HARTABUTA :
Kamis, 16-11-2023.
[16/11 20.28] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Beli Copyan Trah Gagatan 300 Halaman
[16/11 20.49] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Buku Babon Gagatan atau Buku Induk Gagatan. Yang berisi mengupas Keturunan KRT. PRAWIRO DIGDOYO dan R. Ng. PRAWIRO TARUNO
Asal muasal silsilah kita dari Garis Trah Gagatan. Siap kirim ke Pemesan dari Sleman Yogyakarta
[16/11 20.56] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Trah Gagatan - Googling
https://www.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10158261861894461/?mibextid=Nif5oz
[16/11 20.57] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: @semua orang
Silsilah trah Gagatan
Sumber : hasil googling .... Saya juga nggak paham ...
[15/11 16.08] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Trah Gagatan Banii Pangeran Sambernyowo
https://m.facebook.com/groups/76706909332/permalink/10160715561014333/?mibextid=Nif5oz
[15/11 16.08] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Assalamu'alaikum...
Saya mewakili semua saudara saya mengucapkan Salam Rahayu buat semuanya.
Kami punya catatan silsilah dari Eyang kakung seperti ini.
R.T. Prawirodigdoyo garwo R.A. Honggodirjo(anak dari MN Sambernyawa)
Puputro R.M. Mangundigdo
Puputro R.M. Mangun Prawiro
Puputro R. Suwadi(Prawiro Sudarmo)
R. Prawiro Sudarmo garwo R.R. Satilah(anak dari R.T. Warungbinang)
Puputro
1. Sudarmo
2. Sumardi (Prawiro Sumarto Slamet Hadiwidjajan) Solo
No. 2. Sumardi/Prawiro Sumarto
Puputro
1. Djoko Wijono
2. Djati Wijati
3. Djoko Widodo
4. Djoko Suroso
5. Titi Wijati
6. Djoko Santoso
7. Djoko Subur
8. Djoko Lelono
9. Djoko Digdojo
Kami kehilangan jejak sedulur karena menurut cerita Eyang Kakung, beliau adalah anak tunggal, tapi ternyata di silsilah beliau mempunyai kakak.
Semoga dipostingan ini kami bisa bertemu dengan saudara setidaknya dari satu leluhur R. Prawiro Sudarmo.
Terimakasih banyak. Dan mohon dikoreksi dari silsilah yang tercatat diatas 🙏
[15/11 19.21] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/327670604460/permalink/10161115164814461/?comment_id=10161187610004461&reply_comment_id=10161187866404461
Suhu Pspb Ronggolawezduasatu
nama istri tidak tercatat semua...
permaisuri : Ratu Andorowati = Ratu Amaravati berasal dari Champa..
selir : putri china bernama Siu Ban Ci, menurunkan Raden Patah ....
selir : putri Wandan , kelak menurunkan Bondan Kejawan...
sisanya saya nggak hapal....
[15/11 21.24] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0wv9cBAfczhKNxNaLae2FsDPsNoDft6fGGsM6fddJ6dhUkSbkoKZPXjzC9i1ahwkjl&id=1161764073&mibextid=Nif5oz
[15/11 21.25] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Pusaka Mangkunegaran
PUSAKA-PUSAKA MANGKUNEGARAN
Pusaka-pusaka Mangkunagaran terbagi menjadi 3 :
1. Pusaka Ampilan, pusaka yang benar-benar digunakan/dapat dibawa langsung pemiliknya, antara lain :
a. Pusaka berwujud pedang : Kiai orong-orong dan Kiai rameng
b. Pusaka berwujud tombak : Kiai segaramuncar, Kiai segarawedang, Kiai cokro, kiai Birawa
c. Pusaka berwujud keris : Kiai wangkingan, Kiai gringsing, Kiai cakrawaluya, Kiai basuki, Kiai badudak, Kiai wiku, Kiai banjir, Kiai pasopati, kiai gigiyan, Kanjeng kiai jangkung, Kiai satriyan, kiai kalabang
d. Pusaka berwujud senapan : Kiai kincaka, Kiai hadicara
e. Pusaka berwujud bendera : Kiai Sambernyowo
f. Pusaka berwujud tambur : Kiai Slamet/tambur
g. Pusaka ampilan : Kiai tameng selaka songsong bernama kiai bramarkata
Note : dari berbagai sumber
Bersambung
ʙᴀʙᴀᴅ ᴍɴ ɪ
Kepada Ki Ajar, PA Mangkunagara menceritakan segala keadaannya dari awal sampai akhir, tidak ketinggalan pengalaman beratnya menghadapi musuh Kompeni Belanda. Maka Ki Ajar banyak memberi nasehat dan pedoman hidup yang ringkasnya sebagai berikut :
" Berperang hingga menderita kekalahan yang amat berat, tidaklah lain disebabkan oleh sifat angkuh dan takabur, mengandalkan ketrampilan dan keberanian. Sikap dan tindakan demikian itu niscaya keliru, lupa bahwa menang kalahnya perang itu milik Tuhan Yang Maha Esa ".
