HARTABUTA :
Selasa, 7-11-2023.
A. Jalur Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwono I) bin Sunan Pakubuwono I
B. Jalur Isteri Permaisuri
C. Jalur Sultan Hamengkubuwono II
D. Jalur Isteri Permaisuri Sultan Hamengkubuwono II
Silsilah Pangeran Diponegoro Yg ke Madura Cokroningratan yakni Adipati Cakraningrat I.
Sumber :
📌
Silsilah Pangeran Diponegoro yang ke Madura.
Diponegoro bin
Sultan Hamengkubuwono III bin
Permaisuri Sultan Hamengkubuwono II bin
RM. Purwodiningrat, Adipati Magetan bin
RM. Sosrowinoto, Adipati Pasuruan bin
RM. Purbonegoro, Adipati Sampang Madura bin
Cakroningrat II Madura bin
RM. Cakraningrat I bin ...
Silsilah RM. Cokroningrat I :
Silsilah RM. Cokroningrat I & Dzurriyyahnya :
[3/11 08.27] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10160695971199461/?mibextid=Nif5oz
[3/11 08.27] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Raja-raja Madura dan Gelar Anumerta (Bagian 1 – Seding Puri Sumenep)... 👑
Di antara para penguasa Madura, terdapat beberapa tokoh yang memiliki gelar anumerta. Biasanya, gelar ini dikaitkan dengan kejadian di masa akhir kehidupan sang tokoh. Ngoser.ID di edisi ini akan mengulasnya berdasar informasi babad atau folklore yang diambil dari beberapa sumber lokal.
Dimulai dari Madura Timur, satu-satunya penguasa Sumenep yang memiliki gelar anumerta ini diperkirakan hidup pada abad 15 hingga paruh pertama abad 16.
Raden Wonoboyo, begitu naskah lama tentang sejarah awal Sumenep menyebut seorang adipati di ujung Timur nusa garam ini. Rakyat menyebut sang adipati dengan panggilan raja atau rato. Tulisan babad menyebut beliau Pangeran Sumenep. Artinya pangeran atau penguasa dari negeri Sumenep.
Raden Wonoboyo merupakan salah satu putra Aria Banyak Modang. Aria Banyak Modang adalah keponakan tokoh legendaris keraton Sumenep: Jokotole (1415-1460).
Pada waktu Sumenep diperintah oleh Aria Wigananda (1460-1502), putra tertua sekaligus satu-satunya anak laki-laki Jokotole, Aria Banyak Modang diangkat sebagai patih.
Di kemudian hari Raden Wonoboyo diambil sebagai menantu oleh Aria Wigananda. Karena Wigananda tidak punya anak laki-laki, maka Wonoboyo ditabalkan sebagai calon raja selanjutnya.
Sepeninggal Wigananda pada 1502, maka dinobatkanlah Wonoboyo sebagai “raja” Sumenep, dengan gelar Pangeran Secodiningrat.
Status Sumenep sejatinya berada di bawah Kerajaan Demak, penerus kerajaan Majapahit. Raden Fatah, Sultan Demak pertama merupakan putra Brawijaya V.
Dalam rentang waktu yang relatif lama, Madura berada di bawah naungan Majapahit. Sehingga angin perubahan kekuasaan yang mengakibatkan runtuhnya kerajaan yang didirikan Raden Wijaya sebab bantuan Aria Wiraraja itu tidak membuat perubahan bagi Madura. Madura juga tidak melakukan upaya melepaskan diri.
Pasalnya, di Madura juga masih banyak trah Majapahit yang memegang kekuasaan atau menjadi penguasa lokal di pulau garam tersebut.
Melanjutkan kisah babad, konon daerah Madura di menjelang runtuhnya Majapahit diberikan pada Ratu Maskumambang. Ratu ini merupakan salah satu putri Brawijaya V yang dinobatkan sebagai penguasa di Japan (dekat Surabaya). Oleh sang Raja Majapahit, Maskumambang diberi kuasa atas wilayah Timur dan Utara. Di dalamnya termasuk Madura.
