Istri ke V (putri dari Keraton Solo)

a) RM. Martopuro – Wedono Maospati Magetan

b) RA. Kasan Rifa’i – Karanggebang Jetis Po.

c) RA. Martorejo – Coper Mlarak Po.

d) RM. Cokronegoro – Bupati Ponorogo (1854 – 1856)

e) RM. Bawadi – meninggal usia muda

f) RA. Andawiyah

Dari Istri ke VI

a) K. Kasan Cholifah – Tegalsari

b) K. Wongsodipuro – Singkil Balong

c) K. Martosari – Tegalsari

Dari Istri ke VII dari Yogjakarta tidak punya keturunan.


B.8) Ny. Mohammad bin Umar – Banjarsari berputa :

a) Nyai Mohammad

b) K. Ali Imron – Banjarsari Madiun

c) K. Bilawi – Giripurno Magetan

d) KH. Mohammad Besari

e) K. Faqih – Plosorejo Baron Nganjuk

f) Ny. Nawawi – Tawangrejo Uteran

g) K. Belawi – Dondong Kebonsari Madiun

h) K. Maolani – Dondong Kebonsari Madiun


B.8.b) K. Ali Imron – Banjarsari Madiun berputra :

Ny. Taftajani II – Kradinan Jetis Ponorogo berputra:

1) K. Asnawi – Kradinan Jetis Ponorogo

2) K. Moh. Sayid – Kradinan Jetis Ponorogo

3) Ny. Imam Ghozali – Kedungpanji Lembehan Magetan


B.8.b.2) K. Moh. Sayid – Kradinan Jetis berputra :

a) Ny. Mustaram – Kradinan Jetis Ponorogo

b) K. Hasan ’Ali – Kradinan Jetis Ponorogo

c) K. Isma’il – Kradinan Jetis Ponorogo

d) Ny. Maulani – Prayungan Paju Ponorogo

e) Ny. Musthofa – Kradinan Jetis Ponorogo

f) K. Nida Besari – Banjarsari Kediri

g) K. ’Ali Muttaqin – Coper Mlarak Ponorogo

h) K. Husnun – Kradinan Jetis Ponorogo

i) K. Imam Rozi – Bedi Polorejo Babadan Po.

j) Ny. Kulsum – Kedungpanji Lembehan Magetan

k) K. Imam Asy’ari – Ngapit Ngawi 


B.8.b.2.e) Ny. Musthofa – Kradinan berputra :

1) Ny. Marhamah

2) K. Abu Syukur

3) Ny. Markonah

4) K. Mas’ud

5) Ny. Taslimatun (Ny. K. Ridwan) Bakalan Plrjo.

6) Imam Munawir

7) Abdullah

8) Muslihah


B.8.b.2.e.2) K. Abu Syukur – Kradinan berputra :

a) KH. Abdul Ghoni - Geneng Ngawi

b) K. Abdul Ghofur - Kradinan Jetis

c) Ny. KH. Ridwan (Fathimah) - Pagerwaja Tulungagung

d) KH. Abdul Manan – Singosari Malang

e) Ny. KH. Abdul Mu’in (Andasah) - Munggu Bungkal

f) Ny. K. Rohmat (Juwariyah) - Maospati Magetan

g) KH. Imam Djurdjani - Tulungagung


B.8.b.2.e.5) Ny. Taslimatun (Ny. K. Ridwan bin KH. Ibrahim Bedi) Bakalan Polorejo berputra :

a) K. Mohammad Adnan - Bakalan Polorejo

b) KH. Asyhuri - Bakalan Polorejo


B.8.b.2.i) K. Imam Rozi (Ny. Syarifah binti KH. Ibra- him Bedi) Bedi Polorejo Babadan Ponorogo berputra :

1) Hj. Khodijah – Koripan Bungkal Ponorogo

2) Hj. ’Aisyah – Bangsongan Kediri

3) Hj. Sribanun – Bancer Paju Ponorogo

4) K. Agus Damanhuri – Bedi Polorejo

5) Hj. Siti Fathimah – Serag Pulung Ponorogo

6) Hj. Mardliyah – Klinter Kertososno Nganjuk

7) Hj. Musri’ah – Sedayu Purwoasri Kediri

8) Hj. Shofiatun – Pandanarum Kertosono

9) Hj. Siti Asiyah – Maduh Plosorejo Kertosono.


