Wednesday, July 24, 2024

Panembahan Girilaya & Dzurriyyahnya

HARTABUTA :

Kamis, 25-7-2024.

[24/7 22.35] Aryanto Surabaya: 

https://www.facebook.com/100070308814886/posts/539798125040477/?mibextid=rS40aB7S9Ucbxw6v

[24/7 22.39] Aryanto Surabaya: ●Circa tahun 1910

 Makam Panembahan Girilaya (wafat tahun 1662 Masehi).

●Panembahan Ratu I atau Pangeran Emas adalah menantu Sultan Agung Hanyakrakusuma dari Kesultanan Mataram. 


●Panembahan Ratu I adalah Sultan Cirebon ke II yang pernah menikahi Ratu Harisbaya (Keluarga Bangkalan & Demak) Cirebon sebagai pusat kajian keilmuan dan penyebaran agama Islam diperkuat dengan sebutan Cirebon sebagai Puser Bumi (Bujal Buwana) pada masa pemerintahan Panembaan Ratu I (Pangeran Mas) yang seluruh hidupnya diabdikan untuk kepentingan syiar agama Islam. Beliau pernah mesantren di Pajang selama 16 tahun, beristri Ratu Lampok Angroros (Putri Sultan Pajang) dan berguru kepada Sultan Hadiwijaya Jaka Tingkir.


●Setelah Panembahan Ratu I wafat (1649), Kerajaan Cirebon dipimpin oleh Pangeran Karim, bergelar Panembahan Girilaya (1601-1662). Pada masa Pangeran Karim, Cirebon masih menjadi pusat kajian keilmuan. Hal ini dapat dibuktikan dengan keberadaan ulama yang sangat dihormati. Ilmu agama menjadi sesuatu yang sangat dipuji dan dinomersatukan melebihi apapun.


●Ini adalah makam Panembahan Girilaya (wafat tahun 1662), ayahanda dari Sultan Kasepuhan I, Sultan Kanoman I, dan Pangeran Wangsakerta. Lokasi makam di Desa Wukirsari, Kec. Imogiri, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau adalah penguasa terakhir Kasultanan Cirebon, sebelum muncul beberapa keraton. Penduduk di sekitar makam menyebutnya "Pangeran dari Cirebon".


●Panembahan Girilaya adalah nama anumerta sesuai nama tempat beliau wafat di bukit Girilaya. Nama sebenarnya adalah Pangeran Putra atau Pangeran Resmi. Gelar jabatan lainnya adalah Panembahan Ratu II, putera dari Panembahan Seda ing Gayam, cucu dari Panembahan Ratu I (penguasa Cirebon sebelumnya). Beliau menantu dari Susuhunan Amangkurat I dari Mataram. 


●Makam raja Cirebon ini kaya dengan pola-pola hias. Jirat (tubuh nisan) berbentuk pelipit bertingkat-tingkat dengan hiasan pola antara lain sulur-suluran, daun-daunan, dan geometrik. Jirat ini tersusun atas potongan-potongan batu (bukan batu utuh) seperti susunan batuan pada candi. Sedangkan nisan pada bagian puncak berbentuk kurawal serta berhiaskan pola sulur-suluran. Bagian tengah dari nisan tersebut berhiaskan pola matahari yang memuat kalimat thoyyibah di dalamnya. 


●Sumber Dokumen Lawas Hak Cipta : 

Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies

[24/7 22.40] Aryanto Surabaya: 👆 ...

Ada yang punya dokumen berbentuk  diagram silsilah dari narasi di atas ?

🙏 ...


و الحمد لله رب العالمين

صلى الله على محمد

0 comments:

Post a Comment