Tuesday, June 17, 2025

MENITI JALAN SUNYI, MENGHIDUPKAN DZIKIR DI TENGAH KEBISINGAN ZAMAN

 HARTABUTA ;

Rabu, 18-6-2025.

https://www.facebook.com/share/v/18y8tA5cQy/

MENITI JALAN SUNYI, MENGHIDUPKAN DZIKIR DI TENGAH KEBISINGAN ZAMAN
(Refleksi atas Tausiyah Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa, Pengasuh Ponpes Sulukiyah Al Masykuriyah dalam Manaqib Syeikh Abdul Qadir Al Jailani di Masjid Al Mubarak Jakarta) 

Oleh: Abdur Rahman El Syarif



Ahad Pon, 15 Juni 2025
Di tengah gemuruh dunia yang penuh riuh dan resah, di antara hiruk-pikuk kota yang menggoda lari ke luar diri, suara-suara jiwa mulai kehilangan arah. Banyak yang mencari, sedikit yang menemukan. Banyak yang tahu, tapi tak semua merasa. 

Maka, kehadiran kita dalam majelis tarekat ini bukan sekadar menghadiri sebuah majelis biasa. Ia adalah panggilan, seruan untuk pulang. Pulang kepada jati diri ruhani, pulang kepada Allah yang Maha Menanti.

Seperti yang sering dikatakan oleh Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa, 

"Dzikir bukan sekadar bacaan, tetapi perjalanan. Dan thariqah adalah jalan pulang yang diwariskan para wali." 

Beliau menyiratkan, bahwa setiap insan butuh bimbingan yang bukan hanya dari buku, tetapi dari mata batin yang telah terbuka, dari guru yang telah meniti lorong panjang cinta dan fana di jalan Allah.

Tarekat bukan sekadar perkumpulan. Ia adalah madrasah kehidupan. Tempat akal ditundukkan oleh cinta, dan ilmu menyatu dengan rindu. Di sana, hati yang retak disatukan kembali oleh cahaya dzikir. Di sana, orang-orang tak menonjolkan siapa dirinya, tapi siapa Tuhannya.

Masihkah kita menunggu dunia menenangkan hati kita, padahal dunia ini sendiri yang membuat hati kita gelisah?

Dalam satu kesempatan, KH. Ali Masykur Musa menuturkan:

"Barang siapa yang memulai harinya dengan dzikir, maka Allah akan cukupkan dia dari segala kekurangan. Barang siapa yang menapaki jalan wali, maka ia telah menempuh jalan keselamatan, karena wali tidak menyembunyikan dunia, tapi menyingkap hakikat."

Betapa banyak dari kita yang merasa berilmu, tapi hampa. Merasa sukses, tapi kesepian. Di sinilah thariqah hadir, bukan untuk menjauhkan dari dunia, tapi untuk menempatkan dunia di telapak, bukan di dada. 

Agar kita kuat, bukan karena banyak harta, tapi karena banyak dzikir. Agar kita utuh, bukan karena kedudukan, tapi karena kedekatan.

Wahai jiwa-jiwa yang merindu, Hadirlah ke majelis-majelis seperti ini, bukan karena siapa yang bicara, tetapi karena siapa yang disebut. Hadirlah bukan hanya membawa tubuhmu, tapi bawalah juga hatimu, nafsumu, dan egomu, untuk diajarkan bagaimana cara bersujud dalam diam.

Mari menapaki jejak para wali. Sebab jalan mereka bukan hanya menuntun kepada ridha, tapi juga menyembuhkan luka batin yang tak terlihat oleh dunia.

Bergabunglah dalam dzikir jama’i, dalam thariqah yang bersanad, dalam silsilah yang tersambung, karena:

"Barang siapa yang berjalan tanpa mursyid, maka syaitanlah mursyidnya," demikian petuah para arif.

Dan ingatlah, jalan para wali bukan jalan cepat, tapi jalan selamat. Bukan jalan ramai, tapi jalan dalam dan samar. Bukan hanya untuk didengar, tapi untuk diresapi. Jalan ini terbuka untuk kita semua , selama kita bersedia menundukkan diri dan meninggikan nama-Nya.

_______
Pondok Pesantren Sulukiyah Al Masykuriyah
Graha Alam Indah Blok I No.10
Jl. Condet Raya, Jakarta Timur 

No comments:

Post a Comment