C) K. Noer Sodiq – Tegalsari Jetis Ponorogo berputra :

1) Ny. Ahmad

2) Ny. Zakariya

3) Ny. Suratman

4) K. Mukmin

5) K. Mubarak

6) K. Idris.

Bagikan ke :FacebookGoogle+TwitterDiggTechnoratiRedditLintaskan

Related articles

Ziarah Kubur Gondoloyo

Ziarah Makam Srandil dan Sejarah R.M Mertokusumo

Perang Brotonegoro melawan Kompeni Belanda

Sejarah Kabupaten Polorejo dan R.T Brotonegoro

Lawakan Gus Dur tentang Letkol Prabowo Dan Preman Cengkareng

Masa Pendidikan Ki Hajar Dewantara

14 komentar:


Sayyid Marwan, Trah KR Anom Besari via Jalur KR Nada Besari7 Juli 2016 pukul 22.26

Assalaamu 'alaikum.

AlhamdulilLaaHi Robbil 'aalamiin. Nama saya Eko Marwanto di Setu, Kab. BEKASI yang masih trah Husayn dari jalur eyang saya, Nada Besari/Nedo Besari/Naja Besari. Adapun silsilah lengkap saya menurut beberapa keterangan dari para leluhur dan saudara yang masih hidup di desa Karang Turi, Purbalingga adalah : Eko Marwanto bin Sardiwan bin Samini binti Nawiarsa Djakawitana/Nawiarsa Djakafitana bin Nada Besari bin Kyai Kasan Besari bin Kyai Ilyas bin Kyai Mohammad Besari bin Kyai Anom Besari dst. s.d. ke Sayyidina Husayn bin 'Ali bin Abi Tholib.


Mohon kepada Admin dan para pembaca blog atau web ini jika mengetahui Sejarah Kyai Nada Besari hingga meninggalnya dan keturunannya dimanapun berada, agar berkenan memberikan infonya kepada kami di WA 0812 8979 6907 dan e-mail : marwanto.mareanto76@gmail.com, hal ini dimaksudkan untuk dapat terwujud kevalidan sejarah para waliyulLoH, khususnya Kyai Nada Besari/Naja Besari/Nedo Besari dan dzurriyat beliau dan dalam rangka mengumpulkan keturunan atau trah Kyai Nada Besari yang tercecer dimanapun dan kapanpun agar terjalin Shilaturrohim keluarga besar trah Kyai Nada Besari selamanya.


Atas perhatian Admin dan para pembaca, diucapkan terima kasih. Semoga AlloH membalas kebaikan Anda semua dengan pahala berlipaat ganda.


Eko Marwanto, S.H.I., M.H. bin Sardiwan bin Kastadja,

Pencatat Nasab Silsilah Trah Kyai Nada Besari


Balas

Balasan


mh najiib20 Juli 2016 pukul 08.29

terimakasih nanti tak coba konfirmasi pada keluarga moh. imam besari...



mh najiib20 Juli 2016 pukul 08.31

terimakasih nanti tak coba konfirmasi pada keluarga moh. imam besari...


Balas


Unknown8 November 2017 pukul 12.09

mohon yg tau...(B.8.a) Nyi Muhammad .kok masih kosong


Balas


Unknown8 November 2017 pukul 12.10

mohon yg tau...(B.8.a) Nyi Muhammad .kok masih kosong


Balas


Laila Safitri8 Juli 2018 pukul 16.06

Assalamualaikum wr. Salam kenal. Saya, Muhammad Rouf, Ngawi. Mohon dicantumkan juga garis keturunan kyai Ilyas dari isteri kedua. Salah satu puteranya adalah kyai syihabuddin, gentong Paron Ngawi, leluhur saya. Maturnuwun. Wassalaamu'alaikum wr wb


Balas


mh najiib21 Juli 2018 pukul 22.49

Mohon maaf karena keterbatasan saya dalam mengumpulkan referensi daftar keluarga, saya belum bisa mencantumkan secara detail...


Balas


TRENZHT LINNER1 Desember 2019 pukul 10.59

salam kenal dari keluarga RM Soemodihardjo keluarga besar bathara katong - sumirah


Balas


Unknown31 Desember 2020 pukul 08.44

MasyaAlloh Tabarakalloh..

