HARTABUTA :
Selasa, 14-11-2023.
Sumber :
https://www.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10158255063379461/?mibextid=Nif5oz
RADEN TUMENGGUNG PRAWIRODIGDOYO
RADEN TUMENGGUNG PRAWIRODIGDOYO Lahir kurang lebih pada tahun 1780 sebagai anak kedua dari Raden Ngabehi Surotaruno III yang merupakan keturunan dari :
1. Ayah garis keenam dari :I.S.K.S. Amangkurat Agung, (Tegal) keturunan dari Pangeran Notobroto I, 2. Ibu garis keempat dari I.S.K.S. Pakubuwono I (Pangeran Puger) dari B.P.H. Puruboyo (Lumajang).


 
 
- Balas
- Bagikan
81 komentar
- Balas
- Bagikan
- Balas
- Bagikan
 
- Balas
- Bagikan
 
- Balas
- Bagikan
- Diedit
 
- Balas
- Bagikan
- Diedit
 
- Balas
- Bagikan
- Diedit
 
- Balas
- Bagikan
- Diedit
 
- Balas
- Bagikan
- Diedit
 
- Balas
- Bagikan
 
- Balas
- Bagikan
 
Muhamad Muwardi
Punten dalem sewu... menopo leres sareanipun RT Prawirodigdoyo meniko engkang wonten mblunyah...
Andi Bayou
Muhamad Muwardi satu komplek makam dgn eyang saya martohusodo di blunyah gede mas 
Muhamad Muwardi
Om Andi Bayou
 kala wingi nembe 100 dinten suruddalem eyang Tien wayahipun eyang 
Tjanggah KRAA.Poerboadhikoesoemo engkang dipunsare'aken wonten pesarean 
blunyah... kavling ipun sisih ler lan wetanipun kel. Dr sardjito
Andi Bayou
Muhamad Muwardi oh njih mas itu deket jg dgn makam kakek saya mas  semoga alm. eyang tien husnul khotimah Amin YRA
 semoga alm. eyang tien husnul khotimah Amin YRA 


 semoga alm. eyang tien husnul khotimah Amin YRA
 semoga alm. eyang tien husnul khotimah Amin YRA 


