Thursday, August 14, 2025

LEGENDA / ASAL USUL KABUPATEN PATI

HARTABUTA :

Jum'ah, 15-8-2025.

Sumber :

https://www.facebook.com/share/p/19TTzoZNRv/

Tersebutlah Suatu wilayah yang dipimpin seorang adipati bernama Paranggaruda, memiliki hajat menikahkan putra satu-satunya yang bernama Raden Jaseri atau Menak Jasari dengan putri Adipati Carangsoko yang bernama Dewi Ruyung Wulan.


R Jaseri adalah pemuda dengan fisik cacat dan berwajah jelek.  Dewi Ruyung Wulan bersedih, karena ia tidak menyukai calon suaminya.  Dalam pernikahan tersebut, Dewi Ruyung Wulan meminta adanya pagelaran wayang dengan dalang Ki Soponyono, seorang dalang terkenal. Dewi Ruyung Wulan meminta cerita pewayangan yang ditampilkan adalah cerita sedih. Dalam pagelaran tersebut, Ki Soponyono mengajak dua adik perempuannya yang cantik, Ambarsari dan Ambarwati, keduanya bertindak sebagai waranggano swarawati. 


Tiba-tiba terjadi keributan, Dewi Ruyung Wulan turun dari pelaminanan menjatuhkan diri ke pangkuan Dalang Soponyono, ia minta dibawa pergi. Ki Soponyono terkejut lalu ia mengeluarkan kesaktiannya dan melarikan diri bersama dengan Dewi Ruyung Wulan beserta kedua adiknya. Adipati Paranggaruda memerintahkan patihnya, Singopadu untuk mengejar Dalang Soponyono dan Dewi Ruyung Wulan. Adipati Paranggaruda sampai memporak-porandakan desa. 


Ki Soponyono, Dewi Ruyung Wulan, dan kedua adik dalang lari masuk hutan mengikuti arus sungai. Dewi Ruyung Wulan hingga melepas pakaian kebesarannya berganti pakaian penduduk agar tidak mudah dikenali. 


Sampailah mereka di Dukuh Bantengan (Trangkil) wilayah Panewon Majasemi, saat itu matahari tengah bersinar terik. Karena kehausan, Ki Soponyono mengambil semangka dan mentimun di sawah sebagai obat dahaga. Mereka tidak menyadari bahwa gerak-geriknya diawasi adik pemilik sawah, Panewu Sukmoyono, yang bernama Raden Kembang Joyo.  


Sampai kemudian, Ki Soponyono dan Raden Kembang Joyo berperang lantaran pencurian semangka dan mentimun. Ki Soponyono kalah sakti dibanding Raden Kembang Joyo, kemudian keempatnya, Ki Soponyono, Dewi Ruyung Wulan dan kedua adiknya, menjadi tawanan R Kembang Joyo. Saat, Ki Soponyono mengutarakan alasannya mencuri semangka dan mentimun pada Panewu Sukmayono, pemilik sawah ini tidak sampai hati. Hingga akhirnya, mereka ditampung dan dilindungi. Sebagai rasa terima kasih, Ki Soponyono mempersembahkan kedua adiknya pada Panewu untuk dijadikan hambanya. Ambarsari diperistri oleh Panewu sebagai selir, sedangkan Ambarwati dibarikan pada R Kembang Joyo untuk dijadikan istri.


Sementara, Dewi Ruyung Wulan dikembalikan ke ayahandanya Adipati Carangsoko, Puspo Handung Joyo.  Dalam perjalanan selanjutnya, Raden Kembang Joyo berhasil mengalahkan pasukan Adipati Paranggaruda dan pasukan Raden Jaseri yang terus mengejar Dewi Ruyung Wulan. Sebagai ucapan terima kasih, Dewi Ruyung Wulan diberikan pada Raden Kembang Joyo yang berhasil mengalahkan Adipadi Paranggaruda, lalu menetap di Carangsoko menggantikan Puspo Handung Joyo sebagai pimpinan wilayah itu. 


Setelah diangkat menjadi Adipati Carangsoko, Raden Kembang Joyo menggabungkan tiga kadipaten, yaitu Paranggaruda, Carangsoko, dan Majasemi, menjadi satu Kadipaten Pati. 

Nama Pati diperoleh, saat Raden Kembang Joyo dan Ki Dalang Soponyono tengah meminum dawet usai membuka hutan yang dijajakan Ki Sagola. 

Raden Kembang Joyo terkesan dengan kesegaran dawet yang terbuat dari Pati Aren yang diberi santan kelapa dan gula aren. Terinspirasi dari minuman itu, kelak setelah babat alas atau pembukaan hutan selesai,

tempat ini kemudian diberi nama Kadipaten Pati - Pesantenan. 


#kisahnusantara

#pati

#viral

#legendaindonesia


Ùˆ الحمد للّÙ‡ ربّ العالمين

صلّÙ‰ اللّÙ‡ على محمّد

0 comments:

Post a Comment