Sy cucu dari Mbah KH Abdul Ghoni

8.b.2.e.2) a)


Balas


Team task force macan putih Indonesia kota bekasi8 Maret 2021 pukul 20.59

Salam.sedulur Raden.brawijaya V dari keluarga Sumirah kyai Ageng Mirah V keturunan pangeran.bathara Katong, keluarga besar Mas lanjur sumodihardjo


Balas


Anonim10 Mei 2022 pukul 12.37

Mohon pencerahannya anak dari KH Muhammad Umar banjarsari. Kok kok ada perbedaan,dari link yang saya temukan https://banjarsari-online.blogspot.com/2009/06/silsilah-eyang-muhammad-bin-umar.html?sc=1652147407920&m=1#c3708851650410036771


Balas


Anonim10 Mei 2022 pukul 12.39

Anak yang bernama Ny, ngaisah/ KH akramuddin

Salam perseduluran

Wa saya 081906658207


Balas


Anonim28 April 2023 pukul 14.10

A) Kyai Khotib Anom Kalangbret T.Agung ber putra :

K. Nawawi – Majasem Madusari Siman Po. ber putra :

K. Ghozali – Cokromenggalan Po. berputra 17 putra putri :


Terima kasih infonya. Untuk memastikan, sumber data tsb dari mana? atau adakah sumber yang bisa dirujuk lagi bahwa K Ghozali Cokromenggalan adalah putra K Nawawi Majasem putra K Khotib Anom Kalangbret?


Mohon berkenan menginfokan ke saya

Amir Aziz

WA. 081-237845044


Balas


Anonim28 September 2023 pukul 09.38

Assalamu alaikum wr wb,mohon info serta silsilah lengkap Putra-putri Syeh Basyaruddin Srigading Kalangbret Tulungagung Jawa Timur


Balas


Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

HOT NEWS


Masa Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Gambar hanya ilustrasi My-Dock / Sejarah - Ayah Ki Hajar Dewantara dan sang istri sangat aktif dan menyukai pelajaran kesastraan dan mu...


POPULAR POSTS

Ziarah Makam Srandil dan Sejarah R.M Mertokusumo

Tanda Baca Waqaf dalam Surat Al-fatihah

Asal Usul Tuanku Imam Bonjol

Kyai Imam Musahaf

Kyai Donopuro

Sudut Deklinasi dan Lingkaran Deklinasi

Program Awal Bulan Menggunakan Excel

Membuat Teropong Bintang

Struktur Kepengurusan Nahdlotul Ulama (NU)

ABOUT US

Melalui website ini saya akan selalu memperbarui informasi dan terus berusaha untuk mengembangkan website My-dock agar menjadi lebih baik lagi. Anda dapat mengirimkan kritik saran melalui kontak yang sudah saya berikan.

MENU UTAMA

Ilmu Fiqih

Masail Fiqih

Metodologi Penelitian

Hukum Adat

Hukum Perdata

Organisasi

PARTNERSHIP

Google

Blogger

Google AdSense

Wikipedia

Yahoo

Boxelk

BLOG CONTACT

Polorejo Babadan Ponorogo 63491

085233565566

mh_najiib@yahoo.co.id

Contact Us


menuicon fcebook menuicon twitter menuicon google plus menuicon rss menuicon rss

Support : Boxelk | Gendool | NavSoft's

Copyright © 2020. My-Dock - All Rights Reserved



Sumber : https://my-dock.blogspot.com/#ixzz8Ph7D92kk

[24/1 12.39] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/dFFZcHnHS4Wn7Z4r/?mibextid=A7sQZp


Oknum2 Ba'Alawi Y'DNA Haplogroup G ( DNA Askenazi ) Suka Maksa2 Orang lain ber Muhibbin / Jadi Jongos2/ Budak Mereka 😅

Majikan Londo Ireng Cucu dari Kapiten Arab Antek Belanda  keturunan Gen  Yahudi Askenazi  ( Y'DNA Haplogroup G)

[24/1 14.53] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Habiib Luthfii Blunder - Nusantara Merdeka Jasanya 'Alawiyyiin


https://www.facebook.com/groups/854130474668938/permalink/7066188496796407/?sfnsn=wiwspwa&ref=share&mibextid=BVYs31

