HARTABUTA :
Kamis, 2-1-2025.
Sumber :
WA Group Group Siroh Wali Songo
[29/12/2024 10.26] M Yunus Gipo Albotoputih Grup SIROH Wali 9: Foto MUASIS NAHDLATUL OELAMA' 1926
Menjelang 1 Abad Berdirinya NAHDLOTUL OELAMA'
Utk Pengetahuan kita Semuanya .
Bahwa Pendiri NAHDLOTUL OELAMA' itu Banyak makanya di Namakan #KeBANGKITAN_OELAMA
Adapun Emberio NAHDLOTUL OELAMA'
#NAHDLOTUL_WATHAN
#NAHDLOTUL_TUJJAR
#TASWIRUL_AFKAR
#TAKMIROEL_MASADJID
DLL
Mustasyar NU pertama
KH R Hambali Kudus adik dari KH R Asnawi Kudus
KH Nawawi Sepuh Sidogiri
KH Zubair GRESIK asal Demak
KH R Asnawi Kudus
KH R Muntaha
KH Ridwan Mujahid Semarang
Syech Ahmad Ghonaim Al Misyri.
Tokoh2 yg Belom diketemukan Fotonya
KH Syarif Plampitan Anggota A'wan NU
KH Yasin kAWATAN Anggota A'wan NU
KH Said PENELEH Anggota A'wan NU
KH Hasbullah Ampel Anggota A'wan NU
KH Nawawi Amin Jagalan Anggota A'wan NU
KH Masyhuri Lasem Anggota A'wan NU
KH Nawawi Sepuh Sidogiri Mustasyar NU
KH R Munthaha Bangkalan Mustasyar NU
KH Ridwan Mujahid Semarang Mustasyar NU
KH Ahmad Ghonaim Al Misyri Mustasyar NU
KH Amin Praban Surabaya Anggota A'wan NU
KH Burhan Kawatan Bendahara NU pertama
KH KAHHAR Pendiri NAHDLOTUL WATHAN dan Anggota A'wan NU
Tugas Kita Bersama Utk Mengenal Tokoh2 MUASIS NAHDLATUL OELAMA'secara UTUH dan Menyeluruh dlm Menyambut 1 ABAD berdirinya NAHDLATUL OELAMA'.
SEPUTAR MUASIS NAHDLATUL OELAMA' DI KOTA SURABAYA.
Makam yg ada di Pesarean Umum Tembok Dukuh
MUASIS NAHDLATUL OELAMA' all:
1. KH Ridwan Abdullah Pencipta Lambang NAHDLOTUL OELAMA'
2. KH BURHAN Bendahara NAHDLOTUL OELAMA' Pertama
3. KH Kahhar Kawatan Pendiri NAHDLOTUL WATHAN dan Penasehat Tanfiz HBNO pertama.
4. KH Fattah Jasin
5. KH Abdullah Ubaid Pendiri ANSHOR
6. KH BURHAN
7. KH Tohir Bakri Pendiri Gerakan Pemuda ANSHOR
Makam MUASIS di Makam Umum PEGIRIAN
1. KH DAHLAN ACHJAT KEBONDALEM
2. KHM NOER Ketua Tanfiz ke 4 sampai ke 11
3. KH GUFRON FAQIH
Makam Keluarga Besar SAGIPODDIN
1. KH Hasan Gipo KETUA TANFIZ PRESIDEN HBNO Pertama dan Pendana Berdirinya NAHDLOTUL OELAMA'
2. KH Mas Mansyur
Makam Rangkah ( Wakaf Keluarga Gipo)
1. KH Mas Alwi Pencipta Tulisan NAHDLATUL OELAMA'
Semua nya Dzuriyyah Pangeran Mas Suroboyo Satu Pongkol Satu Akar Satu DARAH TURUNAN.
Utk Informasi lebih Lengkap nya
Langgar Gipoo siap memberikan keterangan jelas tentang Sejarah Siroh Poro MUASIS NAHDLATUL OELAMA' yg berada di Surabaya.
Part 1.
Part Ke 2
Ikutilah Kajian Siroh Wali di LANGGAR GIPOO.
Tiap Hari Senin Malam Selasa Bakdal Isya'
Live FB
Akun
M Yunus Gipo Albotoputih dan Langgar Gipo
https://maps.app.goo.gl/3cTZuQhtsc6cHCE89
[29/12/2024 10.35] +62 856-2...-5..: KH.
