Tuesday, December 26, 2023

Campur Aduk

HARTABUTA :

Rabu, 27-12-2023.



[24/12 16.18] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://oohya.republika.co.id/pitan/1743651494/sunat-atau-mati-tawaran-sultan-agung-kepada-orang-belanda-yang-jadi-tawanan-mataram


logo

Cari

Sekapur Sirih Pitan Lincak Egek Kendeng Video Photo


 Pitan

Sunat atau Mati, Tawaran Sultan Agung kepada Orang Belanda yang Jadi Tawanan Mataram

oohya! I demi Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 | 13:23 WIB

Hanya ada dua pilihan yang ditawarkan Sultan Agung kepada orang Belanda yang menjadi tawanan Mataram: sunat atau mati. (foto: ilustrasi mardiah/republika)

Hanya ada dua pilihan yang ditawarkan Sultan Agung kepada orang Belanda yang menjadi tawanan Mataram: sunat atau mati. (foto: ilustrasi mardiah/republika)



Sejak 1631, tulis HJ de Graaf, orang Belanda yang ditawan di Mataram sedikitnya ada 83 orang. Dari tahun ke tahun, Kompeni selalu berusaha membebaskan tawanan itu.


Berbagai hadiah selalu diberikan oleh Kompeni kepada Sultan Agung agar bersedia membebaskan tawanan, tetapi Sultan Agung selalu menolaknya. Kepada para tawanan, Sultan Agung hanya menawarkan dua pilihan: sunat atau mati.


Para tawanan itu, pada mulanya diborgol. Ketika mereka dipekerjakan di kepabeanan di Trayem (di perbatasan Kedu-Yogyakarta sekarang), borgol mereka dilepas saat mereka bekerja dan diborgol lagi pada malam hari.



De Graaf menduga setelah ada tawanan yang berusaha melarikan diri, paratawanan diborgol lagi. Pada 1632 pernah ada kejadian ada tawanan yang melarikan diri pada saat mereka dipekerjakan di kepabeanan di Trayem.


Oohya! Baca juga ya: Sarung Muhaimin dan Pakaian NTT Ganjar di Acara Debat Cawapres, Apropriasi atau Apresiasi?


Di antara mereka ada Abraham Verhulst, seorang juru mudi yang masih muda. Verhulst diberi waktu sebulan untuk memikirkan tawaran: sunat atau mati. Ia memanfaatkan kesempatan di Trayem untuk melarikan diri.



“Ketika hujan lebat pada tengah malam 7/8 November 1632, dengan lima kawannya ia dapat melepaskan borgol dan kemudian merangkak melalui lubang di pagar,” tulis De Graaf.


Dari sini mereka berencana berjalan kaki ke Teluk Pananjung di dekat Cilacap. Di Teluk Pananjung mereka akan mencari kapal untuk melanjutkan perjalanan lewat laut.


Namun, di hari ketiga mereka menuju Teluk Pananjung, mereka ditangkap dan dikurung. Hukuman yang diberikan oleh Sultan Agung hanya hukum pasung. Kaki dipasung, tangan diikat di belakang, dan leher dipasung dengan bambu.


Kelompok orang Belanda yang menjadi tawanan pertama pada 1631 adalah mereka yang mengiringi utusan Kompeni Cornelis van Maseyk. Ada 24 orang yang ditangkap Mataram melalui tipu muslihat, di antara mereka ada Antonie Paulo yang membuat laporan mengenai kondisi Mataram ke Batavia.


Oohya! Baca juga ya: Menteri KKP akan Buka Lagi Ekspor Benih Bening Lobster, Kiara Sebut KKP Makin Melangkah Mundur


Pada 1639-1642, Antonie Paulo dijadikan sebagai pimpinan para tawanan. Antonie adalah wakil kepala perdagangan yang pergi di Mataram mendampingi Van Maseyk.


Dari 83 tawanan itu, pada 1640 tinggal 10 orang, lalu pada 1645 tinggal 33 orang. Pada 1645 ini sudah tidak ada nama Antonie Paulo sebagai tawanan.


Antonie Paulo harus menghadapi hukuman mati dengan cara dilempar ke kandang buaya. Ia dihukum karena dituduh telah melakukan guna-guna.


Dari seluruh tawanan yang ada, hanya delapan orang yang diberi kebebasan. Itu terjadi setelah mereka menentukan pilihan: bersedia melakukan sunat. Artinya, mereka telah meninggalkan agama mereka dan memeluk agama baru: Islam.


Halaman:

1

 

2

 

Selanjutnya

Editor: oohya!republika.co.id


SHARE:

  

Tags

mataram

sultan agung

Tawanan

Kompeni

sunat atau mati

orang belanda

Artikel Terkait

Setelah Amangkurat I Menutup Pelabuhan, Mengapa Tumenggung Surabaya Mendapat Hukuman Mati?

Amangkurat I Memberi Modal Investasi 10 Ribu Riyal Spanyol, Mengapa Para Penguasa Pesisir Justru Mengajukan Utang 20 Ribu Riyal ke Kompeni?

Cerita Penguasa Pesisir Hendak Menggadaikan Tol Laut kepada Kompeni pada Masa Amangkurat I Menjadi Raja Mataram

Soal Gadai Tol Laut, Mengapa Amangkurat I Memaki Penguasa Jepara Sebagai Orang Goblok?

Mengapa Sultan Agung Menangkapi Para Pengemis Setelah Mataram Kalah dari Kompeni?

Terpopuler

1

Karena Kuda Kompeni, Amangkurat I Memberi Hukuman Mati kepada Penguasa Jepara Sepulangnya dari Cirebon

2

Setelah Amangkurat I Menutup Pelabuhan, Mengapa Tumenggung Surabaya Mendapat Hukuman Mati?

3

Soal Gadai Tol Laut, Mengapa Amangkurat I Memaki Penguasa Jepara Sebagai Orang Goblok?

4

Cerita Penguasa Pesisir Hendak Menggadaikan Tol Laut kepada Kompeni pada Masa Amangkurat I Menjadi Raja Mataram

5

Amangkurat I Memberi Modal Investasi 10 Ribu Riyal Spanyol, Mengapa Para Penguasa Pesisir Justru Mengajukan Utang 20 Ribu Riyal ke Kompeni?

6

Sarung Muhaimin dan Pakaian NTT Ganjar di Acara Debat Cawapres, Apropriasi atau Apresiasi?

Terkini

Sunat atau Mati, Tawaran Sultan Agung kepada Orang Belanda yang Jadi Tawanan Mataram

Sunat atau Mati, Tawaran Sultan Agung kepada Orang Belanda yang Jadi Tawanan Mataram

Minggu, 24 Desember 2023 | 13:23 WIB

Amangkurat I Memberi Modal Investasi 10 Ribu Riyal Spanyol, Mengapa Para Penguasa Pesisir Justru Mengajukan Utang 20 Ribu Riyal ke Kompeni?

Amangkurat I Memberi Modal Investasi 10 Ribu Riyal Spanyol, Mengapa Para Penguasa Pesisir Justru Mengajukan Utang 20 Ribu Riyal ke Kompeni?

Sabtu, 23 Desember 2023 | 08:31 WIB

Masjid Istiqlal Berkolaborasi dengan Pepsodent Tingkatkan Kesehatan Gigi dan Mulut Menjelang Bulan Ramadhan

Masjid Istiqlal Berkolaborasi dengan Pepsodent Tingkatkan Kesehatan Gigi dan Mulut Menjelang Bulan Ramadhan

Rabu, 20 Desember 2023 | 17:10 WIB

Raja Mataram Sultan Agung Meninggalkan Warisan Resep Jamu, Oleh-oleh dari Makkah

Raja Mataram Sultan Agung Meninggalkan Warisan Resep Jamu, Oleh-oleh dari Makkah

Rabu, 20 Desember 2023 | 14:39 WIB

Anak Usia Dua Tahun Bisa Berjalan Setelah Konsumsi Kelor, Istri Ganjar Sebut Kelor yang Bisa Cegah Stunting Harganya Lebih Murah dari Moringa

Anak Usia Dua Tahun Bisa Berjalan Setelah Konsumsi Kelor, Istri Ganjar Sebut Kelor yang Bisa Cegah Stunting Harganya Lebih Murah dari Moringa

Selasa, 19 Desember 2023 | 11:32 WIB

Karakter Idol Korea BT21 dan Sneakon Bekerja Sama Hadirkan Jenama Sepatu Lokal dan Karakter Global

Karakter Idol Korea BT21 dan Sneakon Bekerja Sama Hadirkan Jenama Sepatu Lokal dan Karakter Global

Senin, 18 Desember 2023 | 16:37 WIB

Angkatan Perak 88 PMB Merayakan Ulang Tahun ke-35, Ada Anggota Petisi 50 dan Presiden yang Menjadi Senior Mereka di PMB

Angkatan Perak 88 PMB Merayakan Ulang Tahun ke-35, Ada Anggota Petisi 50 dan Presiden yang Menjadi Senior Mereka di PMB

Senin, 18 Desember 2023 | 15:59 WIB

Buya Yahya Gandeng JNE Kembangkan Potensi Usaha Santri

Buya Yahya Gandeng JNE Kembangkan Potensi Usaha Santri

Sabtu, 16 Desember 2023 | 16:17 WIB

Tsunami Aceh, Kontak Senjata TNI-GAM Membuat Anak-Anak Pengungsi di Kamp Pengungsi Posko Jenggala di Lhok Nga Ketakutan

Tsunami Aceh, Kontak Senjata TNI-GAM Membuat Anak-Anak Pengungsi di Kamp Pengungsi Posko Jenggala di Lhok Nga Ketakutan

Minggu, 10 Desember 2023 | 18:20 WIB

Tidak Menunaikan Puasa Ramadhan, Sultan Agung Raja Mataram Digunjingkan Abdi Dalem, Apa yang Dilakukan Penghulu Keraton?

Tidak Menunaikan Puasa Ramadhan, Sultan Agung Raja Mataram Digunjingkan Abdi Dalem, Apa yang Dilakukan Penghulu Keraton?

Minggu, 10 Desember 2023 | 11:14 WIB

logo

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext


 021 780 3747

 marketing@republika.co.id

[24/12 16.20] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://maswo.my.id/penerus-trah-prabu-brawijaya-part537/


Skip to content

  

MaswoMaswoBlog biasa milik orang biasa yang hanya ingin berbagi

RANDOM NEWS


MENU


HEADLINES

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#542

24/12/2023

keamanan internet

10 Tips Keamanan Internet untuk Pemula

23/12/2023

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#541

23/12/2023

harga iPhone 11

iPhone 11 Masih Worth It di Tahun 2024? Ini Alasannya

22/12/2023

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#540

22/12/2023

prosesor apple terbaru

A17 Pro Bionic, Prosesor Mobile Tercepat dari Apple

21/12/2023

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#542

24/12/2023

keamanan internet

10 Tips Keamanan Internet untuk Pemula

23/12/2023

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#541

23/12/2023

harga iPhone 11

iPhone 11 Masih Worth It di Tahun 2024? Ini Alasannya

22/12/2023

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#540

22/12/2023

prosesor apple terbaru

A17 Pro Bionic, Prosesor Mobile Tercepat dari Apple

21/12/2023

HomeCerbungPenerus Trah Prabu Brawijaya-Part#537

CERBUNG

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#537

St. Sunaryo21/12/202305 Mins

penerus trah prabu brawijaya


Penerus Trah Prabu Brawijaya.


(@SUN-aryo)

(537)

Mataram.

Seri Danang Sutawijaya.


Bregada prajurit pun terus bersambung dari kadipaten-kadipaten yang tergabung dalam pasukan besar itu. Pasukan berikutnya dari Tegal, Brebes, Pelongan yang tidak terlalu banyak namun menarik perhatian karena pakaian mereka yang berbeda. Para penonton di pinggir jalan menyambut dengan tepuk tangan yang meriah. Para prajurit pun tersenyum gembira mendapat sambutan yang ramah dari kawula Pajang.

Bregada berikutnya dari Banyumas yang disambung dari Bagelen dan Menoreh. Tiga orang prajurit Banyumas menari-nari sambil berjalan yang diiringi kendang kecil yang menghentak. Para penonton bertepuk tangan meriah dan tertawa-tawa karena gerakan tari yang lucu.

Bregada berikutnya dari sekitar Dieng yang berpakaian serba hitam. Pakaian yang berbeda itu menarik perhatian para penonton. Panji-panji yang mereka kibarkan juga menarik perhatian karena bergambar seekor burung gagak.



Kadipaten-kadipaten lain kemudian menyambung di belakangnya.



Para penonton kemudian bertepuk tangan sangat meriah ketika barisan yang lewat adalah pasukan besar dari Pajang dan sekitarnya. Banyak dari mereka yang menyebutkan nama-nama para prajurit. Banyak para penonton di pinggir jalan itu yang mengenal para prajurit itu. Bahkan prajurit-prajurit itu adalah tetangga mereka, sanak saudara mereka, kawan mereka. Dan bahkan di antara para prajurit itu adalah anak mereka atau justru suaminya.

“Kakaang……! Kakang Pranaa…..!” Teriak melengking seorang wanita.

“Warsiiii…..!” Balas seorang prajurit dari barisan.

Keduanya hanya bisa saling melambaikan tangan. Mereka adalah temanten baru yang harus berpisah karena kwajiban seorang suami sebagai seorang prajurit.

Sepanjang perjalanan itu banyak nama terdengar dari kerumunan para penonton.

“Sukraa….! Kemiis….! Kliwoon….! Rebooon….! Gansaar….! Tupooon….!Tumiiin….! Rejaaa….! Bejaaa…!” Dan masih banyak lagi nama-nama yang mereka sebutkan karena memang mereka kenal.

Yang dipanggil pun senang dan bangga dengan melambai-lambaikan tangan dan tersenyum lebar.



Bregada prajurit Pajang yang panjang sehingga sehingga tepuk tangan dan teriakan tak henti-hentinya.

Namun setelah bregada-bregada prajurit Pajang itu lewat, tak sedikit dari mereka yang berada di pinggir jalan itu berkaca-kaca dan bahkan banyak yang menangis sesenggukan. Mereka adalah ibu, kakak, adik atau bahkan istri dari prajurit yang baru saja lewat. Semula mereka bertepuk tangan bangga, namun kini mereka mengkhawatirkan keselamatan orang terdekatnya. Para prajurit itu bukan akan bertamasya, namun akan maju perang. Perang yang akan saling bunuh di medan laga, membunuh atau dinunuh. Apakah pasukan mereka nantinya akan jaya dan orang terdekat itu tetap selamat berkumpul dengan keluarga.

Yang mereka tahu bahwa peperangan itu kejam tak kenal belas kasihan.

Isak tangis itu ternyata menular, orang di sampingnya yang sebelumnya menasehati agar tabah melepaskan orang terdekatnya, kini justru ikut menangis pula.

“Yang tabah, iklas dan rela. Suamimu itu adalah pejuang negeri….! Kau harus bangga….!” Hibur seorang wanita.

“Tetapi aku sudah terlambat garap sari, Bibi…..! Benih ini butuh dirawat oleh yang menanam, Bibi…..!” Isak seorang wanita muda.

Orang yang disebut Bibi itu tersenyum namun kemudian berkaca-kaca. Ia tahu bahwa keponakannya itu masih termasuk temanten baru.

Dan ternyata tangis sesenggukan itu hampir merata di sepanjang pinggir jalan yang telah dilalui oleh pasukan Pajang dan sekitarnya.

Pasukan dari Pati yang berada di paling belakang justru heran. Mereka tidak disambut dengan tepuk tangan dan teriakan, namun tangisan di sepanjang perjalanan. Namun mereka kemudian baru menyadari bahwa orang-orang itu baru saja melepas sanak saudaranya untuk berperang.

…………….

Bersambung………….


**Kunjungi web kami di Google.

Ketik; stsunaryo.com

Ada yang baru setiap hari.



Navigasi pos

Previous:

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#536

Next:

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#538

TINGGALKAN BALASAN

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Komentar *


Nama * 


Email * 


Situs Web 


 Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.


Related News

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#542

Sutanto Prabowo24/12/2023 0

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#541

Sutanto Prabowo23/12/2023 0

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#540

St. Sunaryo22/12/2023 0

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#539

St. Sunaryo21/12/2023 0

Search

SEARCH

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#542

10 Tips Keamanan Internet untuk Pemula

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#541

iPhone 11 Masih Worth It di Tahun 2024? Ini Alasannya

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#540

Recent Comments

sniper1team mengenai Spam Score Website: Pengertian, Cara Menghitung, dan Dampaknya

Mudji mengenai Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#507

Sugeng Riyono mengenai Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#503

TRI Widodo mengenai Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#498

TRI Widodo mengenai Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#494

Maswo-2023. Powered By BlazeThemes.

TeknologiInspirasiSEOWordPressBeritaTutorialCerbungTentang

[24/12 16.35] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://oohya.republika.co.id/lincak/1743643568/ada-empat-pasal-perdamaian-kepada-kompeni-amangkurat-i-raja-mataram-meminta-hadiah-kuda-setiap-tahun


logo

Cari

Sekapur Sirih Pitan Lincak Egek Kendeng Video Photo


 Lincak

Ada Empat Pasal Perdamaian, kepada Kompeni Amangkurat I Raja Mataram Meminta Hadiah Kuda Setiap Tahun

oohya! I demi Indonesia

Kamis, 21 Desember 2023 | 17:57 WIB

Adegan film Sultan Agung sedang menunggang. Kuda menjadi hadiah dari Kompeni yang disukai oleh Amangkurat I setelah kesepakatan perdamaian. Kompeni memberinya kuda Persia. (foto: istimewa/dok republika)

Adegan film Sultan Agung sedang menunggang. Kuda menjadi hadiah dari Kompeni yang disukai oleh Amangkurat I setelah kesepakatan perdamaian. Kompeni memberinya kuda Persia. (foto: istimewa/dok republika)



Kesepakatan perdamaian Kompeni-Mataram terjadi pada 24 September 1646. Perundingan-perundingan perdamaian menghasilkan enam pasal, empat pasal pertama sesuai dengan usulan Mataram.


Hanya empat pasal yang bisa dijalankan oleh kedua belah pihak, sedangkan dua pasal lagi tidak efektif untuk dijalankan. Pasal pertama berisi tentang keharusan Kompeni mengirim utusan ke Mataram berkedok perjalanan perdagangan dengan membawa hadiah setiap tahun untuk Raja Mataram Amangkurat I. Salah satu hadiah yang diberikan adalah kuda Persia.


“Ini sungguh-sungguh sama seperti berdatang sembah sekali setiap tahun,” tulis HJ de Graaf. Mataram memang menghendaki hal ini, saat menawarkan perdamaian.



Oohya! Baca juga ya: Sultan Agung yang Menaklukkan, Amangkurat I yang Melepaskan Negeri-Negeri Taklukan Mataram Itu


Jika Kompeni menyambut tawaran ini, Kompeni diminta mengirimkan utusan ke Mataram untuk memohon perdamaian. Kompeni, kata De Graaf, “bersedia memesan untuk Sunan dan Tumenggung Wiroguno pakaian dan barang-barang langka yang sewaktu-waktu akan dipersembahkan”.


Pasal kedua mengatur, jika Sunan meminta, Kompeni bersedia mengangkut para ulama, misalnya ke Makkah. Kompeni pernah menawarkan hal ini di masa pemerintahan Sultan Agung, dengan kewajiban Mataram membebaskan tawanan.



Itu terjadi pada 1642 hingga Sultan Auung meninggal dunia pada Fabruari 1646, tetapi saat itu Sultan Agung tidak memenuhinya. Amangkurat I yang naik tahta pada Februari 1646, pada September 1646 membuat kesepakatan damai dengan Kompeni.


Pasal ketiga mengatur pembebasan orang-orang Belanda yang ditawan di Mataram, terkecuali yang sudah disunat dan menikah dengan orang Jawa. Semua tawanan akan bebas pada 1649-1651.


Pasal keempat mengatur penyerahan orang-orang yang memiliki utang. Kompeni tentu akan mendapatkan keuntungan dari sini, karena orang-orang Cina yang memiliki utang kepada Belanda dan berlindung di Mataram, harus diserahkan kepada Kompeni.


Karena Kompeni mengirim utusan untuk memohon perdamaian seperti yang diminta Mataram, maka oleh Mataram, Kompeni merupakan bagian dari Mataram. Karenanya, pasal lima mengatur kewajiban Kompeni membantu Mataram untuk menghadapi musuh-musuh Mataram.


Oohya! Baca juga ya: Masjid Istiqlal Berkolaborasi dengan Pepsodent Tingkatkan Kesehatan Gigi dan Mulut Menjelang Bulan Ramadhan


Pasal kelima ini dianggap tidak menguntungkan Kompeni, sehingga pasal ini tidak dijalankan secara efektif. Sedangkan pasal keenam, melarang pelayaran bebas ke Maluku dan Malaka.


Tentu saja ini tidak bisa dijalankan oleh Mataram, sebab lautan adalah wilayah mutlak Mataram. Dengan demikian, Raja Mataram harus bebas berlayar ke mana saja dan orang-orang Melayu juga tidak dirintangi untuk berlayar ke Mataram. Mataram kemudian tidak memberikan jaminan keamanan kepada kapal-kapal Eropa yang berlayar ke Mataram.


Maka, pada Oktober 1646, Kompeni mengirim utusan ke Mataram. Utusan membawa hadiah untuk Amangkurat I berupa dua ekor kuda terbaik, dua sketsel yang indah, 34 potong kesturi, air mawar setempayan, dan satu tong anggur Spanyol dan cincin intan.


“Utusan menyatakan hormat setinggi-tingginya, dengan begitu banyak puji dan basa-basi istana,” tulis De Graaf.


Halaman:

1

 

2

 

Selanjutnya

Editor: oohya!republika.co.id


SHARE:

  

Tags

perdamaian

kuda

hadiah

sultan agung

Amangkurat

Kompeni

Artikel Terkait

Putra Mahkota Culik Istri Tumenggung, Sultan Agung Mataram Mengurung Diri Lebih dari Sebulan tidak Shalat di Masjid

Cerita Asal Mula Sultan Agung Raja Mataram Mendapat Gelar Sultan dari Arab dan Sabotase Kompeni terhadap Pengiriman 18 Orang Jawa ke Makkah

Amangkurat I Cacat Moral pada Usia 18 Tahun, Sultan Agung Melindunginya dan Naik Tahta Menjadi Raja Mataram

Dua Pemimpin Muda Mataram, yang Satu Agung Pekerti, yang Satu Lagi Keji Perbuatan

Raja Mataram Sultan Agung Meninggalkan Warisan Resep Jamu, Oleh-oleh dari Makkah

Terpopuler

1

Karena Kuda Kompeni, Amangkurat I Memberi Hukuman Mati kepada Penguasa Jepara Sepulangnya dari Cirebon

2

Setelah Amangkurat I Menutup Pelabuhan, Mengapa Tumenggung Surabaya Mendapat Hukuman Mati?

3

Soal Gadai Tol Laut, Mengapa Amangkurat I Memaki Penguasa Jepara Sebagai Orang Goblok?

4

Cerita Penguasa Pesisir Hendak Menggadaikan Tol Laut kepada Kompeni pada Masa Amangkurat I Menjadi Raja Mataram

5

Amangkurat I Memberi Modal Investasi 10 Ribu Riyal Spanyol, Mengapa Para Penguasa Pesisir Justru Mengajukan Utang 20 Ribu Riyal ke Kompeni?

6

Sarung Muhaimin dan Pakaian NTT Ganjar di Acara Debat Cawapres, Apropriasi atau Apresiasi?

Terkini

Suka Berburu, Mengapa Sultan Agung Suka Menggelar Pertarungan Harimau dan Banteng di Mataram?

Suka Berburu, Mengapa Sultan Agung Suka Menggelar Pertarungan Harimau dan Banteng di Mataram?

Minggu, 24 Desember 2023 | 15:39 WIB

Mengapa Sultan Agung Menangkapi Para Pengemis Setelah Mataram Kalah dari Kompeni?

Mengapa Sultan Agung Menangkapi Para Pengemis Setelah Mataram Kalah dari Kompeni?

Minggu, 24 Desember 2023 | 10:38 WIB

Soal Gadai Tol Laut, Mengapa Amangkurat I Memaki Penguasa Jepara Sebagai Orang Goblok?

Soal Gadai Tol Laut, Mengapa Amangkurat I Memaki Penguasa Jepara Sebagai Orang Goblok?

Sabtu, 23 Desember 2023 | 13:05 WIB

Cerita Penguasa Pesisir  Hendak Menggadaikan Tol Laut kepada Kompeni pada Masa Amangkurat I Menjadi Raja Mataram

Cerita Penguasa Pesisir Hendak Menggadaikan Tol Laut kepada Kompeni pada Masa Amangkurat I Menjadi Raja Mataram

Sabtu, 23 Desember 2023 | 10:41 WIB

Setelah Amangkurat I Menutup Pelabuhan, Mengapa Tumenggung Surabaya Mendapat Hukuman Mati?

Setelah Amangkurat I Menutup Pelabuhan, Mengapa Tumenggung Surabaya Mendapat Hukuman Mati?

Jumat, 22 Desember 2023 | 12:02 WIB

Karena Kuda Kompeni, Amangkurat I Memberi Hukuman Mati kepada Penguasa Jepara Sepulangnya dari Cirebon

Karena Kuda Kompeni, Amangkurat I Memberi Hukuman Mati kepada Penguasa Jepara Sepulangnya dari Cirebon

Jumat, 22 Desember 2023 | 09:03 WIB

Raja Mataram Amangkurat I dan Kasus Kuda dari Kompeni: Jangan Pernah Mengemis Apa pun Atas Namaku kepada Bangsa Asing Mana pun

Raja Mataram Amangkurat I dan Kasus Kuda dari Kompeni: Jangan Pernah Mengemis Apa pun Atas Namaku kepada Bangsa Asing Mana pun

Jumat, 22 Desember 2023 | 07:57 WIB

Ada Empat Pasal Perdamaian, kepada Kompeni Amangkurat I Raja Mataram Meminta Hadiah Kuda Setiap Tahun

Ada Empat Pasal Perdamaian, kepada Kompeni Amangkurat I Raja Mataram Meminta Hadiah Kuda Setiap Tahun

Kamis, 21 Desember 2023 | 17:57 WIB

Sultan Agung yang Menaklukkan, Amangkurat I yang Melepaskan Negeri-Negeri Taklukan Mataram Itu

Sultan Agung yang Menaklukkan, Amangkurat I yang Melepaskan Negeri-Negeri Taklukan Mataram Itu

Kamis, 21 Desember 2023 | 10:49 WIB

Dua Pemimpin Muda Mataram, yang Satu Agung Pekerti, yang Satu Lagi Keji Perbuatan

Dua Pemimpin Muda Mataram, yang Satu Agung Pekerti, yang Satu Lagi Keji Perbuatan

Rabu, 20 Desember 2023 | 12:18 WIB

logo

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext


 021 780 3747

 marketing@republika.co.id


Sekapur Sirih

Pitan

Lincak

Egek

Kendeng

    

Tentang Kami  Redaksi  Info Iklan  Karir  Kontak  Pedoman Media Siber  Privacy

Copyright ©2023Republika.co.id. All rights reserved.


x

[24/12 16.37] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://oohya.republika.co.id/pitan/1743639067/raja-mataram-sultan-agung-meninggalkan-warisan-resep-jamu-oleh-oleh-dari-makkah


logo

Cari

Sekapur Sirih Pitan Lincak Egek Kendeng Video Photo


 Pitan

Raja Mataram Sultan Agung Meninggalkan Warisan Resep Jamu, Oleh-oleh dari Makkah

oohya! I demi Indonesia

Rabu, 20 Desember 2023 | 14:39 WIB

Jamu menjadi kekayaan budaya Indonesia. Raja Mataram Sultan Agung disebut memiliki resep jamu yang diapat dari Makkah. Disebut jampi anget, jamu hangat. (foto: prayogi/republika)

Jamu menjadi kekayaan budaya Indonesia. Raja Mataram Sultan Agung disebut memiliki resep jamu yang diapat dari Makkah. Disebut jampi anget, jamu hangat. (foto: prayogi/republika)



Diceritakan sering shalat Jumat di Masjidil Haram, Sultan Agung disebut memiliki peninggalan resep minuman dari Makkah. R Tanojo mengutipnya dari primbon kuno, resep minuman itu disebut Racikan Djampi Anget (Racikan Jamu Hangat).