[24/1 14.56] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 7 Dosa Oknum Habaaib & Pembelanya


Sahkan Penjajahan Belanda & Pelawannya Sebagai Bughot ! 


https://www.facebook.com/share/v/kMQddCQJ95SSNFV3/?mibextid=wAa3IX

[24/1 14.57] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Ba'alawyy Lebih Mulia Daripada Kiyai Pribumi


https://www.facebook.com/share/v/M8SB3U7TPaVgXwfs/?mibextid=wAa3IX

[24/1 18.42] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Manuskrip Tua Kebumen


https://youtu.be/iUl9QEyrfO8?si=MivxsxDq6Q4BSIiF

[24/1 21.02] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Mbah Minta Selalu Cintai Ba'alawyy? 


https://youtu.be/EE9wNQTwxrw?si=rgpBTRFpxmZKUjXB

[24/1 21.11] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Apapun DiBa'alawysasikan


https://youtu.be/SWWyocaKtVY?si=5i0vGbl3HqtQ4gIW

[24/1 21.16] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Semua Kiyai Kok Ba'alawy ?


https://youtu.be/kZK0OQiCs_g?si=CjXePQ_mwB9FI1QN

[24/1 21.19] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Kontra Ba'alawy (Basis Data) Vs Pro Ba'alawy (Basis Husnul Zdon)


https://youtu.be/zUMSnukVxlw?si=i03IHBDnlW5r-Q7c

[24/1 21.23] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Sayyid & Syariif Pejuang Asli Nusantara


https://youtu.be/PwCVK-v0yZg?si=ZDN4htRfU6myWjQo

[24/1 21.33] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Isa Al Muhaajir Hijrah ke Yaman Bawa 12 Kontainer Emas & Perak ?


https://youtu.be/xvFK5_Th1GM?si=NZ8zicJFz3PokTZw

[24/1 21.34] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Habaaib Indonesia Palsu


https://youtu.be/0FZBqmHM24Q?si=uvqkhPem5dPngVyZ

[25/1 02.13] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/FGs6hEa1HAKBz2YY/?mibextid=A7sQZp


STOP PERBUDAKAN BA'ALAWI KEPADA PARA MUHIBBIN2  BERMODAL NASAB PALSU ,!!!!

[25/1 02.14] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/sQ6xUR9md9A4oJii/?mibextid=A7sQZp


MEMBUAT MAKAM KERAMAT BERKMODAL ILMU RONGSEN KUBURAN


Kami dan Teman2 butuh waktu panjang dalam  menelusuri sebuah makam dan mengumpulkan bukti Sejarah nya kadang Bertahun2  dan sampai hari ini masih Belum Berani Menyebutkan secara Pasti ini makam Siapa ?


#Ilmu Rongsen Kuburan  waqilah cukup 10 menit Cukup Duduk di depan Makam lalu keluarlah Sebuah Nama dan Versi dongeng sejarah Berikut asal usul / Sejarah nasab nya 

#Selanjutnya di Tetapkan Kapan Acara Haul nya Merujuk Isyaroh Sang Wali Pe Isbat Makam Tersebut

[25/1 02.22] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/ffh19yvjpLhzuFuQ/?mibextid=iWPMgG


SULTAN SADAT AL TERMEZ 

IMAM ALI AKBAR CUCU IMAM ALI AL HADI 


Abu Muhammad Ali Akbar ibn Muhammad al-Askari ibn Imam Ali al-Hadi ( lahir 1 Juni 865 , Samarra  - wafat  14 Juli 950 , Termez ) -


Susur Galur Nasab 


1.Muhammad SAW 

2. Fatima Zahra + Imam Ali bin Abu Thalib .

3. Husein .

4. Zein al-Abidin .

5. Muhammad al-Baqir .

6. Jafar al-Sadiq .

7. Musa al-Kazim .

8. Ali ar-Rida .

9. Muhammad at-Taqi .

10. Ali al-Hadi .

11. Muhammad al-Askari, dijuluki Al-Baaj 

12.Ali Akbar


Dalam kesimpulan ulama silsilah Nakib al-Ashraf, “Asosiasi Keturunan Nabi Muhammad dari Turkestan di Turki ,” disebutkan nama-nama putra terkenalnya Sayyid Ali Akbar yang meninggalkan keturunan 


