Friday, September 29, 2023

Aneka Shilshilah Asal Usul KH. Sabiil Dandang Kusumo Anggrung, Kuncen-Padangan

 HARTABUTA :

Sabtu, 30-9-2023.

Ternyata penulisan silsilah dari Keluarga Besar Kuncen Padangan tentang asal-usul KH. Sabiil Dandang Kusumo Anggrung termasuk namanya sendiri muncul Aneka Versi Silsilah yang seharusnya cukup Satu Versi saja. 

Nama beliau sendiri, ada yang tulis Pangeran Dadang Kusumo, ada pula yang tulis Pangeran Dandang Kusumo :

1. SUHU lebih pilih Pangeran Dadang Kusumo (Versi Catatan Silsilah Beliau dari Generasi Tua Padangan). 

2. Dzurriyyah Padangan Generasi pasca berdirinya NKRI 17-8-2023 hingga kini menulis Pangeran Dandang Kusumo. 

3. Dzurriyyah KH. Abdul Qohhaar, Ngampel - Blora - Jawa Tengah juga menulis Pangeran Dandang Kusumo. 


Versi 1. Versi Padangan Induk - Generasi Tua I - Zamaan Nusantara. 









Silsilah KH. Sabiil Dadang/Dandang Kusumo Anggrung & KH. Moyokerti Sumoyudho 'Abdul Jabbaar, Nglirip - Jojogan - Tuban


*Asal Usul KH. Sabiil Dandang Kusumo/Dadang Kusumo, Rowo Bayan - Kuncen - Padangan - Bojonegoro Versi Serat Sepuh - 'Arob Jawi Gundhul*


Inipun hanya mendapatkan data sebagian Dzurriyyahnya. 


Sultan Pajang Joko Tingkir turunkan :


Pangeran Benowo Sepisan (Sultan Pajang III Pamungkas) turunkan :


Pangeran Benowo Kapindho (Adipati) turunkan 5 Anak & Dzurriyyahnya secara urut :


1. Nyai Ratu Mas, Sinare ing Prigi. 


2.Pangeran Pringgodani. 


Ka-aran Kiyai Pengging, sinare  ing Logawe - Kalipitu. 


3. Pangeran Pringgokusumo. 


Ka-aran Kiyai Mojo sinare ono Sundulan - Soko + Tuban. 

Menurut catatan silsilah Keluarga Besar Sunan Drajat, Isterinya merupakan dzurriyyah Sunan Drajat 'Abdul QosimQosim yakni :

Ratu Dewi Saroh binti 

Raden Mas Parmadi (Pangeran Hadikusumo) bin 

Raden 'Ariif (Pangeran Agung) bin 

Raden Qosim Sunan Drajat. 


Turunkan 3 anak :


3.1. Raden Moyodiko. 


Dadi Tumenggung jejuluk Cokro Negoro. 


Sinare ono Dagangan - Parengan - Tuban. 


*3.2. Raden Moyokerti Sumoyudho*. 


Sinare ono Jojogan - Tuban. 

Diberi nama lengkap KH. Pangeran Moyokerti Kusumoyudho/Sumoyudho 'Abdul Jabbaar, Nglirip - Jojogan - Tuban. 


Turunkan :


3.2.1.  Kiyai Pekuwon/Penengah.


Sinare ono  Sekargondo - Pekuwon - Rengel. 


3.2.2. Kiyai Abuu Jono. 


Demang Temayang - Kerek - Tuban. 



3.3. Raden Ayu Telodong. 


Sinare ono Tluwe . 


Sepemahaman SUHU, Tluwe nama Desa di Kecamatan Soko - Kab. Tuban. 

Belum punya data tentang dzurriyyahnya. 


4. Pangeran Dadang Kusumo. 


Sinare ono Padangan Kampung Kuncen. 

Saat menjadi Kiyai hingga wafat ditulis menjadi KH. Pangeran Sabiil Dadang Kusumo (Dandang Kusumo) Anggrung. 


5. Pangeran Dadang Wijoyo, makamnya di Sekargondo - Pekuwon - Rengel - Tuban. 


Belum punya data tentang dzurriyyahnya. 


Versi 2. Versi Padangan KH. Syaahidiin - Generasi Tua II - Samaan Nusantara

Asal-usul KH. Pangeran Sabiil Dadang/Dandang Kusumo Anggrung dan KH. Pangeran Mohokerti Kusumo Yudho 'Abdul Jabbaar, Nglirip - Jojogan - Tuban



Versi 3. Versi Padangan - Generasi NKRI Gaya Lama - Tulisan Tangan. 