R Tanojo membukukannya pada 1940 dengan judul Ratjikan Djampi Anget, Brekah Dalem Sampejan Dalem Ingkang Sinoehoen Kangdjeng Soeltan Agoeng Praboe Anjokrokoesoemo ing Mataram. Resep itu diberi keterangan: Asal Saking Nagari Mekah (Asal dari Negeri Makkah).


Oohya! Baca juga ya: Anak Usia Dua Tahun Bisa Berjalan Setelah Konsumsi Kelor, Istri Ganjar Sebut Kelor yang Bisa Cegah Stunting Harganya Lebih Murah dari Moringa



Resep itu terdiri dari berbagai rempah:


1. Cabai emprit, yaitu cabai kecil yang sudah matang, berwarna hitam kemerah-merahan, masih utuh, dijemur hingga kering.


2. Bunga cengkih, yang kecil-kecil yang masih utuh dan belum hancur, dijemur hingga kering.



3. Kayu manis, yang agak besar-besar, dijemur hingga kering.


4. Biji kapuk randu, yang besar-besar, utuh, buang kulitnya lalu dijemur hingga kering.


5. Isi buah pala, buah yang panjang dan sudah matang (tua), diambil isinya, lalu dijemur hingga kering.


6. Bunga pala (fuli), yang utuh, lalu dijemur hingga kering.


Oohya! Baca juga ya: Cerita Andi Sahrandi tentang Pelajaran dari Kampung Menjelang Pilpres


7. Bunga sidowayah, jika masih ada tangkai dan daunnya, ambil bunganya saja, dijemur hingga kering.


8. Temu kunci, pilih yang kecil-kecil yang sudah tua, dikupas lalu diiris-iris melintang tipis-tipis, dijemur hingga kering.


9. Temu laos, pilih yang sudah tua, dikupas lalu diiris-iris melintang tipis-tipis, dijemur hingga kering.


10. Kayu kemloko, dibuang kotoran dengan cara dikerok dengan pisau, lalu disuwir kecil-kecil, dijemur hingga kering.


Halaman:

1

 

2

 

3

 

Selanjutnya

Editor: oohya!republika.co.id


SHARE:

  

Tags

makkah

jamu

sultan agung

Artikel Terkait

Rencana Sultan Agung Mataram Menyerbu Batavia Bocor, Kompeni Hancurkan Gudang Makanan di Tegal dan Cirebon, Siapa Pembocor Informasinya?

Putra Mahkota Culik Istri Tumenggung, Sultan Agung Mataram Mengurung Diri Lebih dari Sebulan tidak Shalat di Masjid

Cerita Asal Mula Sultan Agung Raja Mataram Mendapat Gelar Sultan dari Arab dan Sabotase Kompeni terhadap Pengiriman 18 Orang Jawa ke Makkah

Amangkurat I Cacat Moral pada Usia 18 Tahun, Sultan Agung Melindunginya dan Naik Tahta Menjadi Raja Mataram

Dua Pemimpin Muda Mataram, yang Satu Agung Pekerti, yang Satu Lagi Keji Perbuatan

Terpopuler

1

Karena Kuda Kompeni, Amangkurat I Memberi Hukuman Mati kepada Penguasa Jepara Sepulangnya dari Cirebon

2

Setelah Amangkurat I Menutup Pelabuhan, Mengapa Tumenggung Surabaya Mendapat Hukuman Mati?

3

Soal Gadai Tol Laut, Mengapa Amangkurat I Memaki Penguasa Jepara Sebagai Orang Goblok?

4

Cerita Penguasa Pesisir Hendak Menggadaikan Tol Laut kepada Kompeni pada Masa Amangkurat I Menjadi Raja Mataram

5

Amangkurat I Memberi Modal Investasi 10 Ribu Riyal Spanyol, Mengapa Para Penguasa Pesisir Justru Mengajukan Utang 20 Ribu Riyal ke Kompeni?

6

Sarung Muhaimin dan Pakaian NTT Ganjar di Acara Debat Cawapres, Apropriasi atau Apresiasi?

Terkini

Sunat atau Mati, Tawaran Sultan Agung kepada Orang Belanda yang Jadi Tawanan Mataram

Sunat atau Mati, Tawaran Sultan Agung kepada Orang Belanda yang Jadi Tawanan Mataram

Minggu, 24 Desember 2023 | 13:23 WIB

Amangkurat I Memberi Modal Investasi 10 Ribu Riyal Spanyol, Mengapa Para Penguasa Pesisir Justru Mengajukan Utang 20 Ribu Riyal ke Kompeni?

Amangkurat I Memberi Modal Investasi 10 Ribu Riyal Spanyol, Mengapa Para Penguasa Pesisir Justru Mengajukan Utang 20 Ribu Riyal ke Kompeni?

Sabtu, 23 Desember 2023 | 08:31 WIB

Masjid Istiqlal Berkolaborasi dengan Pepsodent Tingkatkan Kesehatan Gigi dan Mulut Menjelang Bulan Ramadhan

Masjid Istiqlal Berkolaborasi dengan Pepsodent Tingkatkan Kesehatan Gigi dan Mulut Menjelang Bulan Ramadhan

Rabu, 20 Desember 2023 | 17:10 WIB

Raja Mataram Sultan Agung Meninggalkan Warisan Resep Jamu, Oleh-oleh dari Makkah

Raja Mataram Sultan Agung Meninggalkan Warisan Resep Jamu, Oleh-oleh dari Makkah

Rabu, 20 Desember 2023 | 14:39 WIB

Anak Usia Dua Tahun Bisa Berjalan Setelah Konsumsi Kelor, Istri Ganjar Sebut Kelor yang Bisa Cegah Stunting Harganya Lebih Murah dari Moringa

Anak Usia Dua Tahun Bisa Berjalan Setelah Konsumsi Kelor, Istri Ganjar Sebut Kelor yang Bisa Cegah Stunting Harganya Lebih Murah dari Moringa

Selasa, 19 Desember 2023 | 11:32 WIB

Karakter Idol Korea BT21 dan Sneakon Bekerja Sama Hadirkan Jenama Sepatu Lokal dan Karakter Global

Karakter Idol Korea BT21 dan Sneakon Bekerja Sama Hadirkan Jenama Sepatu Lokal dan Karakter Global

Senin, 18 Desember 2023 | 16:37 WIB

Angkatan Perak 88 PMB Merayakan Ulang Tahun ke-35, Ada Anggota Petisi 50 dan Presiden yang Menjadi Senior Mereka di PMB

Angkatan Perak 88 PMB Merayakan Ulang Tahun ke-35, Ada Anggota Petisi 50 dan Presiden yang Menjadi Senior Mereka di PMB

Senin, 18 Desember 2023 | 15:59 WIB

Buya Yahya Gandeng JNE Kembangkan Potensi Usaha Santri

Buya Yahya Gandeng JNE Kembangkan Potensi Usaha Santri

Sabtu, 16 Desember 2023 | 16:17 WIB

Tsunami Aceh, Kontak Senjata TNI-GAM Membuat Anak-Anak Pengungsi di Kamp Pengungsi Posko Jenggala di Lhok Nga Ketakutan

Tsunami Aceh, Kontak Senjata TNI-GAM Membuat Anak-Anak Pengungsi di Kamp Pengungsi Posko Jenggala di Lhok Nga Ketakutan

Minggu, 10 Desember 2023 | 18:20 WIB

Tidak Menunaikan Puasa Ramadhan, Sultan Agung Raja Mataram Digunjingkan Abdi Dalem, Apa yang Dilakukan Penghulu Keraton?

Tidak Menunaikan Puasa Ramadhan, Sultan Agung Raja Mataram Digunjingkan Abdi Dalem, Apa yang Dilakukan Penghulu Keraton?

Minggu, 10 Desember 2023 | 11:14 WIB

logo

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext


 021 780 3747

 marketing@republika.co.id


Sekapur Sirih

Pitan

Lincak

Egek

Kendeng

    

Tentang Kami  Redaksi  Info Iklan  Karir  Kontak  Pedoman Media Siber  Privacy

Copyright ©2023Republika.co.id. All rights reserved.


x

[24/12 16.39] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://oohya.republika.co.id/lincak/1743651125/mengapa-sultan-agung-menangkapi-para-pengemis-setelah-mataram-kalah-dari-kompeni?page=2


logo

Cari

Sekapur Sirih Pitan Lincak Egek Kendeng Video Photo


 Lincak

Mengapa Sultan Agung Menangkapi Para Pengemis Setelah Mataram Kalah dari Kompeni?

oohya! I demi Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 | 10:38 WIB

Foto menggambarkan adegan film Sultan Agung. Setelah kalah dari Kompeni pada 1628-1629, Sultan Agung mengalami tekanan. Ia pun harus menangkapi para pengemis dan mengirim pasukan ke Ukur dan Sumedang. (foto: istimewa/dok republika)

Foto menggambarkan adegan film Sultan Agung. Setelah kalah dari Kompeni pada 1628-1629, Sultan Agung mengalami tekanan. Ia pun harus menangkapi para pengemis dan mengirim pasukan ke Ukur dan Sumedang. (foto: istimewa/dok republika)


Sebelum melakukan ziarah, Sultan Agung memerintahkan dikumpulkananya 50 ribu orang di Tembayat. Sebelum Mataram berdiri, Tembayat masuk wilayah Kerajaan Pajang. De Graaf menduga, mereka yang lebih berkhidmat kepada Pajang, lalu memunggungi Mataram setelah Mataram kalah dari Kompeni. Mereka anti-Kompeni.


Lima puluh ribu orang yang dikumpulkan dari Tembayat itu, oleh Sultan Agung kemudian dikirim ke Batavia dan Palembang. Sultan Agung juga memugar makam Ki Ageng Pandanaran.



Tentang Ukur dan Sumedang, Dipati Ukur dan Dipati Sumedang juga diminta oleh Sultan Agung untuk menyerbu Batavia. Tetapi ketika pada penyerbuan pertama, 1628, Mataram kalah, orang-orang Ukur dan Sumedang tidak pulang ke negeri mereka, melainkan ke Banten.


Oohya! Baca juga ya: Cerita Andi Sahrandi tentang Pelajaran dari Kampung Menjelang Pilpres


Sultan Agung membiarkan mereka. Tetapi ketika mereka melawan Mataram setelah penyerbuan ke Batavia, Sultan Agung mengirim pasukan ke Ukur dan Sumedang pada 1630 untuk menumpas pemberontakan mereka.


Sumedang merupakan wilayah yang sekarang terletak di sebelah timur Bandung. Sedangkan Ukur, memiliki pusat pemerintahan di Tegalluar, yang sekarang menjadi lokasi stasiun kereta api cepat. Wilayah kekuasaannya saat itu mencakup Subang.



Priyantono Oemar


Sumber rujukan:

Puncak Kekuasaan Mataram karya Dr HJ de Graaf (2002, edisi revisi)


Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator


Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.


Redaksi

oohya.republika@gmail.com


Halaman:

1

 

2

 

Sebelumnya

Editor: oohya!republika.co.id


SHARE:

  

Tags

pengemis

mataram

sultan agung

Kompeni

Artikel Terkait

Karena Kuda Kompeni, Amangkurat I Memberi Hukuman Mati kepada Penguasa Jepara Sepulangnya dari Cirebon

Setelah Amangkurat I Menutup Pelabuhan, Mengapa Tumenggung Surabaya Mendapat Hukuman Mati?

Amangkurat I Memberi Modal Investasi 10 Ribu Riyal Spanyol, Mengapa Para Penguasa Pesisir Justru Mengajukan Utang 20 Ribu Riyal ke Kompeni?

Cerita Penguasa Pesisir Hendak Menggadaikan Tol Laut kepada Kompeni pada Masa Amangkurat I Menjadi Raja Mataram

Soal Gadai Tol Laut, Mengapa Amangkurat I Memaki Penguasa Jepara Sebagai Orang Goblok?

Terpopuler

1

Karena Kuda Kompeni, Amangkurat I Memberi Hukuman Mati kepada Penguasa Jepara Sepulangnya dari Cirebon

2

Setelah Amangkurat I Menutup Pelabuhan, Mengapa Tumenggung Surabaya Mendapat Hukuman Mati?

3

Soal Gadai Tol Laut, Mengapa Amangkurat I Memaki Penguasa Jepara Sebagai Orang Goblok?

4

Cerita Penguasa Pesisir Hendak Menggadaikan Tol Laut kepada Kompeni pada Masa Amangkurat I Menjadi Raja Mataram

5

Amangkurat I Memberi Modal Investasi 10 Ribu Riyal Spanyol, Mengapa Para Penguasa Pesisir Justru Mengajukan Utang 20 Ribu Riyal ke Kompeni?

6

Sarung Muhaimin dan Pakaian NTT Ganjar di Acara Debat Cawapres, Apropriasi atau Apresiasi?

Terkini

Suka Berburu, Mengapa Sultan Agung Suka Menggelar Pertarungan Harimau dan Banteng di Mataram?

Suka Berburu, Mengapa Sultan Agung Suka Menggelar Pertarungan Harimau dan Banteng di Mataram?

Minggu, 24 Desember 2023 | 15:39 WIB

Mengapa Sultan Agung Menangkapi Para Pengemis Setelah Mataram Kalah dari Kompeni?

Mengapa Sultan Agung Menangkapi Para Pengemis Setelah Mataram Kalah dari Kompeni?

Minggu, 24 Desember 2023 | 10:38 WIB

Soal Gadai Tol Laut, Mengapa Amangkurat I Memaki Penguasa Jepara Sebagai Orang Goblok?

Soal Gadai Tol Laut, Mengapa Amangkurat I Memaki Penguasa Jepara Sebagai Orang Goblok?

Sabtu, 23 Desember 2023 | 13:05 WIB

Cerita Penguasa Pesisir  Hendak Menggadaikan Tol Laut kepada Kompeni pada Masa Amangkurat I Menjadi Raja Mataram

Cerita Penguasa Pesisir Hendak Menggadaikan Tol Laut kepada Kompeni pada Masa Amangkurat I Menjadi Raja Mataram

Sabtu, 23 Desember 2023 | 10:41 WIB

Setelah Amangkurat I Menutup Pelabuhan, Mengapa Tumenggung Surabaya Mendapat Hukuman Mati?

Setelah Amangkurat I Menutup Pelabuhan, Mengapa Tumenggung Surabaya Mendapat Hukuman Mati?

Jumat, 22 Desember 2023 | 12:02 WIB

Karena Kuda Kompeni, Amangkurat I Memberi Hukuman Mati kepada Penguasa Jepara Sepulangnya dari Cirebon

Karena Kuda Kompeni, Amangkurat I Memberi Hukuman Mati kepada Penguasa Jepara Sepulangnya dari Cirebon

Jumat, 22 Desember 2023 | 09:03 WIB

Raja Mataram Amangkurat I dan Kasus Kuda dari Kompeni: Jangan Pernah Mengemis Apa pun Atas Namaku kepada Bangsa Asing Mana pun

Raja Mataram Amangkurat I dan Kasus Kuda dari Kompeni: Jangan Pernah Mengemis Apa pun Atas Namaku kepada Bangsa Asing Mana pun

Jumat, 22 Desember 2023 | 07:57 WIB

Ada Empat Pasal Perdamaian, kepada Kompeni Amangkurat I Raja Mataram Meminta Hadiah Kuda Setiap Tahun

Ada Empat Pasal Perdamaian, kepada Kompeni Amangkurat I Raja Mataram Meminta Hadiah Kuda Setiap Tahun

Kamis, 21 Desember 2023 | 17:57 WIB

Sultan Agung yang Menaklukkan, Amangkurat I yang Melepaskan Negeri-Negeri Taklukan Mataram Itu

Sultan Agung yang Menaklukkan, Amangkurat I yang Melepaskan Negeri-Negeri Taklukan Mataram Itu

Kamis, 21 Desember 2023 | 10:49 WIB

Dua Pemimpin Muda Mataram, yang Satu Agung Pekerti, yang Satu Lagi Keji Perbuatan

Dua Pemimpin Muda Mataram, yang Satu Agung Pekerti, yang Satu Lagi Keji Perbuatan

Rabu, 20 Desember 2023 | 12:18 WIB

logo

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext


 021 780 3747

 marketing@republika.co.id


Sekapur Sirih

Pitan

Lincak

Egek

Kendeng

    

Tentang Kami  Redaksi  Info Iklan  Karir  Kontak  Pedoman Media Siber  Privacy

Copyright ©2023Republika.co.id. All rights reserved.


x

[24/12 17.52] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/share/aXGk1UjBjV67mE8r/?mibextid=xfxF2i


Sunan Ampel Peletak Islam Nusantara, Tinjauan Sanad dan Nasab Penyebar Islam Abad 15 Masehi

oleh : Hamdan Suhaemi 


Mukadimah


Sejarah perlu diketengahkan ketika ada yang rumit untuk dijelaskan, dan ketika alurnya telah membelok. Bahkan yang tabu pun perlu dibuka sebagai sesuatu yang profan, bahwa sejarah adalah pelajaran hidup kita. Tidak boleh sejarah lalu dibilang hanya masa lalu semata, karena masa lalu adalah cerminan masa depan. Manusia hidup pasti mengisi ruang dan waktu dengan segala harapan dan tantangannya, disinilah manusia lupa bahwa dirinya adalah pelaku sejarah. 


Dalam tulisan ini ingin menyodorkan semacam tesis tentang awal mula Islam di Nusantara ini, bahwa Sayyid Ali Rahmatullah bin Sayyid Ibrahim Samarkandi dinyatakan betul sebagai peletak awal Islamisasi Nusantara. Meski jauh sebelum Sayyid Ali Rahmatullah terdapat para penyebar Islam yang berprofesi pedagang, sebut dari Gujarat atau dari Persia dengan ditandai tetinggalnya makam-makam khas Gujarat atau Malabar dengan relief kaligrafi Arab model khufi di kampung Leran dekat Gersik Jawa Timur, perkiraan makam tersebut sudah ada sejak abad 13 M dan abad 14 M seperti makam Syaikh Maulana Malik Ibrahim. 


Siapa Sayyid Ali Rahmatullah 


Sayyid Ali Rahmatullah lahir tahun 1401 M di Champa, adalah putra dari Syaikh Ibrahim Zainuddin As-Samarqandy dengan Dyah Candrawulan, Dyah Candrawulan Puteri Raja Champa Kamboja, sementara Sayyid Ibrahim As-Samarqandy merupakan putra Sayyid Jamaluddin Akbar al-Husaini. Ayahnya ini berasal dari Samarkand, negeri yang kini masuk Rusia Selatan. Diceritakan bahwa sebelum tahun 1446 M, keluarga Ibrahim Samarkandi masih berada di Champa sebelum negeri itu jatuh oleh pasukan dari kerajaan Sangora. Meski demikian puteranya Ibrahim Samarkandi yang kedua yakni Sayyid Ali Rahmatullah sudah berada di Ampel Majapahit di tahun 1442, hingga ketika mendengar kabar menyakitkan itu Sayyid Ali Rahmatullah yang seharusnya pulang ke Champa, kemudian dicegah oleh Raja Brawijaya V ( suami dari bibinya ). Peristiwa tersebut tercatat dalam Serat Walisana. 


Dalam catatan Kronik Tiongkok dari Klenteng Sam Po Kong, Sunan Ampel dikenal sebagai Bong Swi Hoo, cucu dari Haji Bong Tak Keng - seorang Tionghoa (suku Hui beragama Islam mazhab Hanafi) yang ditugaskan sebagai Pimpinan Komunitas Tionghoa di Champa oleh Sam Po Bo. Sedangkan Yang Mulia Ma Hong Fu - menantu Haji Bong Tak Keng ditempatkan sebagai duta besar Tiongkok di pusat kerajaan Majapahit, sedangkan Haji Gan En Cu juga telah ditugaskan sebagai kapten Tionghoa di Tuban. Haji Gan En Cu kemudian menempatkan menantunya Bong Swi Hoo sebagai kapten Tionghoa di Jiaotung Bangil ( Slamet Muljana : 2005 ).


Perbedaan asal usul Sayyid Ali Rahmatullah seperti di atas tidak perlu diperdebatkan, karena satu sama lainnya memiliki bukti baik primer maupun sekunder, tapi yang jelas ada relasi diantara data tersebut, kuncinya adalah Champa, yang masih bagian dari wilayah Tiongkok. Tetapi saya ingin mengambil data yang masyhur saja agar tidak ada perdebatan tajam soal asal usul sang Sayyid dari Champa ini. 


Silsilah 


Masyhur di kalangan para pencatat silsilah, bahwa Sayyid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat atau Susuhunan Ampel, adalah mursyid tarekat Naqsyabandiyah, bahkan telah sampai maqom Qutub, ulama besar Ahli Sunnah wal Jama'ah yang bermazhab Syafi'i. Sayyid Ali Rahmatullah ini meski terlahir di Champa tapi garis leluhurnya adalah dzuriyatnya Rosulullah S.a.w. Dalam versi jalur An-Naqowi al-Bukhari al-Husaini, nasab Sayid Makhdum Ali Rahmatullah tersambung hingga Rosulullah S.a.w. 


Nabi Muhammad SAW, berputeri

1. Sayyidah Fathimah Az-Zahra, berputera 

2. Sayidina Husain, berputra 

3. Sayidina Ali Zainal Abidin, berputra 

4. Sayidina Muhammad Al Baqir, berputera 

5. Imam Jafar Shadiq, berputra 

6. Imam Musa Al Kazhim, berputra 

7. Imam Ali Ar-Ridho, berputera 

8. Sayid Muhammad Al-Jawad At-Taqi, berputera 

9. Sayid Ali Al-Hadi An-Naqi, berputera 

10. Sayid Ja'far Dzaki, berputera 

11. Sayid Ali Asyqari, berputera 

12. Sayid Abdullah, berputera 

13. Sayid Ahmad Abu Yusuf, berputera 

14. Sayid Mahmud, berputera 

15. Sayid Muhammad, berputera 

16. Sayid Ja'far, berputera 

17. Makhdum Ali, berputera 

18. Makhdum Husain Jalaluddin Al Bukhari/Mir Surkh /Jalal Azamat Khan, berputera 

19. Makdum Ahmad Kabir, berputera 

20. Makhdum Jalaluddin Husain, berputera 

21. Makhdum Mahmud Nashrudin, berputera 

22. Makhdum Jamaludin Akbar / Jumadil Kubro, berputera 

23. Makhdum Ibrahim Samarkandi, berputera 

24. Makhdum Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)

 

Guru Keluarga Majapahit


Pada era Raja Brawijaya V, kehidupan masyarakat Majapahit terutama keluarga keraton Wilwatikta mengalami kemunduran yang sangat signifikan, terutama dalam hal moral. Akibat dari perang yang tidak berkesudahan, seperti perang Paregreg dan intrik-intrik pengambilalihan kekuasaan baik di keluarga keraton maupun di wilayah taklukan Majapahit pasca mangkatnya Maharaja Hayam Wuruk. Itu terjadi di akhir abad 14 dan sampai di pertengahan abad 15 M. 


Dampak dari konflik sosial politik di kerajaan Majapahit itu sangat dirasa berat di kalangan masyarakat waisa dan sudra, belum lagi keonaran-keonaran ditimbulkan akibat ketercanduan atas arak dan madat. Gambaran sosiologis masyarakat Majapahit di tahun 1440-an memicu keinginan kuat sang permaisuri Raja Brawijaya V, yakni Ratu Diyah Dwarawati untuk meminta tolong keponakannya di Champa agar berkenan untuk membimbing keluarga keraton yang tengah mengalami kemerosotan moral tersebut. 


Keponakan sang Ratu dari Champa itu baru sampai di Trowulan ibukota Majapahit, di tahun 1442 yang sebelumnya menetap sebentar di Tuban. Sang Ratu pun mengusulkan kepada Raja Brawijaya V agar Sayyid Ali Rahmatullah diterima sebagai keluarga besar Keraton Majapahit, hingga sang Sayyid dari Champa ini lalu diberi gelar Raden, akhirnya yang lebih dikenal panggilan Raden Rahmat. 


Ajaran Molimo Raden Rahmat ini menjadi efektif dalam upayanya merubah kebiasaan buruk para anggota keluarga keraton Wilwatikta, sampai kemudian keberhasilannya diakui oleh sang Raja dengan memberikan sebidang tanah di dekat Surabaya, namanya Ampel. Di Ampel inilah perjuangan Raden Rahmat mencapai puncaknya ketika Ampel menjadi pusat pembelajaran agama Islam sekaligus pusat dakwahnya, hingga Ampel terkenal terutama bagi masyarakat Majapahit yang ada di Trowulan hingga pengaruhnya sampai di Sukadana Kalimantan ( Agus Sunyoto: 2013). 


Peletak Islam Nusantara


Sayyid Ali Rahmatullah yang kemudian berubah sebutan Raden Rahmat, pada tahun 1470 M memfokuskan pada pengembangan jejaring penyebar Islam dengan penguatan mujahadah dan riyadoh dalam mendidik santri-santrinya, disamping penguatan jejaring dakwah Islam, Raden Rahmat pun menguatkan dengan pertalian nasab. 