Ketika Raden Fatah mendirikan kerajaan Islam pertama di Jawa, pasca runtuhnya Majapahit, Sultan Demak pertama itu tidak mengganggu kekuasaan saudara perempuannya itu.
Nah, saat Wonoboyo alias Secodiningrat diangkat sebagai adipati Sumenep, maka sesuai tradisi, diwajibkan menghadap ke Japan. Yaitu menghadap Ratu Maskumambang.
Juga berdasar kisah babad, Ratu Maskumambang saat itu masih membujang. Sedang Pangeran Wonoboyo dikenal dengan wajah tampannya. Sehingga saat Wonoboyo menghadap ke Japan, ketampanannya membuat Ratu mabuk kepayang. Ratu Japan jatuh cinta kepada Pangeran Sumenep.
Perang Puri
Singkat cerita, datanglah pinangan dari Ratu Japan saat sang pangeran menghadap ke sana. Tentu saja Pangeran Sumenep tidak menyatakan menerima. Di samping beliau memang sudah memiliki isteri dan tiga anak, hal itu dipandangnya sebagai petanda buruk.
Akhirnya, Pangeran Sumenep tanpa pamit kembali ke Sumenep. Meninggalkan bayang-bayang dirinya yang sudah membuat Ratu cinta mati.
Sadar ditolak, Ratu Japan murka. Beliau pun mengutus keponakannya, Raden Kanduruan, salah satu putra Raden Fatah yang menjadi patih Japan. Tujuannya hanya satu, membawa Pangeran Sumenep hidup-hidup untuk diadili.
Kembali ke Sumenep tanpa pamit disadari Pangeran Wonoboyo akan membawa akibat yang sangat buruk. Namun rasa cintanya pada sang isteri, membuatnya harus melawan Ratu Japan. Sesampainya di Sumenep, disiapkanlah pasukan perang. Tanpa harus menunggu kedatangan pasukan Japan yang diperkirakannya akan menyerang Sumenep, beliau lebih dulu menghadang di luar kota raja.
Patih Japan, Kanduruan gelisah. Pasalnya, Pangeran Sumenep dikenal sebagai adipati yang arif dan santun. Sehingga tak layak diperangi. Namun sebagai negarawan, Kanduruan terpaksa melaksanakan tugasnya.
Perang pun pecah di lokasi yang saat ini merupakan wilayah kecamatan Lenteng. Pasukan Kanduruan merupakan paduan pasukan-pasukan Madura Barat dan Pamekasan.
Kanduruan memang tidak membawa pasukan besar, karena memang sebisa mungkin ingin menghindari peperangan. Namun karena Pangeran Sumenep melawan, maka tidak ada jalan lain selain perang.
Perang tersebut terjadi pada 1559. Perang yang tak seimbang membuat pasukan Sumenep menderita kekalahan. Meski sebelumnya sempat unggul. Pangeran Sumenep yang luka parah akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Pangeran ini selanjutnya dikenal dengan gelar anumertanya, Pangeran Seda ing Puri atau Seding Puri. Yaitu Pangeran yang meninggal di tempat bernama Puri (Pore).
https://www.ngoser.id/2022/03/raja-raja-madura-dan-gelar-anumerta-bagian1-sedingpuri-sumenep.html
Raja-raja Madura dan Gelar Anumerta (Bagian 2 – Cakraningrat I dan II)... 👑
Beberapa para penguasa Madura memiliki gelar anumerta. Yaitu gelar yang diberikan pada tokoh-tokoh besar, yang umumnya dari kalangan bangsawan tingkat tinggi atau penguasa suatu wilayah setelah wafatnya.
Gelar itu umum banyak dijumpai di kawasan Madura-Jawa. Di Madura misalnya, ada Pangeran Siding Puri (Sumenep) yang telah diulas di edisi sebelumnya, lalu Panembahan Siding Kamal, Pangeran Siding Kaap, dan Panembahan Sido Mukti. Tiga nama terakhir merupakan tokoh-tokoh penguasa di Madura Barat atau Bangkalan sekarang.