" Kangjeng Pangeran tidak waspada dan tidak jernih di hati sehingga sampai berani menyalahi ketentuan Tuhan dan cepat-cepat menyatakan diri sebagai Raja dengan sebutan 'Kangjeng Sultan Adiprakosa Senapati Ngayuda Lelana Jayamisena Prawira Adiningrat'. Langkah itu adalah kesalahan besar yang telah paduka perbuat, sebab wahyu Nurbuah tidak mudah dicapai. Tidak dengan laku nekad. Kangjeng, semua itu tak dapat dicapai dengan keberanian dan sifat seolah-olah serba bisa. Perbuatan demikian termasuk perbuatan rendah ".
" Janganlah paduka meniru ramanda Sultan Dandun Mêrtèngsari, yang cepat-cepat mau menjadi Raja, lalu mengawini wanita hingga 70 orang. Yang demikian itu sangat tidak pantas, akhirnya ditertawai orang ".
" Sebaiknya paduka meniru sifat eyang paduka Panembahan Senapati yang mencapai wahyu kraton dengan prihatin dan laku, akhirnya mampu menduduki tahta kerajaan turun-temurun.
Hendaknyalah Kangjeng Pangeran mempertebal penghati-hati dan kesabaran. Manusia yang akan mendapat derajat luhur, besar sekali cobaan yang dihadapinya ".
Wejangan yang ringkasnya seperti tersebut diberikan oleh sang Ajar kepada PA Mangkunagara dua malam berturut-turut.
Menerima wejangan itu sang Pangeran merasa terang dan tenteram dalam hatinya, merasakan wejangan itu sedalam-dalamnya.
Ki Ajar berkata, agar Pangeran mencamkan wejangan itu dengan didasari hati yang yakin dan mantap, seperti yang dimaksudkan oleh kalimat ; " Terlaksananya ilmu karena laku ".
Sang Pangeran lalu disuruh bertapa di bukit Mangadeg, sebelah timur desa Samakaton.
Sampai di bawah bukit Mangadeg, sang Pangeran duduk termenung memandang hutan belukar dengan pepohonannya yang lebat. Ia membulatkan tekadnya, rela mati daripada tidak tercapai maksudnya.
Akhirnya ia masuk hutan belukar dengan tekad yang bulat. Dua orang abdinya yang setia mengikuti Gustinya. Sampailah mereka ditempat yang agak datar dan disanalah sang Pangeran menempa jiwanya, ingin mencapai cita-cita luhur. Ia seorang diri, sedang dua orang abdinya, Tg Kudanawarsa dan Tg Surawijaya disuruhnya memisahkan diri.
Dari kehendak Tuhan, setelah sang Pangeran 7 hari lamanya bertapa di sana, mendadak terdengar suara mengguntur, disusul hujan disertai angin. Bukit Mangadeg seketika gelap-gulita karena diterjang angin badai.
Dua orang abdinya menggigil, lalu pindah ke lain tempat. Hanya sang Pangeran dapat diakatakan tidak bergeming dari tempat duduknya sampai udara menjadi terang menenteramkan hati. Di sanalah tampak seorang laki-laki tua datang menghampiri sang Pangeran, menyerahkan *) pandêl Kyai Dhudha, dan klonthongan tambur Kyai Slamet.
Setelah dua macam benda itu diterima oleh PA Mangkunagara, orang tua itu hilang dari pandangan.
Sang Pangeran turun hendak menghadap Ki Ajar gurunya, namun baru saja keluar dari pertapaannya, ia telah disambut oleh Ki Ajar seraya berkata :
" Ya, itulah anugerah Tuhan yang saya harapkan ".
⚜️⚜️⚜️⚜️⚜️⚜️⚜️⚜️⚜️⚜️⚜️⚜️⚜️⚜️
*) Dua buah benda itu yakni pandêl = vaandel atau bendera kecil (duwaja) Kyai Dhudha, dan klonthongan = kerangka tambur Kyai Slamet kemudian menjadi pusaka Mangkunagaran turun-temurun.
Konon bilamana ada peristiwa penting, tambur Kyai Slamet berbunyi. Kalau terdengar irama perang maka akan ada perang, dan bilamana irama 'mars' memberi pertanda akan ada bangsawan yang wafat.
و الحمد لله رب العالمين
صلى الله على محمد
0 comments:
Post a Comment