Dalam Babad Ngampeldenta, Raden Rahmat memperistri Mas Karimah Puteri Ki Bang Kuning yang masyhur dikenal Mbah Karimah, dari istrinya ini memiliki 2 anak perempuan yaitu Murtasiah dan Murtasimah. Lalu Murtasiah dinikahkan dengan santri sekaligus keponakannya yaitu Raden Paku bin Maulana Ishaq alias Raja Wali Lanang. Kelak ketika Raden paku menetap di Giri namanya masyhur dengan sebutan Susuhunan Giri, atau Prabu Satmata. Dari jalur Murtasiah inilah Sunan Ampel menurunkan para penyebar Islam berikutnya yaitu putera dari Sunan Giri yakni Sunan Dalem dan cucunya yakni Sunan Prapen, dari tangan mereka inilah Islam tersebar hampir menyeluruh di pelosok Nusantara. 


Sementara dari anaknya yang kedua yaitu Murtasiah atau Asyikoh, Sunan Ampel menikahkan dengan Raden Fatah bin Prabu Brawijaya V. Dari jalur ini lahirlah para penguasa Islam, hingga lewat kekuasaan politik dakwah Islamiyyah di seluruh Nusantara tidak lagi mendapatkan tantangan dan rintangan. 


Sunan Ampel dalam waktu yang bersamaan menikahi Puteri dari Arya Teja, Adipati Tuban dan Arya Teja adalah keturunan Ranggalawe, yakni Nyai Ageng Manila. Dengan Nyi Ageng Manila ini sunan Ampel dikaruniai putera Puteri yaitu Sayyidah Fatimah, Sayyidah Willis, Sayyidah Taluqi atau Nyi Ageng Maloka, Sayyid Makhdum Ibrahim, Sayyid Qosim. Kedua nama terakhir ini adalah para penyebar Islam yang paling gigih di seantero Nusantara. Sayyid Makhdum lebih dikenal dengan Sunan Bonang sedangkan Sayyid Qosim dikenal dengan Sunan Derajat. 


Islam yang disampaikan oleh para Wali Songo tentunya berpijak pada induknya para wali songo yaitu Sayyid Ali Rahmatullah, atau Raden Rahmat alias Sunan Ampel, yang telah menanamkan ajaran Islam dengan cara moderat, dan toleran. Hingga Islam yang dipeluk oleh bangsa Nusantara terkhusus Jawadwipa adalah Islam ala Ahli Sunnah wal Jama'ah. 


Dari ajaran Sang Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah inilah ada perpaduan tradisi Champa yang dibawanya dengan budaya Jawa, dan Islam yang disampaikan oleh sang Mursyid tersebut adalah agama yang tidak menolak adat, tidak juga mencampurkan dengan adat, membumikan Islam dengan cara pendekatan budaya, dengan pendekatan sufistik maka dari inilah Islam di Nusantara ada kekhasannya. Karena khas itulah kemudian kita kenali Islam Nusantara. 


Penulis :

Wakil Ketua PW GP Ansor Banten

Ketua PW Rijalul Ansor Banten

Idaroh Wustho Jatman Banten

[24/12 18.39] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/share/aXGk1UjBjV67mE8r/?mibextid=A7sQZp


Sunan Ampel Peletak Islam Nusantara, Tinjauan Sanad dan Nasab Penyebar Islam Abad 15 Masehi

oleh : Hamdan Suhaemi 


Mukadimah


Sejarah perlu diketengahkan ketika ada yang rumit untuk dijelaskan, dan ketika alurnya telah membelok. Bahkan yang tabu pun perlu dibuka sebagai sesuatu yang profan, bahwa sejarah adalah pelajaran hidup kita. Tidak boleh sejarah lalu dibilang hanya masa lalu semata, karena masa lalu adalah cerminan masa depan. Manusia hidup pasti mengisi ruang dan waktu dengan segala harapan dan tantangannya, disinilah manusia lupa bahwa dirinya adalah pelaku sejarah. 


Dalam tulisan ini ingin menyodorkan semacam tesis tentang awal mula Islam di Nusantara ini, bahwa Sayyid Ali Rahmatullah bin Sayyid Ibrahim Samarkandi dinyatakan betul sebagai peletak awal Islamisasi Nusantara. Meski jauh sebelum Sayyid Ali Rahmatullah terdapat para penyebar Islam yang berprofesi pedagang, sebut dari Gujarat atau dari Persia dengan ditandai tetinggalnya makam-makam khas Gujarat atau Malabar dengan relief kaligrafi Arab model khufi di kampung Leran dekat Gersik Jawa Timur, perkiraan makam tersebut sudah ada sejak abad 13 M dan abad 14 M seperti makam Syaikh Maulana Malik Ibrahim. 


Siapa Sayyid Ali Rahmatullah 


Sayyid Ali Rahmatullah lahir tahun 1401 M di Champa, adalah putra dari Syaikh Ibrahim Zainuddin As-Samarqandy dengan Dyah Candrawulan, Dyah Candrawulan Puteri Raja Champa Kamboja, sementara Sayyid Ibrahim As-Samarqandy merupakan putra Sayyid Jamaluddin Akbar al-Husaini. Ayahnya ini berasal dari Samarkand, negeri yang kini masuk Rusia Selatan. Diceritakan bahwa sebelum tahun 1446 M, keluarga Ibrahim Samarkandi masih berada di Champa sebelum negeri itu jatuh oleh pasukan dari kerajaan Sangora. Meski demikian puteranya Ibrahim Samarkandi yang kedua yakni Sayyid Ali Rahmatullah sudah berada di Ampel Majapahit di tahun 1442, hingga ketika mendengar kabar menyakitkan itu Sayyid Ali Rahmatullah yang seharusnya pulang ke Champa, kemudian dicegah oleh Raja Brawijaya V ( suami dari bibinya ). Peristiwa tersebut tercatat dalam Serat Walisana. 


Dalam catatan Kronik Tiongkok dari Klenteng Sam Po Kong, Sunan Ampel dikenal sebagai Bong Swi Hoo, cucu dari Haji Bong Tak Keng - seorang Tionghoa (suku Hui beragama Islam mazhab Hanafi) yang ditugaskan sebagai Pimpinan Komunitas Tionghoa di Champa oleh Sam Po Bo. Sedangkan Yang Mulia Ma Hong Fu - menantu Haji Bong Tak Keng ditempatkan sebagai duta besar Tiongkok di pusat kerajaan Majapahit, sedangkan Haji Gan En Cu juga telah ditugaskan sebagai kapten Tionghoa di Tuban. Haji Gan En Cu kemudian menempatkan menantunya Bong Swi Hoo sebagai kapten Tionghoa di Jiaotung Bangil ( Slamet Muljana : 2005 ).


Perbedaan asal usul Sayyid Ali Rahmatullah seperti di atas tidak perlu diperdebatkan, karena satu sama lainnya memiliki bukti baik primer maupun sekunder, tapi yang jelas ada relasi diantara data tersebut, kuncinya adalah Champa, yang masih bagian dari wilayah Tiongkok. Tetapi saya ingin mengambil data yang masyhur saja agar tidak ada perdebatan tajam soal asal usul sang Sayyid dari Champa ini. 


Silsilah 


Masyhur di kalangan para pencatat silsilah, bahwa Sayyid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat atau Susuhunan Ampel, adalah mursyid tarekat Naqsyabandiyah, bahkan telah sampai maqom Qutub, ulama besar Ahli Sunnah wal Jama'ah yang bermazhab Syafi'i. Sayyid Ali Rahmatullah ini meski terlahir di Champa tapi garis leluhurnya adalah dzuriyatnya Rosulullah S.a.w. Dalam versi jalur An-Naqowi al-Bukhari al-Husaini, nasab Sayid Makhdum Ali Rahmatullah tersambung hingga Rosulullah S.a.w. 


Nabi Muhammad SAW, berputeri

1. Sayyidah Fathimah Az-Zahra, berputera 

2. Sayidina Husain, berputra 

3. Sayidina Ali Zainal Abidin, berputra 

4. Sayidina Muhammad Al Baqir, berputera 

5. Imam Jafar Shadiq, berputra 

6. Imam Musa Al Kazhim, berputra 

7. Imam Ali Ar-Ridho, berputera 

8. Sayid Muhammad Al-Jawad At-Taqi, berputera 

9. Sayid Ali Al-Hadi An-Naqi, berputera 

10. Sayid Ja'far Dzaki, berputera 

11. Sayid Ali Asyqari, berputera 

12. Sayid Abdullah, berputera 

13. Sayid Ahmad Abu Yusuf, berputera 

14. Sayid Mahmud, berputera 

15. Sayid Muhammad, berputera 

16. Sayid Ja'far, berputera 

17. Makhdum Ali, berputera 

18. Makhdum Husain Jalaluddin Al Bukhari/Mir Surkh /Jalal Azamat Khan, berputera 

19. Makdum Ahmad Kabir, berputera 

20. Makhdum Jalaluddin Husain, berputera 

21. Makhdum Mahmud Nashrudin, berputera 

22. Makhdum Jamaludin Akbar / Jumadil Kubro, berputera 

23. Makhdum Ibrahim Samarkandi, berputera 

24. Makhdum Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)

 

Guru Keluarga Majapahit


Pada era Raja Brawijaya V, kehidupan masyarakat Majapahit terutama keluarga keraton Wilwatikta mengalami kemunduran yang sangat signifikan, terutama dalam hal moral. Akibat dari perang yang tidak berkesudahan, seperti perang Paregreg dan intrik-intrik pengambilalihan kekuasaan baik di keluarga keraton maupun di wilayah taklukan Majapahit pasca mangkatnya Maharaja Hayam Wuruk. Itu terjadi di akhir abad 14 dan sampai di pertengahan abad 15 M. 


Dampak dari konflik sosial politik di kerajaan Majapahit itu sangat dirasa berat di kalangan masyarakat waisa dan sudra, belum lagi keonaran-keonaran ditimbulkan akibat ketercanduan atas arak dan madat. Gambaran sosiologis masyarakat Majapahit di tahun 1440-an memicu keinginan kuat sang permaisuri Raja Brawijaya V, yakni Ratu Diyah Dwarawati untuk meminta tolong keponakannya di Champa agar berkenan untuk membimbing keluarga keraton yang tengah mengalami kemerosotan moral tersebut. 


Keponakan sang Ratu dari Champa itu baru sampai di Trowulan ibukota Majapahit, di tahun 1442 yang sebelumnya menetap sebentar di Tuban. Sang Ratu pun mengusulkan kepada Raja Brawijaya V agar Sayyid Ali Rahmatullah diterima sebagai keluarga besar Keraton Majapahit, hingga sang Sayyid dari Champa ini lalu diberi gelar Raden, akhirnya yang lebih dikenal panggilan Raden Rahmat. 


Ajaran Molimo Raden Rahmat ini menjadi efektif dalam upayanya merubah kebiasaan buruk para anggota keluarga keraton Wilwatikta, sampai kemudian keberhasilannya diakui oleh sang Raja dengan memberikan sebidang tanah di dekat Surabaya, namanya Ampel. Di Ampel inilah perjuangan Raden Rahmat mencapai puncaknya ketika Ampel menjadi pusat pembelajaran agama Islam sekaligus pusat dakwahnya, hingga Ampel terkenal terutama bagi masyarakat Majapahit yang ada di Trowulan hingga pengaruhnya sampai di Sukadana Kalimantan ( Agus Sunyoto: 2013). 


Peletak Islam Nusantara


Sayyid Ali Rahmatullah yang kemudian berubah sebutan Raden Rahmat, pada tahun 1470 M memfokuskan pada pengembangan jejaring penyebar Islam dengan penguatan mujahadah dan riyadoh dalam mendidik santri-santrinya, disamping penguatan jejaring dakwah Islam, Raden Rahmat pun menguatkan dengan pertalian nasab. 


Dalam Babad Ngampeldenta, Raden Rahmat memperistri Mas Karimah Puteri Ki Bang Kuning yang masyhur dikenal Mbah Karimah, dari istrinya ini memiliki 2 anak perempuan yaitu Murtasiah dan Murtasimah. Lalu Murtasiah dinikahkan dengan santri sekaligus keponakannya yaitu Raden Paku bin Maulana Ishaq alias Raja Wali Lanang. Kelak ketika Raden paku menetap di Giri namanya masyhur dengan sebutan Susuhunan Giri, atau Prabu Satmata. Dari jalur Murtasiah inilah Sunan Ampel menurunkan para penyebar Islam berikutnya yaitu putera dari Sunan Giri yakni Sunan Dalem dan cucunya yakni Sunan Prapen, dari tangan mereka inilah Islam tersebar hampir menyeluruh di pelosok Nusantara. 


Sementara dari anaknya yang kedua yaitu Murtasiah atau Asyikoh, Sunan Ampel menikahkan dengan Raden Fatah bin Prabu Brawijaya V. Dari jalur ini lahirlah para penguasa Islam, hingga lewat kekuasaan politik dakwah Islamiyyah di seluruh Nusantara tidak lagi mendapatkan tantangan dan rintangan. 


Sunan Ampel dalam waktu yang bersamaan menikahi Puteri dari Arya Teja, Adipati Tuban dan Arya Teja adalah keturunan Ranggalawe, yakni Nyai Ageng Manila. Dengan Nyi Ageng Manila ini sunan Ampel dikaruniai putera Puteri yaitu Sayyidah Fatimah, Sayyidah Willis, Sayyidah Taluqi atau Nyi Ageng Maloka, Sayyid Makhdum Ibrahim, Sayyid Qosim. Kedua nama terakhir ini adalah para penyebar Islam yang paling gigih di seantero Nusantara. Sayyid Makhdum lebih dikenal dengan Sunan Bonang sedangkan Sayyid Qosim dikenal dengan Sunan Derajat. 


Islam yang disampaikan oleh para Wali Songo tentunya berpijak pada induknya para wali songo yaitu Sayyid Ali Rahmatullah, atau Raden Rahmat alias Sunan Ampel, yang telah menanamkan ajaran Islam dengan cara moderat, dan toleran. Hingga Islam yang dipeluk oleh bangsa Nusantara terkhusus Jawadwipa adalah Islam ala Ahli Sunnah wal Jama'ah. 


Dari ajaran Sang Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah inilah ada perpaduan tradisi Champa yang dibawanya dengan budaya Jawa, dan Islam yang disampaikan oleh sang Mursyid tersebut adalah agama yang tidak menolak adat, tidak juga mencampurkan dengan adat, membumikan Islam dengan cara pendekatan budaya, dengan pendekatan sufistik maka dari inilah Islam di Nusantara ada kekhasannya. Karena khas itulah kemudian kita kenali Islam Nusantara. 


Penulis :

Wakil Ketua PW GP Ansor Banten

Ketua PW Rijalul Ansor Banten

Idaroh Wustho Jatman Banten

[24/12 18.50] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Habiib Syaich Dialog Hubungi Korona


https://youtube.com/shorts/b221Y75B9ds?si=GMzMBCD3DKqVVG5A

[24/12 18.57] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://oohya.republika.co.id/pitan/1743648411/amangkurat-i-memberi-modal-investasi-10-ribu-riyal-spanyol-mengapa-para-penguasa-pesisir-justru-mengajukan-utang-20-ribu-riyal-ke-kompeni


logo

Cari

Sekapur Sirih Pitan Lincak Egek Kendeng Video Photo


 Pitan

Amangkurat I Memberi Modal Investasi 10 Ribu Riyal Spanyol, Mengapa Para Penguasa Pesisir Justru Mengajukan Utang 20 Ribu Riyal ke Kompeni?

oohya! I demi Indonesia

Sabtu, 23 Desember 2023 | 08:31 WIB

Monopoli gagal dijalankan oleh Amangkurat I karena penguasa pesisir tidak bersepakat menetapkan harga kayu. Amangkurat I pun  mengubah strategi dagang dengan memberi modal investasi. Berhasilkah? (foto: antara/republika)

Monopoli gagal dijalankan oleh Amangkurat I karena penguasa pesisir tidak bersepakat menetapkan harga kayu. Amangkurat I pun mengubah strategi dagang dengan memberi modal investasi. Berhasilkah? (foto: antara/republika)



Rencana monopoli dagang yang diterapkan Raja Mataram Amangkurat I gagal. Amangkurat I kemudian melakukan cara lain dengan mengucurkan modal investasi kepada empat negeri pesisir, masing-masing 10 ribu riyal Spanyol.


Modal yang diberikan pada Juni 1657 itu harus diputar oleh para penguasa pesisir. Amangkurat I memberi target dalam waktu setahun harus bisa menyerahkan ke Keraton 20 ribu riyal Spanyol. Berjasilkah atau justru mengajukan utang?


Gagalnya monopoli yang diterapkan oleh Amangkurat I adalah karena para penguasa pesisir lupa menetapkan kesepakatan harga untuk komoditas kayu dan garam. Komoditas ini juga diperlukan oleh Kompeni.



Oohya! Baca juga ya: Menteri KKP akan Buka Lagi Ekspor Benih Bening Lobster, Kiara Sebut KKP Makin Melangkah Mundur


Ketika utusan Kompeni menginginkan kayu dan garam dari Pati, kata HJ de Graaf, penguasa Pati berjanji tidka akan menaikkan harga kayu dan garam. “Ini merupakan jebolan pertama dalam benteng monopoli,” tulis De Graaf.


Karena belum ada kata sepakat, jika Pati menaikkan harga kayu dan garam, utusan Kompeni bisa membelinya dari luar Pati. “Sesungguhnya monopoli itu sama sekali tidak berhasil,” tulis De Graaf.



Berbagai komoditas telah disepakati harganya, sehingga harga di masing-masing negeri sama. Misalnya, beras dari harga Rp 15 riyal sekoyan, menjadi 30 riyal per koyan.


Kayu balok harga ditetapkan 30 riyal Spanyol per 100 potong, kayu papan 30 ringgit per 100 potong, tetapi penguasa tidak negeri lainnya belum menyepakatinya. “Setelah banyak berdebat, keempat penguasa pesisir itu pulang tanpa hasil dengan perjanjian untuk merundingkan urusan itu lebih lanjut,” tulis De Graaf.


Perdebatan di antara mereka itu terjadi ketika utusan Kompeni. Penguasa Pati pun kemudian mengundang utusan Kompeni untuk berkunjung ke Pati, melihat harga kayu di Pati, yang harganya tetap pada kisaran 20-22 riyal Spanyol untuk 100 potong balok dan 15-20 ringgit untuk 100 potong papan. Tidak dinaikkan.


Kondisi inilah yang kemudian mendorong Amangkurat I mengubah strategi perdagangannya. Orang-orang Cina yang mengetahui ada kucuran dana dari Keraton untuk usaha dagang para penguasa pesisir, maka mereka melakukan berbagai lobi.


“Seorang Cina di Juwana dikatakan telah menyampaikan isapan jempol kepada para penguasa pesisir bahwa perdagangan di timur ... dan juga di daerah timah Malaka dapat menghasilkan keuntungan yang luar biasa,” tulis De Graaf.


Oohya! Baca juga ya: Ada Empat Pasal Perdamaian, kepada Kompeni Amangkurat I Raja Mataram Meminta Hadiah Kuda Setiap Tahun


Ini bisa menjadi jebakan bagi para penguasa pesisir itu. Sebab daerah yang disebut orang Cina itu telah ditetapkan oleh Kompeni sebagai terlarang untuk dimasuki oleh orang Jawa tanpa adanya izin dari Kompeni.


Maka, para penguasa pesisir itu pun meminta izin kepada Kompeni untuk bisa berdagang di Ambon dan di Malaka. Penguasa Pati meminta tiga surat jalan untuk ke Banda, Ambon, dan neger-negeri di bawah kekuasaan Aceh.


Penguasa Semarang bahkan mengajukan lima izin untuk bisa memasuki negeri-negeri di Maluku selatan. Dengan pernyataan lisan dari residen, mereka berangkat tanpa perlu menunggu surat izin dari Batavia.


Halaman:

1

 

2

 

Selanjutnya

Editor: oohya!republika.co.id


SHARE:

  

Tags

investasi

utang

raja mataram

Amangkurat

Kompeni

penguasa pesisir

Artikel Terkait

Raja Mataram Sultan Agung Meninggalkan Warisan Resep Jamu, Oleh-oleh dari Makkah

Sultan Agung yang Menaklukkan, Amangkurat I yang Melepaskan Negeri-Negeri Taklukan Mataram Itu

Raja Mataram Amangkurat I dan Kasus Kuda dari Kompeni: Jangan Pernah Mengemis Apa pun Atas Namaku kepada Bangsa Asing Mana pun

Karena Kuda Kompeni, Amangkurat I Memberi Hukuman Mati kepada Penguasa Jepara Sepulangnya dari Cirebon

Setelah Amangkurat I Menutup Pelabuhan, Mengapa Tumenggung Surabaya Mendapat Hukuman Mati?

Terpopuler

1

Mengapa Sultan Agung Menangkapi Para Pengemis Setelah Mataram Kalah dari Kompeni?

2

Setelah Amangkurat I Menutup Pelabuhan, Mengapa Tumenggung Surabaya Mendapat Hukuman Mati?

3

Soal Gadai Tol Laut, Mengapa Amangkurat I Memaki Penguasa Jepara Sebagai Orang Goblok?

4

Cerita Penguasa Pesisir Hendak Menggadaikan Tol Laut kepada Kompeni pada Masa Amangkurat I Menjadi Raja Mataram

5

Amangkurat I Memberi Modal Investasi 10 Ribu Riyal Spanyol, Mengapa Para Penguasa Pesisir Justru Mengajukan Utang 20 Ribu Riyal ke Kompeni?

6

Sunat atau Mati, Tawaran Sultan Agung kepada Orang Belanda yang Jadi Tawanan Mataram

Terkini

Sunat atau Mati, Tawaran Sultan Agung kepada Orang Belanda yang Jadi Tawanan Mataram

Sunat atau Mati, Tawaran Sultan Agung kepada Orang Belanda yang Jadi Tawanan Mataram

Minggu, 24 Desember 2023 | 13:23 WIB

Amangkurat I Memberi Modal Investasi 10 Ribu Riyal Spanyol, Mengapa Para Penguasa Pesisir Justru Mengajukan Utang 20 Ribu Riyal ke Kompeni?

Amangkurat I Memberi Modal Investasi 10 Ribu Riyal Spanyol, Mengapa Para Penguasa Pesisir Justru Mengajukan Utang 20 Ribu Riyal ke Kompeni?

Sabtu, 23 Desember 2023 | 08:31 WIB

Masjid Istiqlal Berkolaborasi dengan Pepsodent Tingkatkan Kesehatan Gigi dan Mulut Menjelang Bulan Ramadhan

Masjid Istiqlal Berkolaborasi dengan Pepsodent Tingkatkan Kesehatan Gigi dan Mulut Menjelang Bulan Ramadhan

Rabu, 20 Desember 2023 | 17:10 WIB

Raja Mataram Sultan Agung Meninggalkan Warisan Resep Jamu, Oleh-oleh dari Makkah

Raja Mataram Sultan Agung Meninggalkan Warisan Resep Jamu, Oleh-oleh dari Makkah

Rabu, 20 Desember 2023 | 14:39 WIB

Anak Usia Dua Tahun Bisa Berjalan Setelah Konsumsi Kelor, Istri Ganjar Sebut Kelor yang Bisa Cegah Stunting Harganya Lebih Murah dari Moringa

Anak Usia Dua Tahun Bisa Berjalan Setelah Konsumsi Kelor, Istri Ganjar Sebut Kelor yang Bisa Cegah Stunting Harganya Lebih Murah dari Moringa

Selasa, 19 Desember 2023 | 11:32 WIB

Karakter Idol Korea BT21 dan Sneakon Bekerja Sama Hadirkan Jenama Sepatu Lokal dan Karakter Global

Karakter Idol Korea BT21 dan Sneakon Bekerja Sama Hadirkan Jenama Sepatu Lokal dan Karakter Global

Senin, 18 Desember 2023 | 16:37 WIB

Angkatan Perak 88 PMB Merayakan Ulang Tahun ke-35, Ada Anggota Petisi 50 dan Presiden yang Menjadi Senior Mereka di PMB

Angkatan Perak 88 PMB Merayakan Ulang Tahun ke-35, Ada Anggota Petisi 50 dan Presiden yang Menjadi Senior Mereka di PMB

Senin, 18 Desember 2023 | 15:59 WIB

Buya Yahya Gandeng JNE Kembangkan Potensi Usaha Santri

Buya Yahya Gandeng JNE Kembangkan Potensi Usaha Santri

Sabtu, 16 Desember 2023 | 16:17 WIB

Tsunami Aceh, Kontak Senjata TNI-GAM Membuat Anak-Anak Pengungsi di Kamp Pengungsi Posko Jenggala di Lhok Nga Ketakutan

Tsunami Aceh, Kontak Senjata TNI-GAM Membuat Anak-Anak Pengungsi di Kamp Pengungsi Posko Jenggala di Lhok Nga Ketakutan

Minggu, 10 Desember 2023 | 18:20 WIB

Tidak Menunaikan Puasa Ramadhan, Sultan Agung Raja Mataram Digunjingkan Abdi Dalem, Apa yang Dilakukan Penghulu Keraton?

Tidak Menunaikan Puasa Ramadhan, Sultan Agung Raja Mataram Digunjingkan Abdi Dalem, Apa yang Dilakukan Penghulu Keraton?

Minggu, 10 Desember 2023 | 11:14 WIB

logo

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext


 021 780 3747

 marketing@republika.co.id


Sekapur Sirih

Pitan

Lincak

Egek

Kendeng

    

Tentang Kami  Redaksi  Info Iklan  Karir  Kontak  Pedoman Media Siber  Privacy

Copyright ©2023Republika.co.id. All rights reserved.


x

[24/12 19.00] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://oohya.republika.co.id/lincak/1743644927/raja-mataram-amangkurat-i-dan-kasus-kuda-dari-kompeni-jangan-pernah-mengemis-apa-pun-atas-namaku-kepada-bangsa-asing-mana-pun


logo

Cari

Sekapur Sirih Pitan Lincak Egek Kendeng Video Photo


 Lincak

Raja Mataram Amangkurat I dan Kasus Kuda dari Kompeni: Jangan Pernah Mengemis Apa pun Atas Namaku kepada Bangsa Asing Mana pun

oohya! I demi Indonesia

Jumat, 22 Desember 2023 | 07:57 WIB

Kuda menjadi hadiah dari Kompeni yang disukai Raja Mataram Amangkurat I. Namun ketika Kompeni tak lagi memberi hadiah, penguasa pesisir membelinya lalu menghadiahkan kepada Amangkurat I. (ilustrasi, foto: antara/republika)

Kuda menjadi hadiah dari Kompeni yang disukai Raja Mataram Amangkurat I. Namun ketika Kompeni tak lagi memberi hadiah, penguasa pesisir membelinya lalu menghadiahkan kepada Amangkurat I. (ilustrasi, foto: antara/republika)



Pada 1657-1658 tak banyak kuda di kandang Kompeni di Batavia. Padahal Amangkurat I sedang membutuhkan kuda-kuda. Kompeni sudah tidak lagi mengirim hadiah kuda.