1. Sayyid Muhammad (kadang-kadang di beberapa naskah disebut Mahmud)

2. Sayyid Ali al-Asghar

3. Sayyid Husein

4. Sayyid Musa

5. Sayyid Isa

6. Sayyid Usman


Sayyid Ali Akbar adalah seorang wali muslim, menurut ulama silsilah ia merupakan anak kedua dari Muhammad al-Askari yang merupakan kakak dari Imam Hassan al-Askari , keturunannya disebut Sadat al- Baaj dan ini telah  dikonfirmasi oleh banyak sejarawan 


Beberapa keturunannya Yang tercatat antara lain :

,Menurut sumber silsilah dan naskah, dari keturunannya yang bernama Sayyid Naqib Muhammad Hussein bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Ali Akbar  bin Sayyid Muhammad al-Askari bin Imam Ali al-Hadi, 

Perkembangan Silsilah keluarga Cucu Sayyid Ali Akbar yang Bernama  Sayyid Naqib Muhammad Hussein ini terbagi menjadi dua cabang dari kedua putranya yang bernama Sayyid Muhammad /  Sayyid Syams ad-Din Muhammad al-Bukhari, dan 

Sayyid Ahmad, yang dijuluki Laqab Sayyid Ata Bulaki (Khilvati),


Sayyid Syams ad-Din Muhammad al-Bukhari, menurunkan  banyak keluarga Sayyid di Timur Tengah , dan Sayyid Ahmad, laqab  Sayyid  Ata Bulaki (Khilvati), yang dianggap sebagai nenek moyang banyak keluarga sayyid di Bukhara dan wilayah Samarkand, Fergana dan Termez, Khorezm, Asia Tengah


pemakaman Sayyid Ali Akbar terletak di mausoleum utama kompleks peringatan Sultan Saodat (Sadat) . Mausoleum “Sultan Saodat (Sadat)” (didirikan abad 9-15) di kota Termez . Di kompleks peringatan “Sultan Saodat” dan di wilayahnya di Termez terdapat banyak makam dan kuburan lebih dari seribu sayyid

[25/1 02.23] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/c1CEor9Sc6YNVPQe/?mibextid=A7sQZp


Salam kenal. 

Sebagai trah anak turunnya Prabu Brawijaya V dari Majapahit. Saat ini sudah memiliki kekancingan dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang menunjukkan sarasilah dari Prabu Brawijaya V dari jalur Bondan Kejawan. 

Dan ini juga barusan mendapatkan dokumen serat kekancingan dari jalur Raden Patah di Demak. Dokumen serat kekancingan dari jalur Raden Patah ini milik eyang buyut putri saya yang dibuat pada zaman Hindia Belanda. 

Hanya pertanyaannya bolehkah membuat serat kekancingan dari 2 jalur, karena saat ini yang jelas serat kekancingan dari jalur Bondan Kejawen sudah kami miliki.

[25/1 02.25] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Gedabrus - Kenapa Ente Malah Rame2 Hidup Benalu di Nusantara (NKRI)


https://www.facebook.com/share/p/JJXp5c2QM4uwPxua/?mibextid=A7sQZp

[25/1 10.26] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/zDFUTYwNn4moarb8/?mibextid=A7sQZp


MISTERI NASAB SYAIKH MANSYURUDIN CIKADUEN


versi Keturunan Sultan Haji / Sultan Mansyurudin Abu Nashar Abdul Qahar 

👉Syaikh Mansyurudin Cikaduen bukan Satu orang yang sama dengan Sultan Haji bin Sultan Ageng Tirtayasa 


Versi Keturunannya Raden Rumi  /  Tubagus Nengah bin Sultan Ageng Tirtayasa , 

👉Syaikh Mansyurudin Cikaduen bukan Satu Orang yang Sama dengan Raden Rum bin Sultan Ageng Tirtayasa

[25/1 10.27] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/FGs6hEa1HAKBz2YY/?mibextid=A7sQZp


STOP PERBUDAKAN BA'ALAWI KEPADA PARA MUHIBBIN2  BERMODAL NASAB PALSU ,!!!!