Di edisi lanjutan ini, Ngoser.ID mencoba mengulas beberapa tokoh penguasa Madura yang memiliki gelar kehormatan. Yang mana nama itu bahkan lebih dikenal dibanding nama di masa hidup sang tokoh. Ngoser.ID membidik Madura Barat, atau Bangkalan saat ini.
Seding Magiri
Penguasa Madura Barat pasca invasi Mataram pada 1620-an, menggunakan gelar yang sama. Dimulai oleh Raden Prasena, anak Raden Koro yang selamat dalam serangan maut pasukan Sultan Agung Anyakrakusuma (Cakrakusuma).
Prasena lantas dibawa ke Mataram, diangkat sebagai anak, dan di kemudian hari dijadikan penasihat Sultan Agung. Prasena lantas mendapatkan kembali haknya atas Madura Barat. Beliau dinobatkan menjadi penguasa yang berkedudukan di Sampang (Madegan), pada 1624. Gelar yang dikenal di kemudian hari ialah Pangeran Adipati Cakraningrat I.
Setelah dilantik, Cakraningrat I lebih banyak menghabiskan waktunya di Mataram. Beliau jarang berada di Madura. Sewaktu-waktu saja di pulau garam.
Tak hanya Cakraningrat I, beberapa putranya juga ada di Mataram, mendampingi ayahnya. Di antaranya Raden Ario Atmojonegoro, dan Raden Demang Mloyokusumo.
Atmojonegoro lahir dari rahim Syarifah Ambami, yang dikenal sebagai Ratu Ibu (Aermata, Arosbaya). Sementara Mloyokusumo lahir dari isteri lain yang berasal dari keturunan Sumenep. Versi lain Mloyokusumo disebut lahir dari putri Mataram. Cakraningrat I memang tercatat menikahi salah satu adik Sultan Agung.
Pergantian kekuasaan dari Sultan Agung ke anaknya, Amangku Rat I, diwarnai beberapa perlawanan dari anak-anak sultan yang lain. Salah satunya Pangeran Alit.
Peristiwa itu lantas merenggut nyawa Pangeran Cakraningrat I dan anaknya, Atmojonegoro. Kejadian itu pada 1648. Cakraningrat I gugur dalam sebuah insiden. Jenazahnya dimakamkan di kompleks utama. Tak jauh dari makam Sultan Agung. Karena meninggal di Mataram, beliau dikenal dengan gelar Pangeran Seding Magiri atau Seda Ing Imagiri (pangeran yang wafat di Imagiri).
Seding Kamal
Sepeninggal Cakraningrat I, putranya yang bernama Raden Undakan diangkat sebagai pengganti. Undakan lahir dari Syarifah Ambami (Ratu Ibu).
Gelar yang digunakan sama dengan mendiang ayahnya, yaitu Cakraningrat II. Konon sebenarnya beliau yang pertama menggunakan gelar Cakraningrat.
Cakraningrat II merupakan sosok yang sangat dihormati oleh penguasa Mataram, khususnya pasca perlawanan Trunojoyo. Seperti ayahnya, Cakraningrat II juga dikenal menghabiskan banyak waktu di Mataram.
Saking hormatnya pada Cakraningrat II, Amangku Rat III berwasiat pada putra penggantinya, agar kelak dalam setiap pengambilan keputusan senantiasa meminta pendapat terlebih dahulu pada Cakraningrat II.
Sayangnya, pengganti Amangku Rat II, Amangku Rat III tidak mengindahkan pesan ayahnya. Sehingga menimbulkan perselisihan antara Mataram dan Madura. Cakraningrat II akhirnya memotori perlawanan kedua (pasca Trunojoyo) Madura terhadap hegemoni Mataram. Amangku Rat III pun tumbang.
Cakraningrat II bersama Ronggo Yudonegoro alias Raden Adipati Suroadimenggolo I menjadi tokoh yang paling berjasa dalam menaikkan Pangeran Puger alias Paku Buwono I sebagai raja Mataram selanjutnya. Puger merupakan paman Amangku Rat III. Sosok yang lebih disukai rakyat kala itu.
Sekitar 1707, Cakraningrat II yang mendapat pengakuan dari Mataram sebagai Panembahan, dalam perjalan pulang ke Madura jatuh sakit. Beliau wafat di Kamal.