Muhamad Muwardi
Eyang tien meniko putri nipun dr. Slamet Djojohusodo kala rumiyen kalebet dokter wiwitan wonten RS Bethesda...
Muhamad Muwardi
Andi Bayou mbok menawi inggeh om, kala rumiyen ngendikanipun swargi eyang tien dalemipun wonten sagan...
Muhamad Muwardi
Dangu
 dangu koq malih mubeng njeh om... rumiyen pinanggihan kalian om 
wicaksono putra kanjenge... lajeng romo herdaru sakmeniko saking eyang 
tien putrinipun dr Djojohusodo...wkwkwkkw alit Globe nipun...
Andi Bayou
Muhamad Muwardi lah njih mas .. rumiyen njih namung mubeng kemawon pernikahanipun .. kabeh ketemu sedulur wkwkwkw  
Andi Bayou
Muhamad Muwardi saya tahu makam eyang tien itu mas , sebelah kanannya komplek makam kel.besar eyang martohusodo mas
- Balas
- Bagikan
Sono Puspahadi
Pembuat
Admin
Raden
 Tumenggung Prawirodigdoyo dibesarkan di daerah Gagatan dan semenjak 
masih kecil telah memiliki kelebihan dibandingkan dengan teman-teman 
sebayanya sebagai contoh pada waktu menginjak usia 8 tahun, Raden 
Tumenggung Prawirodigdoyo telah bisa menaiki kuda dan hari-demi hari teman-teman sepermainannya semakin sayang dengannya. 
Gagatan
 merupakan dukuh di kaki pegunungan Kendeng terletak ditepi sungai 
ketoyan (Wonosegoro), sedangkan arti gagatan sendiri ada bermacam-macam 
yaitu dari kata gagat yang bermakna pagi-pagi benar atau sebelum 
matahari terbit, tetapi jika dibaca dengan menggunakan aksara jawa maka 
gagat sendiri adalah berarti kuat sekali yang memiliki makna apabila 
beradu kekuatan sampai titik darah penghabisan (dilabuhi pecahing dada, 
wutahing ludira), jika dipisah suku kata gagatan akan menjadi dua kata 
yang bermakna lain yaitu gaga (padi yang ditanan di ladang) dan ketan 
(padi ketan). 
Di
 Gagatan jika kita berkunjung kesana maka akan kita jumpai gundukan 
tanah yang menurut cerita terdapat dua versi yang pertama adalah makam 
Kyai Berah atau Dinrah (yang berasal dari kata modin dan lurah) yang 
kediua menurut K.R.M. Mloyosunaryo gundukan tersebut adalah bekas galian
 tanah tempat bertapa pendem I.S.K.S Pakubuwono VI bersama-sama dengan 
Raden Tumenggung Prawirodidoyo yang memberikan ilmunya berupa Ajidipa 
dan membuat sumpah untuk memerangi penjajah Belanda. 
Penjajahan
 Belanda kian hari menjadi kian kejam, dan hal ini juga dirasakan 
didaerah Gagatan, sebelum pecah perang Diponegoro telah banyak 
persekutuan antara penguasa daerah menentang penjajahan Belanda. 
Menurut
 cerita, Raden Tumenggung Prawirodidoyo memiliki pasukan sejumlah 6000 
orang dengan bersenjatakan tombak, pedang, bandil dan empat buah pucuk 
meriam dan memiliki sebuah pusaka yang berupa sebuah kentongan pemberian
 dari Kyai Gunung Merbabu dengan khasiat apabila dipukul satu kali dapat
 terdengar diseluruh Kabupaten, rakyat yang mendengarnya akan siap siaga
 dan apabila dipukul dua kali maka bagi yang tidur akan bangun semua dan
 siap siaga dan yang takut menjadi pemberani, jika dipukul tiga kali, 
semuanya akan berangkat ke Gagatan dengan senjata lengkap. 
Hal
 tersebut ternyata diketahui oleh pihak Belanda dan ditulis dalam buku 
De Java Oorlog jilid I halaman 362. Kegigihan Raden Tumenggung 
Prawirodidoyo dan I.S.K.S Pakubuwono VI dalam menumpas Belanda 
digambarkan sebagai seorang yang naik kuda yang baru ditangkap dari 