Menjadi tanggung jawab para penguasa di pesisir utara (Semarang, Demak, Pati, Jepara) untuk menyediakan kuda bagi Raja Mataram. Maka, empat penguasa di pesisir utara itu mengirim utusan ke Batavia pada Agustus dan September 1657, untuk membeli kuda.


Tak banyak kuda yang tersedia, kecuali kuda yang kecil-kecil badannya. Masing-masing utusan membeli satu kuda, sehingga ada empat kuda yang akan mereka bawa pulang.



Oohya! Baca juga ya:


Ada Empat Pasal Perdamaian, kepada Kompeni Amangkurat I Raja Mataram Meminta Hadiah Kuda Setiap Tahun


Namun hanya tiga ekor yang bisa dikirim ke keraton, karena satu ekor di antaranya telah mati. Amangkurat I pun menanyakan asal-usul kuda itu.



Penguasa Jepara Ngabei Martonoto menyebut kuda-kuda itu hadiah dari Gubernur Jenderal Kompeni dan pejabat lainnya. Karena kudanya kecil-kecil, Amangkurat I mengaku tidak senang dengan kuda-kuda itu.


Martonoto menyebut sudah tidak ada lagi kuda di Batavia, Amangkurat I tidak mempercayainya. Ia pun mengirim sendiri enam paketik (perawat kuda) keraton ke Batavia.


Untuk mendampingi mereka agar berwibawa setibanya di Batavia, Martonoto menyuruh syahbandarnya untuk mendampingi mereka. Dikirim pula pembantu syahbandar yang pandai berbahasa Belanda dan Portugis, Nolopodo.


Penguasa Pati, Notoairnowo, juga menuruh syahbandarnya untuk mendampingi mereka. Penguasa Demak mengirimkan kuda yang tidak disukai Amangkurat I itu.


Oohya! Baca juga ya:


Cerita Andi Sahrandi tentang Pelajaran dari Kampung Menjelang Pilpres


Setibanya di Batavia, mereka benar-benar tidak bisa melihat lagi kuda-kuda di kandang. Kuda-kudanya mati mendadak di hari Natal 1657, sehingga mereka pulang dengan tangan kosong.


Pada Juli 1658, para penguasa pesisir kembali mengajukan permintaan kuda ke Batavia. Lagi-lagi, Kompeni tidak bisa memenuhi permintaan mereka. Mereka diminta menunggu datangnya kapal yang membawa kuda Persia.


Ketika kapal itu datang, hanya membawa empat ekor kuda Persia. Utusan dari penguasa Semarang ternyata masih di Batavia, sehingga ketika mengetahui kuda Persia sudah datang, ia pun memintanya.


Halaman:

1

 

2

 

3

 

Selanjutnya

Editor: oohya!republika.co.id


SHARE:

  

Tags

kuda

raja mataram

Amangkurat

Kompeni

jangan pernah mengemis

Artikel Terkait

Cerita Asal Mula Sultan Agung Raja Mataram Mendapat Gelar Sultan dari Arab dan Sabotase Kompeni terhadap Pengiriman 18 Orang Jawa ke Makkah

Amangkurat I Cacat Moral pada Usia 18 Tahun, Sultan Agung Melindunginya dan Naik Tahta Menjadi Raja Mataram

Dua Pemimpin Muda Mataram, yang Satu Agung Pekerti, yang Satu Lagi Keji Perbuatan

Raja Mataram Sultan Agung Meninggalkan Warisan Resep Jamu, Oleh-oleh dari Makkah

Sultan Agung yang Menaklukkan, Amangkurat I yang Melepaskan Negeri-Negeri Taklukan Mataram Itu

Terpopuler

1

Mengapa Sultan Agung Menangkapi Para Pengemis Setelah Mataram Kalah dari Kompeni?

2

Setelah Amangkurat I Menutup Pelabuhan, Mengapa Tumenggung Surabaya Mendapat Hukuman Mati?

3

Soal Gadai Tol Laut, Mengapa Amangkurat I Memaki Penguasa Jepara Sebagai Orang Goblok?

4

Cerita Penguasa Pesisir Hendak Menggadaikan Tol Laut kepada Kompeni pada Masa Amangkurat I Menjadi Raja Mataram

5

Amangkurat I Memberi Modal Investasi 10 Ribu Riyal Spanyol, Mengapa Para Penguasa Pesisir Justru Mengajukan Utang 20 Ribu Riyal ke Kompeni?

6

Sunat atau Mati, Tawaran Sultan Agung kepada Orang Belanda yang Jadi Tawanan Mataram

Terkini

Suka Berburu, Mengapa Sultan Agung Suka Menggelar Pertarungan Harimau dan Banteng di Mataram?

Suka Berburu, Mengapa Sultan Agung Suka Menggelar Pertarungan Harimau dan Banteng di Mataram?

Minggu, 24 Desember 2023 | 15:39 WIB

Mengapa Sultan Agung Menangkapi Para Pengemis Setelah Mataram Kalah dari Kompeni?

Mengapa Sultan Agung Menangkapi Para Pengemis Setelah Mataram Kalah dari Kompeni?

Minggu, 24 Desember 2023 | 10:38 WIB

Soal Gadai Tol Laut, Mengapa Amangkurat I Memaki Penguasa Jepara Sebagai Orang Goblok?

Soal Gadai Tol Laut, Mengapa Amangkurat I Memaki Penguasa Jepara Sebagai Orang Goblok?

Sabtu, 23 Desember 2023 | 13:05 WIB

Cerita Penguasa Pesisir  Hendak Menggadaikan Tol Laut kepada Kompeni pada Masa Amangkurat I Menjadi Raja Mataram

Cerita Penguasa Pesisir Hendak Menggadaikan Tol Laut kepada Kompeni pada Masa Amangkurat I Menjadi Raja Mataram

Sabtu, 23 Desember 2023 | 10:41 WIB

Setelah Amangkurat I Menutup Pelabuhan, Mengapa Tumenggung Surabaya Mendapat Hukuman Mati?

Setelah Amangkurat I Menutup Pelabuhan, Mengapa Tumenggung Surabaya Mendapat Hukuman Mati?

Jumat, 22 Desember 2023 | 12:02 WIB

Karena Kuda Kompeni, Amangkurat I Memberi Hukuman Mati kepada Penguasa Jepara Sepulangnya dari Cirebon

Karena Kuda Kompeni, Amangkurat I Memberi Hukuman Mati kepada Penguasa Jepara Sepulangnya dari Cirebon

Jumat, 22 Desember 2023 | 09:03 WIB

Raja Mataram Amangkurat I dan Kasus Kuda dari Kompeni: Jangan Pernah Mengemis Apa pun Atas Namaku kepada Bangsa Asing Mana pun

Raja Mataram Amangkurat I dan Kasus Kuda dari Kompeni: Jangan Pernah Mengemis Apa pun Atas Namaku kepada Bangsa Asing Mana pun

Jumat, 22 Desember 2023 | 07:57 WIB

Ada Empat Pasal Perdamaian, kepada Kompeni Amangkurat I Raja Mataram Meminta Hadiah Kuda Setiap Tahun

Ada Empat Pasal Perdamaian, kepada Kompeni Amangkurat I Raja Mataram Meminta Hadiah Kuda Setiap Tahun

Kamis, 21 Desember 2023 | 17:57 WIB

Sultan Agung yang Menaklukkan, Amangkurat I yang Melepaskan Negeri-Negeri Taklukan Mataram Itu

Sultan Agung yang Menaklukkan, Amangkurat I yang Melepaskan Negeri-Negeri Taklukan Mataram Itu

Kamis, 21 Desember 2023 | 10:49 WIB

Dua Pemimpin Muda Mataram, yang Satu Agung Pekerti, yang Satu Lagi Keji Perbuatan

Dua Pemimpin Muda Mataram, yang Satu Agung Pekerti, yang Satu Lagi Keji Perbuatan

Rabu, 20 Desember 2023 | 12:18 WIB

logo

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext


 021 780 3747

 marketing@republika.co.id


Sekapur Sirih

Pitan

Lincak

Egek

Kendeng

    

Tentang Kami  Redaksi  Info Iklan  Karir  Kontak  Pedoman Media Siber  Privacy

Copyright ©2023Republika.co.id. All rights reserved.


x

[24/12 19.03] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Otak Konslet Habiib Taufiiq Assegaf Puji Penjajah


https://youtube.com/shorts/ZPv1bQnfE5k?si=VCffyZNxa0NnHGVk

[24/12 19.04] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Jgn Ikutan Komentar Nasab Dzurriyyah Nabii


https://youtu.be/7zNv79L_aaM?si=labhGcSmwuqq6gRh

[24/12 19.07] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Habaaib Perampok Sejarah NKRI


https://youtu.be/uRwE_2J1KTI?si=FyJIVBPDqVyxUN5_

[25/12 01.40] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/share/JTQGzvta1bncZpbb/?mibextid=xfxF2i


GUSTI SYARIF HUSEIN ING SANGKAH ( KHOTIB MANTOH II BIN KHOTIB MANTOH I )

#Doa Sunge Raje beliau ini yang Susun 


#Gelar Gusti Syarif pada nama Husein ing Sangkah dalam Catatan Tua yang ada menjelaskan kalau nama ini di kenal di masa Hidupnya  Sebagai Dzurriyah Rasulullah SAW 

Sama seperti Gelar Syarifah Ambami istri Panembahan Cakraningrat I (Seorang Syarifah dari Bani Ampel)


diperkirakan Syarif Husein hidup Sezaman Panembahan Cakraningrat II putra dari Panembahan Cakraningrat I hasil pernikahan dengan Syarifah Ambami Keturunan Pangeran Waringin Pitu Bin Pangeran Sawo Kajoran Ampel 


Dalam Penelitian Beberapa Tahun Ini ,di simpulkan , Sementara ini  Syarif Husein ing Sangkah Hanya Memiliki dua putra laki-laki :


1) Gusti Syarif Abdurrahman ing Bire 

berputra / Berketurunan 

- Syamsudin Jalal 

- Abdul Manan Bujuk Kosambih 

- Ali Rustam 

2) Gusti Syarif Ali Qodiman ing Ombul  berputra 

- Abdullah bujuk Kalla 

- Ali Zainal Abidin Bujuk Khotib Mantoh IV

#Dan_beberapa yang lain masih dalam Tatal Bahas (Penelitian)

#Catatan ada versi  Ali Zainal Abidin/ Khotib Mantu IV adalah menantu Syarif Husein ing Sangkah versi Lain Anak / Cucu Dari Syarif Husein ing Sangkah 


Ali Zainal Abidin / Khotib Mantoh IV

☝️

Putri menikah dengan Alawi Bujuk Janggu 


Abdul Manan 

☝️

Basaniyah

☝️

Abu Syamsuddin

☝️

putri Menikah Jauhar bin Alawi Janggu 

#Catatan Nama Alawi Janggu diriwayatkan berasal dari Ombul 


Nama masyhur Terkait Nama Pangeran Khotib ing Sampang / Khotib  Mantoh I ( Menantu Panembahan Cakraningrat I )


Pangeran Khotib ing Sampang 

☝️

Ali Zainal Abidin / Khotib Cendana / Pangeran Purnojiwo 

☝️

Nyai Aminah + Abdullah Bujuk Lembung

☝️

Bujuk Pejaten 

Keturunannya Berdiaspora sekitar Tanah Merah Bangkalan 


Pangeran Khotib Kanigoro 

☝️

Abdullah Kepatihan Arosbaya

☝️

Pangeran Tengah Menikah dengan  Putri Dari Gusti Syarif Ahmad / P Musyarif Arosbaya

Keturunannya Berdiaspora sekitar Arosbaya dan Blega 


Pangeran Khotib Mantoh ing Sampang / Gusti Syarif Pangeran Wironolo  menikah dengan Raden Ayu Wironolo binti Panembahan Cakraningrat I 

☝️

Pangeran Patih Brodoyudho (Patih Cakraningrat II )

☝️

Pangeran Patih Monco Negoro (Patih Panembahan Sidomukti Cakraningrat V ) 

Nama P Manconegoro  ini Saudara Ipar Abdullah Kepatihan Arosbaya 


Susur Galur Gusti Syarif Pangeran Wironolo 


Sunan Ampel

☝️

Hamzah Pangeran Tumapel

☝️

Ghozali Pangeran Wotgaleh 

☝️

Pangeran Sawo + Nyai Ageng Sawo binti Sunan Giri

☝️

Pangeran Waringin Pitu 

☝️

Pangeran Maspanetan

☝️

Pangeran Sobo Ronggo ing Nepa menantu Panembahan Lemah Duwur bin R Pragalbo 

☝️

Pangeran Mas  Belimbing adik Syarifah Ambami Ratu Ibu Arosbaya

☝️

Pangeran Wironolo 


Beberapa nama Khotib / Pemimpin Ulama di kerajaan Madura Barat  dimasa Raja  Panembahan Lemah Duwur sampai Panembahan Cakraningrat Cakraningrat I 1575 -1648 yang Berkeraton di Sampang:

- Muhamad 

- Abdurahman 

- Abdurahim

- Husein Ing Sangkah 

- Zainal Abidin ing Kwanyar 

- Abdurahman Ing Bire 

DLL 


#Catatan 

Merujuk Pada Catatan Tua / Riwayat keluarga asli Giri Kedaton Keturunan Sunan Kulon bin Sunan Giri  bahwa Nama Ali Zainal Abidin/ Khotib Mantoh IV Makam di Sampang bukanlah  Putra Sunan Kulon Bin Sunan Giri 

- Lihat Susur Galur Nasab di Atas 😅☝️☝️

[25/12 02.01] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: ▶️ 


Gus Muwafiq -  Napak Tilas Raden Aryo Wirorojo


Tonton reel ini

https://www.facebook.com/share/p/17uBA8TDRgT74dy1/?mibextid=zLoPMf

[25/12 10.31] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/share/dzXEzcR4gi8T2kpN/?mibextid=xfxF2i


JOKO TINGKIR SEORANG SAYYID SYARIF 

( Raden Mas Karebet gelar Sultan Hadiwijaya Pajang ) 


Joko Tingkir Diperkirakan lahir awal 1500 an , Joko Tingkir adalah Menantu Sultan Demak II , Sultan Trenggono 1523 - 1546 

Naik Tahta menjadi Raja Pajang 1552 - 1584 ,setelah Mengalahkan Raden Haryo Penangsang pada 1550 , sebelumnya Raden Haryo Penangsang putra P Suryowinoto Seda ing Lepen bin Raden Fatah menjadi Raja Demak 1549 - 1550 menggantikan Sultan Prawoto putra Sultan Trenggono bin Raden Fatah 1546 - 1549 


Urutan Raja Demak lalu Ke Pajang 

- 1478 - 1513 Raden Fatah Sultan Shah Alam Akbar / Panembahan Jimbun ing Demak 

- 1513 - 1523  Raden Surya / Panembahan Sabrang lor seda ing Lautan ( Tahta Raja di Perwalian ke Sultan Trenggono karena Raden Surya Wafat dan Putera pelanjut Tahta masih kecil ) 

- 1523 - 1546 Sultan Trenggono naik Tahta menjadi Sultan Shah Alam Akbar II setelah Perwalian Raja berakhir ( Wafatnya putera semata Wayang Raden Surya di usia 15 tahun ) 

- 1546 - 1549 Sultan Prawoto (Raden Mukmin bin Sultan Trenggono Demak) Sultan Prawoto Memiliki Satu Putra yg kemudian menjadi Menantu Joko Tingkir / Sultan Hadiwijaya Pajang

- 1549 - 1550 Raden Haryo Penangsang semula Adipati Jipang Panolan 

- 1552 - 1584 Sultan Hadiwijaya Pajang Menantu Sultan Trenggono di angkat menjadi Raja Demak Berkeraton di Pajang / Kerajaan Pajang , Pengangkatan Joko Tingkir Sultan Hadiwijaya Pajang di dukung oleh Keluarga besar Walisongo di Wakili Sunan Prapen Raja III Giri Kedaton , 

#Hanya Panembahan Qodi putra Sunan Kudus Ayah Mertuanya Raden Haryo Penangsang  yg tidak mengakui / Tidak setuju Pengangkatan Joko Tingkir menjadi Raja Pajang 

#Catatan 

- Pada masa ini Panembahan Qodi putra sunan Kudus Ayah mertua Raden Haryo Penangsang berhijrah ke Timur ke wilayah yg di kuasai Raden Kanduruhan adik Sultan Trenggono Demak 

- 1584 - 1587 Raden Arya Pangiri Semula Adipati Demak Putra Sultan Prawoto dan juga menantu Sultan Hadiwijaya Pajang mengangkat diri menjadi Raja Pajang setelah wafatnya Sultan Hadiwijaya (Joko Tingkir ) pada 1584 

- 1587 - 1588 Raden Benowo / Pangeran Benowo Adipati Pajang I Wilayah Pajang menjadi Vassal Kerajaan Mataram 

- 1588 - 1592 Raden Gagak Baning menjadi Perwalian Adipati Pajang untuk putra  Pangeran Benowo yg belum dewasa 

- 1592 - 1625 Pangeran Mas Adipati Pajang II putra Pangeran Benowo  ( adik Ratu Dyah Banowati Mataram ) Wilayah Pajang tetap vassal kerajaan Mataram 


Susur Galur Nasab 


Sayyid Jamaluddin Husein Al Kubra

☝️

Dewi Rara Hanis + Sayyid Syamsuddin Tirmiz Al Bukhari

☝️

Raden Haryo Pandoyo III  / P Bajul Sengoro menantu Haryo Pandoyo II cucu Patih Gajahmada 

☝️

Raden Handayaningrat Pengging + Ratu Pambayun binti Raden Alit Bhre  Kertabhumi Brawijaya V 

☝️

Raden Kebo Kenongo + Putri Sunan Kalijaga 

☝️

Raden Mas Karebet / Joko Tingkir / Sultan Hadiwijaya Pajang + Ratu Cempaka binti Sultan Trenggono Demak

☝️

Raden Benowo / Pangeran Benowo Adipati Pajang I 

☝️

Pangeran Mas Adipati Pajang II memiliki 3 Saudara laki-laki yang lain yang salah satu dari nya Berputra Pangeran Sambu Bagdad Digdaningrat / Pangeran Sambu leluhurnya Mbah KH Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul ulama


Sultan Hadiwijaya Pajang

☝️

pangeran Benowo 

☝️

Pangeran Hasyim As Samarkandi Mufti Agama Di Lasem 

☝️

Pangeran Abdurahman / P Sambu Bagdad Digdaningrat /  Mbah Sambu Lasem


#Catatan 

Keluarga Trah Kesultanan Pajang Menikah silang dengan Keluarga Kesultanan Mataram,Kasunanan Kajoran , Kesultanan Demak Dan Beberapa Kerabat Walisongo yang lain

[25/12 10.39] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: ▶️ 


Pangeran Diponegoro Di-Ba'alawyykan


Tonton reel ini

https://www.facebook.com/groups/2238151459695598/permalink/2738501159660623/?sfnsn=wiwspmo&ref=share&mibextid=KtfwRi

[25/12 10.43] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/groups/854130474668938/permalink/6387269514688312/?sfnsn=wiwspmo&ref=share&mibextid=KtfwRi


SYAIKH BANTONG BUKAN ASLI ORANG CINA, NAMA INI ADALAH GELAR KHAS DARI  INDO CINA UNTUK SEORANG SAYYID ASAL CINA YANG MENJADI RAJA LASEM 853 H - 863 H 


Tan Go Hwat / Syaikh Bantong Adalah nama Pemberian Ayahanda Beliau Raja Campa kedua yang memerintah Campa di Pengasingan di Daratan Cina


Kekerabatan Dengan Keluarga Ampel 


Syaik Tan Go Hwat / Syaikh Bantong Adalah sahabat Baik Sunan Ampel. Sejak keduanya Tinggal di Daratan Cina Pasca Kerajaan Campa di Kalah kan oleh Pasukan Kerajaan Vietnam 

Ibunya Sunan Ampel Ratu Candra Wulan adalah bibi Dari Syaikh  Tan Go Hwat / Syaikh Bantong  atau keduanya Bersepupu Melalui Garis Ibu / Neneknya 


Syaikh Bantong / Tan Go Hwat Datang Bersama Rombongan Laksamana Cheng Ho sekitar Tahun 828 H Beberapa Tahun setelah Sunan Ampel Datang Bersama Ayahnya Ke Jawa / Majapahit 


Syaikh Bantong Menikah dengan Putri Raja Majapahit Prabu Brawijaya Wekasan dan Menjadi Pemimpin atau Raja Di Wilayah Lasem 

Menurunkan Beberapa Putra - Putri 


1) Ibrahim Gelar Pangeran Karang Kemuning Menjadi Suami Dari Syarifah Siti Malekah Binti Sunan Ampel 

Menurunkan :

- Nyai Gede Manyuran Istri Sunan Ngudung 

- Nyai Gede Pancuran Istri Kyai Ageng Sampang Bin Raden Arya Lembu Peteng 

- Pangeran Manyuran ( Wafat Belum Menikah) 


2) Muhamad Gelar Pangeran Lasem ( tidak di ceritakan Keturunannya ) 


3)Siti  Khodijah / Tan Siu Ban / Siu Ban ci Menikah dengan Raden Bre Kertabhumi menurunkan Raden Fatah 


4) Siti Aminah / Nyai Gede Pinatih (Ibu Angkat Sunan Giri) menikah dengan Kyai Ageng Kapasan ( Sayyid Abu Hurairah) 

Menurunkan

- Nyai Gede Kapasan Istri Sunan Gunung Jati 

- Nyai Gede Giri istri Sunan Giri 

- Nyai Gede Palembang Istri Kyai Hang Suro Mudo Palembang

[25/12 10.45] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/groups/854130474668938/permalink/5806810056067597/?sfnsn=wiwspmo&ref=share&mibextid=KtfwRi


Asal Muasal Raden Fatah Raja Demak I 1478-1508 ) Kerajaan Pelanjut Majapahit : 

R Fatah Putra Raja Majapahit bernama  R Kertabumi / Brawijaya V Raja Majapahit 1468-1478 bin Sang Sinagara Raja Majapahit 1451-1456 

Dari Ibu nya Retno Siu Banci Putri Nyai Ageng Lasem anak   Ratu Suhita Ratu Majapahit ( 1422-1447 ) dengan Prabu Brawijaya wekasan ( 1447-1451) 


Berikut ini adalah Putera-puteri Prabu Brawijaya V  ( R Kertabumi Raja Majapahit 1468-1478 Bin Prabu Sang Sinagara Raja Majapahit 1551-1556 ) 


1. Raden Jaka Pekik (Harya Jaran Panoleh) – Adipati Sumenep

2. Putri Ratna Pambayun, menikah dengan Prabu Srimakurung Handayaningrat

3. Raden Jaka Peteng

4. Raden Jaka Maya (Harya Dewa Ketuk) – dijadikan adipati di Bali

5. Dewi Manik – menikah dengan Hario Sumangsang Adipati Gagelang

6. Raden Jaka Prabangkara – pergi ke negeri sahabat, Cina

7. Raden Harya Kuwik – dijadikan Adipati Borneo/Kalimantan

8. Raden Jaka Kutik (Harya Tarunaba) – dijadikan Adipati Makasa

9. Raden Jaka Sujalma – jadi adipati Suralegawa di Blambangan

10. Raden Surenggana – tewas dalam peristiwa penyerbuan Demak

11. Retno Bintara – menikah dengan Adipati Nusabarung, Tumenggung Singosaren

12. Raden Patah – Raja Demak I 

13. Retno Kedaton – muksa di Umbul Kendat Pengging

14. Retno Kumolo (Raden Ayu Adipati Jipang) – menikah dengan Ki Hajar Windusana

15. Raden Jaka Mulya (Raden Gajah Permada)

16. Putri Retno Mas Sakti – menikah dengan Juru Paningrat

17. Putri Retno Marlangen – menikah dengan Adipati Lowanu;

18. Putri Retno Setaman – menikah dengan Adipati Jaran Panoleh di Gawang;

19. Retno Setapan – menikah dengan Bupati Kedu Wilayah Pengging, Harya Bangah

20. Putri Kaniten – menikah dengan Hario Baribin di Madura

21. Putri Baniraras – menikah dengan Hario Pekik di Pengging

22. Retno Amba – menikah dengan Hario Partaka

23. Retno Kaniraras

24. Raden Ariwangsa

25. Raden Harya Suwangsa – Ki Ageng Wotsinom di Kedu

26. Retno Bukasari – menikah dengan Haryo Bacuk

27. Raden Jaka Dandun – nama gelar Syeh Belabelu

28. Retno Mundri (Nyai Gadung Mlati) – menikah dengan Raden Bubaran dan muksa di Sendak Pandak Bantul

29. Raden Jaka Sander – nama gelar Nawangsaka

30. Raden Jaka Bolod – nama gelar Kidangsoka

31 Raden Jaka Barak – nama gelar Carang Gana

32. Raden Jaka Balarong

33. Raden Jaka Kekurih/Pacangkringan

34. Retno Campur

35. Raden Jaka Dubruk/Raden Semawung/Pangeran Tatung Malara

36. Raden Jaka Lepih/Raden Kanduruhan

37. Raden Jaka Jadhing/Raden Malang Semirang

38. Raden Jaka Lanangm – dimakamkan di Mentaok Jogja

39. Raden Jaka Wuri

40. Retno Sekati

41. Raden Jaka Balarang

42. Raden Jaka Tuka/Raden Banyak Wulan

43. Raden Jaka Maluda/Banyak Modang – dimakamkan di Prengguk Gunung Kidul

44. Raden Jaka Lacung/Banyak Patra/Harya Surengbala

45. Retno Rantam

46. Raden Jaka Jantur

47. Raden Jaka Semprung/Raden Tepas – dimakamkan di Brosot Kulonprogo

48. Raden Jaka Gambyong

49. Raden Jaka Lambare/Pecattanda – dimakamkan di Gunung Gambar, Ngawen, Gunung Kidul

50. Raden Jaka Umyang/Harya Tiran

51. Raden Jaka Sirih/Raden Andamoing

52. Raden Joko Dolok/Raden Manguri

53. Retno Maniwen

54. Raden Jaka Tambak

55. Raden Jaka Lawu/Raden Paningrong

56. Raden Jaka Darong/Raden Atasingron

57. Raden Jaka Balado/Raden Barat Ketigo

58. Raden Beladu/Raden Tawangtalun

59. Raden Jaka Gurit

60. Raden Jaka Balang

61. Raden Jaka Lengis/Jajatan

62. Raden Jaka Guntur

63. Raden Jaka Malad/Raden Panjangjiwo

64. Raden Jaka Mareng/Raden Pulangjiwo

65. Raden Jaka Jotang/Raden Sitayadu

66. Raden Jaka Karadu/Raden Macanpura

67. Raden Jaka Pengalasan

68. Raden Jaka Dander/Ki Ageng Gagak Aking

69. Raden Jaka Jenggring/Raden Karawita

70. Raden Jaka Haryo

71. Raden Jaka Pamekas

72. Raden Jaka Krendha/Raden Harya Panular

73. Retna Kentringmanik

74. Raden Jaka Salembar/Raden Panangkilan

75. Retno Palupi – menikah dengan Ki Surawijaya (Pangeran Jenu Kanoman)

76. Raden Jaka Tangkeban/Raden Anengwulan – dimakamkan di Gunung Kidul

77. Raden Kudana Wangsa

78. Raden Jaka Trubus

79. Raden Jaka Buras/Raden Salingsingan – dimakamkan di Gunung Kidul

80. Raden Jaka Lambung/Raden Astracapa/Kyai Wanapala

81. Raden Jaka Lemburu

82. Raden Jaka Deplang/Raden Yudasara

83. Raden Jaka Nara/Sawunggaling

84. Raden Jaka Panekti/Raden Jaka Tawangsari/Pangeran Banjaransari dimakamkan di Taruwongso Sukoharjo

85. Raden Jaka Penatas/Raden Panuroto

86. Raden Jaka Raras/Raden Lokananta

87. Raden Jaka Gatot/Raden Balacuri

88. Raden Jaka Badu/Raden Suragading

89. Raden Jaka Suseno/Raden Kaniten

90. Raden Jaka Wirun/Raden Larasido

91. Raden Jaka Ketuk/Raden Lehaksin

92. Raden Jaka Dalem/Raden Gagak Pranala

93. Raden Jaka Suwarna/Raden Taningkingkung

94. Raden Rasukrama menikah dengan Adipati Penanggungan

95. Raden Jaka Suwanda/Raden Harya Lelana

97. Raden Jaka Suweda/Raden Lembu Narada

98. Raden Retno Kanitren

99. Raden Jaka Sander (Harya Sander)


Berikut Ini Putra Prabu Brawijaya Wekasan ( Abdul Malik) Raja Majapahit 1447-1451

Istri Permaisuri Dewi Dwarawati / Condrowati Ratu Campa 

- R Arya Lembu Peteng Ampel ( Menurunkan Raja Pamekasan 

- R Bondan Surati ( Menurunkan Kyai Ageng Mangir) 

- R Jaka Gugur / Sunan Lawu 

Istri Putri Bre Wengker

- R Lembu Peteng Ponorogo / R Batoro Katong ( Adipati Ponorogo) 

Istri Dewi Wandan Kuning 

- R Lembu Peteng Mataram / R Bondan Kejawan ( Menurunkan Raja Mataram Islam) 

Istri Putri Bre Tumapel 

- Patih Wanasalam Demak 

Istri Putri Bre Lasem / Ratu Suhita 

- Nyai Ageng Lasem istri Syaikh Bantong 


#Sumber Kompilasi Naskah-naskah Babad Nusantara .

