HARTABUTA :
Sabtu, 23-8-2025.
*SABAH: SATU TITIK CAHAYA DI PETA SUFI NUSANTARA*
_(Membersamai Rais dan Mudir Ali Idarah Aliyyah JATMAN dalam acara Akbar Kota Sufi Se-Nusantara di Kinabalu, Sabah Malaysia)_
Oleh: *Abdur Rahman El Syarif*
Di ujung utara Pulau Borneo, Sabah menatap Laut Cina Selatan dengan wajahnya yang biru dan tenang. Gunung Kinabalu berdiri tegak, bagai tiang kokoh yang menopang langit, sementara debur ombak di pantai Tanjung Aru seakan melantunkan dzikir abadi.
Di tanah inilah, pada 22-24 Agustus 2025, para ulama sufi dari seantero Asia Tenggara berkumpul dalam sebuah majlis yang dinamakan Kota Sufi Se-Nusantara 3.0.
Bukan sekadar pertemuan ilmiah, melainkan pertemuan ruhani, di mana tali silaturahim, sanad keilmuan, dan rasa kebersamaan spiritual dipintal menjadi satu.
Poster acara menampilkan wajah-wajah para masyayikh JATMAN, para pewaris tarekat mu’tabarah yang telah lama menjadi nafas spiritual masyarakat Muslim di Nusantara.
Dari KH. Achmad Chalwani Nawawi hingga *Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa*, dari KH. Muhammad Fathurrahman hingga KH. Rokhimuddin Al-Bantani, semua menyuarakan pesan yang sama, bahwa Islam bukan hanya hukum dan fatwa, melainkan juga cinta, dzikir, dan keindahan jiwa.
Di tengah pusaran dunia modern yang gaduh, di mana gawai lebih fasih berbicara daripada manusia, di mana konflik politik menggerus rasa persaudaraan, di mana agama sering diperas hanya menjadi identitas kosong, Sabah seakan menawarkan ruang hening.
Sebuah oasis, tempat para ulama sufi mengingatkan kembali bahwa ruh Islam adalah kasih sayang, bahwa jalan tasawuf adalah jalan menyejukkan, bukan menebarkan api perpecahan.
Allah ï·» berfirman:
الَّذِينَ آمَÙ†ُوا ÙˆَتَØ·ْÙ…َئِÙ†ُّ Ù‚ُÙ„ُوبُÙ‡ُÙ… بِذِÙƒْرِ اللَّÙ‡ِ ۗ Ø£َÙ„َا بِذِÙƒْرِ اللَّÙ‡ِ تَØ·ْÙ…َئِÙ†ُّ الْÙ‚ُÙ„ُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra‘d: 28).
Acara ini menemukan relevansinya justru dalam konteks kekinian.
*Pertama*, ia hadir sebagai jawaban atas gelombang radikalisme dan sektarianisme yang terus menghantui masyarakat Muslim global. Di Sabah, pesan yang ditebarkan adalah tasamuh (toleransi), ukhuwah (persaudaraan), dan mahabbah (cinta kasih). Sebagaimana sabda Rasulullah ï·º :
الْÙ…ُؤْÙ…ِÙ†ُ Ù„ِÙ„ْÙ…ُؤْÙ…ِÙ†ِ ÙƒَالْبُÙ†ْÙŠَانِ ÙŠَØ´ُدُّ بَعْضُÙ‡ُ بَعْضًا
“Seorang mukmin bagi mukmin lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
*Kedua*, ia menegaskan bahwa identitas Nusantara dibangun tidak hanya dari sejarah politik dan ekonomi, tetapi juga dari jaringan ruhani tarekat yang menyambungkan Aceh, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Brunei, hingga Mindanao. Sejarah ini berjalan seiring dengan sabda Nabi ï·º:
Ø¥ِÙ†َّÙ…َا بُعِØ«ْتُ Ù„ِØ£ُتَÙ…ِّÙ…َ Ù…َÙƒَارِÙ…َ الْØ£َØ®ْÙ„َاقِ
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad).
*Ketiga*, ia menyodorkan alternatif narasi kebudayaan: bahwa di era digital yang penuh kebisingan, orang tetap haus akan ketenangan batin, haus akan dzikir, haus akan sentuhan spiritual yang lembut.
Bayangkan, di sebuah malam di Sabah, para ulama duduk melingkar, melantunkan wirid dan qasidah. Cahaya lampu berbaur dengan cahaya hati. Kalimat 'La ilaha illallah' menggema, menembus hutan dan laut, menyatu dengan desir angin Borneo.
Saat itulah terasa, bahwa Sabah bukan sekadar tuan rumah, melainkan juga simbol titik temu, titik temu bangsa-bangsa, titik temu sejarah lama dan tantangan baru, titik temu manusia dengan Sang Penciptanya.
Maka, Kota Sufi Se-Nusantara 3.0 di Sabah bukan hanya agenda seremonial. Ia adalah gerakan peradaban ruhani yang meneguhkan kembali wajah Islam yang teduh, ramah, dan penuh hikmah. Dari Sabah, semoga cahaya ini menular ke seluruh penjuru Nusantara, bahkan lebih jauh lagi, ke dunia yang kian haus akan kesejukan spiritual.
#KotaSufiNusantara
#SabahSpiritual2025
#TasawufUntukPeradaban
#UkhuwahSufiAsiaTenggara
#CahayaDariSabah
https://www.facebook.com/share/v/1CQJTYtNbH/
Ùˆ الØÙ…د للّÙ‡ ربّ العالمين
صلّÙ‰ اللّÙ‡ على Ù…ØÙ…ّد






0 comments:
Post a Comment