HARTABUTA :
Kamis, 24-10-2024.
[13/10 18.44] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
Buah jatuh tak jauh dari Pohonnya
Cucu Faqฤซh Muqaddam ๐
๐๐ผ๐๐ผ๐๐ผ
Muhammad Al-Faqih Muqaddam
⬆️
Ahmad
⬆️
Muhammad
⬆️
Ali
⬆️
Muhammad
⬆️
Abu Bakar Al-Jufri
⬆️
Ahmad
⬆️
Muhammad
⬆️
Ahmad Al-Kaf (Datuk Keluarga Al Kaf Ba'Alawi)
[13/10 18.45] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/xCD8WkzQBRZNrpeq/?mibextid=xfxF2i
Jangankan Pertandingan Bola, Mulai dari Qoul Ulama, Sejarah, Nasab, sanad ilmu, Hadist Nabi bahkan sampai ayat Al Qur'an pun bisa dengan Mudah di Restorasi oleh Klan yg satu Ini.
Dalam ilmu agama saja bisa di curangi, apalagi di pertandingan Bola..!!
Gak Heran sama sekali.. Emang dari Sono nya kek gitu..Ndak Curang,, Ndak Makan !!
[13/10 18.55] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/854130474668938/permalink/8452291891519387/?sfnsn=wiwspwa&ref=share&mibextid=VhDh1V
NGGAK USAH MINDER GUYS (PARA SAYYID SYARIF DZURRIYAH WALISONGO) KEBERADAAN WAJAH TYPIKAL MAJAPAHIT/ GALUH PAJAJARAN / MELAYU / SEMI ORIENTAL ITU SUDAH KENISCAYAAN SEBAB ADA CAMPURAN GEN-MT'DNA NON ARAB DI TUBUH KITA
Waqilah2 Warisan Mt'DNA (DNA ibu / nenek) dikita Itu Akan nampak Dari Sikap Keberanian dan Kualitas Pengendalian diri (Mental), #Kalau Warisan Y'DNA (Pancer Abah) akan Nampak Dari Kecerdasan dan Kemampuan analisis Ilmiah (Logika)
๐๐ผ๐๐ผ๐๐ผ๐๐ผ
#Faktualnya Keturunan Walisongo Asli dimungkinkan Mewarisi Mt'DNA Jengis Khan / Raja2 Penakluk Wilayah,๐ dan mewarisi Y'DNA Imam Ali bin Abu Tholib
[13/10 19.17] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/akPwLRdPZNrGQy72/?mibextid=xfxF2i
#Dendam Oknum2 Ba'Alawi pada kyai Imaduddin yang Terbalaskan Lunas ๐
11-10-2024 Hari berkabung Pendukung Timnas
Al-Kaf Ba'Alawi
Al Al-Kaff Aal-Jufri Al Ahmad bin Al-Faqih
Yang pertama kali dijuluki (digelari) "Al-Kaf" adalah Syaikh Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar Al-Djufri.
So'al gelar yang disandangnya ada 2 versi penyebabnya :
Versi pertama mengatakan bahwa terjadi pertengkaran antara waliyullah Ahmad bin Muhammad dengan seorang yang mengaku dirinya seorang jagoan yang mempunyai kekuatan yang luar biasa, tetapi bisa ditaklukan oleh waliyullah Ahmad bin Muhammad.
Dengan kekuatannya tadi maka Beliau oleh masyarakat setempat dijuluki "AlKaf" seperti
diketahui kekuatan seseorang itu dalam bahasa Hadramaut disebut "Kaf".
- Versi kedua gelar Al Kaf diBerikan Hakim yang menyidang Perkelahian Antara Ahmad dan Fihak Lain
Syaikh Ahmad Al-Kaf Datuk Keluarga Al Kaf pulang ke Rahmatullah di kota Tarim pada tahun 911 Hijriyyah.
#Pertanyaannya Kapan cucunya Wasit Ahmad Al Kaf menyusul ?