[25/12 14.32] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/groups/2238151459695598/permalink/2741804322663640/?sfnsn=wiwspmo&ref=share&mibextid=KtfwRi


Kolam SEGARAN TROWULAN, MOJOKERTO


Kolam kuno Seluas 6 Hektar, dengan kontruksi bata, tanpa semen Terluas di ASIA TENGGARA.


 Disebut dalam kitab negarakertagama TELAGA.


Orang yang pertama kali menemukan kolam ini adalah Ir. Maclaian Pont pada tahun 1926. Awal ditemukannya hampir seluruh bagian kolam ini tertutup tanah. 


Pada tahun 1966 Kolam Segaran dipugar, namun kegiatannya hanya berlangsung setahun, pemugaran yang lebih terencana dan terarah baru dilakukan tahun 1974 dan selesai tahun 1984. Fungsi Kolam Segaran belum diketahui secara pasti, tetapi menurut berita cina dan cerita rakyat kolam tersebut digunakan untuk rekreasi dan menjamu tamu dari luar negeri.


kolam segaran1Kolam ini merupakan satu-satunya bangunan kolam kuno terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia dengan luas kurang lebih 6,5 hektar yang dibatasi dengan dinding–dinding berukuran panjang 375 meter, lebar 175 meter, tebal 1,60 meter dan tingginya 2,88 meter. 


Pintu masuk berada disebelah barat dan kolam ini dibuat dari bahan bata, perekatan bata tanpa menggunakan bahan perekat tambahan melainkan saling digosokkan hingga bata tersebut melekat satu sama lainnya. Pada bagian Tenggara terdapat saluran air yang masuk kedalam kolam, sedangkan di Barat laut terdapat saluran air keluar dari kolam. Saluran ini berhubungan pula dengan Balong Dowo yang letaknya di Barat laut dan Balong Bundar di Selatan. 


Berdasarkan adanya saluran masuk dan keluar, diduga Kolam Segaran dahulunya berfungsi sebagai waduk dan penampung air. Bangunan monumental ini adalah hasil teknologi bangunan basah yang mencerminkan kemampuan kerajaan Majapahit beradaptasi dengan lingkungannya.

[25/12 18.15] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/groups/2238151459695598/permalink/2741804322663640/?sfnsn=wiwspmo&ref=share&mibextid=KtfwRi


Kolam SEGARAN TROWULAN, MOJOKERTO


Kolam kuno Seluas 6 Hektar, dengan kontruksi bata, tanpa semen Terluas di ASIA TENGGARA.


 Disebut dalam kitab negarakertagama TELAGA.


Orang yang pertama kali menemukan kolam ini adalah Ir. Maclaian Pont pada tahun 1926. Awal ditemukannya hampir seluruh bagian kolam ini tertutup tanah. 


Pada tahun 1966 Kolam Segaran dipugar, namun kegiatannya hanya berlangsung setahun, pemugaran yang lebih terencana dan terarah baru dilakukan tahun 1974 dan selesai tahun 1984. Fungsi Kolam Segaran belum diketahui secara pasti, tetapi menurut berita cina dan cerita rakyat kolam tersebut digunakan untuk rekreasi dan menjamu tamu dari luar negeri.


kolam segaran1Kolam ini merupakan satu-satunya bangunan kolam kuno terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia dengan luas kurang lebih 6,5 hektar yang dibatasi dengan dinding–dinding berukuran panjang 375 meter, lebar 175 meter, tebal 1,60 meter dan tingginya 2,88 meter. 


Pintu masuk berada disebelah barat dan kolam ini dibuat dari bahan bata, perekatan bata tanpa menggunakan bahan perekat tambahan melainkan saling digosokkan hingga bata tersebut melekat satu sama lainnya. Pada bagian Tenggara terdapat saluran air yang masuk kedalam kolam, sedangkan di Barat laut terdapat saluran air keluar dari kolam. Saluran ini berhubungan pula dengan Balong Dowo yang letaknya di Barat laut dan Balong Bundar di Selatan. 


Berdasarkan adanya saluran masuk dan keluar, diduga Kolam Segaran dahulunya berfungsi sebagai waduk dan penampung air. Bangunan monumental ini adalah hasil teknologi bangunan basah yang mencerminkan kemampuan kerajaan Majapahit beradaptasi dengan lingkungannya.

[26/12 05.45] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/aMMD6G2sYbQ5AExA/?mibextid=xfxF2i


Bagai Pungguk Merindukan Bulan; Bagai Jentayu Merindukan Hujan


Penulis: KH Imaduddin Utsman al-Bantani


(Harapan Rabitah Alawiyah ke Gus Rumail Pupus Berserak di Sahara Mimpi yang Tak Bertepi)


Gus Rumail menulis: “Naskah “Menakar Kesahihan (Argumentasi) Pembatalan Baalawi” rencana akan saya unggah di sini…Tapi untuk sekarang baru proses cetak dulu, dan belum saya jilid juga (kemudian saya kirimkan ke Kiai Imaduddin Al-Bantani). Kalau beliau sudah menerimanya (hard-copy), akan saya unggah untukmu di pranala di atas (soft-copy). Oiya, punya alamat lengkap PCNU Wonogiri, Soloraya, dan Garut (mau saya kirimi sekalian)? …”


Itulah seberkas harapan yang ditebar Gus Rumail untuk para muhibbin Ba Alwi. Kalimat itu, adalah kertas yang dibakar ketika lentera tak mampu lagi menyemburatkan api, karena minyak tanah telah menjadi kering. Berharap padam tak terlalu menimbulkan gelap; Lalu sebentar ia menjadi abu, dan dunia kembali dalam gulita.


Gus Rumail mengunggah sebuah cover dari calon buku yang akan ia tulis, lalu membuat narasi seperti di atas. Penulis teringat beberapa cover kitab yang diunggah untuk membantah kitab penulis: cover kitab Kiai kurtubi; cover kitab Ustaz Wafi; cover kitab Ustaz Zaini. Tetapi kitab-kitab itu bagaikan siluman, wujudnya tiada pernah dapat ditemui hingga saat ini. Ia fana dalam keangkuhan kata-kata; sirna dalam sanubari yang terbebani haya’; lalu ia dilupakan bersamaan dengan derap langkah kebenaran yang semakin tegap perkasa.


Fikiran yang diterjemahkan dalam tulisan, berbeda nilai dari fikiran yang hanya di-lepeh-kan lidah yang tak bertulang. Itulah mengapa ayat al-Qur’an yang pertama diturunkan adalah “iqra’” (bacalah), bukan “isma” (dengarkanlah).


Kejernihan fikiran, dan rancang bangun logika dalam tulisan, bisa diuji; Kejujuran dan kedustaan terbaca. Apalagi jika ia berbahasa Arab, pengetahuannya dalam ilmu nahwu, sorof, balagah, mantiq, dan kedalaman pemahamannya akan suatu qadhiyyah (proposisi) akan terdeteksi dengan terang benderang. S

[26/12 05.47] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/share/p4rc2ZPts2hWp9Mz/?mibextid=A7sQZp


Perilaku mereka kelompok Ba'Alawi Haplogroup G Suku Arab Non Bani Hasyim dari Sejak awal kedatangannya ke negeri ini  tak ada yang lain Modal utama untuk Membodohi masyarakat awam ,Mengaku2 Ahlul Bait dan mengancam2 Siapapun Kalau tidak ber Muhibbin ke mereka akan Celaka / Nggak dapat syafaat 

#AHLUL BAIT ABAL ABAL KALIAN ITU BIB 🤣

[26/12 05.48] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/groups/854130474668938/permalink/6959795617435696/?sfnsn=wiwspmo&ref=share&mibextid=KtfwRi


#WALISONGO_BUKAN_KERABAT_BAALAWI,!!!

Dzurriyah asli Pancer Laki-laki Walisongo itu  Sayyid Syarif Haplogroup J1 kalau Ba'Alawi itu Haplogroup G (Suku Arab Non Bani Hasyim) 


Nama Azmatkhan itu Nama Fiktif / Fiksi ciptaan Tokoh Ba'Alawi Pendiri RA Antek Kolonial Belanda  bernama Alwi bin Thohir Al Hadad Johor , Menciptakan nama Fiktif Leluhurnya Walisongo di klaim kerabat Ba'Alawi Sebagai Modal untuk Merayu / Menipu Mengaku2 Kerabat Tujuannya untuk  Me Eksploitasi Keturunan WALISONGO dan Muhibbin WALISONGO 

#Catat 

Masih ada Oknum2 Ahwal2 bukan Pancer Laki-laki Walisongo  dan kelompok Ba'Alawi Suku Arab Non Bani Hasyim  masih sibuk menyebarkan HOAX / merusak Sejarah Leluhur Walisongo di Klaim sebagai Kerabat Ba'Alawi 🤣

[26/12 05.49] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/groups/854130474668938/permalink/6938268549588403/?sfnsn=wiwspmo&ref=share&mibextid=KtfwRi


#Penjelasan 

Gelar Raja Majapahit Ing Wekasan dan Prabu Brawijaya V 


Abdul Malik Raja Majapahit ing Wekasan 1447 - 1451 adalah Pedakwah asal Uzbekistan dan Nama Abdul Malik ini  bukanlah orang yang sama dengan Prabu Brawijaya V / Raden Alit / Raden Bre Kertabumi , Nama Abdul Malik  ini adalah menantunya Prabu Kertawijaya Wikramawardhana Raja Majapahit 1389 - 1429

Gelar ing Wekasan itu , maksudnya Beliau Abdul Malik melanjutkan jadi Raja Majapahit setelah istri Keduanya yg bernama Ratu Suhita binti  Prabu Wikramawardhana wafat pada 1447 , 

Istri Pertama bernama Ratu Condrowati wafat setahun kemudian 1448 

- Dari Pernikahan Pertama dengan Ratu Condrowati / Ratu Campa  berputra Raden Arya Lembu Peteng Seda ing Ampel 


- Dari Pernikahan kedua dengan Ratu Suhita memiliki Putri yg kemudian menjadi istri dari Raja Lasem / Syaikh Bantong

 ,#Catatan Ratu Suhita menikah Pertama Kali dengan Raden Parameswara pada 1427 tapi Bercerai pada 1429 , Raden Parameswara kemudian Hijrah Ke Tumasik Singapura sekarang ,Putra Raden Parameswara ini yang meinisiasi Berdirinya Kerajaan Malaka bergelar Sultan Megat Iskandar Syah pada 1430 


Raden Parameswara Pendiri Kerajaan Malaka Islam 

- Istri Raden Parameswara pertama asal Malaka Berputra Sultan Megat Iskandar Syah Raja Malaka Pertama 

- Istri Raden Parameswara Kedua bernama Ratu Suhita Binti Raden Kertawijaya Wikramawardhana , ( Pernikahan Sepupu karena Ibu Parameswara adalah adik Prabu Kertawijaya Wikramawardhana,) dari Perkawinan kedua ini tidak di Jelaskan memiliki keturunan 


#Prabu Brawijaya V / Raden Bre Kertabumi menjadi Raja Majapahit 1456 - 1478 ini putra Raja Majapahit yg berkuasa setelah Raja Majapahit ing Wekasan , gelar Ayah Raden Bre Kertabumi/ Prabu Brawijaya V yg di catat dlm naskah Pararaton 1480 , bergelar Prabu Sang Sinagara jadi Raja Majapahit 1451 - 1453


Prabu Brawijaya V / R Bre Kertabumi Raja Majapahit 1456 - 1478 menikah dengan Nyai Siu Ban ci alias Nyai Ageng Campa II binti Syaikh Bantong

Berputra 

- Raden Hasan / Senapati Jim Bun / Sultan Syah Alam Akbar / Raden Fatah 


Nisbah Gelar Brawijaya di indentifikasi Merujuk Naskah2 masa Majapahit


- Prabu Brawijaya I / Raden Wijaya pendiri Kerajaan Majapahit 1301 wafat 1309 

- Prabu Brawijaya II / Raden Jayanegara bin Raden Wijaya  1309 -  wafat 1328 

- Prabu Brawijaya III / Raden Hayam Wuruk bin Kertawardhana / Raden Cakradara atau  keponakan dari  Raden Jayanegara wafat 1389 

- Prabu Brawijaya IV / Raden Kertawijaya / Prabu  Wikramawardhana putra Raden Sumirat  1389 - wafat 1429 

- Prabu Brawijaya V / Raden Alit / Raden Bre Kertabumi menjadi Raja Majapahit 1456 -  wafat 1478 


#Catatan 

Prabu Brawijaya V ini sebelumnya menjadi Penguasa di Wengker / Ponorogo dan memiliki satu putra yang kemudian menjadi Penguasa Wengker bergelar Prabu Batara Ing Katong / Betoro Katong ing Ponorogo

#Nama Prabu Batara Katong ini adalah leluhurnya Al Faqir dari Nama Putri Beliau Bernama Ratu Pambayun binti Raden Batoro Katong yang menjadi istri Pangeran Wotgaleh / Sayyid Ghozali bin Hamzah bin Sunan Ampel


Hubungan Walisongo/Keturunan Walisongo dan Keluarga Bangsawan Majapahit /  Raja Majapahit 


Raden Sotor hidup Semasa Ratu Tri Bhuana Tungga Dewi dan Raden Jayanegara 

☝️

Raden Sumirat Ipar Prabu Hayawuruk

☝️

Raden Kertawijaya Wikramawardhana Suami Ratu  Kusuma Wardhani binti Prabu Hayawuruk

☝️

Bre Tumapel I

☝️

Bre Tumapel II

☝️

Putri Tumapel + Sayyid Hamzah bin Sunan Ampel 

Berputra 

- Susunan ing Tembayat 

- Pangeran Wotgaleh 


Raden Cakradara/ Raden Kertawardhana Suami Ratu Tri Bhuana Tungga Dewi 

☝️

Prabu Hayam Wuruk + Putri Bre Wengker 

☝️

Sang Sinagara Raja Majapahit 1451 - 1453 

☝️

Raden Alit / Raden Bre Kertabumi / Bre Wengker / Prabu Brawijaya V 

☝️

Raden Lembu Kanigoro / Raden Batoro Katong Ponorogo

☝️

Ratu Pambayun + Pangeran Wotgaleh / Sayyid Ghozali bin Hamzah bin Sunan Ampel

Berputra 

- Pangeran Maulana Mas Kajoran Menantu Susuhunan ing Tembayat 

- Pangeran Sawo Kajoran Menantu Susuhunan ing Giri Kedaton

[26/12 12.41] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/share/A6BBQk7Ws1nNoik7/?mibextid=xfxF2i


#MASA_KELAM ITU TELAH BERAKHIR 

Kesalahan Saya sempat Berniat Menggabungkan Koloni Besar Kerabat Kami Bani Walisongo dengan klan Ba'Alawi adalah Masa Kelam dalam Ikhtiar Kami Meluruskan Fitnah Oknum2 Ba'Alawi seperti ALIDIN ASSEGAF CS dan kubunya di RA 

#MEREKA AKAN TETAP ASHOBIYAH KARENA ITU PERILAKU BAWAAN GENETIK MEREKA HAPLOGROUP G🤣🙏

[26/12 12.42] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/share/zVVLYh6yweY5xAWs/?mibextid=xfxF2i


K.A.R.  Bosscha


Akibat berselisih pendapat dengan dosennya di Politeknik Delft, Bosscha meninggalkan negeri kelahirannya untuk mengadu untung.

Bosscha sendiri sebenarnya dari keluarga terpelajar, karena ayahnya guru besar Fisika di Akademi Militer Breda dan direktur Sekolah Politeknik Delft.

1887, Bosscha  mendarat di pulau Jawa menemui sepupunya RE Kerkhoven yang membuka perkebunan teh malabar dan mengangkatnya menjadi admistratur Perkebunan.

Banyak inovasi yang dilakukan oleh Bosscha selama menjadi Administratur, diantaranya membuat konversi ukuran luas tanah dari 'bahu' menjadi 'hektar'.Selain itu jarak antara Pangalengan ke Bandung yang sebelumnya dinyatakan dalam satuan pal diganti dengan kilometer. Bosscha juga membuat jalan setapak antar petak kebun teh untuk memudahkan pemeliharaan kebun yg banyak sehingga disebut 'jalan ratus'.Administratur Ru juga dekat hubungannya dengan buruh pemetik sehingga disukai mereka.

Bersama RE Kerkhoven juga Bosscha memberi sumbangan yang tidak sedikit terhadap usaha-usaha kemanusiaan.Pendukung finansial Rumah sakit di Bandung, pembiayaan panti perawatan lepra di Plantungan, menjadi sponsor bursa tahunan (Jaarbeurs) untuk mempromosikan produksi dari Priangan, termasuk produksi perkebunan.

Terhadap anak-anak, Bosscha memberi perhatian dengan menjadi donatur Bala Keselamatan, Lembaga buta, lembaga bisu tuli, mendirikan perusahaan telepon Bandung dan Priangan.

Sebagai orang yang berasal dari kalangan terpelajar, Bosscha mendorong agar Bandung menjadi pusat kegiatan ilmiah.Maka Boscha memberikan sumbangan atas didirikannya pendidikan teknik di Bandung yaitu pembangunan Technische Hogerschool dimana dia diangkat sebagai Dewan Kurator.

Sungguh menarik, bagaimana dia harus pulang balik Bandung-Pangalengan sejauh 50km dengan infrastruktur dan transportasi yang belum berkembang, aktif di organisasi masyarakat untuk memajukan kota Bandung.

Sebagai ketua umum Nederlandch Indische Sterrenkundige Vereniging (Persatuan Ilmu Astronomi Hindia-Belanda) Bosscha juga menyumbang pendirian Peneropong bintang di Lembang pada 1923.

Jejak panjang yang ditinggalkan oleh Karel Albert Rudolf Bosscha --nama lengkap dari Bosscha, telah menjadi inspirasi orang orang pada masanya...

KAR Bosscha meninggal di Bandung pada 26 November 1928 dan jenazahnya dimakamkan di Perkebunan Teh Malabar, tempat tempat dia mencurahkan segenap pikiran dan tenaganya selama lebih dari 30 tahun dan sekaligus menjadi tempat kelahirannya yang kedua.


Disederhanakan dari buku:

kisah para

PREANGER PLANTERS

[26/12 14.04] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: ▶️ 


Dongeng Ngibul Sekali Nafas 7000 Satu Bacaan Dzikir


Tonton reel ini

https://www.facebook.com/groups/854130474668938/permalink/6955075931240998/?sfnsn=wiwspmo&ref=share&mibextid=KtfwRi

[26/12 14.07] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://oohya.republika.co.id/pitan/1743656286/sultan-agung-mataram-dikerjai-penghulu-mengapa-acara-kenduri-bubar-setelah-doa-penghulu-disahut-amin-tiga-kali


logo

Cari

Sekapur Sirih Pitan Lincak Egek Kendeng Video Photo


 Pitan

Sultan Agung Mataram Dikerjai Penghulu, Mengapa Acara Kenduri Bubar Setelah Doa Penghulu Disahut Amin Tiga Kali?

oohya! I demi Indonesia

Selasa, 26 Desember 2023 | 10:47 WIB

Kenduri Ageng digelar di Kepatihan Keraton Yogyakarta pada 2010. Di Mataram dulu, Sultan Agung pernah menggelar kenduri, tetapi bubar setelah doa Penghulu Keraton diaminkan tiga kali. (foto: neni ridarineni/dokumentasi republika)

Kenduri Ageng digelar di Kepatihan Keraton Yogyakarta pada 2010. Di Mataram dulu, Sultan Agung pernah menggelar kenduri, tetapi bubar setelah doa Penghulu Keraton diaminkan tiga kali. (foto: neni ridarineni/dokumentasi republika)



Ambengan (nasi hidangan untuk kenduri) sudah tersaji dengan segala lauk-pauknya. Patih, para sentana, para adipati, para bupati, sudah hadir. Namun, kenduri belum juga bisa dimulai karena penghulu belum datang.


Sultan Agung pun segera meminta abdi dalem untuk menjemput Penghulu Keraton. Ketika Penghulu Keraton memimpin doa, kenduri malah bubar setelah mendapat sahutan amin yang ketiga kalinya. 


Sebelum penghulu datang, beberapa abdi dalem berangkat ke rumah penghulu memenuhi perintah Sultan Agung untuk menjemputnya. Tiba di rumah penghulu, keadaan sangat sepi.



Oohya! Baca juga ya: Permaisuri Meninggal, Amangkurat I Mengurung 43 Selir dan 350 Dayang tanpa Diberi Makan dan Minum Hingga Meninggal


Pendopo rumah kosong, tak ada orang. Hal itu membuat mereka langsung menuju ke rumah utama di belakang pendopo.


Namun, mereka mendapati pintu yang terkunci rapat. Memberi salam tak ada jawaban, mencoba membuka pintu tak ada yang berhasil.



Melihat ke sekeliling, mereka juga tidak menemukan sesuatu. Hewan piaraan yang biasanya ada di kandang, juga tidak ada.


Tiba-tiba ada suara dari dalam rumah utama. Pintu utama terbuka, disusul pintu samping dan belakang juga terbuka.


Tetapi, merekajuga tidak menemukan siapa-siapa, selain rodayang terus berputar. Rumah yang biasanya ada perabot, kali ini pun kosong.


Para abdi dalem itu tentu saja heran. Kemudian memutuskan untuk segera pulang, melapor kepada Sultan Agung.


Ketika mereka melaporkan bahwa tidak bisa menemukan penghulu, Sultan Agung menyatakan jika penghulu sudah hadir di acara kenduri. Para abdi dalem semakin heran.


Oohya! Baca juga ya: Pengalaman Seru Santri Jadi Peserta Kemah Bakti Harmoni Beragama II di Kiarapayung


Sultan Agung segera meminta Penghulu Keraton memulai kenduri. Artinya Penghulu Keraton harus segera membacakan doa.


Namun, penghulu itu menolak berdoa. Ia menyatakan hanya bersedia menghadiri kenduri, tetapi tidak mau berdoa, lalu menyarankan kepada Sultan Agung agar menunjuk khatib yang berdoa.


Megapa Penghulu Keraton menolak memimpin doa? “Duh Gusti, jika saya yang memimpin doa, hidangan hajat Gusti pasti tidak bisa disantap,” kata Penghulu Keraton kepada Sultan Agung.


Halaman:

1

 

2

 

Selanjutnya

Editor: oohya!republika.co.id


SHARE:

  

Tags

doa

mataram

amin

sultan agung

Kenduri

penghulu

Artikel Terkait

Sultan Agung, Negara Api Itu Bernama Mataram

Sultan Agung yang Menaklukkan, Amangkurat I yang Melepaskan Negeri-Negeri Taklukan Mataram Itu

Tawanan Dilempar ke Kandang Buaya, Perundingan Damai Kompeni - Sultan Agung Terhenti dan Baru Dilanjutkan Lagi Setelah Amangkurat I Jadi Raja Mataram

Kompeni Sabotase Pengiriman 18 Orang Jawa Naik Haji, Raja Mataram Sultan Agung Libatkan Buaya untuk Membalasnya

Sultan Agung Membangun Dua Kompleks Makam untuk Dirinya, Mengapa Ia Membangun di Imogiri dan Membatalkan Giriloyo?

Terpopuler

1

Mengapa Sultan Agung Menangkapi Para Pengemis Setelah Mataram Kalah dari Kompeni?

2

Tawanan Dilempar ke Kandang Buaya, Perundingan Damai Kompeni - Sultan Agung Terhenti dan Baru Dilanjutkan Lagi Setelah Amangkurat I Jadi Raja Mataram

3

Suka Berburu, Mengapa Sultan Agung Suka Menggelar Pertarungan Harimau dan Banteng di Mataram?

4

Sunat atau Mati, Tawaran Sultan Agung kepada Orang Belanda yang Jadi Tawanan Mataram

5

Kompeni Sabotase Pengiriman 18 Orang Jawa Naik Haji, Raja Mataram Sultan Agung Libatkan Buaya untuk Membalasnya

6

Permaisuri Meninggal, Amangkurat I Mengurung 43 Selir dan 350 Dayang tanpa Diberi Makan dan Minum Hingga Meninggal

Terkini

Sultan Agung Mataram Dikerjai Penghulu, Mengapa Acara Kenduri Bubar Setelah Doa Penghulu Disahut Amin Tiga Kali?