SUHU menolak ini. Salah fatal ! 


Setatus :

SUHU menolaknya karena Anak punya anak, punya anak, dst. ditulis sebagai Saudara Kandung. . 

Sumber Data :

Terima dari Mas Kiyai Fathonii Turmudzii ba'da Sholaatul Jum'ah di rumahnya Kauman Rengel sekitar jam 14.00 WIB. 

Data tersebut diterima dari Gus 'Ainul Yakin yg mengaku masih IKS dan ikut hadir di Pertemuan IKS Ahad Pon, 26-7-2022 di Halaman MIN 2 Tuban. 


Versi 4.  Versi Padangan - Generasi NKRI Terkini.- Ketikan Komputer. 



Setatus :

SUHU menolaknya karena Anak ditulis sebagai Saudara Kandung. . 

Versi 5. Ambil Dari FB. 

[30/9 04.28] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: KH. Sabiil Dandang Kusumo bin Tumenggung Benowo II


Setatus :

Dalam penelusuran & kajian. 

Benarkah ada Pangeran Benowo II ? 

Benarkah beliau menjadi Tumenggung dan tinggal di mana ? 


Sumber Data ;

https://www.facebook.com/groups/3995202817166375/permalink/4449078158445503/?mibextid=Nif5oz

👇

KYAI ABDURRAKHIM KALIWULUH SAMBENG

Ulama Sepuh Punden Sambeng


Pecinta sejarah religi, kali ini kita menelusuri dan berziarah ke makam Punden Sambeng yaitu Kyai Abdurrakhim Sambeng atau ada yang menyebut Mbah Abdurahman-Abdurrokhim Sambeng dan ada yang menyebut Mbah Kaliwuluh Sambeng serta ada yang menyebut Mbah Pangeran


Tiga nama tersebut tertuju kepada satu orang yang sama. Sesepuh Desa Sambeng yang telah sekian lama bersyiar Agama Islam di Kecamatan Kasiman kabupaten Bojonegoro. Jarak yang sangat dekat dengan Kecamatan Cepu, membuat masyarakat pecinta religi dari Cepu dan sekitarnya banyak yang berziarah ke Simbah Kyai Abdurrakhim Kaliwuluh Sambeng. 


Makam Simbah Kyai dan Bu Nyai Kaliwuluh Sambeng berada di samping belakang Kantor Desa Sambeng, jalan Wonosari no 123, Kecamatan Kasiman, kabupaten Bojonegoro. 


KYAI ABDURRAKHIM


Jejak sejarah Simbah Abdurrakhim pada masa masa yang lampau, sempat kehilangan jejak dan terlupakan dan terpinggirkan. Dulu sebelum direhap seperti sekarang ini, makam beliau sangat memprihatikan dan sangat tidak terawat, penuh Alang Alang di bawah pohon asem besar. 


Pernah menjadi mitos, di Punden Sambeng tersebut tempatnya mencari pesugihan, Nomer judi togel dan klenik perdukunan untuk kesaktian, dan yang lebih parah sebagai tempat nongkrong anak anak muda untuk mabuk mabuk-an, seperti penuturan tokoh ulama di sana yaitu Mbah Yai Hasim. 


Atas keprihatinan dari para ulama dan sesepuh desa, dicoba digali siapa sesungguhnya makam yang dibawah pohon asem tersebut. Atas ijin Allah SWT, diketahui bahwa beliau Bernama Kyai Abdurrakhim Kaliwuluh Sambeng Putra Mbah Sabil Padangan dan Bu Nyai Kaliwuluh Putro wayah Sunan Ampel. 


PEMBANGUNAN MAKAM 


Para peziarah dan pecinta religi wali, sekarang kita bisa melihat, makam Mbah Abdurrakhim Kaliwuluh Sambeng telah terlihat cantik dan bagus.


Atas Prakarsa Pemerintah Desa Sambeng, kecamatan Kasiman dan ukuran tangan masyarakat sekitar, berdiri bangunan yang rapi bagus dan terawat. Ukuran bangunan yang cukup luas sekitar 8x8 Meter terasa longgar untuk mengadakan doa bersama, tahlilan di dalam makam. Nuansa abu abu dan putih hadir di makam Mbah Abdurrakhim Kaliwuluh Sambeng. Seakan puluh tahun alunan Dzikir yang tak pernah terdengar, sekarang rutin diadakan barang seminggu sekali. 


