Wednesday, December 24, 2025

INDENTIFIKASI SYAIKH ISMAIL (PU-SI-MA-YIN) PULAU BESAR MALAKA

HARTABUTA ;

Kamis, 25-12-2025 M. 

Sumber :

https://www.facebook.com/share/p/1QPSojPuXU/


Menurut Reportase sejarah sezaman dinasti Tang dan Song di masa abad 4H - 5H (10M - 11M)

,Ada banyak saudagar Arab yang datang ke Tiongkok untuk membayar upeti (Membawa Hadiah Untuk Raja) Bertindak sebagai utusan Negara Champa, seperti Puheh-san (Abu Hasan) pada tahun 961, 972 dan 990; Pu-si-ma-yin (Abu Ismail) di 1049, dan Pu-ma-wu (Abu Mahmud) pada tahun 1068 dan 1086, Dan Kemudian Pu-ma-wu dianugerahi gelar Gui-de langjiang pada tahun 1068 karena kemurahan hatinya.

Sebagaimana Nama Abu Mahmud , Tokoh Abū Ismail (Pu Si-ma-yin) juga telah memberikan kontribusi luar biasa dalam pemeliharaan Hubungan Perdagangan Antara Para Pedagang Arab Yang menetap di Champa dan Samudera Barat (Sumatra/Malaka) dengan Tiongkok di masa kemudian

tercatat hubungan perdagangan yang intensif (Rutin) antara Champa dan Cina, putranya Abu Mahmud Bernama Pu-shu-kě, kemudian dianugerahi gelar kehormatan oleh Kaisar  Huaihua Langjiang , Keturunan Abū Mahmud dan Kerabatnya ini dikemudian hari Memegang Peranan Utama Dalam Islamisasi Asia Tenggara

Pada abad ke-10M, Wang Yu-cheng 王禹偁 mencatat bahwa ada banyak orang dari Negara-negara Arab dan Champa yang berlayar ke Cina untuk berdagang setiap tahun ketika dia menceritakan kepada kami kisah tentang seorang ayah dan anak dari Champa terlibat dalam perdagangan di Fuzhou / Quanzhou

Sriwijaya (Palembang/ Malaka)  adalah titik transit penting untuk perdagangan antara dunia Arab dan Cina Selain Champa ,  Khususnya Para pedagang Arab yang menetap di Aceh , Palembang,Malaka , Champa dan Tentunya Quanzhou sebagai Pusat Utama Aktivitasnya

Menurut sebuah historiografi lokal Melayu ( Hikayat Melayu )

Lamiri (maksudnya adalah Lamri) merupakan daerah kedua Setelah Bandar Peurelak di Pulau Sumatera yang diislamkan oleh Syaikh Ismail sebelum ia mengislamkan Kesultanan Samudera Pasai ,

H.M Zainuddin dalam buku Tarikh Aceh dan Nusantara menyebutkan kurang lebih pada 400 Masehi , menurut Sumber Sejarah Yang Mencatat Aktivitas para pedagang Arab (Sumatera Bagian Utara) Aceh  dinamai Oleh orang Arab dengan nama Rami (Ramni = terletak di kampung Pande sekarang), orang Tionghoa menyebut LamLi, Lan-wu-li, dan Nan-Poli.

Yang sebenarnya adalah sebutan Aceh Lam Muri, dan dalam sejarah Melayu disebut Lambri (Lamiri). Sesudah kedatangan bangsa Portugis dan Italia biasanya mengatakan Achem, Achen, Acen. Sementara orang Arab menyebutkan Asyi, atau juga Dachem, Dagin, Dacin. Penulis-penulis Perancis mengatakan : Atcheen, Acheen, Achin. Akhirnya orang Belanda menyebutkan: Achem, Achim, Atchin, Atchein, Atjin, Atsjiem, Atsjeh sampai akhirnya menjadi Aceh. Orang Aceh sendiri mengatakan Atjeh. Begitupula nama daerah ini disebut dalam tarikh Melayu, undang-undang Melayu, di dalam surat Aceh lama (sarakata) dan pada mata uang Aceh.

Perubahan nama dari Lamri menjadi Aceh belum dapat dipastikan bagaimana proses terjadinya. Dalam Tarikh Kedah (Marong Mahawangsa) tahun 1220 M (517 H), nama Aceh sudah disebutkan sebagai satu negeri di pesisir pulau Perca (Pulau Sumatera).

Orang Portugis Barbosa (1516 M / 922 H) adalah  orang Eropa pertama yang menyebut nama Achem (Aceh ) dan buku-buku Tionghoa (1618 M) menyebutkan Aceh dengan nama A-Tse.

Menurut Hikayat Atjeh, salah seorang sultan yang cukup terkenal di Lamri adalah Sultan Munawwar Syah.

Di Lam Reh terdapat makam Sultan Sulaiman bin Abdullah (wafat 1211), penguasa pertama di Indonesia yang diketahui menyandang gelar "sultan". Penemuan arkeologis pada tahun 2007 mengungkapkan adanya nisan Islam tertua di Asia Tenggara yaitu pada tahun 398 H/1007 M. Pada inskripsinya terbaca: Hazal qobri [...] tarikh yaumul Jumaah atsani wa isryina mia Shofar tisa wa tsalatsun wa tsamah […] minal Hijri.

Namun menurut pembacaan oleh peneliti sejarah Samudra Pasai, Teungku Taqiyuddin Muhammad, nisan tersebut berangka tahun 839 H/1437M

menggunakan Penemuan Nisan Nisan Tua di Aceh Sebagai Sumber Sejarah Sezaman Memerlukan Sumber Sejarah Sezaman lainnya untuk Me Indentifikasi nama tokoh di maksud terkait Riwayat hidupnya , sayangnya Historiografi lokal (Hikayat/Babad) belum Menyediakan Riwayat yang Cukup dan Bisa di Verifikasi, kecuali Sumber2 Asing Seperti Catatan Tiongkok Sejak era Dinasti Tang , Song Utara , Song Selatan dan Dinasti Ming (Se era Ekspedisi Khazanah Laksamana Cheng He /Cheng Ho)


و الحمد للّه ربّ العالمين

صلّى اللّه على محمّد

0 comments:

Post a Comment