HARTABUTA :
Rabu, 25-8-2025.
https://www.facebook.com/share/p/19ZMzTzt9J/
*Nasab Kabeb Baklevi: Operasi Spionase Silsilah*
Ada sebuah operasi besar bernama syuhroh wal istifadhoh. Dalam literatur fiqih klasik, istilah itu berarti pengakuan nasab karena “terkenal di masyarakat luas.” Masalahnya, dalam praktik, istilah ini sering berubah jadi jalan pintas: cukup dengan desas-desus, silsilah bisa melompat ratusan tahun.
Padahal kabar angin itu tidak pernah keluar dari kampung asal, tidak pernah terdengar di telinga kabilah tetangga, apalagi tercatat dalam dokumen sejarah. Anehnya, sebagian orang tetap bersikukuh bahwa bisikan sunyi itu sah dijadikan bukti.
*Mari kita sebut ini: spionase nasab.*
---
*Agen Hantu Bernama Ubaidillah*
Dalam dunia intelijen ada agen rahasia. Dalam dunia silsilah ada tokoh bernama Ubaidillah bin Ahmad bin Isa. Katanya, ia hidup di abad ke-4 Hijriyah. Tapi jejaknya bagai hantu. Selama 550 tahun, tak ada satu kitab, satu catatan, satu keterangan saksi mata yang menyebut namanya.
Baru pada abad ke-9 H, ia muncul di catatan Ali al-Sakran—itu pun tanpa referensi primer. KH Imaduddin Utsman al-Bantani menyebutnya sebagai anomali besar dalam sejarah genealogi. Seorang yang digadang-gadang keturunan agung, tapi sepanjang lima abad lebih tak pernah muncul di panggung sejarah.
Logika pun jadi korban. Jika syaratnya “harus terkenal di kampung asal, bukan hanya di tanah rantau,” maka nasab ini gagal sejak bab pertama. Popularitasnya bukan tumbuh dari negeri asal, tapi dari tanah hijrah. Itu pun hanya berputar di lingkar keluarga. Namanya bukan ketenaran, tapi propaganda internal.
---
*Jalur Buntu*
Mari kita uji dengan kacamata fiqih, sejarah, dan sains:
1. Syuhroh wal istifadhoh → Mati kutu, tak ada gaung abad ke-4 hingga ke-9.
2. Catatan ahli sezaman → Nihil, fakta sejarah bungkam.
3. Saksi mata adil → Mustahil, semua sudah jadi debu.
4. Pengakuan kabilah asal → Tak terdengar sama sekali.
5. Pengakuan ayah ke anak → Mustahil, jarak abad terlalu jauh.
6. Undian → Kalau pakai arisan, mungkin bisa.
7. Qiyafah (kemiripan wajah) → Bagaimana mau dibandingkan, foto KTP saja tidak ada.
*Hasil: semua jalur buntu.*
---
*Propaganda Mesin Waktu*
Meski kosong, propaganda berjalan rapi. Seakan-akan nasab ini bisa hidup dengan mesin waktu: kekosongan ditambal dengan klaim, sunyi lima abad ditutup dengan “katanya.”
Padahal, menurut Prof. Dr. Manachem Ali (filolog, UNAIR), nasab yang muncul belakangan tanpa catatan primer adalah rekayasa filologis. Sama seperti agen intel gadungan yang tiba-tiba mengaku pahlawan.
Dari sisi genetika, Dr. Michael Hammer (Univ. Arizona) menunjukkan bahwa garis keturunan Nabi Muhammad SAW berada pada haplogroup J1. Hasil penelitian modern justru menemukan sebagian kelompok Ba’alwi memiliki haplogroup berbeda. Artinya, secara biologis, klaim itu rapuh.
Dr. Sugeng Sugiarto (genetika, Indonesia) menegaskan: DNA adalah bukti objektif yang tidak tunduk pada gosip, opini, atau propaganda. Jika syuhroh adalah kabar mulut ke mulut, maka DNA adalah sidik jari Allah yang tak bisa dipalsukan.
---
*Operasi Gagal yang Dipoles*
Maka, nasab Ba’alwi ini persis operasi rahasia yang gagal, tapi dipoles ulang jadi cerita kepahlawanan. Ada lubang raksasa di tengah jalurnya, tapi dinding luar dicat indah agar mata awam percaya.
*Kesimpulan:*
Jika syarat utama ketenaran tak ada, maka yang disebut “nasab kabeb Baklevi” hanyalah narasi politik silsilah, bukan fakta sejarah.
Atau, dalam bahasa spionase: infiltrasi identitas tanpa cover story yang layak.
Ùˆ الØÙ…د للّÙ‡ ربّ العالمين
صلّÙ‰ اللّÙ‡ على Ù…ØÙ…ّد






0 comments:
Post a Comment