HARTABUTA :
Ahad, 9-8-2025.
Sumber :
https://www.facebook.com/share/p/1NtMsgjSya/
Pangeran Pasarean, atau Muhamad Arifin lahir dari seorang perempuan yang bernama "Rara Tepasan atau Rara Tepasari".
Rara Tepasan adalah cucu dari Raja Majapahit, sementara bapaknya orang yang menjadi penguasa di suatu daerah bawahan Majapahit yang bernama Tepasan.
Rara Tepasari datang ke Cirebon dengan membawa harta yang banyak dan diiringi oleh para pengawal serta dayang-dayang.
Rara Tepasari datang ke Cirebon untuk meminta suaka kepada Kerajaan Cirebon, sebab pada tahun 1490 an, Majapahit diguncang peperangan yang berlarut-larut. Majapahit sendiri pada akhirnya runtuh pada tahun 1527 Masehi.
Karena cucu seorang Raja, Rara Tepasari diperlakukan sebagai tamu kehormatan di Cirebon, dan bahkan dinikahi oleh Sunan Gunung Jati.
Pernikahan Rara Tepasari dengan Sunan Gunung Jati berlangsung pada tahun 1490, dari perkawinan keduanya melahirkan dua orang anak, anak pertama berjenis kelamin wanita yang nantinya diberi nama Ratu Ayu Wanguran, sementara anak yang kedua adalah seorang Putra yang lahir di liang kubur, yaitu Pangeran Pasarean.
Cirebon merupakan sekutu rapatnya Demak, maka tidak heran Sunan Gunung Jati dan para Sultan Demak mengikat tali kekerabatan dengan erat, caranya dengan menjodohkan anak-anak Sultan Cirebon dan Demak.
Pangeran Bratakelana tercatat menikah dengan Putri Raden Fatah, sementara Pangeran Pasarean menikah dengan Putri Sultan Trenggono.
Hubungan kekerabatan antara Demak dan Cirebon yang begitu kuat tersebut menjadikan keduanya saling dukung dalam segala hal termasuk soal politik.
Pada masa Sunan Prawoto memerintah, terjadi Pemberontakan di Demak, Arya Penangsang memproklamirkan diri sebagai Raja Demak yang berkedudukan di Jipang. Hal ini menyebabkan terjadi bentrokan yang hebat antara Pasukan Arya Penangsang dan Sunan Prawoto.
Sebagai sekutu Demak, Cirebon berkewajiban membantu Demak, oleh karena itu, Sunan Gunung Jati mengutus Pangeran Pasarean untuk mempertahankan Sunan Prawoto dari serangan para pemberontak. Dalam peristiwa itulah Pangeran Pasarean gugur. Pangeran Pasarean wafat di Demak pada Tahun 1546, Jenazahnya kemudian dibawa ke Cirebon dan dimakamkan di Gunung Sembung.
Oleh :
Sejarah Cirebon
Ùˆ الØÙ…د للّÙ‡ ربّ العالمين
صلّÙ‰ اللّÙ‡ غلى Ù…ØÙ…ّد
0 comments:
Post a Comment