hutan dan terus dinaiki sampai di kancah peperangan, sedangkan I.S.K.S 
Pakubuwono VI digambarkan sebagai seekor harimau buas yang ditusuk-tusuk
 oleh tombak. R.T. Prawirodigdoyo didampingi oleh Kyai singomanjat Imam 
Rozi, Kyai Singolodra Umar Sidig dan Kyai Suhodo Som dan Kyai Singoyudo 
pada tahun 1827 mengadakan peperangan di Desa Klengkong dan pihak 
belanda yang waktu itu dipimpin oleh Mayor Has, Kapten Win dan Regel dan
 senopati dari Mataram antara lain B.P.H Murdaningrat, B.P.H Hadiwinoto,
 B.P.H. Hadiwijoyo dan R.T Nitinegoro bertempur dengan hebatnya, 
terlihat bahwa kekuatan kedua kubu seimbang dan seorang dari prajurit 
yang ada di Klengkong yang berpakaian celana bludru biru dengan baju 
tretes dengan srempang kuning emas besar dan bertopi bundar besar 
(songkok) yang tidak lain adalah telah terjatuh dari kudanya setelah 
terkena peluru meriam, namun masih dapat diselamatkan oleh para prajurit
 dan dibawa ke Desa Kedung Gubah dan dirawat oleh R.A. Sumirah selama 15
 hari dan tepatnya sampai pada malam Jumat Pon tanggal 30 Nopember 1827 
gugur karena luka dalam yang dideritanya.
Sebelum
 meninggal Raden Tumenggung Prawirodidoyo berpesan agar nanti jasadnya 
dimakamkan di dekat makam gurunya Seh Kalikojipang di makam Blunyah Gede
 dan saat nanti agar Pangeran Diponegoro serta senopati-senopati yang 
ada supaya lebih berhati-hati sebab sekembalinya setelah berpesan 
demikian Raden Tumenggung Prawirodidoyo menghembuskan nafas terahir 
disaksikan oleh Pangeran Diponegoro, Kyai Mojo, dan R.A. Sumirah dan 
seperti pesan terahir yang disampaikan Raden Tumenggung Prawirodidoyo 
dimakamkan di blunyah.
- Balas
- Bagikan
Andi Bayou
Sono Puspahadi makam kakek saya di sini mas di blunyah gede
- Balas
- Bagikan
Sono Puspahadi
Pembuat
Admin
- Balas
- Bagikan
- Balas
- Bagikan
Jepro Samudra Handayaningrat
Sono Puspahadi apakah beliau ada hubungannya dg patung yg mirip dg patungnya pangeran DIPONEGORO di perempatan karanggede boyolali
- Balas
- Bagikan
Jepro Samudra Handayaningrat
Andi Bayou maaf blunyah gede itu daerah mn
- Balas
- Bagikan
Andi Bayou
Jepro Samudra Handayaningrat jl.monjali jogja dekat dengan hotel tentrem
- Balas
- Bagikan
- Diedit
- Balas
- Bagikan
- Balas
- Bagikan
- Balas
- Bagikan
- Balas
- Bagikan
Jepro Samudra Handayaningrat
Sono Puspahadi jadi dulu beliau tinggal di gagatan sendang karanggede ya
- Balas
- Bagikan
- Balas
- Bagikan
Dedi P Supraba W
Kentongan ipun ugi taksih wonten
- Balas
- Bagikan
- Balas
- Bagikan
Dedi P Supraba W
Sono Puspahadi
 nyumanggaaken untuk namanya kurang faham,  pembangunan kembali nDalem 
ini konon disepuhi oleh abdi Dalem Kraton Surakarta KRT. sutarno 
Hadinagara
- Balas
- Bagikan
Sono Puspahadi
Pembuat
Admin
RT
 Prawirodigdoyo jika tidak salah nama lain nya adalah RT Prawiroyudho ? 
Juga menantu nya Sultan HB 2 karena istri RT Prawirodigdoyo = putri HB 2
 ?
- Balas
- Bagikan
Guntur Fajar
Menarik
 untuk terus digali kembali sejarah Boyolali Utara...Gagatan atau 
Wonosegoro- Karanggede.....masih banyak sejarah yang harus diteliti 
kembali
- Balas
- Bagikan
Agra Mas
Sono Puspahadi makam putri HB 2 wonten pundhi njih pak
- Balas
- Bagikan
- Balas
- Bagikan
- Balas
- Bagikan
Suhu Pspb Ronggolawezduasatu
Al Faatihah 3x ...
- Balas
- Bagikan
 