[25/1 17.24] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Gedabrus - Habaaib Minta Dihargai Dihormati Setinggi2nya



https://youtu.be/IXQdbHFYms4?si=1FcLUwOzJvgGcBEa

[25/1 17.25] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Gedabrus - Percuma Punya Rumah Tanpa Dipajang Foto Habaaib


https://youtu.be/NvkKA1VSnCI?si=ceOsdUf7R1XvJjg3

[25/1 17.28] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Gedabrus - Jaga Tarim Fardlu Habaaib VI


https://youtube.com/shorts/_-h9vyWlW18?si=QOokCePftB5cSrzE

[25/1 18.45] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Gedabrus ?Jawaban Untuk Gus Fuad Pembenci Habaaib ?!


https://youtu.be/O9NL_HCqDnI?si=8BU8QZQrjyQWA-h5

[25/1 19.31] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/E29jShEVyu7YTkrx/?mibextid=A7sQZp


Pede banget antum pak Ustad 🤔

Ahlul Bait Jalur Alien Planet mars Kah Ba'Alawi 😅🙏

[26/1 16.40] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/uAWfdTSvhBSfHKxt/?mibextid=A7sQZp


DIASPORA KETURUNAN SUNAN AMPEL DI MADURA SEBELUMNYA TELAH TERBA'ALAWISASI 👉 KETURUNAN DARI PANGERAN SAWO AMPEL MENANTUNYA SUNAN GIRI 


#Keluarga keturunan Para Pejuang2 ini Akhirnya saling Mengenali Kembali Saudara2nya 

#Hikmah Pendataan/ Penelitian Nasab itu Menyambungkan Balung Pisah 


Sayyid Muhamad / P Ronggo ing Nepa 

⬆️

Sayyid Abdurahman Panotogomo / P Khotib Ing Arosbaya wafat Dalam Perang 1680 

⬆️

Sayyid P Kanigoro 

⬆️

Sayyid Bagir Bahaudin

⬆️

Sayyid P Zimat  Husein ing Sangkah 

⬆️

Sayyid Ali Amir Qodiman ing Ombul 

⬆️

Sayyid Abdullah / Bujuk Kalla bire timur


Sayyid Muhamad / P Ronggo ing Nepa 

⬆️

Sayyid Abdurahman Panotogomo / P Khotib Ing Arosbaya wafat Dalam Perang 1680 

⬆️

Sayyid P Kanigoro 

⬆️

Sayyid Ahmad Syarif / Ahmadudin 

⬆️

Sayyid P Syarif Kahfi 

⬆️

Sayyid P Masigit Ongkowijoyo Arosbaya

[26/1 16.40] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/wcvgsq2THi9wS7dj/?mibextid=A7sQZp


Satu yang Menguatkan Semangat Perjuangan Para sayyid Syarif asli Dzurriyah Rasulullah SAW melalui jalur WALISONGO setelah Terkonfirmasi Y'DNA nya Ber Haplogroup J1 (Y'DNA Haplogroup nya Khusus untuk  Komunitas Sayyid Syarif) 

#PERDEBATAN ATAS  SUBYEKTIVITAS PENCATATAN KITAB NASAB SELESAI

[26/1 16.44] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Gedabrus Ketua RAD


https://www.facebook.com/share/p/E29jShEVyu7YTkrx/?mibextid=A7sQZp

[26/1 19.38] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.timenews.co.id/gaya-hidup/99511655681/ide-kreatif-ilmu-mahal-yang-tidak-dipelajari-di-sekolah-inilah-cara-mudah-memperbaiki-kran-air-dol-cukup-gunakan-kabel-saja

[27/1 05.11] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Gedabrus - Habiib Faqih Al Muqoddam Didatangi Malaikat Jibril Berulangkali


https://youtu.be/NfFmd0nryHo?si=wJc6XlcjOuuxj2so

[27/1 05.14] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Gedabrus - Karya2nya Terkenal di Hadlromaut


https://youtu.be/5DpqF9TqkxE?si=5hfroJZT9Xx_V3eZ

[27/1 06.06] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/groups/854130474668938/permalink/7072375096177747/?sfnsn=wiwspwa&ref=share&mibextid=KtfwRi


Habib / Habaib itu Gelar Keturunan Alwi bin Ubaidillah bin .........Alien (?) ,Habib Bukan Dzurriyah Rasulullah SAW ini Final ,!!!