Sultan Agung Mataram Dikerjai Penghulu, Mengapa Acara Kenduri Bubar Setelah Doa Penghulu Disahut Amin Tiga Kali?

Selasa, 26 Desember 2023 | 10:47 WIB

Permaisuri Meninggal, Amangkurat I Mengurung 43 Selir dan 350 Dayang tanpa Diberi Makan dan Minum Hingga Meninggal

Permaisuri Meninggal, Amangkurat I Mengurung 43 Selir dan 350 Dayang tanpa Diberi Makan dan Minum Hingga Meninggal

Senin, 25 Desember 2023 | 18:18 WIB

Pengalaman Seru Santri Jadi Peserta Kemah Bakti Harmoni Beragama II di Kiarapayung

Pengalaman Seru Santri Jadi Peserta Kemah Bakti Harmoni Beragama II di Kiarapayung

Senin, 25 Desember 2023 | 08:14 WIB

Sunat atau Mati, Tawaran Sultan Agung kepada Orang Belanda yang Jadi Tawanan Mataram

Sunat atau Mati, Tawaran Sultan Agung kepada Orang Belanda yang Jadi Tawanan Mataram

Minggu, 24 Desember 2023 | 13:23 WIB

Amangkurat I Memberi Modal Investasi 10 Ribu Riyal Spanyol, Mengapa Para Penguasa Pesisir Justru Mengajukan Utang 20 Ribu Riyal ke Kompeni?

Amangkurat I Memberi Modal Investasi 10 Ribu Riyal Spanyol, Mengapa Para Penguasa Pesisir Justru Mengajukan Utang 20 Ribu Riyal ke Kompeni?

Sabtu, 23 Desember 2023 | 08:31 WIB

Masjid Istiqlal Berkolaborasi dengan Pepsodent Tingkatkan Kesehatan Gigi dan Mulut Menjelang Bulan Ramadhan

Masjid Istiqlal Berkolaborasi dengan Pepsodent Tingkatkan Kesehatan Gigi dan Mulut Menjelang Bulan Ramadhan

Rabu, 20 Desember 2023 | 17:10 WIB

Raja Mataram Sultan Agung Meninggalkan Warisan Resep Jamu, Oleh-oleh dari Makkah

Raja Mataram Sultan Agung Meninggalkan Warisan Resep Jamu, Oleh-oleh dari Makkah

Rabu, 20 Desember 2023 | 14:39 WIB

Anak Usia Dua Tahun Bisa Berjalan Setelah Konsumsi Kelor, Istri Ganjar Sebut Kelor yang Bisa Cegah Stunting Harganya Lebih Murah dari Moringa

Anak Usia Dua Tahun Bisa Berjalan Setelah Konsumsi Kelor, Istri Ganjar Sebut Kelor yang Bisa Cegah Stunting Harganya Lebih Murah dari Moringa

Selasa, 19 Desember 2023 | 11:32 WIB

Karakter Idol Korea BT21 dan Sneakon Bekerja Sama Hadirkan Jenama Sepatu Lokal dan Karakter Global

Karakter Idol Korea BT21 dan Sneakon Bekerja Sama Hadirkan Jenama Sepatu Lokal dan Karakter Global

Senin, 18 Desember 2023 | 16:37 WIB

Angkatan Perak 88 PMB Merayakan Ulang Tahun ke-35, Ada Anggota Petisi 50 dan Presiden yang Menjadi Senior Mereka di PMB

Angkatan Perak 88 PMB Merayakan Ulang Tahun ke-35, Ada Anggota Petisi 50 dan Presiden yang Menjadi Senior Mereka di PMB

Senin, 18 Desember 2023 | 15:59 WIB

logo

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext


 021 780 3747

 marketing@republika.co.id


Sekapur Sirih

Pitan

Lincak

Egek

Kendeng

    

Tentang Kami  Redaksi  Info Iklan  Karir  Kontak  Pedoman Media Siber  Privacy

Copyright ©2023Republika.co.id. All rights reserved.


x

[26/12 14.10] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.cnbcindonesia.com/entrepreneur/20231120151052-25-490439/kenapa-tuyul-tak-mencuri-uang-di-bank-begini-penjelasannya


LOGO CNBC Indonesia

CNBC Indonesia

Get it on Google PlayGETX

logo


Search


REGISTER LOGIN

HOME

MARKET

MY MONEY

NEWS

TECH

LIFESTYLE

SYARIAH

ENTREPRENEUR

CUAP CUAP CUAN

RESEARCH

OPINI

FOTO

VIDEO

INFOGRAFIS

INDEKS

IKUTI KAMI


  

HOME MARKET MY MONEY NEWS TECH LIFESTYLE SYARIAH ENTREPRENEUR CUAP CUAP CUAN INDEKS

RESEARCH OPINI FOTO VIDEO INFOGRAFIS BERBUATBAIK.ID

Home Entrepreneur Berita Entrepreneur

CNBC Insight

Kenapa Tuyul Tak Mencuri Uang di Bank? Begini Penjelasannya

Muhammad Fakhriansyah, CNBC Indonesia

ENTREPRENEUR 25 December 2023 20:45

Warga menukarkan sejumlah uang di mobil kas keliling dari sejumlah bank yang terparkir di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Senin (13/5/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Foto: Warga menukarkan sejumlah uang di mobil kas keliling dari sejumlah bank yang terparkir di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Senin (13/5/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tuyul dalam cerita masyarakat dikenal sebagai makhluk halus yang kerap mencuri uang. Budayawan Suwardi Endraswara dalam Dunia Hantu Orang Jawa (2004) menuliskan kegiatan tuyul dilakukan dari rumah ke rumah dan pekerjaannya tak hanya sebatas mencuri uang, tetapi juga barang dan surat-surat berharga. Biasanya, ini dilakukan oleh seseorang yang tergila-gila akan kekayaan.

Namun, pernahkah Anda terpikir kenapa tuyul hanya melakukan pencurian dari rumah ke rumah. Apakah bisa tuyul melakukan pencurian ke bank yang menyimpan banyak sekali uang? Atau minimal melakukan pencurian atas saldo e-money?


Sejauh ini memang belum ada kasus bank kehilangan uang akibat pencurian oleh makhluk halus bertubuh anak kecil tersebut. Di internet berseliweran informasi soal jawaban dari pertanyaan ini. Ada yang menyebut tuyul takut terhadap logam karena uang di bank tersimpan di brankas. Ada juga yang menyebut di bank terdapat "penjaga" berupa makhluk halus lain yang ditakuti tuyul.


Jawaban-jawaban tersebut hanya sebatas dugaan dari suatu hal yang memang tak logis. Namun, terlepas dari apa jawaban dari pertanyaan tersebut, satu hal pasti terdapat alasan sains di balik cerita mistis tuyul. Alasan inilah yang dapat mematahkan keberadaan tuyul dan juga alasan kenapa tuyul tak mencuri uang ke bank atau mengambil saldo e-money seseorang. 


Untuk memahami penjelasannya, kita harus memundurkan waktu ke tahun 1870. Kala itu, Belanda meresmikan kebijakan pintu terbuka atau liberalisasi ekonomi menggantikan sistem tanam paksa. Sekilas perubahan ini membawa angin segar karena dinilai mampu menyejahterakan masyarakat. Namun, kenyataannya tidak.


Menurut Jan Luiten van Zanden dan Daan Marks dalam Ekonomi Indonesia 1800-2010 (2012), liberalisasi ekonomi justru melahirkan rezim kolonial baru yang di dalamnya terjadi pengambilalihan perkebunan rakyat untuk diubah menjadi perkebunan besar dan pabrik gula. Situasi ini kemudian membuat kehidupan masyarakat terpuruk, khususnya para petani kecil di Jawa yang semakin terperosok ke dalam jurang kemiskinan. Sebab, mereka tak lagi memiliki kuasa atas lahan perkebunan.


Pada sisi lain ada juga masyarakat yang sejahtera dari sistem ini. Mereka adalah pedagang, baik dari kalangan pribumi atau Tionghoa, yang dalam sekejap menjadi orang kaya baru. Kenaikan pesat kekayaan mereka lantas menimbulkan keheranan bagi para petani yang kian melarat itu. Para petani bingung darimana asal-usul kekayaan mereka. 


Perlu diketahui saat itu para petani hidup apa adanya. Menurut Ong Hok Ham dalam Wahyu yang Hilang Negeri Yang Guncang (2019), mereka menganut sistem subsisten. Artinya, bertani sekedar cukup untuk konsumsi sendiri. Jika ada hasil tani lebih, maka akan diberi sebagai upeti atau dijual.


Akibatnya, mereka punya pandangan kalau pemupukan kekayaan adalah proses yang terbuka. Maksudnya, tiap orang harus melewati proses dan usaha jelas yang dapat dilihat oleh mata orang lain. Masalahnya, mereka tidak melihat kerja keras dari orang kaya baru itu. Terlebih mereka tidak dapat membuktikan asal usul kekayaannya jika ditanya para petani. Alhasil timbul rasa iri dan kecemburuan oleh petani ke pedagang karena bisa mendapat harta sebanyak itu.


Terlebih, menurut George Quinn dalam "An Excursion to Java's Get Rich Quck Tree" (2009)", para petani selalu beranggapan datangnya kekayaan harus dipertanggungjawabkan. Maka ketika orang kaya gagal mempertanggungjawabkan asal kekayaannya, para petani iri dan menuduh uang itu hasil pencurian.


Karena kental dengan pandangan mistik, para petani memandang pencurian itu berkat kerja sama orang kaya dengan makhluk supranatural dan kasat mata. Salah satunya tuyul. Tuyul adalah sosok mitologi Jawa yang sudah dikenal sejak lama. Bentuknya makhluk halus atau hantu berbadan kecil dan botak yang dapat dipelihara. 


Jadi, para petani yang iri selalu menuduh orang kaya baru menggunakan cara haram dalam memperoleh kekayaan. Akibat tuduhan ini, tulis Ong Hok Ham dalam buku lain berjudul Dari Soal Priayi sampai Nyi Blorong (2002), membuat pedagang dan pengusaha sukses kehilangan status di masyarakat. Mereka dianggap "hina" karena memupuk kekayaan dari cara haram yakni bersekutu dengan setan. Padahal ini semua terjadi akibat perubahan kebijakan kolonial Belanda yang membuat pengusaha tertimpa durian runtuh.


Ketidaksukaan para petani terhadap orang yang kaya mendadak tidak hanya berdampak pada hubungan personal semata, melainkan lebih dari itu. Akibatnya, terjadi perubahan transaksi barang oleh orang kaya. Orang kaya kemudian cenderung membeli barang yang tidak menunjukkan kekayaan mereka sesungguhnya, seperti emas atau barang-barang mewah. Apabila mereka membeli tanah atau rumah, maka mereka akan dituduh memelihara setan atau tuyul oleh petani.


Tuduhan tak berdasar ini membuat popularitas tokoh tuyul sebagai subjek mistis dalam hal kekayaan semakin meningkat dan terus populer sampai saat ini di Indonesia. Terlebih, masyarakat Indonesia yang selama bertahun-tahun hidup secara agraris, makin melanggengkan imajinasi dan tuduhan menggunakan tuyul. 



Saksikan video di bawah ini:

Deretan Bisnis Cuan Saat Ramadan, Mana Yang Pas Untukmu?



(mfa/mfa)

TAG: tuyul kekayaan

SHARE :

   


ARTIKEL TERKAIT

CNBC Insight

Riset: Punya Teman Sedikit, Peluang Miskin Makin Besar

ENTREPRENEUR3 bulan yang lalu

Kisah 'Wanita 1 Juta Dolar', Dulu Tajir Sekarang Gelandangan

ENTREPRENEUR4 bulan yang lalu

REKOMENDASI UNTUKMU

Ramalan Baba Vanga 2024: Putin Dibunuh-Ancaman Perang Dunia 3

NEWS 2 hari yang lalu

6 Survei Terbaru Pasca 2 Debat: Prabowo Vs Anies Vs Ganjar

NEWS 1 hari yang lalu

Peneliti Sukses Bongkar Misteri Babi Ngepet, Jangan Kaget!

ENTREPRENEUR 16 jam yang lalu

Dapat Jabatan dari Prabowo, Harta Titiek Soeharto Rp 590M

MARKET 3 hari yang lalu

Mobil Tesla Pembawa Maut, Korbannya Sebanyak Ini

TECH 5 hari yang lalu

6 Hasil Survei Terbaru Pilpres: Anies Vs Prabowo Vs Ganjar

NEWS 4 hari yang lalu

LIHAT SEMUA

BACA JUGA

Berikut Daftar Ketua Umum Partai Politik Terkaya!


 

Kekayaan Chris Martin Coldplay Rp2,4 Triliun, Ini Sumbernya


 

Harta Kekayaan David Beckham dan Victoria, Siapa Lebih Tajir?


 

12 Sumber Kekayaan Kaesang yang Baru Diangkat Jadi Ketum PSI


LAINNYA DI DETIKNETWORK

detikcom

detikcom

Absennya Harry dan Meghan di Video Pesan Natal Raja Charles III


 

cnnindonesia.com

CNN Indonesia

Lukas Enembe, dari PNS di Merauke hingga Pimpin Papua 2 Periode


 

insertlive.com

Insertlive

Adiba Khanza Sudah Menikah, Umi Pipik Minta Abidzar Tak Buru-buru Susul Sang Kakak


 

haibunda.com

Haibunda

Bukan Tak Mau Nikah, Ini Alasan Tika Panggabean Betah Melajang hingga Sekarang


 

beautynesia.com

Beautynesia

6 Drakor Fantasi Terpopuler yang Tayang di Netflix Tahun 2023, Alurnya Seru untuk Ditonton!


 

femaledaily.com

Female Daily

Banyak yang Menarik, Intip Deretan Beauty Product yang Baru Rilis di Bulan Desember!



HOMEMARKETMY MONEYNEWSTECHLIFESTYLESYARIAHENTREPRENEURCUAP CUAP CUANRESEARCHOPINIFOTOVIDEOINFOGRAFISBERBUATBAIK.IDCNBC TVINDEKS

Ikuti Kami:


  

Download aplikasi CNBC Indonesia:


Link To Google Play Link To App Store Link To Huawei App

©2023 CNBC Indonesia, A Transmedia Company


Tentang Kami | Redaksi | Pedoman Media Siber | Karir | Disclaimer

[26/12 14.11] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-7107679/kisah-salahuddin-al-ayyubi-sebelum-mendirikan-dinasti-ayyubiyah



detikcom

Get it on the Play Store

Get

CLOSE AD

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Home

Khazanah

Haji & Umrah

Dakwah

Muslimah

Kisah

Doa & hadits

Ziswaf

Video

Foto

Infografis

Indeks

Terpopuler

Koleksi Pilihan

Jadwal Sholat

Qur'an Online

Kalkulator Zakat

Kalkulator Waris

Tanya Mamah Dedeh

ZISWAF CTARSA.ID

detikHikmah

Kisah

Kisah Salahuddin Al Ayyubi sebelum Mendirikan Dinasti Ayyubiyah

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah

Selasa, 26 Des 2023 05:00 WIB

Ilustrasi Kisah Salahuddin Al Ayyubi. (Foto: Pool)


Daftar Isi

Jakarta - Kisah Salahuddin Al Ayyubi sebagai pendiri Dinasti Ayyubiyah sangat terkenal bahkan sampai dunia barat. Mereka menyebutnya sebagai pahlawan dalam Perang Salib yang gagah dan berani.

Disebutkan dalam buku Kilau Mutiara Sejarah Nabi yang disusun oleh Tempo Publishing, Amanda Mustika Megarani Salahuddin Al Ayyubi adalah salah satu orang yang berhasil merebut Yerusalem kembali ke tangan Islam setelah Umar bin Khattab RA.


Dia juga merupakan tokoh Islam yang sangat disegani dan dihormati. Orang-orang barat mengenalnya dengan sebutan Saladin, sang pahlawan gagah berani di Perang Salib.


ADVERTISEMENT



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dalam tulisan kali ini, detikHikmah akan menjelaskan tentang kisah Salahuddin Al Ayyubi yang merupakan pendiri dari Dinasti Ayyubiyah.


Kisah Salahuddin Al Ayyubi dan Berdirinya Dinasti Ayyubiyah

Buku Sejarah Perkembangan Islam di Mesir (Masa Khalifah Umar bin Khaththab Sampai Masa Dinasti Ayyubiyah) karya Husain Abdullah, dkk, menyebutkan bahwa Salahuddin Al Ayyubi dilahirkan di Takriet, Irak, pada tahun 589 H atau 1137 M.


Pada kala itu, keadaan Perang Salib semakin tidak bisa terkendali dan sulit untuk dilawan. Akibatnya, Dinasti Fatimiyah di Mesir, yang menjadi lawannya saat itu, meminta bantuan dari Raja Syam Nurudin Zanki.


Baca juga:

Sejarah Dinasti Mamluk, Kumpulan Budak yang Punya Kekuatan Militer

Baca juga:

Baitul Hikmah, Saksi Kejayaan Islam Era Abbasiyah

Kemudian, Salahuddin Al Ayyubi ditunjuk oleh Raja Syam untuk memimpin pasukan angkatan bersenjata yang terdiri dari suku Kurdi dan Turkuman. Ia bertugas sebagai pemimpin salah satu komando pasukan.


Dalam Perang Salib, Salahuddin Al Ayyubi menunjukkan kepiawaiannya dalam menumpas musuh dan memimpin pasukan. Berdasarkan rekam jejak yang sangat baik ini, ia pun ditunjuk sebagai menteri oleh Khalifah Bani Fatimiyah Al-Adhid.


Setelah menjadi menteri menggantikan Khalifah Al Adhid, Salahuddin Al Ayyubi mulai memperkuat pengaruhnya di Mesir. Namun dirinya tidak ingin melanjutkan Dinasti Fatimiyah. Oleh karena itu, ia melakukan beberapa cara.


Cara yang pertama adalah memproklamasikan Mesir menjadi bagian dari pemerintahan Abasiyah di Baghdad. Kemudian, ia menyatukan Mesir sebagai bagian dari pemerintahan Abasiyah dan menyatukan umat Islam Abasiyah yang Sunni dan Fatimiyah yang Syi'ah.


Kedua, Di Mesir, Salahuddin Al Ayyubi juga mengangkat orang kepercayaannya untuk menduduki jabatan yang penting. Setelah menjadi kuat, ia memanggil semua keluarganya untuk hidup bersamanya di Mesir.


Tak lama, Raja Syam Nuruddin mengetahui hal ini. Ia pun menyiapkan bala tentara untuk melawan Salahuddin Al Ayyubi di Mesir. Di sisi lain, Salahuddin Al Ayyubi sudah tahu dan juga sudah siap bertempur.


Namun perang ini tidak sempat terjadi sebab Raja Syam Nuruddin Zanki sudah meninggal dunia terlebih dahulu. Peristiwa ini terjadi pada tahun 569 H.


Pada kesempatan inilah, Salahuddin Al Ayyubi berhasil memproklamasikan diri sebagai Raja Mesir. Ia berhasil menyatukan Mesir, Syiria, Mesopotamia, dan Yaman untuk melawan tentara salib.


Baca juga:

Sejarah Berdirinya Bani Abbasiyah hingga Keruntuhannya

Demi menjaga dan mempertahankan diri melawan pengikut Fatimiyah di Mesir dan bisa membendung bahaya serangan dari pasukan Salib di Syiria dan Palestina, Salahuddin Al Ayyubi mendirikan benteng Kairo di atas Benteng Muqattam paling barat.


Tahun 1186 M- 1193 M, masa yang dilakukan Salahuddin Al Ayyubi adalah melakukan perang suci melawan tentara salib. Dirinya pun terbukti tidak pernah kalah dalam melawan mereka.


Akhirnya, Perang Suci ini dihentikan dengan terjadinya perjanjian tahun 1192 M di Ramleh dengan beberapa syarat perjanjian.


Kemudian, baru pada tahun 1174 M Salahuddin Al Ayyubi berhasil menguasai Mesir dan mendirikan Dinasti Ayyubiyah. Dinasti ini berkuasa selama 90 tahun dan dipimpin oleh 9 sultan. Sultan pertama adalah Salahuddin Al Ayyubi itu sendiri, dan berakhir pada masa kekuasaan Sultan Asyraf bin Yusuf pada tahun 1250 M.





Simak Video "Kedaton, Sejarah Panjang Perkembangan Islam di Kota Pesisir, Ternate"




(rah/lus)

salahuddin al ayyubi

khalifah

dinasti ayyubiyah

perang salib

sejarah islam

1

Tautan telah disalin


Rekomendasi untuk Anda

Ternyata Ada Mahar Pernikahan yang Dilarang dalam Islam, Apa Itu?

Putra Mahkota Saudi Hadapi Kenyataan Pahit Nasib Megaproyek Ambisiusnya

Negara Diktator Larang Rayakan Natal, Konsekuensinya Dihukum Mati

Negara Paling Betah Nonton Film Porno di Pornhub

Rekomendasi Lainnya

Berita Terkait

Ini Penyebab Kemunduran Kerajaan Islam Samudra Pasai

Kisah Masa Kecil Umar bin Khattab, Terlahir di Keluarga Bangsawan

Nabi Musa Pernah Sakit Gigi, Begini Kisahnya

Penyebab Hancurnya Daulah Abbasiyah, Salah Satunya Korupsi Para Penguasa

Saudi Bersihkan Gua Hira Pakai Alat Canggih, Eh Dicoret-coret Lagi oleh Orang Indonesia



part of

Redaksi

Pedoman Media Siber

Karir

Kotak Pos

Info Iklan

Privacy Policy

Disclaimer






Download aplikasi detikcom




Copyright @ 2023 detikcom, All right reserved

Artikel Selanjutnya

4 Keteladanan Sahabat Nabi Umar bin Khattab dan Contoh Kisahnya



Baca artikel detikhikmah, "Kisah Salahuddin Al Ayyubi sebelum Mendirikan Dinasti Ayyubiyah" selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-7107679/kisah-salahuddin-al-ayyubi-sebelum-mendirikan-dinasti-ayyubiyah.


Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

[26/12 14.11] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://oohya.republika.co.id/lincak/1743637926/amangkurat-i-cacat-moral-pada-usia-18-tahun-sultan-agung-melindunginya-dan-naik-tahta-menjadi-raja-mataram


logo

Cari

Sekapur Sirih Pitan Lincak Egek Kendeng Video Photo


 Lincak

Amangkurat I Cacat Moral pada Usia 18 Tahun, Sultan Agung Melindunginya dan Naik Tahta Menjadi Raja Mataram

oohya! I demi Indonesia

Rabu, 20 Desember 2023 | 10:11 WIB

Situs Keraton Mataram di Plered, yang dibangun oleh Amangkurat I. Di usia 18 tahun, Amangkurat I dianggap cacat moral, tetapi tetap naik tahta menjadi raja Mataram. (foto: humaspolresbantul.blogspot.com)

Situs Keraton Mataram di Plered, yang dibangun oleh Amangkurat I. Di usia 18 tahun, Amangkurat I dianggap cacat moral, tetapi tetap naik tahta menjadi raja Mataram. (foto: humaspolresbantul.blogspot.com)



Pangeran Adipati Anom dinilai telah cacat moral pada usia 18 tahun. Ia menculik istri Tumenggung Wiroguno, lalu menikahinya secara diam-diam tanpa sepengetahuan Sultan Agung.


Tetapi Sultan Agung tidak mencopot dari posisinya sebagai putra mahkota. Keinginan beberapa orang agar putra mahkota diberikan kepada Pangeran Alit tidak terkabulkan, oleh karena itu setelah Sultan Agung meninggal dunia, Pangeran Adipati Anom tetap naik tahta menjadi Susuhunan Amangkurat I.


Sultan Agung menganggap perilaku Pangeran Adipati Anom hanyalah kenakalan remaja. “Lagi pula, sudah jamak apabila seorang pangeran muda sesekali menyeleweng,” tulis HJ de Graaf.



Sultan Agung telah menikahkan Pangeran Adipati Anom pada 1634 di usia 15 tahun. Ia dinikahkan dengan putri Pangeran Pekik.


Oohya! Baca juga ya: Cerita Andi Sahrandi tentang Pelajaran dari Kampung Menjelang Pilpres


Sultan Agung justru menganggap orang-orang yang melaporkan perilaku Pangeran Adipati Anom kepadanya sebagai kurang pikir. “Mereka tidak memikirkan akibatnya jika putra mahkota naik tahta,” tulis De Graaf.



Pada masa kanak-kanak, Pangeran Adipati Anom akrab dengan beberapa orang Belanda yang menjadi tawanan Mataram. Tawanan itu memberikan mainan Belanda yang belum pernah dilihat oleh Pangeran Adipati ANom, sehingga ia menjadi senang karenanya.


Utusan Kompeni di Mataram, Van Goens, menggambarkan Pangeran Adipati Anom sebagai sosok yang beringas dan kuat sejak anak-anak. Dengan rombongan pengawal yang banyak, ia sering bepergian.


“Dalam perjalanan-perjalanan ini kadang-kadang ia juga mengajak beberapa orang Belanda untuk bergulat dengan rakyatnya, yang sangat menyenangkan hatinya,” tulis De Graaf.


Bagaimana kehidupan Pangeran Adipati Anom semasa remaja? De Graaf menemukan jawabannya.


Oohya! Baca juga ya: Anak Usia Dua Tahun Bisa Berjalan Setelah Konsumsi Kelor, Istri Ganjar Sebut Kelor yang Bisa Cegah Stunting Harganya Lebih Murah dari Moringa


“Menjelang dewasa, sewaktu berumur kurang lebih 14 atau 15 tahun, ia sangat tertarik kepada wanita dan dengan keluguan seorang remaja, ia menceritakan petualangan cintanya kepada orang-orang Belanda tersebut. Rupanya Pangeran sudah matang untuk menikah,” tulis De Graaf.


Maka, ketika pada 1937 (tiga tahun setelah pernikahannya dengan putri Pangeran Pekik) ia menyeleweng dengan menculik istri tercantik Tumenggung Wiroguno. Wiroguno mengajak Pangeran Alit untuk bekerja sama melaporkan kejadian ini kepada Sultan Agung, dengan harapan posisi putra mahkota diserahkan kepada Pangeran Alit.


Tumenggung Danupoyo dan Tumenggung Suro Agul-agul sebagai pendukung Pangeran Adipati Anom lalu berbuat sesuatu. Namun rupanya, setelah melihat Sultan Agung marah besar, Tumenggung Danupoyo memilih diam.


Sikap diam itu menyelamatkan Danupoyo. Ketika Tumenggung Suro Agul-agul dibuang ke Batavia untuk bertempur dengan Kompeni sampai mati dan keluarganya dihukum mati, Tumenggung Danupoyo hanya dicopot dari jabatan. Status sosialnya tetap ia sandang.