Sono Puspahadi
Pembuat
Admin
Copy paste : 
secuil kisah perjuangan.....
Setelah
 tumbuh dewasa, Raden Mas Ontowiryo yang kemudian bergelar Pangeran 
Diponegoro makin kecewa melihat pembesar-pembesar Belanda duduk sejajar 
dengan Sultan. Pangeran Diponegoro menganggap semua itu sebagai 
merosotnya martabat kerajaan dan wibawa Sultan. Suasana makin bertambah 
parah dengan kebiasaan baru kerabat keraton yang suka minum-minuman 
keras. Sementara Pangeran Diponegoro sudah tegak (bersikap luhur) 
menyerahkan gelar mahkotanya kepada adiknya yang masih kecil, Sultan 
Hamengku Buwono IV. Pangeran Diponegoro kemudian lebih banyak 
mengasingkan diri di tempat-tempat sepi, seperti di gua-gua di pantai 
selatan. Di tempat seperti inilah ia menemukan ketenangan batin. Meski 
demikian, ia merasa harus mengembalikan martabat Mataram dan membebaskan
 rakyat dari ketidak adilan dan kesengsaraan. Tak ada jalan lain, 
kecuali dengan harus mengusir penjajah.
Tanggal
 23 Mei 1823, Pangeran Diponegoro menggalang kekuatan dengan para alim 
ulama dan tokoh-tokoh yang berpengaruh di wilayah mataram. Orang pertama
 yang dikunjungi adalah kiai Abdani dan Kiai Anom di Bayat, Klaten. Ia 
mendapat dukungan sekaligus tambahan ilmu kedigdayaan. Selanjutnya ia 
bersama Pangeran Mangkubumi berkunjung ke Sawit, Boyolali untuk menemui 
Kiai Mojo, seorang Kiai kepercayaan Kanjeng Susuhunan Pakubuwono IV Kiai
 Mojo pun setuju dan mendukung penuh perjuangan Pangeran Diponegoro. 
Dengan
 diantar Kiai Mojo, Pangeran Diponegoro menemui Tumenggung 
Prawirodigdoyo di Gagatan. Tumenggung gagatan ini adalah orang 
kepercayaan Susuhunan Paku Buwono VI. Pada tahun 1824, atas saran Kiai 
Mojo dan Tumenggung gagatan, Pangeran Diponegoro menemui Kanjeng 
Susuhunan Paku Buwono VI. 
Ternyata
 Raja Surakarta ini, sangat mendukung perjuangan pamannya. Ia tidak 
hanya memberi dukungan dalam bentuk dana perang, tapi juga 
pasukan-pasukan Keraton dan para Senopati terpilih disediakan.
Banyak
 orang meyakini bahwa guru agama Diponegoro adalah Kyahi Taptajani, 
ulama besar keturunan Kyahi Nuriman dari pesantren Mlangi. Yang cukup 
menarik ialah  pernyataan Suwarno Adinoto dalam bukunya Menyingkap 
Perlawanan T. Prawiro-digdoyo : Sawung Gagatan. 
Dikatakan
 bahwa Raden Mas Ontowiryo alias Pangeran Diponegoro adalah saudara 
seperguruan  Yudo*), cucu Ngabehi Prawirosakti dari Gagatan. Mereka 
sama-sama pernah menjadi  murid Syeh Kaliko Jipang, di pondok pesantren 
Petingan, di sebelah utara Jogyakarta. Usia Ontowiryo waktu itu baru 
delapan tahun, sedangkan Yudo lima tahun lebih tua.
*)Menurut
 silsilah trah gagatan, Yudo adalah putra Raden Surotaruno III, cucu 
Ngabehi Prawirosakti (Adimenggolo) dari Gagatan, Boyolali. Ibunya, Raden
 Ayu Surotaruna adalah putri Adipati Notokusumo (Pangeran Juru), patih 
kerajaan Surakarta  yang dibuang Belanda ke Ceylon. Sejak kecil Yudo 
diasuh oleh kakeknya, yakni Ngabehi Prawirosakti. Setelah berusia tiga 
belas tahun dia dikirim ke pondok pesantren Petingan Jogyakarta. Dua 
saudara seperguruan itu ternyata memiliki keistimewaan yang berbeda. 
Yudo  mewarisi pengetahuan Islam dan puncak ilmu kesaktian, sedangkan 
Diponegoro lebih menguasai ilmu kepemimpinan, ilmu hukum, tarikh Islam 
dan filsafat secara mendalam. Yudo, nantinya menjadi Bupati Pamajegan di
 Gagatan, bergelar Tumenggung Prawirodigdoyo. Walaupun daerahnya 
termasuk wilayah Surakarta, namun dia  berjuang di pihak Diponegoro 
hingga gugur dalam peperangan. Jenasah Syekh Kaliko dan Tumenggung 
Prawirodigdoyo dimakamkan di Blunyah Gedhe, di sebelah utara Jogyakarta 
(Suwarno Adinoto, 1985:12-14).
- Balas
- Bagikan
Dedi P Supraba W
Dalem kabupaten Gagatan sekarang ada di dusun patosan sedayu muntilan (joglo monggot)
- Balas
- Bagikan
- Diedit
Pratama Derby
Dedi P Supraba W Muntilan mana Niki???
- Balas
- Bagikan
 