[27/1 06.11] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/PNCb2M3PV42oxnvu/?mibextid=A7sQZp


BANGSA YANG BESAR MENGHARGAI SEJARAH / KITA WAJIB MENGHARGAI JEJAK SEJARAH KARYA WALISONGO "ISLAMISASI NUSANTARA"


Kolonial Belanda dan Antek2nya ( Ba'Alawi) telah sengaja' Menghilangkan Jejak Sejarah Leluhur Kami Walisongo, Banyak Naskah2 Tua Catatan Nasab / Sejarah nasab yang ada di Keraton mereka hanguskan , asal usul Walisongo mereka cantolkan Ke Nama Nama Fiktif Adzamatkhan2nan oleh Kaki tangan mereka (Ba'Alawi)

#Kebenaran Akan menemukan Jalannya Sendiri, Rapatkan Barusan Lur Semua Putro Wayah Walisongo, Jangan Mau lagi Jadi Budak2 Londo Ireng (Ba'Alawi)!

[27/1 19.54] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/W3bmjLmaaGWd2qh1/?mibextid=A7sQZp


SILSILAH WAYANG ITU SYUHRO WAL ISTIFADOH TERPELIHARA SILSILAH NYA / TETAP MASYHUR SELAMA RATUSAN TAHUN TAPI SILSILAH WAYANG ITU SEBATAS TOKOH2 FIKSI (REKA'AN)


Kenapa leluhurnya Ba'Alawi tidak ter Reportase pada catatan Sejarah di Zaman / Semasa dia Hidup sebagai Sayyid Syarif ?

1) Karena Leluhurnya Ba'Alawi itu Masayaikh ( Mereka Leluhur Ba'Alawi Bergelar Syaikh dan Bukan Sayyid Syarif dalam Catatan Pihak Ba'Alawi sendiri di masa Abad 9H )

2) diduga Nama-Nama Leluhurnya Ba'Alawi 6 Kebawah dari Nama Ubaidillah adalah Nama nama Fiktif , Makam makam nya sengaja' di buat jauh setelah nama tersebut Hidup 


Syaikh Ali As Sakran wafat abad ke 9H di duga selain Menulis karangan kitab terkait sejarah leluhurnya juga Sengaja membangun makam makam Baru dan di Tulisi dengan nama nama leluhur nya dan Mencangkok sebagai keturunan Imam Ahmad bin Isa dan Saat Mencangkok Pertama' Kali itu  berjarak masa  550 / 650 tahun imam Ahmad Al Abah Wafat atau  setelah nama leluhurnya UBAIDILLAH di sebut Hidup di masa Imam Ahmad Al Abah , Imam Ahmad Al Abah Wafat 260H abad  3H Dan Leluhurnya Ba'Alawi Bernama Ubaidillah wafat 383H atau imam Ahmad Al Ahmad hidup semasa imam Ali Al Hadi wafat 258H abad ke 3H 


Pertanyaan nya Koq Syaikh Abdul Qodir al Jilani juga Bergelar Syaikh (?) , Gelar Syaikh Pada Syaikh Abdul Qodir Al Jailani selalu di sertakannya Keterangan bahwa beliau adalah Sayyid Syarif Dzurriyah Rasulullah SAW ,oleh Murid2 Beliau dan Ulama Yang terpengaruh oleh Beliau bahkan Oleh Para Penguasa yang Memusuhi Beliau di masa Beliau Hidup 


Gelar Syaikh Pada Nama Syaikh Abdul Qodir Al Jailani adalah Gelar Sebagai Guru / Pengajar dan Di Masa nya Telah  Masyhur Syaikh Abdul Qodir Al Jailani di ketahui Masyarakat Luas sebagai Sayyid Syarif Dzurriyah Rasulullah SAW , Sama Seperti Gelar Syaikh Pada Syaikh Jam B aaladin Husein Al Kubra selalu di Ikuti Keterangan bahwa beliau Adalah Dzurriyah Rasulullah SAW, dalam Catatan Reportase di Masa beliau Hidup di Lingkungan beliau Berdakwah 


Itulah Syuhro Wal Istifadoh yang sebenarnya sebagai Bukti Tokoh Historis yang Masyhur dan Tercatat di mana mana di lingkungan beliau berdakwah

و الحمد لله رب العالمين

صلى الله على محمد

0 comments:

Post a Comment