R. Hambali Kudus pada urutan nomor 1 mustasyar NO yang pertama bukanlah adik KH. R. Asnawi Bendan Kudus, melainkan paman sepupu. KH. R. Hambali Kudus adalah adik sepupu dari KH. R. Abdullah Husnin (ayah KH. R. Asnawi Bendan Kudus). Secara usia, KH. R. Asnawi Bendan Kudus lebih sepuh dari KH. R. Hambali Kudus. Bahkan ketika sama-sama mukim di Mekah, KH. R. Hambali adalah murid KH. R. Asnawi Bendan Kudus.
[29/12/2024 10.35] +62 812-9...-8..:
Terima kasih infonya gus
[29/12/2024 10.36] +62 812-9...-8..:
Sehat semua nya Gus doakan bisa silaturahmi ke Mbah Ampel udah kangen
Saya baru bisa keliling Banten aja gus
[29/12/2024 10.37] GUS IPUL P. MACANABANG1 Group SIROH Wali 9:
Alhamdulillah❤️❤️
[29/12/2024 10.37] +62 856-2...-5..:
Jika saat ini Anda mencari nama KH. R. Hambali Kudus tidak akan pernah menemukan. Sebab setelah era kemerdekaan namanya berganti Ahmad Kamal. Sebab beliau sering diburu kolonial Belanda disebabkan sering melakukan propaganda kepada para hizbullah untuk melawan penjajahan.
[29/12/2024 10.39] Arya Martalaya GSW9 Pasuruan:
Makamnya ada di komplek makam sunan kudus.
🙏🏻
[29/12/2024 10.40] +62 856-2...-5..:
Benar. Tepatnya berada di ruang sebelah selatan pesarean Sunan Kudus
[29/12/2024 10.55] M Yunus Gipo Albotoputih Grup SIROH Wali 9:
Foto ini sy Dapat Dari Keluarga Besar Kudus . PBNU aja Blom tau Bahwa ini Foto Beliau
[29/12/2024 10.57] +62 856-2...-5..:
😊👍👍👍
Hubungan antara Asnawi dan Hambali memang begitu akrab sehingga seolah-oleh seperti kakak adik.
Mereka yang diundang ke surabaya oleh K. Wahab pada saat rapat pertama membincang berdirinya NO
[29/12/2024 10.57] M Yunus Gipo Albotoputih Grup SIROH Wali 9:
Ternyata KH Hambali Kamal Kudus Bukan Sodara dari KHR Asnawi Kudus . Tapi Temen Sejawat
[29/12/2024 10.58] +62 856-2...-5..:
Bukan teman sejawat, Pak. Tapi kerabat dekat
[29/12/2024 11.32] +62 818-0...-5...:
Leluhur sy dari kudus tp tidak diketahui saudara2nya... barangkali bisa menemukan
[29/12/2024 11.36] +62 856-2...-5..:
Kudusnya mana
[29/12/2024 11.39] M Yunus Gipo Albotoputih Grup SIROH Wali 9:
Dulur2mu yg Dari SUMENEP. Makamnya ada Di Area Mbah Sholeh / Shonhaji . Yg Merupakan Dzuriyyah SUNAN KUDUS
[29/12/2024 11.51] +62 818-0...-5...:
Kerjasan
[29/12/2024 12.09] +62 856-2...-5..:
Ada yg masih diingat, nama saudaranya?
[30/12/2024 08.16] Mas Yusuf Group Siroh Wali 9:
Nabi Sulaiman as Berkecukupan Sangat peduli , Nabi Hidir as Tidak Punya Rumah & tidak punya Pengikut ( Nabi Musa as Sebagai Santrinya , pisah ) , peduli , Dan Nabi" yg lain nya .
[2/1 01.05] M Yunus Gipo Albotoputih Grup SIROH Wali 9:
Sekelumit Biografi KH. Anas Abdul Jamil Buntet, Muqaddam Pertama Tarekat Tijaniyah Indonesia
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
KH. Anas Abdul Jamil terlahir dengan nama Muhammad Anas. Ibu beliau bernama Nyai Qori’ah dan ayah beliau bernama Kyai Abdul Jamil. Beliau adalah putra kedua dari empat bersaudara yang dilahirkan pada tahun 1883 M di Desa Pekalangan Cirebon. Kakaknya bernama KH. Abbas dan kedua adiknya bernama KH. Ilyas dan KH. Akyas. Keempat kakak adik ini sejak usia muda sudah memimpin pesantren secara estafet dari para pemimpin sebelumnya. Ayah beliau, KH. Abdul Jamil adalah putra KH. Muta’ad yang tak lain adalah menantu pendiri pesantren Buntet, Kiai Muqayyim.