- Balas
- Bagikan
Dedi P Supraba W
Sono Puspahadi njih mas
- Balas
- Bagikan
- Balas
- Bagikan
 
Naniek Priyomarsono
Terima kasih masuk dalam group banyak belajar sejarah yg selama ini tidak di expose
- Balas
- Bagikan
- Balas
- Bagikan
 
- Balas
- Bagikan
- Diedit
- Balas
- Bagikan
Fauzan Ulva
Sono Puspahadi Matur Nuwun
- Balas
- Bagikan
- Balas
- Bagikan
 
Pratama Derby
Eyang
- Balas
- Bagikan
Sono Puspahadi
Pembuat
Admin
- Balas
- Bagikan
Dio Nabil
BPH
 NOTOBROTO/KIAI MURTOMO,BROTOMARTOYO, PRAYITNO...beliau semua adalah 
sesepuh eyang canggah saya.alhamdulilah .tepangaken dalem R HENIE 
ANDRIANTO .
- Balas
- Bagikan
Iqrom Dimas Maulana
Dio Nabil salam santun kawulo saking pati om..
- Balas
- Bagikan
- Balas
- Bagikan
- Balas
- Bagikan
Yoko Wongso
Dio Nabil BPH NOTOBROTO SUMARE WONTEN PUNDI SEDULUR ?
- Balas
- Bagikan
Manggan
Yoko Wongso Notobroto1 makamnya diklaten
- Balas
- Bagikan
 
Dab Tejo Yusup Indra
Dikatakan bahwa K.R.T. Prawirodigdoyo ada garis keturunan Brawijaya V. Kalau boleh tau garis keturunan dari mana ya ? Nuwun 

- Balas
- Bagikan
Pratama Derby
Dab Tejo Yusup Indra bliau masih trah Amangkurat agung
- Balas
- Bagikan
 
- Balas
- Bagikan
Omega Rianda Rustian
Nuwun perso arti dari isi Sumpah Atirata nopo nggih?
- Balas
- Bagikan
Sono Puspahadi


Pembuat
Admin
dab tejo yusup indra
itu sudah jelas disebutkan ...
dan keturunan Sinuhun Pakubuwono I, raja Mataram Kartosuro...
mereka berdua = sudah jelas trah brawijaya 5 ....
pelajari postingan postingan lain di grup ini yaaa



- Balas
- Bagikan
Pratama Derby
Sono Puspahadi nyimaaakkk
- Balas
- Bagikan
- Balas
- Bagikan
Pratama Derby
Sono Puspahadi siyaap nnt klo ad yg nnya2 sy bantu jawab
- Balas
- Bagikan
Sono Puspahadi
Pembuat
Admin
ini kok ya sampai ada yg nanya apa RT Prawirodigdoyo masih trah brawijaya 5 

- Balas
- Bagikan
Pratama Derby
Sono Puspahadi wkwk msh bljr silsilah mgkn dia
- Balas
- Bagikan
Arifin Pyd
Nupang nanya di tempat saya ada makam raden purbo negoro /kyai purbo n
egoro.,.,.., apakah masih ada penjelasan 







- Balas
- Bagikan
Aditya Dinata Kusuma
Ijin nyimak 

- Balas
- Bagikan
 
Dahroni Gondes Koclok
Tumengung prawirodikdoyo niku ptronene pinte LAN sinten mawon asmane kangmas  nuwon
- Balas
- Bagikan
- Balas
- Bagikan
 
Oka Mahendra
Terimakasih infonya. Saya jd tau sejarah nenek moyang saya

- Balas
- Bagikan
Nanky Probo Ayu
Simbah
- Balas
- Bagikan
- Balas
- Lihat Terjemahan
- Bagikan
Balas
Bagikan
و الحمد لله رب العالمين
صلى الله على محمد

















0 comments:
Post a Comment