PEZIARAH


Makam yang ber- keramik putih dan pintu gerbang yang tak terkunci serta fasilitas kamar mandi yang memadai, sangat layak bagi peziarah untuk mendatangi Kyai Abdurrakhim Kaliwuluh Sambeng. Penisbahan "Kaliwuluh" sebenarnya bermakna WALI ALLAH. karena lidah masyarakat Jawa , maka disebut Kaliwuluh. 


KELUARGA KYAI ABDURRAKHIM KALIWULUH SAMBENG


Masyarakat Sambeng , Kecamatan Kasiman kabupaten Bojonegoro sudah banyak yang mengetahui siapa sesungguhnya Mbah Kyai Abdurrakhim Kaliwuluh Sambeng.

Beliau putra ke empat dari Mbah Sabill - Menak Anggrung - Padangan.


Sedangkan keturunan dari Mbah Sabil sendiri, dari data tulisan tangan atau prasasti Mbah Kiai Ahmad Rowobayan, Mbah Sabil mempunyai dua putra dan dua putri. Tetapi untuk data tentang istri Mbah Sabil, belum ditemukan data yang pasti.


Putra putri Mbah Sambil Menak Anggrung Padangan , 2 laki-laki dan 2 perempuan, diantaranya :

1) Kyai Saban

2) Nyai Samboe Lasem.

3) Moyo Kerti (Nyai Abdul Jabbar)

4) Kyai Abdurrokhim.


Keturunan pertama Mbah Sabil adalah Kyai Saban yang mempunyai 4 anak, Kiai Abdurrohman Klotok (yang memindahkan Masjid Mbah Sabil), Kiai Uju, Nyai Gedong dan Kiai Wahid. Dari Kiai Uju, menurunkan mbah Kiai Ahmad Rowobayan.


Anak ke dua Mbah Sabil, yaitu Nyai Samboe Lasem. Tidak ada yang tahu pasti nama aslinya, karena beliau adalah istri dari Kiai Samboe Lasem, Rembang. Kiai ini disebut  Muhammad Syihabuddin dan dikenal sebagai Pangeran Syihabuddin Samboe Digda Diningrat. Makam mbah Sambu dan istrinya berada di sebelah utara makam Adipati Tejokusumo I. Makam mbah Sambu dan istrinya berada dalam cungkup yang berdenah bulat dan beratap kubah yang seluruhnya terbuat dari bata merah 


Anak ke tiga Mbah Sabil, adalah Moyo Kerti atau Nyai Abdul Jabbar. Beliau istri dari Kiai Abdul Jabbar yang makamnya ada di Nglirip, Jojogan, Kabupaten Tuban. Kemudian menurunkan Mbah Iskak Rengel, dari Mbah Iskak menurunkan Mbah Sholah Tsani, pemangku pondok pesantren Qomaruddin Sampurnan, Bungah Gresik. 


Dan putra ke empat Mbah Sabil adalah Kiai Abdurrakhim Kaliwuluh Sambeng, yang diambil menantu putra wayah R. Rahmad atau Sunan Ampel Gading Surabaya. Pernikahan Sayyid Al Husaini Azmatkhan dan Syarifah Al Husaini Azmatkhan


PERJALANAN HIDUP KYAI ABDUROHIM SAMBENG


Perjalanan Hidup beliau sebagai anak dari Mbah Sabil ( Menak Anggrung / Pangeran Dandang Kusumo bin Tumenggung Benawa II) tidaklah mudah.


Dimasa masa kehidupan Mbah Sabil-Padangan yang pada waktu itu menyembunyikan diri karena akibat perluasan Mataram yang masih bergejolak. Perebutan Pengaruh ini dikarenakan perluasan kekuasaan Mataram-Pajang di negara Brang Etan sampai ke wilayah Jawa timur, mengakibatkan kerajaan kerajaan di Jawa timur yg belum mengakui Mataram-Pajang pun saling mengirimkan pasukan untuk berperang karena tidak mau tunduk terhadap mataram. 


Disaat Negara Koalisi/Sekutu Brang Etan yang dipimping nagari Tuban melakukan penyerangan ke Padangan yang identik kekuasaan Mataram-Pajang, maka dengan terpaksa diselamatkan lah anak laki-laki Mbah Sabil ke luar daerah. 


