Imam Ali Zainal Abidin bin Al Husein
Berputra diantara nya
Abdullah Al Bahri
Berputra
Muhamad Al Arqot
Ismail
Berputra 2
- Muhamad
- Ḥusein
Diantara dua nama Putra Ismail bin Muhammad Al Arqot ada yang salah satu berputra Bernama Abdullah
Abdullah ini dalam Naskah Hikayat Pasai 1360M disebutkan nama lain Meurah Syahri Nuwi (?)
Kesultanan Peureulak tidak bisa diklaim sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara.
Karena Kerajaan Jeumpa Lebih Dulu ada
Berbagai sumber sejarah menyebutkan Kesultanan Peureulak didirikan pada 840 M dengan rajanya yang pertama, Sultan Alaidin Syed Maulana Abdul Aziz Syah (Hasjmy, 1981: 147). Kesultanan Peureulak terus mempertahankan eksitensi sampai dengan peleburannya menjadi bagian dari Kerajaan Samudra Pasai pada tahun 1296 M di bawah kepemimpinan Sultan Malikus Saleh. Penggabungan ini menurut ahli sejarah dikarenakan raja terakhir Kerajaan Peureulak Tunong yang bernama Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Syah tidak meninggalkan ahli waris laki-laki. Selain itu, pergeseran pusat kekuasaan politik di wilayah tersebut yang ditandai dengan popularitas Kerajaan Samudra Pasai diperkirakan menjadi faktor pendorong peleburan Kesultanan Pereulak sebagai bagian Kerajaan Samudera Pasai. Kesultanan Peureulak sesungguhnya merupakan kontiunitas dari kerajaan yang memang sudah berdiri sebelum kehadiran Islam. Dikisahkan datanglah rombongan berjumlah 100 orang dari wilayah Arab di bawah pimpinan seorang yang bergelar Nakhoda Khalifah. Tujuan mereka adalah berdagang sekaligus berdakwah menyebarkan agama Islam. Para ahli sejarah melaporkan bahwa kehadiran juru dakwah dan pedagang Arab ini mendorong pemimpin dan sebagian penduduk Negeri Peureulak secara perlahan berkonversi ke Islam. Selanjutnya, salah satu anak buah Nakhoda Khalifah, Ali bin Muhammad bin Ja`far Shadiq dinikahkan dengan Makhdum Tansyuri, adik dari Syahri Nuwi. Dari perkawinan mereka inilah lahir Alaidin Sayyid Maulana Abdul Aziz Syah, Sultan pertama Kerajaan Peureulak yang beragama Islam. Sultan kemudian mengubah ibukota Kerajaan, yang semula bernama Bandar Peurelak menjadi Bandar Khalifah, sebagai penghargaan atas Nakhoda Khalifah (Hasjmy, 181: 149).
Kesultanan Peureulak terkenal sebagai penghasil kayu peureulak, yaitu kayu yang berkualitas bagus untuk pembuatan kapal. Tak heran kalau para pedagang dari Gujarat, Arab, dan India tertarik untuk datang ke sana. Pada awal abad ke-8, Kerajaan Peureulak berkembang sebagai bandar niaga yang sangat maju. Kondisi ini membuat maraknya perkawinan campuran antara para saudagar muslim dengan penduduk setempat. Efeknya adalah perkembangan Islam yang pesat dan mengalami puncak kejayaan pada masa Perdana Menteri perempuan Putri Nurul A'la (Peuseunu, 1983: 10).
Pada masa kekuasaan sultan ketiga Peureulak, Sultan Alaiddin Maulana Abbas Syah, kesultanan Peureulak mulai mengalami konflik. Umumnya penulis sejarah menganggap konflik tersebut terjadi antara aliran Ahlus-sunnah waljama'ah yang diwakili para meurah keturunan asli Peureulak dan Syi'ah yang diwakili para keturunan Nabi Muhammad yang disebut Aziziyah. Penelitian ini bertujuan mengajukan bantahan terhadap penulisan umum sejarah Kerajaan Peureulak yang menganggap konflik yang terjadi sejak sultan ketiga Peureulak adalah konflik antara Ahlussunnah waljama'ah dengan Syi'ah. Dalam usaha ini ditemukan bukti-bukti lain tentang kegalatan narasi sejarah Kesultanan Peureulak yakni ternyata gelar meurah bukan semata gelar untuk putera asli Peureulak sebagaimana umumnya para penulis sejarah Kerajaan Peureulak di narasikan (Ahmad, 2009: 131)
Manuskrip yang mengulas sejarah Kesultanan Peureulak antara lain Kitab Idharul Haq li Mamlakah Peureulak dan Hikayat potroe Nurul A'la.
Kajian tentang Kesultanan Peureulak yang berbentuk tulisan pendek baik yang diterbitkan sebagai bagian dari buku, makalah dalam seminar, artikel jurnal ilmiah, reportase media massa, misalnya Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, berisi beragam ulasan tentang sejarah Kesultanan Pereulak. Naskah ini diterbitkan Ali Hasjmy dalam buku dan Proceding Seminar Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam oleh Tim Penulis Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh Timur.
Kategori fragmen sejarah Kesultanan Peureulak antara lain ditulis TM. Arifin Amin melalui buku berjudul Sejarah Putri Nurul A'la di Kerajaan Islam Peurelak Abad ke-6 Hijriah/12 Masehi dan Dayah Cot Kala: Pusat Pengembangan Pendidikan Islam di Asia Tenggara karya T.M. Syahbuddin Razi Peuseuneu.