Kisah wafatnya Cakraningrat II ini melegenda hingga kini. Saat wafat, matahari sudah hampir terbenam. Perjalanan menuju makam Ratu Ibu di Aermata tentu saja tidak dekat di masa itu. Anehnya, proses perjalanan, hingga prosesi penguburan, kondisi alam tetap benderang. Karena Matahari tidak bergerak dari tempatnya.
Cakraningrat II merupakan raja pertama di Madura Barat yang dimakamkan di Aermata, Arosbaya.
Seding Kapal (tambahan)
Sebagai pengganti Pangeran Tjakraningrat II adalah putra pertamanya yang bergelar Tumenggung Sosroadiningrat, Ibunya bernama R. Aju Sepuh Ratu Barakasi Putri dari Pangeran Demang alias Kijahi Syech Banjusangka II putera dari Pangeran Gunung Bâddâng, putera dari Adipati Omben putera dari Pangeran Omben, berhak menyandang Gelar Kehormatan Pangeran Tjakraningrat III.
Beliau wafat diatas kapal Belanda yang berlabuh diperairan Gresik karena kesalah pahaman ketika kapten kapal Belanda memberikan penghormatan dengan cipika-cipiki kepada sang Permaisuri seketika itu pula berteriak sontak Tumenggung Sosroadiningrat terkejut ketika Kapten Kapal Belanda menembakkan pistolnya kearah Pangeran Tjakraningrat III tidak mempan peluru, dibalaslah dengan hunusan Keris Pusaka Kraton Tonjung ke tubuh Kapten Kapal Belanda hingga tewas, namun saat nahasnya sudah sampai pula dengan palu martil kepala beliau dipukul dari belakang sehingga menyebabkan terbunuh pula.
Sehingga mayat Sang Tumenggung Sosroadiningrat dihanyutkan diperairan Gresik, Gelar Anumerta beliau adalah Panembahan Shidingkapal (1707-1718).
#Shidingkaap
Rupanya jejak saudara sepupunya R. Nila Prawata Pangeran Trunojoyo diikuti oleh Tumenggung Suroadiningrat R. Aryo SWARGI/R. Djoerit Pangeran Tjakraningrat IV yang juga memberontak kepada Kolonial Belanda setelah Panembahan Shidingkapal wafat pemerintahan di Tonjung Sekar Kedaton sempat dilanjutkan oleh putra Panembahan Shidingkamal yang Ketujuh bernama R. Aryo Tjokronegoro alias Pangeran Djimat tidak sampai setahun lamanya dan digantikan kepada Tumenggung Suroadiningrat Pangeran Tjakraningrat IV yang telah banyak membantu Kraton Mataram namun pecah kongsi ketika Mataram bekerjasama dengan Kompeni Belanda.
Pada akhirnya dianggap sebagai pemberontak Kompeni Belanda dan dicari hingga keseluruh kepulauan di Madura, ketika minta pertolongan ke Sahabat Karibnya Sultan Banjarmasin sempat ditolong, namun akhirnya diserahkan juga ke Batavia dan diasingkan ke Tanjung Harapan di Afrika Selatan tepatnya di Pulau Rubeen hingga wafat disana dan dikenal sebagai Syech Mathura, Gelar Kehormatan Anumerta beliau adalah Shidingkaap (Wafat dibenteng pengasingan 1745-1770).
https://www.ngoser.id/2022/03/raja-raja-madura-dan-gelar-anumerta-bagian-2-cakraningrat-i-dan-ii.html
Raja-raja Madura dan Gelar Anumerta (Bagian 3 – Trah Adikara)... 👑
Masih seputar kisah penyematan gelar anumerta raja-raja di kawasan pulau garam. Kali ini Ngoser.ID mencoba mengulas pemegang kuasa atas negeri Gerbang Salam atau Pamekasan di masanya. Mari kita simak.
Seding Ampel
Sebutan Seding Ampel ini disematkan pada penguasa Pamekasan yang bergelar Raden Tumenggung Adikoro II (1708-1737).