1.2 Wafat
Beliau wafat pada tahun 1945, jenazah beliau dimakamkan di selatan pondok pesantren (ponpes) Buntet Cirebon Jawa Barat.
1.3 Riwayat Keluarga
Beliau menikahi seorang wanita sholehah dari pernokajan itu dikaruniai beberapa anak.
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
KH. Anas Abdul Jamil menempuh jenjang pendidikan kepesantrenannya setelah terlebih dahulu dibekali dasar agama yang cukup oleh ayahnya sendiri, KH. Abdul Jamil. Pendidikan pesantrennya dimulai di pesantren Sukanasari Plered Cirebon di bawah pimpinan Kyai Nasuha selama empat tahun. Kemudian beliau pindah ke pesantren di Tegal di bawah asuhan Kyai Sa’id. Setelah itu, beliau pindah ke pesantren Tebuireng di Jombang Jawa Timur di bawah asuhan KH. Hasyim Asy’ari (1871-1947), tokoh kharismatik pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Pengenalan KH. Anas Abdul Jamil terhadap Tarekat Tijaniyah, dilakukannya pada saat beliau menunaikan ibadah haji ke Mekkah pada tahun 1924. Kepergiannya ini menuruti anjuran kakaknya,Kyai Abbas, yang terlebih dahulu berjumpa dengan Syekh Ali tetapi tidak mengambil baiat Tarekat Tijaniyah tersebut meskipun sudah menyenangi tarekat ini. Hal yang disebabkan tanggung jawabnya sebagai mursyid Tarekat Syattariyah di Pesantrennya.
Atas perintah Kyai Abbas, pada 1924. KH. Anas Abdul Jamil pergi ke Tanah Suci untuk mengambil talqin Tarekat Tijaniyah dan bermukim di sana selama tiga tahun. Pada bulan Muharram 1346 H/Juli 1927 M, KH. Anas Abdul Jamil pulang kembali ke Cirebon. Kemudian, pada Bulan Rajab 1346H/Desember 1927, atas izin Kyai Abbas kakaknya, KH. Anas Abdul Jamil menjadi guru Tarekat Tijaniyah.
2.2 Guru-Guru:
Kyai Abdul Jamil
Kyai Nasuha
Kyai Sa’id
KH. Hasyim Asy’ari
Syekh Alfa Hasyim Madinah
Syekh Ali al-Thayyib
3. Penerus Perjuangan
3.1 Anak-anak
KH. Abdul Hamid Anas
3.2 Murid-murid
Kyai Akyas dan adik iparnya
Kyai Hawi
Kyai Murtadha
Kyai Abdul Khair (Buntet, Cirebon),
Kyai Muhammad Shalih (Pesawahan, Cirebon)
Kyai Bakri (Kesepuhan, Cirebon)
Kyai Muhammad Rais (Cirebon)
Kyai Ismail Badruzzaman (Garut, Jawa Barat),
Kyai Muhammad (Brebes, Jawa Tengah)
Kyai Sya’rani
Syekh Ali Basalamah (Jati Barang, Brebes)
Kyai Jauhari (Prenduan Sumenep, Jawa Timur)
Kyai Khazin (Banyuanyar, Probolinggo).
4. Perjalanan Hidup dan Dakwah
KH. Anas Abdul Jamil juga pribadi yang sederhana, rendah hati, wibawa, ulet, tekun dan tidak menampakkan kekerasan dalam setiap tindakannya serta selalu berpandangan jauh ke depan.
KH. Anas Abdul Jamil inilah yang membawa, merintis dan memperkenalkan pertama kali Tarekat Tijaniyah di Cirebon. Beliau mengajarkan ilmu-ilmu yang diperoleh dari Tanah Suci, terutama kitab-kitab pegangan pokok Tijaniyah, seperti kitab Jawâhir al-Ma’âni, Bugyah al-Mustafid, dan Munyah al-Murid. Kiai Anas mengambil talqin dari Syekh Alfa Hasyim di Madinah.
