HARTABUTA :
Rabu, 30-10-2024.
III. Susuhunan Adi ing Kalijaga peputra 2:
1. Ratu Mas Kadilangu,
2. Sunan Adi Kadilangu,
Sunan Adi Kadilangu menurunkan Sunan Kadilangu sèda ing Kanitèn, beliau menurunkan :
Panembahan Kadilangu sèda Kepuh, beliau menurunkan :
Panembahan Natapraja ing Kadilangu, beliau menurunkan putra 2:
1. Perempuan menikah dengan Panembahan Wijil Kadilangu,
2. Pangèran Natapraja ing Kadilangu.
Putri perempuan yang menikah dengan Panembahan Wijil ing Kadilangu, puputra 2:
1. Pangèran Wijil sèda ing Kartasura,
2. Radèn Ayu Danupaya.
Pangèran Wijil sèda ing Kartasura menurunkan putra bernama Pangèran Wijil Inthik-Inthik,
Pangeran Wijil Inthik Inthik menurunkan putra 2:
1. Pangèran Wijil kaping IV,
2. Radèn Kusuma.
Pangèran Wijil kaping IV puputra 5:
1. Pangèran Wijil kaping V,
2. Tumenggung Mangkupraja ing Demak,
3. Radèn Ayu Kaji Sumenep,
4. Radèn Ayu Kertadipa,
5. Radèn Wirakusuma.
Pangèran Wijil V menurunkan Pangèran Wijil VI,beliau menurunkan putra Pangèran Wijil VII
Sumber data :
1. Diambil dari Petikan Serat Soejarah karya Pujangga Harttati th 1935.
2. Silsilah Sunan Kalijaga yang ditulis oleh KRMAA Sosronagoro Patih Kraton Surakarta yang tertulis dalam naskah yang tersimpan di Perpustakaan Negeri Berlin, Jerman dengan kode Ms. Or. Fol. 3163
3. Lukisan Sunan Kalijaga yang tertempel di Pendopo Astana Kadilangu.
Al-Fatihah kagem Eyang Sunan Kalijaga
Semoga bisa menambah wawasan pengetahuan sejarah untuk semua🙏🙏
[30/10 01.43] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/VuZ3XLXsBemwBHhj/
15 FAKTA MENARIK GESANG :
1. Lahir di Solo:
Gesang Martohartono lahir pada 1 Oktober 1917 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
2. Latar Belakang Keluarga:
Gesang dilahirkan dalam keluarga sederhana. Ayahnya seorang pengusaha batik, namun bangkrut saat Gesang masih remaja. Oleh karena itu, beliau bekerja keras untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarganya dengan menyanyi.
3. Multi-bahasa Bengawan Solo:
Lagu Bengawan Solo ciptaan Gesang telah diterjemahkan ke dalam setidaknya 13 bahasa, termasuk bahasa Inggris, bahasa Rusia, bahasa Tionghoa, dan bahasa Jepang. Ini menunjukkan daya tarik universal dan pengaruhnya yang luas di berbagai belahan dunia.
4. Pengaruh di Jepang:
Di Jepang, Gesang dihormati sebagai tokoh yang penting dalam musik Indonesia, terutama karena Bengawan Solo. Lagu ini sangat populer di sana dan dinyanyikan oleh banyak penyanyi Jepang serta digunakan dalam berbagai acara dan Film salah satunya dalam film IKIRU karya AKIRA KUROSAWA.
5. Kehidupan Panjang:
Gesang Martohartono hidup hingga usia 92 tahun, meninggal pada tahun 2010. Selama hidupnya yang panjang, ia terus mendedikasikan dirinya untuk melestarikan dan mempopulerkan musik keroncong Indonesia.
6. Gesang Sebagai Ikona Budaya:
Gesang dianggap sebagai maestro keroncong Indonesia yang tak tergantikan, dengan kontribusinya dalam mengangkat martabat dan keunikan musik keroncong, serta memperkenalkannya ke tingkat internasional melalui karya-karyanya yang monumental seperti Bengawan Solo.
7. Awal Karir Sebagai Penyanyi Keroncong: Gesang awalnya hanya seorang penyanyi lagu-lagu keroncong untuk acara-acara kecil di kota Solo. Dia baru mulai menciptakan lagu pada masa Perang Dunia II, meskipun karya awalnya kurang dikenal.
8. Penciptaan Bengawan Solo:
Pada tahun 1940, pada usia 23 tahun, Gesang menciptakan lagu legendaris Bengawan Solo. Inspirasi datang saat ia duduk di tepi sungai Bengawan Solo yang selalu memikatnya. Proses penciptaan lagu ini memakan waktu sekitar 6 bulan.