Halaman:

1

 

2

 

Selanjutnya

Editor: oohya!republika.co.id


SHARE:

  

Tags

sultan agung

raja mataram

usia 18 tahun

Amangkurat

cacat moral

Artikel Terkait

Setelah Bunuh 7.000 Santri dan Kiainya, Amangkurat I Beri Imbalan 3.000 Pikul Beras kepada Kompeni Agar Dibantu Berperang Lawan Trunojoyo

Pengganti Sultan Agung, Amangkurat I, Pekerjakan Secara Paksa 300 Ribu Orang di Ibu Kota Baru Mataram untuk Membangun Danau Kesenangan

Mengabaikan Pesan Kiai Mataram, Badan Amangkurat I Dipenuhi Bisul Bernanah Setelah Bermimpi Buruk, Ia pun Membatalkan Rencana Menyerbu Banten

Amangkurat I Mencekik Rakyat dengan Berbagai Pajak Secara Paksa, Raja Mataram Ini Juga Naikkan Harga Komoditas yang Dijual ke Kompeni

Ditinggal Lari Amangkurat I, Begini Keadaan Keraton Mataram Setelah Dikuasai Pasukan Trunojoyo

Putra Mahkota Culik Istri Tumenggung, Sultan Agung Mataram Mengurung Diri Lebih dari Sebulan tidak Shalat di Masjid

Terpopuler

1

Mengapa Sultan Agung Menangkapi Para Pengemis Setelah Mataram Kalah dari Kompeni?

2

Tawanan Dilempar ke Kandang Buaya, Perundingan Damai Kompeni - Sultan Agung Terhenti dan Baru Dilanjutkan Lagi Setelah Amangkurat I Jadi Raja Mataram

3

Suka Berburu, Mengapa Sultan Agung Suka Menggelar Pertarungan Harimau dan Banteng di Mataram?

4

Sunat atau Mati, Tawaran Sultan Agung kepada Orang Belanda yang Jadi Tawanan Mataram

5

Kompeni Sabotase Pengiriman 18 Orang Jawa Naik Haji, Raja Mataram Sultan Agung Libatkan Buaya untuk Membalasnya

6

Permaisuri Meninggal, Amangkurat I Mengurung 43 Selir dan 350 Dayang tanpa Diberi Makan dan Minum Hingga Meninggal

Terkini

Sultan Agung Membangun Dua Kompleks Makam untuk Dirinya, Mengapa Ia Membangun di Imogiri dan Membatalkan Giriloyo?

Sultan Agung Membangun Dua Kompleks Makam untuk Dirinya, Mengapa Ia Membangun di Imogiri dan Membatalkan Giriloyo?

Selasa, 26 Desember 2023 | 08:50 WIB

Kompeni Sabotase Pengiriman 18 Orang Jawa Naik Haji, Raja Mataram Sultan Agung Libatkan Buaya untuk Membalasnya

Kompeni Sabotase Pengiriman 18 Orang Jawa Naik Haji, Raja Mataram Sultan Agung Libatkan Buaya untuk Membalasnya

Senin, 25 Desember 2023 | 11:47 WIB

Tawanan Dilempar ke Kandang Buaya, Perundingan Damai Kompeni - Sultan Agung Terhenti dan Baru Dilanjutkan Lagi Setelah Amangkurat I Jadi Raja Mataram

Tawanan Dilempar ke Kandang Buaya, Perundingan Damai Kompeni - Sultan Agung Terhenti dan Baru Dilanjutkan Lagi Setelah Amangkurat I Jadi Raja Mataram

Senin, 25 Desember 2023 | 05:51 WIB

Suka Berburu, Mengapa Sultan Agung Suka Menggelar Pertarungan Harimau dan Banteng di Mataram?

Suka Berburu, Mengapa Sultan Agung Suka Menggelar Pertarungan Harimau dan Banteng di Mataram?

Minggu, 24 Desember 2023 | 15:39 WIB

Mengapa Sultan Agung Menangkapi Para Pengemis Setelah Mataram Kalah dari Kompeni?

Mengapa Sultan Agung Menangkapi Para Pengemis Setelah Mataram Kalah dari Kompeni?

Minggu, 24 Desember 2023 | 10:38 WIB

Soal Gadai Tol Laut, Mengapa Amangkurat I Memaki Penguasa Jepara Sebagai Orang Goblok?

Soal Gadai Tol Laut, Mengapa Amangkurat I Memaki Penguasa Jepara Sebagai Orang Goblok?

Sabtu, 23 Desember 2023 | 13:05 WIB

Cerita Penguasa Pesisir  Hendak Menggadaikan Tol Laut kepada Kompeni pada Masa Amangkurat I Menjadi Raja Mataram

Cerita Penguasa Pesisir Hendak Menggadaikan Tol Laut kepada Kompeni pada Masa Amangkurat I Menjadi Raja Mataram

Sabtu, 23 Desember 2023 | 10:41 WIB

Setelah Amangkurat I Menutup Pelabuhan, Mengapa Tumenggung Surabaya Mendapat Hukuman Mati?

Setelah Amangkurat I Menutup Pelabuhan, Mengapa Tumenggung Surabaya Mendapat Hukuman Mati?

Jumat, 22 Desember 2023 | 12:02 WIB

Karena Kuda Kompeni, Amangkurat I Memberi Hukuman Mati kepada Penguasa Jepara Sepulangnya dari Cirebon

Karena Kuda Kompeni, Amangkurat I Memberi Hukuman Mati kepada Penguasa Jepara Sepulangnya dari Cirebon

Jumat, 22 Desember 2023 | 09:03 WIB

Raja Mataram Amangkurat I dan Kasus Kuda dari Kompeni: Jangan Pernah Mengemis Apa pun Atas Namaku kepada Bangsa Asing Mana pun

Raja Mataram Amangkurat I dan Kasus Kuda dari Kompeni: Jangan Pernah Mengemis Apa pun Atas Namaku kepada Bangsa Asing Mana pun

Jumat, 22 Desember 2023 | 07:57 WIB

logo

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext


 021 780 3747

 marketing@republika.co.id


Sekapur Sirih

Pitan

Lincak

Egek

Kendeng

    

Tentang Kami  Redaksi  Info Iklan  Karir  Kontak  Pedoman Media Siber  Privacy

Copyright ©2023Republika.co.id. All rights reserved.


x

[26/12 16.11] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/share/xALbbp3ZbtcTiX2S/?mibextid=xfxF2i


HASIL Y-DNA BA'ALAWI HAPLOGRUOP G (M201)


Setelah saya telusuri langsung melalui situs-situs resmi dengan tambahan aplikasi penerjemah bahasa, ternyata beberapa orang dari keluarga Ba'alawi diluar sana itu DNA-nya banyak yang ber-haplogroup G-M201. Ada juga lho Ba'alawi dari negara Malaysia dan dari Yaman yang sudah di tes DNA-nya.


Haplogroup G-M201 bila ditelusuri banyak ditemukan pada kelompok etnis di wilayah Kaukasia (Kaukasus).

Kunjungi situs Wikipedia: t.ly/vGy4q


Terlihat pada Screenshoot gambar 1 di tabel:  Kelompok keluarga Ba'alawi ada 13 orang yang sudah diuji DNA-nya dan hasilnya terlihat pada tabel gambar 2 Haplogroup-nya G-M201 yang lebih banyak dari mutasi terdekatnya yaitu G-Yxxx dan yang sejenisnya.


Kunjungi situs Family Tree DNA: t*ly/rX6Um (Ganti tanda * dengan .)

Catatan: Lihatlah dengan teliti pada tabel berwarna hijau stabilo muda saja dengan tulisan pada tabelnya yaitu "Ba'alawi". Itulah 13 orang-orang dari keluarga Ba'alawi yang sudah dikelompokkan dan sudah di uji DNA-nya dan hasilnya jauh dari DNA keluarga Nabi Muhammad yang berhaplogroup Y-DNA J1 atau Jxxx sebagai mutasi terdekatnya. 


N). Ilmu DNA itu adalah ilmu yang paling ilmiah dan nyata untuk mengetahui siapa keturunan dari diri seseorang. Dan tentunya ilmu DNA adalah ilmu dan rahasia Tuhan yang sudah tercatat dari dalam diri setiap orang yang saat ini sudah bisa terpecahkan oleh manusia dalam bidang sain genetika. Dan sebenarnya ilmu genetika/DNA itu sudah lama, dalam perkembangannya saat ini manusia sudah menemukan ilmu Kloning DNA.


Jadi, nikmat mana lagi yang akan kalian ingkari sebagai sesama manusia ciptaan Tuhan. 

Ayo Tes DNA Bib Ba'alawi di Indonesia!

[26/12 16.16] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸


Ba'alawyy Akan Rampok NU 


Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/share/x1Ap5daghKPAzS5a/?mibextid=xfxF2i

[26/12 17.48] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/share/JtQm7xyeLVCVDnwR/?mib

extid=xfxF2i


RUNGKAD NYA NASAB BA'ALWI ( HABAIB) SEBAGAI DURIYAT NABI SAW DARI HASIL KAJIAN 2 DISIPLIN ILMU


A. Menurut penemuan ilmu terbaru yaitu ilmu genetika. 


1. Hasil tes Y- DNA ( Jalur laki- laki) para habaib itu haplogrupnya  G, di mana G itu gen nya yahudi askenazi kaukasia, bangsa Arab bukan, duriyat nabi Ibrahim pun tidak, apalagi duriyat nabi SAW. 

2. Hasil tes Y- DNA( jalur laki- laki) dari duriyat wali Songo haplogrup nya J1, yakni gen nya sama dengan gen saidina Hasan/ Husen/ Ali kWh. 

3. Hasil tes DNA duriyat wali Songo dari jalur perempuan atau zigzag, haplogrup nya O, di mana itu gen asli orang Indonesia, sama dg gen nya bangsa Jepang, Korea dan Cina. 


Jadi menurut ahli DNA, mustahil nenek moyang nya kaum ba'alwi ( habaib) sama dg nenek moyang nya duriyat wali Songo,yg valid sebagai duriyat nabi saw. 


B. Menurut hasil kajian Pustaka kitab- kitab nasab, selama 550 tahun ( dari abad ke 4 sampai abad ke 9 H) tidak ada satu kitab nasab pun yg menyebut Sayid Ahmad bin Isa mempunyai anak yg bernama Ubaidillah. 


UBAIDILAH inilah yg di akui nenek moyang nya kaum ba'alwi ( habaib). 


Kitab nasab yg pertama sekali yg menyebutkan sayid Ahmad bin Isa mempunyai putra bernama Ubaidillah yaitu kitab nasab karangan habib Ali as Syakron ( w 895 H) setelah wafatnya sayid Ahmad bin Isa ( w 345 H) selama 550 th. 


Kalau benar Ubaidillah itu putra nya sayid Ahmad bin Isa, rasanya tidak masuk akal selama 550 th kitab- kitab nasab yg mencatat duriyat nya nabi saw, tidak mencacat nya.


Wallahu a'lam

[26/12 18.10] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 


Gus 'Abbaasy Banget Cirebon - KRT. Sumodiningrat Di-Ba'alawyykan Terbongkar


Tonton video ini di Facebook


https://fb.watch/partcc3wkX/?mibextid=KtfwRi

[26/12 18.14] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 


Sayyid Dzulfikar - Nasab Ba'alawyy Dicatat Di Naqobah Asyrof Yaman ?! 


Tonton video ini di Facebook

https://www.facebook.com/groups/854130474668938/permalink/6954409557974302/?sfnsn=wiwspmo&ref=share&mibextid=KtfwRi

[26/12 18.20] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸


Habiib 'Abdur Rohmaan El Zahir Pejuang Gado2 Aceh


Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/groups/854130474668938/permalink/6956854247729833/?sfnsn=wiwspmo&ref=share&mibextid=KtfwRi


Pada 13 Oktober 1878, Habib Abdurrahman El Zahir menyerahkan diri kepada Belanda.


Syaratnya, ia akan menetap di Jeddah dengan menerima uang tahunan atas tanggungan pemerintah Kolonial Belanda, senilai 10.000 dollar Amerika. Sementara Tgk Chik Di Tiro dan panglima perang Aceh lainnya terus melakukan perlawanan. Bagi Belanda, menyerahnya Habib Abdurrahman merupakan sebuah kesuksesan besar.


Habib Abdurrahman El Zahir merupakan orang yang dianggap Belanda paling berpengaruh dalam perang Aceh, setelah Tgk Chik Di Tiro. Tapi politik membeli kebaikan musuh dengan suapan yang dilakoni Belanda, manundukkannya. Ia berkhianat terhadap rakyat Aceh hanya karena 10.000 dolar upeti dari Belanda.


Ketika Kerajaan Aceh akan diserang oleh Belanda, raja Aceh mengutuskan Habib Abdurrahman El Zahir, Menteri Luar negeri merangkap Mangkubumi, untuk mencari bantuan ke Turki. Sekembalinya dari tugas tersebut, perang dengan Belanda telah berkecamuk. Ia pun langsung terjun dalam berbagai pertempuran. Berbagai penyerangan terhadap Belanda dilakukan.


Pada akhir tahun 1877 dan awal tahun 1878, garis pertahanan Belanda mampu ditembusnya sampai ke Pante Pirak, yang terletak di jantung Kota Kutaraja. Karena keadaan Aceh semakin genting, bulan Mei 1978, di Cot Bada digelar musyawarah antar pimpinan Aceh, untuk menyusun rencana penyerangan terhadap Belanda.


Sebulan kemudian, Juni 1878, Habib Abdurrahman bersama 2.000 orang pasukannya, menyusup melalui jalan gunung, dan menduduki Leupeung serta Gle Taron. Di sanalah bersama pasukan pimpinan Teuku Nanta, mereka menyerang Belanda hingga menguasai Lhong. Penyerangan kemudian diteruskan ke Krueng Raba, Buket Seubuen, hingga Peukan Bada. Namun tak lama mereka menguasai tempat-tempat itu, Belanda kembali berhasil menghalau mundur pasukan Habib Abdurrahman.


Ia bersama pasukannya kemudian bergerak ke arah timur, serta melakukan kontak dengan pasukan Pimpinan Tgk Chik Di Tiro  di kawasan Montasik, yang sedang menyiapkan penyerangan ke Mukim IV. Namun rencana itu akhirnya diketahui oleh Belanda.


Belanda kemudian menarik pasukannya yang ada di Aceh Utara ke Aceh Besar, untuk menghadapi pasukan Tgk Chik Ditiro dan Habib Abdurrahman. Pasukan Belanda di bawah pimpinan Van der Heijden kemudian melakukan penyisiran ke daerah Montasik. Setelah melakukan perang sengit, akhirnya pada 25 Juli 1887, Seuneulhob jatuh ke tangan Belanda.


Jatuhnya Seuneulhop ke tangan Belanda membuat terjadinya perpecahan di kalangan para tokoh pimpinan pemerintahan Aceh. Kekalahan itu membuat berbagai isu negatif diarahkan kepada Habib Abdurrahman. Ia semakin terpojok. Akhirnya ia menilai, martabatnya di mata rakyat Aceh sudah jatuh.


Maka pada 13 Oktober 1878, ia menyerahkan diri kepada Belanda. Syaratnya, ia akan menetap di Mekkah dengan menerima uang tahunan atas tanggungan pemerintah Kolonial Belanda, senilai 10.000 dollar Amerika. Sementara Tgk Chik Di Tiro dan panglima perang Aceh lainnya terus melakukan perlawanan.


Bagi Belanda, menyerahnya Habib Abdurrahman merupakan sebuah kesuksesan besar. Pada 24 November 1887, Habib Abdurrahman dikirim ke Jeddah dengan menumpang kapal Hr Ms Cuaracao. Pasukan Belanda eforia terhadap keberhasilan tersebut. Malah, Mayor Macleod, seorang opsir Belanda, memplesetkan lagu “Faldera dera”  yang populer saat itu, untuk menggambarkan kesuksesan itu. Bunyinya:


 Nun di sana terapung istana samudra, Namanya Cuaracao.Habib yang berani akan dibawa. Ke Mekkah tujuan nyata, Kini ia berdendang riang faldera dera, Untuk gubernemen kita, Banyaknya sekian ribua dolar sebulan, Tidak cerdikkah saya?


Kisah membeli kebaikan musuh dengan suapan, merupakan upaya yang gencar dilakukan Belanda  menaklukkan para pemimpin Aceh kala itu. Termasuk menggaji kaum Uleebalang sebagai kaki tangannya.


Meski Habib Abdurrahman sudah di Mekkah, Belanda terus melakukan hubungan korespondensi dengannya, untuk mengetahui seluk beluk dan kelemahan masyarakat Aceh. Dari Mekkah, pada 3 Muharram 1302 atau Oktober 1884, Habib Abdurrahman mengirim surat kepada pemerintah Hindia Belanda di Aceh Melalui Chistian Snouck Hurgronje di Konsulat Belanda di Jedah, Snouck Hurgronje saat itu sedang mendalami Islam di Arab di sana ia mengorek setiap informasi tentang Aceh melalui Habib Abdurrahman.


Habib Abdurrahman dalam suratnya mengusulkan agar Belanda membentuk administrasi pemerintahan yang baru di Aceh, yakni mengangkat seorang muslimin yang mempunyai pemikiran yang cemerlang, berasal dari keturunan ninggrat dan faham akan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pemerintahan Aceh.


Masih menurut Habib Abdurrahman dalam surat tadi, orang tersebut harus diberi gelar raja atau sederajat, sebagai administrator yang bekerja untuk Belanda atas nama seluruh rakyat Aceh. Orang tersebut juga harus mampu menjadi penyeimbang antara hukum agama dengan hukum duniawi.


Maka menurut Habib Abdurrahman, bila orang seperti itu diangkat sebagai pemimpin rakyat Aceh, maka rakyat Aceh akan mengikutinya. Diakhir surat itu, Habib Abdurrahman membubuhkan tanda tangganya yang disertai stempel rijksbestuurder  dari Pemerintah Aceh.


Namun di sisi lain, meski tinggal di Arab, Habib Abdurrahman juga terus melakukan hubungan dengan para pejuang Aceh, melalui orang-orang Aceh yang melaksanakan ibadah haji setiap tahun. Dari sana pula, ia memompa semangat pejuang Aceh untuk terus melawan Belanda, meski ia sendiri telah menyerah dan menerima sejumlah kompensasi ekonomi dari pemerintah Belanda. Dua sikap yang saling bertentangan, kalau tak elok disebut sebagai pisau bermata dua.[]


Habib Abdurrahman El Zahir Mangkubumi Kerajaan Aceh. Repro: Selayang Pandang Langkah Diplomasi Kerajaan Aceh.

[26/12 18.21] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/groups/854130474668938/permalink/6961511613930763/?sfnsn=wiwspmo&ref=share&mibextid=KtfwRi


REFLEKSI AKHIR TAHUN PERJALANAN PARA PENJAGA - PEMELIHARA NASAB SAYYID SYARIF BANI WALISONGO

 

#STOP_KEHALUAN EFEK  SENYUMAN MANIS  DARI KELOMPOK ASHOBIYAH (BA'ALAWI)  YANG KINI SEDIKIT LEBIH MENGHARGAI KALIAN 🤣🤣🙏

Pesan dan rindu saya untuk Kerabat kami Para Sayyid Syarif Bani Walisongo yang masih berada dalam Lingkaran Kehaluan Bahwa Ba'Alawi adalah kerabat kalian secara nasab ,Rasa Sayang saya dan Kelompok di Barisan kami ke Kalian tak akan Berubah , Silaturahim kita akan terus jalan memperkokoh Ukhuwah sesama Kerabat Walisongo

#Tapi Untuk Perkara Nasab Kami berbeda jalan dengan Kalian Saudara2ku, Kami urus Sendiri Nasab kami tanpa ada Campur tangan Oknum2 Ba'Alawi

[27/12 02.37] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/share/VCsjDkDsQjnj451a/?mibextid=xfxF2i


Tolong lengkapi Susunan Nasab di Bawah ini 


Ubaid / Badillah / Ubaidillah 

⬆️Bin 

.......

⬆️Bin

.Pandu 

⬆️Bin

Arjuna 

⬆️Bin

Ambimanyu 

⬆️Bin

Parikesit 

⬆️Bin

..........

⬆️Bin

..........

⬆️Bin

..........

⬆️Bin

Muhamad F Mukadam 

⬆️Bin

Alwi 

⬆️Bin

Ali 

⬆️Bin

Muhammad 

⬆️Bin

Abdurahman 

⬆️Bin

Abu Bakar 

⬆️Bin

Ali As Sakran 


#Catatan Syaikh Ali As Sakran menduga Dirinya keturunan Nama Ubaid yang Hidup 550 tahun sebelum beliau lahir  , waqilah Awalnya beliau Duga sebagai salah satu anak dari Imam  Ahmad Al Abah bin Isa Al Basri , lalu menulis Kitab Sejarah terkait Nama2 Fiktif Leluhurnya disambung2kan sebagai keturunan imam Ahmad bin Isa 

#Syuhro wal istifadoh Silsilah Ba'Alawi mirip Kemasyhuran silsilah Tokoh2 Pewayangan

[27/12 02.41] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://jabar.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-3657515562/perang-cirebon-vs-sumedang-larang-cinta-segitiga-geusan-ulun-haribaya-dan-panembahan-ratu


TutupSCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA HOME PENDIDIKAN Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu Iswahyudi 26 Desember 2023, 03:41 WIB Lukisan Prabu Gueusan Ulun /museum.co.id/ PR JABAR - Prabu Geusan Ulun, adalah anak dari penguasa Sumedanglarang, Pangeran Santri dan Ratu Pucuk Umun, Guesan Ulun adalah raja terakhir yang memerintah Sumedang Larang, ia memerintah tahun 1578-1601 M Prabu Geusan Ulun lahir pada tanggal 19 Juli 1558 Masehi dan meninggal tahun 1601 Masehi, dia dimakamkan di Desa Dayeuh Luhur Kecamatan Ganeas, Kabupaten Sumedang di daerah yang cukup tinggi, yakni Gunung Rengganis Prabu Geusan Ulun atau Pangeran Angkawijaya adalah putra Pangeran Kusumahdinata I (Pangeran Santri) selain sebagai raja Kerajaan Sumedang Larang, dia juga mendapat gelar jabatan Nalendra dari Kerajaan Pakuan Pajajaran. Meneruskan Kerajaan Pakuan Pajajaran Pada masa pemerintahannya datang menghadap untuk mengabdi serombongan orang yang dipimpin oleh empat Kandage Lante (bangsawan) dari Pakuan Pajajaran yang telah hancur diserang Kesultanan Banten. Kedatangannya mereka selain melaporkan bahwa Pajajaran telah hancur, mereka juga meminta agar Prabu Geusan Ulun meneruskan kepemimpinan Pakuan Pajajaran. Sebagai simbol diserahkanlah mahkota emas milik Raja Pakuan Pajajaran yang bernama Binokasih (Mahkota Binokasih) berikut perhiasan serta atribut kebesaran lainnya sebagai bentuk pernyataan bahwa Kerajaan Sumedang Larang telah ditetapkan sebagai penerus kekuasaan Pakuan Pajajaran. Penyerahan Mahkota Sanghyang Pake ke raja Sumedang Larang, memberikan simbol bahwa Kerajaan Sumedang Larang merupakan penerus dan pewaris Pajajaran. Simbol kebesarannya diteruskan karena Sumedang Larang dianggap sebagai kerajaan berentitas sunda sama seperti Pakuan Pajaran dan sama-sama dibawah naungan Kesultanan Mataram. Mereka berharap Raja Sumedang Larang Prabu Geusan Ulun menjadi raja besar, hebat, dan kuat seperti Pajajaran seperti Prabu Siliwangi. Halaman: 1 2 3 4 5 Selanjutnya Editor: Iswahyudi SHARE: TERKAIT Sejarah Pangeran Santri dan Islam di Sumedang, Meluasnya Islam dari Sumedanglarang ke Seluruh Tatar Sunda TERKINI Pelet hingga Santet Bisa Diatasi, Ratib Al-Attas dan Ratib Al Hadad Kumpulan Zikir Penghancur Sihir 27 Desember 2023, 01:04 WIB PENTING! Jangan Pakai Produk Kosmetik Kadaluwarsa, Ini Dampaknya 26 Desember 2023, 20:08 WIB Ratu Penguasa Pantura Jawa, Membuat Orang Arab Gemetar dan Tiongkok Terkagum-kagum 26 Desember 2023, 20:00 WIB 3 Doa Pembuka Rezeki, Amalkan untuk Mendapat Keberkahan 26 Desember 2023, 05:00 WIB Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu 26 Desember 2023, 03:41 WIB TERPOPULER 1 Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu 2 Sejarah Pangeran Santri dan Islam di Sumedang, Meluasnya Islam dari Sumedanglarang ke Seluruh Tatar Sunda 3 Tidak Perlu Pergi ke Kota Besar, Warga Sumedang Kini Bisa Menikmati Kuliner Jepang di Asia Plaza Sumedang 4 Tak Perlu Jauh-jauh Nikmati Alam Indah dan Udara Sejuk Nalisa Glamping Hadir di Majalengka 5 3 Wisata di Garut Paling Hits 2023, Referensi Destinasi Liburan Weekend dan Weekday Bersama Keluarga PT Kolaborasi Mediapreneur Nusantara Jl. Asia Afrika No. 75 Bandung - Jawa Barat, 40111 Telepon : 022-4241600 Email : prmnnewsroom@pikiran-rakyat.com Telah diverifikasi oleh Dewan Pers Sertifikat Nomor 999/DP-Verifikasi/K/V/2022 Part Of PT Kolaborasi Mediapreneur Nusantara Jl. Asia Afrika No. 75 Bandung - Jawa Barat, 40111, Ph. 022-4241600 Email: prmnnewsroom@pikiran-rakyat.com PIKIRAN RAKYAT SUDUT BATAM PR CIREBON PIKIRAN ACEH PR TASIKMALAYA SEPUTAR LAMPUNG PR GARUT MANTRA SUKABUMI PR DEPOK BERITA DIY GALAMEDIA NEWS PORTAL KUDUS PRFM NEWS RINGTIMES BALI LIHAT SEMUA Tentang Kami Redaksi Pedoman Pemberitaan Info Iklan Kontak Karir Privacy Policy ©2023 Pikiran Rakyat Media Network x


Sumber Artikel berjudul "Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu", selengkapnya dengan link: https://jabar.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-3657515562/perang-cirebon-vs-sumedang-larang-cinta-segitiga-geusan-ulun-haribaya-dan-panembahan-ratu

[27/12 02.43] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://jabar.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-3657515562/perang-cirebon-vs-sumedang-larang-cinta-segitiga-geusan-ulun-haribaya-dan-panembahan-ratu?page=2


TutupSCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA HOME PENDIDIKAN Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu Iswahyudi 26 Desember 2023, 03:41 WIB Lukisan Prabu Gueusan Ulun /museum.co.id/ Masa pemerintahan Prabu Geusan Ulun mencapai kejayaan seperti leluhurnya. Luas wilayah kekuasaannya mencakup hampir seluruh Jawa Barat bagian barat dengan batas kali Cipamali, Pamanukan, Cisadane, hingga Indramayu.  Seluruh wilayah Pajajaran berhasil dikuasai oleh raja Sumedang dari keturunan Ratu Pucuk Umun dan Pangeran Santri keturunan Sunan Gunung Jati Cirebon ini. Masa pemerintahan Prabu Geusan Ulun dari tahun 1578-1601 M atau diperkirakan memimpin sekitar 23 tahun. Penyerahan Mahkota Sanghyang Pake ke raja Sumedang Larang, memberikan simbol bahwa Kerajaan Sumedang Larang merupakan penerus dan pewaris Pajajaran.  Simbol kebesarannya diberikan ke Sumedang, berharap Raja Sumedang Larang Prabu Geusan Ulun menjadi raja besar, hebat, dan kuat seperti Pajajaran dengan raja-rajanya Prabu Siliwangi. Peperangan dengan Cirebon menjadi kemunduran bagi Prabu Geusan Ulun dalam memimpin Kerajaan Sumedang Larang. Kisah kasih Prabu Geusan Ulun dengan istri penguasa Cirebon, Pangeran Girilaya, yang bernama Harisbaya mengubah cerita cinta masa lalu menjadi cerita cinta politik, antara Sumedang dan Cirebon. Prabu Geusan Ulun menerima sanksi kekalahannya. Ia menyerahkan sebagian wilayah kekuasaannya di daerah Sindang Kasih Majalengka kepada Kerajaan Cirebon, dan Harisnaya juga ditalak oleh Pangeran Girilaya atau Panembahan Ratu Peristiwa Prabu Geusan Ulun dan Harisbaya adalah peristiwa yang sangat fenomenal. Kekuasaan dan kebesaran Sumedang Larang dan Prabu Geusan Ulun hancur seketika karena cinta. Prabu Geusan Ulun harus menyelesaikannya dengan peperangan, perjanjian, dan melahirkan kerugian bagi harga diri Sumedang waktu itu.  Halaman: 1 2 3 4 5 6 Selanjutnya Editor: Iswahyudi SHARE: TERKAIT Sejarah Pangeran Santri dan Islam di Sumedang, Meluasnya Islam dari Sumedanglarang ke Seluruh Tatar Sunda TERKINI Pelet hingga Santet Bisa Diatasi, Ratib Al-Attas dan Ratib Al Hadad Kumpulan Zikir Penghancur Sihir 27 Desember 2023, 01:04 WIB PENTING! Jangan Pakai Produk Kosmetik Kadaluwarsa, Ini Dampaknya 26 Desember 2023, 20:08 WIB Ratu Penguasa Pantura Jawa, Membuat Orang Arab Gemetar dan Tiongkok Terkagum-kagum 26 Desember 2023, 20:00 WIB 3 Doa Pembuka Rezeki, Amalkan untuk Mendapat Keberkahan 26 Desember 2023, 05:00 WIB Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu 26 Desember 2023, 03:41 WIB TERPOPULER 1 Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu 2 Sejarah Pangeran Santri dan Islam di Sumedang, Meluasnya Islam dari Sumedanglarang ke Seluruh Tatar Sunda 3 Tidak Perlu Pergi ke Kota Besar, Warga Sumedang Kini Bisa Menikmati Kuliner Jepang di Asia Plaza Sumedang 4 Tak Perlu Jauh-jauh Nikmati Alam Indah dan Udara Sejuk Nalisa Glamping Hadir di Majalengka 5 3 Wisata di Garut Paling Hits 2023, Referensi Destinasi Liburan Weekend dan Weekday Bersama Keluarga PT Kolaborasi Mediapreneur Nusantara Jl. Asia Afrika No. 75 Bandung - Jawa Barat, 40111 Telepon : 022-4241600 Email : prmnnewsroom@pikiran-rakyat.com Telah diverifikasi oleh Dewan Pers Sertifikat Nomor 999/DP-Verifikasi/K/V/2022 Part Of PT Kolaborasi Mediapreneur Nusantara Jl. Asia Afrika No. 75 Bandung - Jawa Barat, 40111, Ph. 022-4241600 Email: prmnnewsroom@pikiran-rakyat.com PIKIRAN RAKYAT SUDUT BATAM PR CIREBON PIKIRAN ACEH PR TASIKMALAYA SEPUTAR LAMPUNG PR GARUT MANTRA SUKABUMI PR DEPOK BERITA DIY GALAMEDIA NEWS PORTAL KUDUS PRFM NEWS RINGTIMES BALI LIHAT SEMUA Tentang Kami Redaksi Pedoman Pemberitaan Info Iklan Kontak Karir Privacy Policy ©2023 Pikiran Rakyat Media Network x


Sumber Artikel berjudul "Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu", selengkapnya dengan link: https://jabar.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-3657515562/perang-cirebon-vs-sumedang-larang-cinta-segitiga-geusan-ulun-haribaya-dan-panembahan-ratu?page=2

[27/12 02.45] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://jabar.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-3657515562/perang-cirebon-vs-sumedang-larang-cinta-segitiga-geusan-ulun-haribaya-dan-panembahan-ratu?page=3


HOME PENDIDIKAN Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu Iswahyudi 26 Desember 2023, 03:41 WIB Lukisan Prabu Gueusan Ulun /museum.co.id/   Cinta Segitiga Geusan Ulun, Panembahan Ratu dan Harisbaya   Sebelum terjadinya perang, kedua kerajaan tetangga ini didahului oleh kisah yang amat panjang, yaitu kisah dimana Panembahan Ratu, Geusan Ulun dan Harisbaya masih muda.   Ketiganya merupakan murid dari Hadiwijaya (Jaka Tingkir atau Sultan Pajang I), Sunan Gunung Jati yang tak lain merupakan buyut Panembahan Ratu dikisahkan mengirimkan Panembahan Ratu untuk belajar Ketatanegaraan kepada Jaka Tingkir di Pajang.   Begitu juga dengan Pangeran Santri, ia juga mengirimkan anaknya Geusan Ulun ke Pajang untuk menuntut ilmu di sana. Geusan Ulun lah yang kelak akan menjadi Raja Besar Sumedang Larang. Sementara Harisbaya sendiri dikatakan sebagai seorang putri dari Madura yang mengabdikan diri di Pajang.    Prestasi Panembahan Ratu di Pajang terlihat begitu gemilang, setelah dirasa cukup mumpuni dalam menguasai ilmu ketatanegaraan, Hadiwijaya menikahkan anak perempuannya Ratu Mas Pajang dengan Panembahan Ratu, tujuannya untuk mengikat tali persaudaraan dengan Kerajaan Cirebon. Kelak ketika Panembahan Ratu menjadi Raja Cirebon Ratu Mas Pajang kemudian dijadikan permaisuri Kerajaan Cirebon   Halaman: 1 2 3 4 5 6 Selanjutnya Editor: Iswahyudi SHARE: TERKAIT Sejarah Pangeran Santri dan Islam di Sumedang, Meluasnya Islam dari Sumedanglarang ke Seluruh Tatar Sunda TERKINI Pelet hingga Santet Bisa Diatasi, Ratib Al-Attas dan Ratib Al Hadad Kumpulan Zikir Penghancur Sihir 27 Desember 2023, 01:04 WIB PENTING! Jangan Pakai Produk Kosmetik Kadaluwarsa, Ini Dampaknya 26 Desember 2023, 20:08 WIB Ratu Penguasa Pantura Jawa, Membuat Orang Arab Gemetar dan Tiongkok Terkagum-kagum 26 Desember 2023, 20:00 WIB 3 Doa Pembuka Rezeki, Amalkan untuk Mendapat Keberkahan 26 Desember 2023, 05:00 WIB Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu 26 Desember 2023, 03:41 WIB TERPOPULER 1 Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu 2 Sejarah Pangeran Santri dan Islam di Sumedang, Meluasnya Islam dari Sumedanglarang ke Seluruh Tatar Sunda 3 Tidak Perlu Pergi ke Kota Besar, Warga Sumedang Kini Bisa Menikmati Kuliner Jepang di Asia Plaza Sumedang 4 Tak Perlu Jauh-jauh Nikmati Alam Indah dan Udara Sejuk Nalisa Glamping Hadir di Majalengka 5 3 Wisata di Garut Paling Hits 2023, Referensi Destinasi Liburan Weekend dan Weekday Bersama Keluarga PT Kolaborasi Mediapreneur Nusantara Jl. Asia Afrika No. 75 Bandung - Jawa Barat, 40111 Telepon : 022-4241600 Email : prmnnewsroom@pikiran-rakyat.com Telah diverifikasi oleh Dewan Pers Sertifikat Nomor 999/DP-Verifikasi/K/V/2022 Part Of PT Kolaborasi Mediapreneur Nusantara Jl. Asia Afrika No. 75 Bandung - Jawa Barat, 40111, Ph. 022-4241600 Email: prmnnewsroom@pikiran-rakyat.com PIKIRAN RAKYAT SUDUT BATAM PR CIREBON PIKIRAN ACEH PR TASIKMALAYA SEPUTAR LAMPUNG PR GARUT MANTRA SUKABUMI PR DEPOK BERITA DIY GALAMEDIA NEWS PORTAL KUDUS PRFM NEWS RINGTIMES BALI LIHAT SEMUA Tentang Kami Redaksi Pedoman Pemberitaan Info Iklan Kontak Karir Privacy Policy ©2023 Pikiran Rakyat Media Network x


Sumber Artikel berjudul "Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu", selengkapnya dengan link: https://jabar.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-3657515562/perang-cirebon-vs-sumedang-larang-cinta-segitiga-geusan-ulun-haribaya-dan-panembahan-ratu?page=3

[27/12 02.47] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://jabar.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-3657515562/perang-cirebon-vs-sumedang-larang-cinta-segitiga-geusan-ulun-haribaya-dan-panembahan-ratu?page=4


HOME PENDIDIKAN Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu Iswahyudi 26 Desember 2023, 03:41 WIB Lukisan Prabu Gueusan Ulun /museum.co.id/ Sementara itu, Geusan Ulun ternyata jatuh hati dengan Harisbaya, keduanya saling mencintai di Pajang. Kisah percintaan Geusan Ulun dan Harisbaya kemudian harus berhenti ketika Geusan Ulung harus terpaksa pulang ke Sumedang untuk menjadi Raja menggantikan ayahandanya yang telah wafat.  Panembahan Ratu dan Geusan Ulun menjadi Raja di wilayahnya masing-masing. Sementara itu, di Pajang, Harisbaya selalu mengharap menikah dengan Geusan Ulun.   Setelah beberapa lamanya waktu, beredar kabar terjadi pemberontakan di Pajang yang dilakukan Sutawijaya, anak Ki Ageng Pamanahan Adipati Mataram. Pada pertempuran itu, Hadiwijaya meninggal dunia setelah terjatuh dari Gajah tempurnya. Mendapati mertuanya telah meninggal, Panembahan Ratu yang twlah menjadi Sultan Cirebon kemudian menghadiri pemakaman Hadiwijaya di Pajang. Tahta Pajang setelah wafatnya Hadiwijaya kemudian diserahkan kepada Arya Panggiri, Sikap yang dimunculkan Panembahan Ratu dalam menanggapi pemberontakan Mataram terhadap Pajang, ia mendukung Pajang dibawah Arya Panggiri.  Atas sikap pro Panembahan Ratu kepada Arya Panggiri maka kemudian Arya Panggiri menghadiahkan murid Hadiwijaya yaitu Harisbaya kepada Penembahan Ratu.  Setelah peristiwa itu, maka resmilah Harisbaya menjadi istri kedua Panembahan Ratu. Pernikahan Harisbaya dan Panembahan Ratu Penguasa Cirebon Pada mulanya perkawinan Panembahan Ratu dengan Harisbaya berjalan lancar, bahkan tidak lama kemudian Harisbaya mengandung anak dari Panembahan Ratu. Halaman: 1 2 3 4 5 6 Selanjutnya Editor: Iswahyudi SHARE: TERKAIT Sejarah Pangeran Santri dan Islam di Sumedang, Meluasnya Islam dari Sumedanglarang ke Seluruh Tatar Sunda TERKINI Pelet hingga Santet Bisa Diatasi, Ratib Al-Attas dan Ratib Al Hadad Kumpulan Zikir Penghancur Sihir 27 Desember 2023, 01:04 WIB PENTING! Jangan Pakai Produk Kosmetik Kadaluwarsa, Ini Dampaknya 26 Desember 2023, 20:08 WIB Ratu Penguasa Pantura Jawa, Membuat Orang Arab Gemetar dan Tiongkok Terkagum-kagum 26 Desember 2023, 20:00 WIB 3 Doa Pembuka Rezeki, Amalkan untuk Mendapat Keberkahan 26 Desember 2023, 05:00 WIB Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu 26 Desember 2023, 03:41 WIB TERPOPULER 1 Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu 2 Sejarah Pangeran Santri dan Islam di Sumedang, Meluasnya Islam dari Sumedanglarang ke Seluruh Tatar Sunda 3 Tidak Perlu Pergi ke Kota Besar, Warga Sumedang Kini Bisa Menikmati Kuliner Jepang di Asia Plaza Sumedang 4 Tak Perlu Jauh-jauh Nikmati Alam Indah dan Udara Sejuk Nalisa Glamping Hadir di Majalengka 5 3 Wisata di Garut Paling Hits 2023, Referensi Destinasi Liburan Weekend dan Weekday Bersama Keluarga PT Kolaborasi Mediapreneur Nusantara Jl. Asia Afrika No. 75 Bandung - Jawa Barat, 40111 Telepon : 022-4241600 Email : prmnnewsroom@pikiran-rakyat.com Telah diverifikasi oleh Dewan Pers Sertifikat Nomor 999/DP-Verifikasi/K/V/2022 Part Of PT Kolaborasi Mediapreneur Nusantara Jl. Asia Afrika No. 75 Bandung - Jawa Barat, 40111, Ph. 022-4241600 Email: prmnnewsroom@pikiran-rakyat.com PIKIRAN RAKYAT SUDUT BATAM PR CIREBON PIKIRAN ACEH PR TASIKMALAYA SEPUTAR LAMPUNG PR GARUT MANTRA SUKABUMI PR DEPOK BERITA DIY GALAMEDIA NEWS PORTAL KUDUS PRFM NEWS RINGTIMES BALI LIHAT SEMUA Tentang Kami Redaksi Pedoman Pemberitaan Info Iklan Kontak Karir Privacy Policy ©2023 Pikiran Rakyat Media Network x


Sumber Artikel berjudul "Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu", selengkapnya dengan link: https://jabar.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-3657515562/perang-cirebon-vs-sumedang-larang-cinta-segitiga-geusan-ulun-haribaya-dan-panembahan-ratu?page=4

[27/12 02.48] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://jabar.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-3657515562/perang-cirebon-vs-sumedang-larang-cinta-segitiga-geusan-ulun-haribaya-dan-panembahan-ratu?page=5


TutupSCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA HOME PENDIDIKAN Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu Iswahyudi 26 Desember 2023, 03:41 WIB Lukisan Prabu Gueusan Ulun /museum.co.id/ Kisah indah tersebut kandas ketika pada suatu waktu Gesun Ulun bersama keempat senopatihnya berkunjung ke Cirebon.  Dalam kunjungan kenegaraannya, menjadi suatu momen perjumpaan Geusun Ulun dan Harisbaya. Keduanya kembali membangkitkan kembali 'cinta lama kembali bersemi' untuk kedua kalinya. tapi kali ini Harisbaya sudah menjadi istri dari Panembahan Ratu yang tidak lain adalah kawan politiknya sekaligus teman sewaktu berguru di Pajang. Baca Juga: Sejarah Pangeran Santri dan Islam di Sumedang, Meluasnya Islam dari Sumedanglarang ke Seluruh Tatar Sunda Harisbaya Bertemu Cinta Lamanya, Geusan Ulun Harisbaya memohon dengan berlinang air mata agar Geusan Ulun, membawa serta dirinya ke Sumedang, hingga mengancam akan bunuh diri jika permintaannya tidak dituruti. Pada awalnya Geuran Ulun menolak. Namun karena perasaan cintanya masih bersemayam, ia pun kemudian mendiskusikan dengan Senopatinya Jayaperkasa tentang permintaan Harisbaya.  Jayaperkasa ia menganjurkan agar Geusan Ulun membawa lari Harisbaya ke Sumedang. Mendapati saran Senopatihnya, ia pun membawa Harisbaya.  Harisbaya Kabur Dengan Geusan Ulun Prabu Geusun Ulun bersama senopatihnya kemudian membawa lari Harisbaya, menuju Sumedang. Seluruh penghuni istana bahkan rakyat Cirebon pun kemudian hebot, sebab istri Rajanya dibawa lari Raja dari Kerajaan lain. Setelah peristiwa memalukan tersebut Panembahan Ratu kemudian mengumumkan perang terhadap Sumedang. Mendapati tantangan dari Cirebon rupanya Sumedang manyambut tantang perang tersebut, tentu dengan alasan demi mendapatkan bagi Harisbaya agar menjadi istrinya Perang Cirebon Vs Sumedang Larang Perang kemudian meletus, Cirebon kemudian mengirimkan tentaranya untuk menyerang Sumedang, dengan Patih Jayaperkasa yang sebelumnya memberikan nasihat untuk mambawa kabur Haribaya kini melawan gempuran-gempuran Cirebon. Perang. Dalam perang tersebut Jayaperkasa tewas.  Kekalahan Sumedang Larang Selepas meninggalnya Jayaperkasa, juga menjadi kekalahan bagu Sumedanglarang demi meredam permusuhan diantara keduanya maka disepakati kesepakatan damai antara kedua kerajaan tersebut. Halaman: 1 2 3 4 5 6 Selanjutnya Editor: Iswahyudi SHARE: TERKAIT Sejarah Pangeran Santri dan Islam di Sumedang, Meluasnya Islam dari Sumedanglarang ke Seluruh Tatar Sunda TERKINI Pelet hingga Santet Bisa Diatasi, Ratib Al-Attas dan Ratib Al Hadad Kumpulan Zikir Penghancur Sihir 27 Desember 2023, 01:04 WIB PENTING! Jangan Pakai Produk Kosmetik Kadaluwarsa, Ini Dampaknya 26 Desember 2023, 20:08 WIB Ratu Penguasa Pantura Jawa, Membuat Orang Arab Gemetar dan Tiongkok Terkagum-kagum 26 Desember 2023, 20:00 WIB 3 Doa Pembuka Rezeki, Amalkan untuk Mendapat Keberkahan 26 Desember 2023, 05:00 WIB Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu 26 Desember 2023, 03:41 WIB TERPOPULER 1 Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu 2 Sejarah Pangeran Santri dan Islam di Sumedang, Meluasnya Islam dari Sumedanglarang ke Seluruh Tatar Sunda 3 Tidak Perlu Pergi ke Kota Besar, Warga Sumedang Kini Bisa Menikmati Kuliner Jepang di Asia Plaza Sumedang 4 Tak Perlu Jauh-jauh Nikmati Alam Indah dan Udara Sejuk Nalisa Glamping Hadir di Majalengka 5 3 Wisata di Garut Paling Hits 2023, Referensi Destinasi Liburan Weekend dan Weekday Bersama Keluarga PT Kolaborasi Mediapreneur Nusantara Jl. Asia Afrika No. 75 Bandung - Jawa Barat, 40111 Telepon : 022-4241600 Email : prmnnewsroom@pikiran-rakyat.com Telah diverifikasi oleh Dewan Pers Sertifikat Nomor 999/DP-Verifikasi/K/V/2022 Part Of PT Kolaborasi Mediapreneur Nusantara Jl. Asia Afrika No. 75 Bandung - Jawa Barat, 40111, Ph. 022-4241600 Email: prmnnewsroom@pikiran-rakyat.com PIKIRAN RAKYAT SUDUT BATAM PR CIREBON PIKIRAN ACEH PR TASIKMALAYA SEPUTAR LAMPUNG PR GARUT MANTRA SUKABUMI PR DEPOK BERITA DIY GALAMEDIA NEWS PORTAL KUDUS PRFM NEWS RINGTIMES BALI LIHAT SEMUA Tentang Kami Redaksi Pedoman Pemberitaan Info Iklan Kontak Karir Privacy Policy ©2023 Pikiran Rakyat Media Network x


Sumber Artikel berjudul "Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu", selengkapnya dengan link: https://jabar.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-3657515562/perang-cirebon-vs-sumedang-larang-cinta-segitiga-geusan-ulun-haribaya-dan-panembahan-ratu?page=5

[27/12 02.49] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://jabar.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-3657515562/perang-cirebon-vs-sumedang-larang-cinta-segitiga-geusan-ulun-haribaya-dan-panembahan-ratu?page=6


HOME PENDIDIKAN Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu Iswahyudi 26 Desember 2023, 03:41 WIB Lukisan Prabu Gueusan Ulun /museum.co.id/ Hal tersebut dimungkinkan timbul karena kasadaraan dari pejabat-pejabat tinggi di Kerajaan Sumedang, sebab tidak semuanya para pejabat tinggi Sumedang setuju dengan tindakan Jayaperkasa. Setelah melakukan beberapa perundingan antar kedua kerajaan Islam Sunda ini, dan Panembahan ratu mengetahui jika Harisbaya lah yang meminta dilarikan. Maka untuk kemudian Panembahan Ratu mencerai kan Harisbaya, akan tetapi imbalan dari talak yang dijatuhkan panembahan Ratu itu harus ditebus oleh Sumedang dengan menyerahkan wilayah Sindangkasih (Kini Kabupaten Majalengka) kedalam kekuasaan Kerajaan Cirebon, Sumedang Larang menyanggupinya. Untuk mengakhiri peperangan dan permusuhan dengan Cirebon, Geusan Ulun kemudian berjanji bahwa anak Panembahan Ratu yang masih dalam kandungan Harisbaya nantinya akan dijadikan Raja Sumedang setelah sepeninggalnya. Mendapati keputusan perundingan yang menguntungkan Cirebon itu, maka untuk selanjutnya permusuhan antara kedua Kerajaan Sunda ini kemudian resmi berakhir. Sementara itu, untuk menghindari konflik dengan keluarganya, Geusan Ulun kemudian membagi-bagikan waris kepada anak-anak dari istrinya yang lain berupa pembagian wilayah dan jabatan Adipati di seluruh wilayah kerajaan Sumedang Larang. Semasa hidupnya, Prabu Geusan Ulun juga diketahui memiliki tiga istri. Pertama, Nyi Mas Cukang Gedeng Waru yang dikaruniai 14 anak, kemudian kedua Nyi Mas Harisbaya dikaruniai 4 anak, dan ketiga Nyi Mas Pasarean dikaruniai 1 anak.  Bukti-bukti kebesaran Prabu Geusan Ulun ini, sampai sekarang masih tersimpan rapi di Museum Prabu Geusan Ulun, Komplek Keraton Sumedang Larang. *** Halaman: 2 3 4 5 6 Lihat Semua Editor: Iswahyudi SHARE: TERKAIT Sejarah Pangeran Santri dan Islam di Sumedang, Meluasnya Islam dari Sumedanglarang ke Seluruh Tatar Sunda TERKINI Pelet hingga Santet Bisa Diatasi, Ratib Al-Attas dan Ratib Al Hadad Kumpulan Zikir Penghancur Sihir 27 Desember 2023, 01:04 WIB PENTING! Jangan Pakai Produk Kosmetik Kadaluwarsa, Ini Dampaknya 26 Desember 2023, 20:08 WIB Ratu Penguasa Pantura Jawa, Membuat Orang Arab Gemetar dan Tiongkok Terkagum-kagum 26 Desember 2023, 20:00 WIB 3 Doa Pembuka Rezeki, Amalkan untuk Mendapat Keberkahan 26 Desember 2023, 05:00 WIB Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu 26 Desember 2023, 03:41 WIB TERPOPULER 1 Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu 2 Sejarah Pangeran Santri dan Islam di Sumedang, Meluasnya Islam dari Sumedanglarang ke Seluruh Tatar Sunda 3 Tidak Perlu Pergi ke Kota Besar, Warga Sumedang Kini Bisa Menikmati Kuliner Jepang di Asia Plaza Sumedang 4 Tak Perlu Jauh-jauh Nikmati Alam Indah dan Udara Sejuk Nalisa Glamping Hadir di Majalengka 5 3 Wisata di Garut Paling Hits 2023, Referensi Destinasi Liburan Weekend dan Weekday Bersama Keluarga PT Kolaborasi Mediapreneur Nusantara Jl. Asia Afrika No. 75 Bandung - Jawa Barat, 40111 Telepon : 022-4241600 Email : prmnnewsroom@pikiran-rakyat.com Telah diverifikasi oleh Dewan Pers Sertifikat Nomor 999/DP-Verifikasi/K/V/2022 Part Of PT Kolaborasi Mediapreneur Nusantara Jl. Asia Afrika No. 75 Bandung - Jawa Barat, 40111, Ph. 022-4241600 Email: prmnnewsroom@pikiran-rakyat.com PIKIRAN RAKYAT SUDUT BATAM PR CIREBON PIKIRAN ACEH PR TASIKMALAYA SEPUTAR LAMPUNG PR GARUT MANTRA SUKABUMI PR DEPOK BERITA DIY GALAMEDIA NEWS PORTAL KUDUS PRFM NEWS RINGTIMES BALI LIHAT SEMUA Tentang Kami Redaksi Pedoman Pemberitaan Info Iklan Kontak Karir Privacy Policy ©2023 Pikiran Rakyat Media Network x


Sumber Artikel berjudul "Perang Cirebon Vs Sumedang Larang, Cinta Segitiga: Geusan Ulun, Haribaya dan Panembahan Ratu", selengkapnya dengan link: https://jabar.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-3657515562/perang-cirebon-vs-sumedang-larang-cinta-segitiga-geusan-ulun-haribaya-dan-panembahan-ratu?page=6

[27/12 03.14] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://m.facebook.com/groups/854130474668938/permalink/6963226623759262/?sfnsn=wiwspwa&ref=share&mibextid=VhDh1V


Mengingatkan kelompok Ba'Alawi untuk tidak lagi mengaku2 Sayyid Syarif dan menjadikan Nasab Mardud mereka untuk Me Eksploitasi Umat adalah bagian Perjuangan kita bersama meluruskan Fitnah kepada Sayyidatina Fatimah Az Zahra  dan Sayyidatina Khadijah RA ,Dua Wanita Termulia yang darinya Bermula Hadirnya Keturunan Rasulullah SAW Sampai ke Leluhur Kita Para Sunan2 Walisongo

و الحمد لله رب العالمين

صلى الله على محمد

0 comments:

Post a Comment