Dalam Tarekat Tijaniyah dikenal istilah muqaddam min muqaddam artinya seorang ikhwan Tijaniyah bisa melakukan bai’at lebih dari sekali kepada muqaddam lainnya dengan alasan ketakwaan, senioritas usia, ataupun disiplin ilmu yang dimiliki muqaddam senior tersebut. Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa KH. Anas Abdul Jamil melakukan bai’at tarekatnya dua kali yaitu dari Syekh Alfa Hasyim di Madinah dan dari dari Syekh Ali al-Thayyib, murid dari Syekh Alfa Hasyim ketika ia datang ke Indonesia tahun 1937.
Langkah pertama yang dilakukan KH. Anas Abdul Jamil setelah kepulangannya dari Makkah adalah menyebarkan ajaran Tarekat Tijaniyah di lingkungan Buntet, Cirebon, Jawa Barat, sehingga pada akhirnya berkembanglah dua tarekat secara bersamaan; Tarekat Syathariyah dipimpin oleh Kyai Abbas dan Tarekat Tijaniyah oleh Kiai Anas.
Sementara kedua tarekat itu terus berkembang, tiba pula saat yang tepat bagi Kyai Abbas, kakaknya Kyai Anas untuk mengambil bai’at Tarekat Tijaniyah bukan dari adiknya, melainkan dari Syekh Ali At-Thayyib sendiri sewaktu Syekh Ali berkunjung ke Bogor pada tahun 1937.
Sementara jalur sanad Tarekat Tijaniyah Syekh Ali at-Thayyib ialah, Syekh Ali menerima dari Syekh Muhammad Alfa Hasyim, dari Syekh Al-Haj Sa’id, dari Syekh Umar ibn Sa’id (al-Futi), dari Muhammad Al-Ghali, dari Syekh Ahmad At-Tijani.
Keberadaan tarekat ini mendapat sambutan baik, sehingga pengikutnya bukan saja dari Cirebon, Jawa Barat, tetapi juga dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Beberapa ulama diangkat muqaddam oleh KH. Anas Abdul Jamil, seperti adiknya sendiri, Kyai Akyas dan adik iparnya, Kyai Hawi, Kyai Murtadha, Kyai Abdul Khair (Buntet, Cirebon), Kyai Muhammad Shalih (Pesawahan, Cirebon), Kyai Bakri (Kesepuhan, Cirebon), Kyai Muhammad Rais (Cirebon), Kyai Ismail Badruzzaman (Garut, Jawa Barat), Kyai Muhammad (Brebes, Jawa Tengah), Kiai Sya’rani dan Syekh Ali Basalamah (Jati Barang, Brebes), Kyai Jauhari (Prenduan Sumenep, Jawa Timur) dan Kyai Khazin (Banyuanyar, Probolinggo).
Pesantren Buntet, Cirebon, tetap menjadi pusat penyebaran Tijaniyah di Jawa. Setelah generasi pertama muqaddam tarekat ini meninggal dunia yaitu KH. Anas Abdul Jamil, Kyai Abbas dan Kyai Akyas dan Kyai Hawi, maka dilanjutkan oleh generasi penerusnya. Kyai Hawi telah mengangkat sekurang-kurangnya tujuh muqaddam, yaitu putranya sendiri, Kyai Fahim Hawi (Buntet), Kyai Junaid ibn Kyai Anas (Sidamulya, Cirebon), KH. Abdullah Syifa (Buntet), Kyai Muhammad Yusuf (Surabaya), Kyai Muhammad Basalamah (Brebes), Kyai Baidhawi (Sumenep) dan Kyai Rasyid (Pesawahan, Cirebon), dan Ny. Hamnah (Kuningan). Muqaddam terakhir ini membentuk kelompok Tijaniyah dari kalangan wanita di Kecamatan Lebakwangi, Kuningan, Jawa Barat pada 1988 M, kemudian dilanjutkan oleh Ny. Hanifah, pengganti Ny. Hamnah.
4.1 Mengasuh Pesantren
KH. Anas Abdul Jamil bersama saudara-saudaranya sejak usia muda sudah memimpin pesantren Buntet secara estafet dari para pemimpin sebelumnya.
4.2 Karier
Pengasuh pesantren Buntet
Pemimpin Tarekat Tijaniyah
6. Referensi
Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs:
Holistik
*Catatan:Maaf bila ada kesalahan pengetikan nama,atau barangkali ada yg menambahkan.
Admin ZZ
و الحمد للّه ربّ العالمين
صلّى اللّه على محمّد
0 comments:
Post a Comment