9. Tempat Tinggal:
Gesang tinggal di Jalan Bedoyo Nomor 5, Kelurahan Kemlayan, Serengan, Solo, bersama keponakan dan keluarganya. Sebelumnya, ia juga tinggal di Perumnas Palur yang diberikan oleh Gubernur Jawa Tengah pada tahun 1980.
10. Kehidupan Pribadi yang Sederhana:
Setelah berpisah dengan istrinya pada tahun 1962, Gesang memilih untuk hidup sendiri dan tidak memiliki anak.
11.Taman Gesang:
Sebagai bentuk penghargaan atas jasanya terhadap perkembangan musik keroncong, pada tahun 1983 Jepang mendirikan Taman Gesang di dekat Bengawan Solo. Pengelolaan taman ini didanai oleh Dana Gesang, sebuah lembaga yang didirikan untuk Gesang di Jepang.
12. Pengaruh dan Warisan:
Meskipun hidupnya sederhana, karya-karya Gesang, terutama Bengawan Solo, tetap menjadi bagian integral dari budaya Indonesia dan warisan musik keroncong yang tak terlupakan.
13. Diskografi terpilih:
Berbahasa Melayu/Indonesia
"Bengawan Solo"
"Jembatan Merah"
"Saputangan"
"Dunia Berdamai"
"Si Piatu"
"Roda Dunia"
"Tembok Besar"
"Seto Ohashi"
"Pandanwangi"
"Kalung Mutiara"
"Pemuda Dewasa"
"Borobudur"
"Sebelum Aku Mati"
"Bumi Emas Tanah Airku"
"Urung"
"Kemayoran"
Berbahasa Jawa
Banyak lagu langgam Jawa ciptaan Gesang yang dipopulerkan oleh penyanyi keroncong legendaris, Waljinah.
"Impenku"
"Kacu-kacu"
"Tirtonadi"
"Sandhang Pangan"
"Nusul"
"Nawala"
"Pamitan"
"Caping Gunung"
"Ali-ali"
"Andheng-andheng"
"Luntur"
"Dongengan"
"Jago Kluruk
SUMBER WIKIPEDIA
[30/10 01.44] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/uymEMx2sATpcoYb2/
DIREKTORI TEDHAK TURUN SUNAN AMANGKURAT JAWI (LELUHUR CATUR SAGATRA MATARAM) SE-DUNIA:
*Mohon Doa Restu*
Dalam rangka *Haul Ageng ke-299 #I Sunan Amangkurat Jawi* dibulan April 2025.
Kami akan menerbitkan 2 Judul Buku:
Pertama berjudul: *299 Tedhak Turun Leluhur Catur Sagatra Mataram Sunan Amangkurat Jawi* (berisi 299 nama Tedhak Turun Sunan Amangkurat Jawi yang sudah memiliki kekancingan/pikukuh) ---) *Akan dicetak hanya 299 eksemplar*
Kedua Berjudul: *Direktori Internasional 1299 Tedhak Turun Leluhur Catur Sagatra Mataram Sunan Amangkurat Jawi* (berisi 1299 nama Tedhak Turun Sunan Amangkurat Jawi yang tinggal di dalam dan luar negeri termasuk yang silsilahnya sudah fix namun belum meliliki kekancingan atau pikukuh) ---) *Akan dicetak hanya 299 eksemplar*
Monggo Tedhak Turun baik yang Tedhak Turun langsung dari Sunan Amangkurat Jawi atau dari Jalur Catur Sagatra Mataram (Jalur Sunan Pakubuwono, Sultan Hamengkubuwono, Adipati Mangkunegoro & Adipati Pakualam) bisa hub: *0819 0824 2328*
Pendataan ini tidak dipungut biaya *GRATIS* dan hanya dicetak terbatas 299 eksemplar yang akan di launching saat acara puncal Haul Ageng ke-299 Sunan Amangkurat Jawi, Sabtu Wage (April 2025).
Silakan bagi yang namanya ingin diabadikan dalam buku tersebut.
*Khusus Buku Pertama hanya untuk 299 nama*
Salam Rahayu,
*Ki Ariyo Suro Tirto Negoro*, Ketua Panitia Pengarah Haul Ageng ke-299#I Sunan Amangkurat Jawi 2025
[30/10 01.48] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1798972953966712&id=100069233520675&sfnsn=wiwspwa&mibextid=VhDh1V
Sebuah video yang mengharukan ini menggambarkan betapa pentingnya sosok ibu dalam kehidupan kita, terutama ketika orangtua kita masih ada di dunia ini.
Dalam video tersebut, kita melihat seorang ibu dengan penuh kasih sayang menyuapi makan anak-anaknya satu per satu.
Momen sederhana ini menunjukkan betapa besar cinta dan perhatian yang dimiliki seorang ibu terhadap anak-anaknya, meskipun mereka sudah dewasa.