Nama kecilnya Raden Mas Asral. Ia merupakan anak Pangeran Gatutkoco alias Adikoro I dengan salah satu selirnya.
Namun karena posisinya sebagai putra selir, mendapat tentangan dari Pangeran Jimat (Cokronegoro III), memerintah Sumenep pada 1721-1744, putra Pangeran Rama sekaligus keponakannya.
Pangeran Rama merupakan anak sulung Adikoro I yang lahir dari putri Raja Sumenep, Tumenggung Yudonegoro (Macan Ulung, memerintah 1648-1672).
Adikoro II kalah dalam perang tanding dengan Pangeran Jimat dan meletakkan jabatannya. Oleh Pangeran Jimat ditunjuklah keponakannya, yang lantas bergelar Raden Tumenggung Adikoro III (memerintah 1737-1743).
Setelah kalah, Adikoro II meninggalkan kota Pamekasan sekaligus pulau Madura. Beliau menuju Ampel, dan mengaji di sana. Di Ampel beliau menjauhkan diri dari kehidupan duniawi, hingga akhir hayatnya. Adikoro Seding Ampel wafat dan dimakamkan di Ampel. Catatan sejarah tidak menerangkan di mana letak makam beliau.
Seding Sendang
Adikoro III, pengganti Adikoro II adalah anak Pangeran Wiromenggolo, adipati Sumenep pada 1709-1721. Ibu Adikoro III adalah saudari Pangeran Jimat Sumenep (1721-1744), alias putri dari Pangeran Rama (1678-1709).
Jadi Adikoro III masih cicit Adikoro I dari garis ibunya. Saat menduduki tahta Pamekasan, tidak banyak diceritakan kiprah dari tokoh yang bernama kecil Raden Sujana Baskara ini.
Adikoro III wafat dalam sebuah perjalanan di daerah Sendang. Saat ini Sendang masuk wilayah kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep.
Seda Bulangan
Penguasa yang satu ini begitu dikenal di wilayah Pamekasan. Nama kecilnya Raden Ismail. Beliau merupakan putra Adikoro Seding Ampel.
Jadi setelah Adikoro Seding Sendang mangkat, tahta kembali ke tangan anak Adikoro II.
Kisah Adikoro IV ini tidak bisa dilepaskan dari sosok bernama Ke’ Lesap. Seorang pemuda sakti mandraguna dari Madura Barat yang berpetualang untuk menguasai Madura. Konon, Lesap merupakan seorang pangeran dari Madura Barat. Namun karena lahir dari isteri yang tidak resmi, ia tak mendapat pengakuan ayahnya.
Sebenarnya tujuan Ke’ Lesap ini menjadi raja untuk mengusir VOC. Namun gerakan-gerakannya yang agak mengacaukan stabilitas umum, membuat namanya lebih kental sebagai pemberontak.
Di sela cita-cita awalnya, Ke’ Lesap diceritakan menjadi arogan dan mulai melupakan ajaran-ajaran luhur yang dianutnya. Termasuk kala menantang Adikoro IV.
Pertempuran pasukan Adikoro IV dengan pasukan Ke’ Lesap pecah pada 1750 di tempat bernama Bulangan. Adikoro IV yang dibantu kerabatnya, sekaligus penghulu Bagandan (Raden Wongsodirejo), sempat membuat Ke’ Lesap terdesak. Akhirnya dengan muslihat Adikoro IV dan Wongsodirejo berhasil dihabisi. Keduanya gugur di Bulangan.
Untuk mengenang peristiwa itu, Adikoro IV dikenal dengan sebutan Tumenggung Seda Bulangan. Jenazah beliau dimakamkan di Kolpajung, di kompleks situs Adikoro.