Pangeran Abdurohim yang masih remaja di kawal oleh beberapa panglima-patih Jipang-Padangan untuk kearah Sambeng. Dengan menaiki Kuda, pangeran Abdurohim di pangku oleh salah satu panglimanya dan di belakangnya diiringi  sekitar 10-15 pasukan berkuda


Rombongan berhenti di Sambeng dan bertemu dengan sahabat ayahnya, yang pada waktu itu menjabat sebagai demang setempat yang masyarakat menyebutnya Ki Demang Sambeng.  Ki Demang pun menyambut baik pangeran dan para rombongannya. 


Pangeran Abdurohim dianggap anaknya sendiri dan dibesarkan dengan kasih sayang, begitu juga para pengawalnya pun diijinkan untuk tinggal dan menetap di Sambeng. Pangeran Abdurohman-Abdurahim sejatinya belum memahami kenapa beliau dipisahkan dari keluarganya dan kenapa ada konflik dan peperangan.  Abdurohman-Abdurahim pun mau tidak mau di masturkan dengan diaku sebagai anak Ki Demang. 


Kurun waktu lama, tibalah salah satu panglima senior pengawal Pangeran Abdurohim yang juga menjadi guru spiritual nya, mempunyai kepentingan keluarga yang mengharuskan meninggalkan Sambeng untuk kembali ke Tuban. Dengan bekal hidup yang dibawanya, panglima tersebut meminta ijin untuk kembali ke keluarganya, tapi sayang didalam perjalanannya beliau di hadang musuh dan akhirnya terbunuh di dalam hutan. Yang kelak legenda panglima sekaligus guru spiritual dari Pangeran Abdurohim yang di bunuh ditengah hutan ini menjadi cerita legenda rakyat tentang Wali Allah yang meninggal dibegal di hutan yang dikenal sebagai Wali Sedandang atau masyarakat Sambeng mengenalnya sebagai Wali Dandang. 


Makam Wali Sedandang ini terletak di Desa Kasiman, dengan arah 300meter dengan jalan menurun dari SMAN Kasiman-Kecamatan Kasiman, dimana beliau dimakamkan, seperti yang dituturkan Kyai Hasyim tokoh masyarakat Sambeng


BERTEMU SYARIFAH PUTRO WAYAH AMPEL


Pangeran Abdurohim tumbuh menjadi Putra Demang Sambeng yang gagah perkasa, dan atas restu Ki Demang beliau belajar ke Ampel Denta seperti cita cita Ayah Handa nya Mbah Sabil. 


Disitulah, tumbuh benih benih cinta antara Pangeran Abdurohim dengan salah satu Sarifah keturunan Sunan Ampel. 


Dalam waktu yang singkat terjadilah pernikahan yang agung. Upacara Pernikahan diadakan, lalu setelah selesai belajar maka pasangan ini pulang ke Sambeng. Iring Iringan dari Ampel ini sangat besar dengan membawa beberapa pedati yang berisi Ibu Nyai dan keluarga, pedati yang berisi bahan makanan, juga para pasukan berkuda - juga pasukan pengiring yang berjalan kaki serta diiringi para dayang-dayang yang akan melayani Ibu Nyai Sarifah, mengingat beliau adalah keturunan bangsawan. 


Pangeran Abdurohim dan Nyai Sarifah pun hidup bahagia sampai akhir hayatnya dengan sinar keislaman. Makam mereka berdua sekarang bisa anda temui di samping balai desa Sambeng. Pangeran Abdurohman-Abdurahim kaliwuluh Sambeng dikenal masyarakat sebagai "Makam Mbah Pangeran" dan disampingnya dikenal sebagai "Mbah Nyai Sarifah"


SIMBAH KYAI FATAWI NGROTO


Menurut keterangan dari keturunan dari Mbah Sabil yang telah kami temui, menjelaskan salah satu Dzuriah Mbah kyai Abdurrakhim Kaliwuluh Sambeng adalah Simbah Kyai Fatawi / Mbah Fatawi Ngroto. 


Menurut buku catatan yang dimiliki keluarga Mbah Sabil menak anggrung - Padangan, dari manuskrib Mbah Buyut KH Umar Kuncen Padangan, Mbah Fatawi Ngroto adalah generasi ke 6 dari Kyai Abdurrakhim Kaliwuluh Sambeng. 