Momen ketika ibu menyuapi makan anak-anaknya mengingatkan kita akan masa kecil ketika kita bergantung sepenuhnya pada mereka.
Di akhir video, suasana menjadi semakin haru saat ibu dan anak-anaknya berpelukan. Tangisan yang tidak lagi terbendung mencerminkan campuran perasaan antara cinta, rasa syukur, dan kesedihan.
[30/10 01.50] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/e9L7az61LvtmACMV/
13 FAKTA MENARIK W. R SOEPRATMAN:
1. Pencipta Lagu Kebangsaan:
Wage Rudolf Soepratman adalah komponis di balik lagu kebangsaan Indonesia, "Indonesia Raya." Lagu ini pertama kali diperdengarkan pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928, yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
2. Tanggal Lahir dan Hari Musik Nasional:
Lahir di Purworejo, Tanggal lahir Wage Rudolf Soepratman ada dua versi: 9 Maret dan 19 Maret 1903. Versi pertama, 9 Maret, diperingati sebagai Hari Musik Nasional untuk menghormati kontribusinya dalam dunia musik Indonesia.
3. Keahlian dan Profesi:
Selain sebagai komponis, Wage Rudolf Soepratman juga merupakan seorang guru, wartawan, dan Pemain Violin.
4. Pahlawan Nasional:
Atas jasanya menciptakan lagu kebangsaan dan kontribusinya dalam dunia musik dan perjuangan Indonesia, Wage Rudolf Soepratman dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia.
5. Anak Ketujuh dari Sembilan Bersaudara:
Wage Rudolf Soepratman lahir sebagai anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Ayahnya, Djoemeno Senen Sastrosoehardjo, adalah seorang tentara KNIL Belanda, dan ibunya bernama Siti Senen.
6. Pengalaman Pendidikan Awal:
Soepratman pertama kali bersekolah di Boedi Oetomo,.
7. Menggunakan Nama Belanda:
Pada tahun 1914, Soepratman pindah ke Makassar bersama kakaknya dan menambahkan nama Rudolf untuk diterima di sekolah Belanda (Europese Lagere School), meskipun akhirnya dikeluarkan karena diketahui bukan anak kandung Willem van Eldik.
8. Belajar Musik Sejak Dini:
Soepratman belajar bermain gitar dan biola sejak usia muda. Kakak iparnya, Willem van Eldik, mengajarkannya bermain biola dan kemudian memberikan biolanya kepada Soepratman sebagai kenang-kenangan.
9. Pendidikan dan Karier Awal:
Setelah menyelesaikan sekolah Melayu, Soepratman melanjutkan pendidikan di sekolah malam untuk belajar bahasa Belanda dan lulus ujian Klein Ambtenaar Examen pada tahun 1919. Ia kemudian melanjutkan ke Normaalschool dan menjadi guru di Sekolah Angka 2 pada usia 20 tahun.
10. Karier Jurnalis dan Aktivis:
Soepratman bekerja sebagai wartawan di harian Kaoem Moeda dan Kaoem Kita di Bandung, dan kemudian di Jakarta. Selama periode ini, ia terlibat dalam pergerakan nasional dan menulis buku Perawan Desa yang kemudian disita oleh pemerintah Belanda.
11. Sakit Urat Saraf dan Karya Terakhir:
Pada tahun 1932, Soepratman menderita sakit urat saraf akibat kelelahan bekerja keras. Ia sempat beristirahat di Cimahi sebelum kembali ke Jakarta dan kemudian pindah ke Surabaya. Dalam kondisi sakit, ia masih menciptakan lagu Surya Wirawan dan Mars Parindra.
12. Pesan Terakhir dan Wafat:
Sehari sebelum wafat pada tanggal 17 Agustus 1938, Soepratman berpesan kepada kakaknya, Roekijem, untuk menyerahkan lagu "Indonesia Raya" kepada Badan Kebangsaan. Ia dimakamkan di Surabaya setelah wafat akibat penyakit dan keletihan batin.
13. Karya dalam lagu:
Indonesia Raya
Bendera Kita
Indonesia Ibuku
Ibu Kita Kartini
Mars K.B.I, Mars Surya Wirawan, Mars Parindra
Di Timur Matahari
Bangunkah Hai Kawan, Matahari Terbit
Surya Wirawan
Mars Parindra
Karya dalam seni sastra:
Perawan Desa
Darah Muda
Kaum Panatik
HISTORY SEJARAH DAN MISTERI
#sejarah #tokohindonesia #ensiklopedia #ilmupengetahuan #indonesia #INDONESIARAYA #WRSOEPRATMAN #TokohIndonesia #Nusantara #pahlawan #sejarahjamandulu #ilmupenting
و الحمد للّه ربّ العالمين
صلّى اللّه على محمّد
0 comments:
Post a Comment