https://www.ngoser.id/2022/03/raja-raja-madura-dan-gelar-anumerta-bagian-3-trah-adikara.html
[3/11 08.29] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10160695971199461/?comment_id=10160833553754461
Maaf ijin bertanya, saya mempunyai catatan silsilah spt dlm gambar. Apa betul yg dimaksud dlm cerita diatas adalah Panembahan Tjokroningrat spt dlm catatan tsb. Trus apa mmg betul semua nama yg tercantum dlm catatan itu. Sebelum dan sesudahnya saya haturkan terimakasih jika berkenan menjelaskan 🙏
[3/11 08.31] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10160695971199461/?comment_id=10160833553754461&reply_comment_id=10160976859034461
Muhammad... Ada sedikit koreksi mengenai nama² tersebut diatas :
1. R. Pratanu berlaqob Panembahan Lemah Duwur memerintah/berkraton di Arosbaya yang sekarang Arosbaya
|
2. R. Koro berlaqob Pangeran Tengah memerintah/berkraton di Arosbaya/Arosbaya
|
3. R. Prasena Pangeran Tjakraningrat I berlaqob Panembahan Sidhing Magiri berkraton di Arosbaya
|
4. R. Undakan Pangeran Tjakraningrat II berlaqob Panembahan Sidhing Kamal Kratonnya di Tonjung Sekar Kedhaton
|
5. R.A. Suargi/R. Djoerit Pangeran Tjakraningrat IV berkraton di Sembilangan berlaqob Panembahan Sidhingkap (Wafat di Afrika Selatan yang sekarang di Pulau Rubeen Makamnya disana diberi gelar Syaikh Matura
6. RA Setjoadingrat bergelar Pangeran Tjakradiningrat V berlaqob Panembahan Sidhomukti berkraton di Bangkalan
7. R. Djumali kemudian erkraton di Surabaya Kasepuhan Surabaya, putranya kemudian diagkat dan bergelar Pangeran Tjakraadiningrat VI menjadi Bupati di Pamekasan.
Bersambung... Untuk membahas yang berikutnya... 🙋
[3/11 08.31] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10160695971199461/?comment_id=10161066303524461
ngapunten mau menambahkan trah Adikoro III
Bahwa
Adikoro IIi memilik 2 putra
1. Tjakradinibgrat I Gung Seppo
beliau melalui putrinya yg menikah dg Pakubuwono III menurunkan Pakubuwono/ raja raja Solo selanjutnya.
2. Tjakradiningrat II Gung Teng-nga Djumeneng ing Pamekasan merupakan raja terakhir / adipati sd 1804 sebelum Pamekasan dipegang trah Cakraningrat dr Bangkalan dg gelar Panembahan.
Tjakradiningrat II Gung Teng-nga menurunkan penemu sumber api abadi di Pamekasan.
Juga menurunkan khatib khatib terkenal dan beberapa cucu buyutnya menikah dg keturnan Cakraningrat I / Raden Praseno di level Cakaningrat V,VI,VII hingga ke Pangeran Letkol R Moh Hasan, Panembahan adipati Pamekasan .
Dimana keturnan R Moh Hasan hanya dr anak lelaki Sulung yg sampai sekarang mukim di Sampang, Pamekasan dan Sumenep secara turun temurun. Sementara anak kedua R Moh Hasan dg cucu buyut Tjakradiningrat II Gung Tennga ( putra Adikoro III) menikah dg keturunan keraton Pasuruan/trah Honggodjoyo-Honggowongso/Kasepuhan Surabaya ( Tjokronegoro, Tjondronegoro) dan tinggal di Jawa. Kemudian dr pernikahan dg trah kasepuhan Surabaya ini ada putrinya yg menikah dg keturunan ke 5 dari R. Ronggowarsito, pujangga jawa ( jalur lelaki) , dimana keturunannya banyak yg dokter, sektor IT/AI dan banyak yg di kementrian, sekarang menyebar ke Jakarta, Bandung dan kota besar lain di Pulau Jawa serta di LN.
Dari putra ketiga R Moh Hasan dg cucu buyut Tjakradiningrat II( putra Adikoro III) keturunan banyak tinggal di Malang dan Surabaya.
Just imho.
[7/11 15.49] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10160601931089461/?mibextid=Nif5oz
[7/11 15.51] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10160601931089461/?comment_id=10160617206494461
P Wikramawardhana Menikah dengan Ratu Kusumawardhani Majapahit
berputra
Bre Tumapel I ( R Kertawijaya)
Berputra.