Sedang Bani Fatawi sekarang ini keturunannya sudah mencapai generasi ke empat dan ke lima yang banyak bermukim di Ngroto, Turibang, Tambakromo, Nglanjuk, dan sekarang salah satunya menjadi pimpinan Suriah MWCNU CEPU. 


Insyaallah ditulisan kedepan akan kami tulis lebih detail dan rinci disaat kita menceritakan sejarah mbah Sabil Menak Anggrung Padangan. 


Bila mana ada kekurangan dalam tulisan ini, kami mohon maaf, selebihnya hanya Allah yang tahu

Wallahu alam bishawab

Semoga bermanfaat


Sumber :

- Manuskrib Simbah Buyut Umar Kuncen

- Riwayat Mbah Sabil Menak Anggrung. 

- Kyai Hasim Sambeng

- Kyai Toyib Ngasinan

- Sumber sumber dari beberapa tempat

______________________________


Pemerhati Sejarah Dan Budaya


Temmy Setiawan


Versi 6. Versi Keluarga Besar Tuyuhan, Silsilah Yang Dipegang Oleh Isterinya Mas Kiyai Fathonii Turmudzii. 

Asal-usul KH. Pangeran Moyokerti Kusumoyudho 'Abdul Jabbaar, Nglirip - Jojogan - Tuban dan Pangeran  'Abdur Rohmaan Condrodinegoro Sambo Lasem I sebagai Saudara Kandung. 




Setatus :

Dalam penelusuran dan kajian. 

Di versi ini hanya ada Pangeran Benowo tunggal, lalu punya anak :


1. Pangeran Moyokerti Sumoyudho/Kusumoyudho 'Abdul Jabbaar, Nglirip-Jojogan-Tuban. 

2. Pangeran Sambu Lasem I 'Abdur Rohman. 


Di versi Padangan catatan Generasi Sepuh, Pangeran Moyokerti Sumoyudho/Kusumoyudho 'Abdul Jabbaar, Nglirip-Jojogan-Tuban ditulis sebagai Anak Menantu Pangeran Sambu Lasem.

SUHU pahami sebagai Pangeran Sambu Lasem I karena ada Pangeran Sambu Lasem II SYIHAABUDDIIN Digdoningrat. yang diambil Anak Menantu oleh KH. Pangeran Sabiil Dadang/Dandang Kusumo Anggrung, Pakuncen - Padangan - Bojonegoro. 


Berdasarkan silsilah di atas muncullah Tokoh :

1. KH. Choothib Anom Tengah bin Kiyai Penengah bin KH. Pangeran Moyokerti Sumoyudho/Kusumoyudho 'Abdul Jabbaar, Nglirip-Jojogan-Tuban dan Isterinya bernama Nyai Shofiyyah binti Kiyai Muusaa (Muhammad Muusaa) bin Nyai "Sanuusii Patih Jepara" /Ampeluk binti Kiyai Nuur Iimaan bin Kiyai Ahmad Sidopati bin Kiyai 'Abdul 'Azdiim, Tuyuhan - Rembang - Jawa Tengah bin  KH. Pangeran  'Abdur Rohman Sambu Lasem I. 

Lalu turunkan :

1. Nyai Lurah, Santren - Rengel - Tuban dg Suami KH. Muhammad Shoolih Auliyaa" bin Nyai Ismaa-iil, Mrayun - Rembang - Jawa Tengah binti KH. Pangeran Moyokerti Sumoyudho/Kusumoyudho 'Abdul Jabbaar, Nglirip-Jojogan-Tuban (hasil kajian sementara). - Kingking - Tuban

2. KH. Muhamad Nuur, Pendiri dan pengasuh PP. Langitan I. 

Sedangkan Nyai Muhammad Nuur binti Nyai Mas'uud Blora binti Nyai Shulahaa" Blora binti KH. 'Abdul Wohhaar Blora bin Raden Daawud bin Sunan Bejagung I Asy'arii Semanding - Tuban bin Dewi Pambayun binti Nyai Ageng Manyuro/Panyuran Tuban binti Sunan Ampel Raden Rohmat. 

3. Diambil menantu dxurtiyyah KH. Shommadiyyah, Makam Agung - Kingking - Tuban. 


 الحمد لله رب العالمين

صلى الله على محمد



0 comments:

Post a Comment