R Arya Damar / Aryo Dillah + Putri Syaikh Husein Bre Palembang
Berputra.
R Menak Sanoyo / Bre Palembang II + Putri Sunan Kalijaga
Berputra
P Plakaran / P Demang Plakaran I
Berputra
R Pragalbo / P Demang Plakaran II
Berputra
P Lemah Duwur + Putri Joko Tingkir
Berputra
P Tengah
Berputra
P Cakraningrat I + Syarifah Ambami Ampel
Berputra.
P Cakraningrat II ( R Undagan)
[7/11 15.51] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10160601931089461/?comment_id=10160617206494461&reply_comment_id=10160621726629461
Syed Farrel Adz siapakah namanya putri Joko Tingkir yng menikah dngn P.Lemah Duwur.?
[7/11 15.52] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10160601931089461/?comment_id=10160617206494461&reply_comment_id=10160624208859461
Asmoro Putro... Yaaach... Ndak mungkin tahulah dicari di Google-pun nak bakal ketemu... Kalau di catatan Silsilah Ki Pragalbo & R. Pratanu Panembahan Lemah Duwur Arosbaya yang sekarang berganti Nama menjadi Arosbaya dipastikan ada... Maaf saya ndak menyebutkan Nama seseorang yang memiliki #Robit_Silsilah ini... 🙆
[7/11 15.52] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10160601931089461/?comment_id=10160617206494461&reply_comment_id=10160625538539461
Hidrochin Sabarudin maaf sdh saya baca disilsilah Pragalbo dan R.Pratanu saya tdk menemukan nama putri Joko Tingkir hanya menyebut P.Lemah duwur menjadi mantu dari Sultan Pajang Djoko Tjingkir dari istri mana beliau mendapat 5 orang putra putri.
Salah satunya R.Koro / Pangeran Tengah di Arosbaya.
Dari selir putra putrinya beliau ada 9 orang tdk saya sebutkan.🙏
[7/11 15.52] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10160601931089461/?comment_id=10160617206494461&reply_comment_id=10160834522144461
Hidrochin Sabarudin apa betul Cakraningrat II itu Raden Joko Tole Kudo Panoleh
[7/11 15.52] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10160601931089461/?comment_id=10160617206494461&reply_comment_id=10160977407639461
Hidrochin Sabarudin manabih RATOH EBUH MADEGAN SAMPANG (IBUNDA R PRASENO, CAKRANINGRAT I) paserah Asmanah....???
[7/11 15.53] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10160601931089461/?comment_id=10160617206494461&reply_comment_id=10161154282964461
Asmoro Putro menurut smpean istri joko tingkir ada berapa
[7/11 15.53] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10160601931089461/?comment_id=10160617206494461&reply_comment_id=10161141302194461
Syed Farrel Adz boleh saya nimbrung disini 🙏🙏
[7/11 15.54] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10160601931089461/?comment_id=10160617206494461&reply_comment_id=10161153379024461
Syed Farrel Adz ...
Nuwun Sewu ...
R. Menak Sanoyo/ Bhre Palembang II + Putri Sunan Kalijogo.
Putri Sunan Kalijogo, siapa namanya dan lewat Ibunda siapa ... ?
MNLBDA (Matur Nuwun Lahir Bathos Dunyo Aachiroh).
[7/11 15.55] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10160601931089461/?comment_id=10160711741639461&reply_comment_id=10160976818899461
Ulummansuri... Terimakasih kiriman tulisn Silsilah ini... 🤲
[7/11 15.55] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10160601931089461/?comment_id=10160711741639461&reply_comment_id=10160979080094461
Hidrochin Sabarudin
[7/11 15.55] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10160601931089461/?comment_id=10160617213019461
P Demang Plakaran I + Putri Arya Baribin bin P Pandan Alas.
Berputra a. L ;
- P Plakaran / R Pragalbo
- P Pamelingan / R Wonorono
- P Jambringen / R Zuhra
- RA Saampang + jadi Istri Ronggo Sukawati ( Ibu P Purbaya)
و الحمد لله رب العالمين
صلى الله على محمد
0 comments:
Post a Comment