#Keturunan Al Kaf Preman Pasar Tarim ๐๐ผ๐๐ผ๐๐ผ
[13/10 19.20] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0iFgtvd3uBeheJYtPxQPqXriFFw8viYTbpd64rzrwiRUdkSnNL4puTj3x2qVWRi8ql&id=100047508576474&sfnsn=wiwspwa&ref=share&mibextid=VhDh1V
Menyelusuri KEKERABATAN Makhdum Syarif (MAS) JAAFAR SHADIQ SUSUHUNAN KUDUS Ke Jalur Keluarga SYEKH ARYA BARIBIN AL MAGHRIBI
Berdasarkan Kitab "Tarich al-Auliya" yang disusun oleh K.H. Bisyri Musthofa Rembang, Makhdum Syarif Jaafar Shadiq Susuhunan Kudus adalan anak dari Sunan Ngudung, dimana Sunan Ngudung adalah anak dari Raja Pendita.
Sementara jika kita mengambil data berdasarkan Serat Walisana, ayah dari Sunan Ngudung bernama Khalifah Kusen (Husain) seorang mubalig di Madura.
Namun meskipun Tarich al Auliya dan Serat Walisanga, berbeda informasi terkait data ayah dari Sunan Ngudung, kedua sumber tersebut sepakat sosok ibu dari Sunan Ngudung adalah putri dari Arya Baribin.
Di dalam Tarich al Auliya, ibu Sunan Ngudung bernama Raden Ayu Madu Retno binti Arya Baribin, sedangkan dalam Serat Walisana hanya disebutkan Putri dari Arya Baribin.
MENGENAL SYEKH ARYA BARIBIN MAGHRIBI
Syekh Arya Baribin, yang merupakan kakek Sunan Ngudung dari jalur mirza, adalah tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Pulau Madura.
Syekh Arya Baribin, tercatat memiliki 2 anak yang bernama Raden Ayu Madu Retno dan Raden Djakandar (Sunan Bangkalan Madura).
Raden Djakandar sendiri dikenal dengan nama Sayyid Maghribi, oleh karena inilah diambil kesimpulan bahwa Syekh Arya Baribin adalah juga Sayyid dari keluarga Maghribi.
Dalam Kitab Tarich al Auliya, Syekh Arya Baribin memiliki saudara bernama Ki Ageng Tarub, dimana Ki Ageng Tarub adalah ayah mertua dari Raden Bondan Kejawan, leluhur Dinasti Kelurga Penguasa Mataram Islam.
Menurut Serat Sujarah, Ki Ageng Tarub ini memiliki nama Maulana Abdurrahim Maghribi, dan dari data ini semakin memperkuat informasi Syekh Arya Baribin berasal dari keluarga Maghribi.
SILSILAH EMAS SYEKH ARYA BARIBIN AL MAGHRIBI
Adapun silsilah Syekh Arya Baribin Maghribi dengan berdasarkan kepada Serat Sujarah adalah sebagai berikut:
( Makhdum Syarif Jaafar Shadiq Susuhunan Kudus, merupakan anak dari Sunan Ngudung, dimana Sunan Ngudung ber-ibu Raden Ayu Madu Retno binti Syekh Arya Baribin II Maghribi bin Sayyid Maulana Arya Baribin I Maghribi )
01. Sayyid Maulana Arya Baribin I Maghribi bin
(memiliki saudara bernama Maulana Abdurrahim Maghribi atau Ki Ageng Tarub)
02. Sayyid Maulana Alidakir Maghribi bin
03. Sayyid Maulana Sultan Syarif Musrail Maghribi bin
04. Sayyid Chalab Siddik bin
05. Sayyid Lamasahad bin
06. Sayyid Jabbar Siddiq bin
07. Sayyid Samud bin
08. Sayyid Chahad bin
09. Sayyid Maulana Jenal Alip bin
10. Sayyid Muhammad Ngarib bin
11. Seh Sayidino Muhammad Ngasiki bin
12. Seh Sayidino Ngudukuli Mawurinahari bin
13. Kutub Abikusennil Karkuni bin
14. Kutub Abumul Apari Maullana Ruman Yusi bin
15. Seh Ngaribi Sajidil Ngiski bin
16. Sarip Seh Muhammad Rip (Seh Muhammad Gojali) bin
17. Sayyid Ja'far as Shadiq bin
18. Sayyid Muhammad al baqir bin
19. Sayyid Ali Zainal Abidin bin
20. Sayyidina Husein radiallahu anhu bin
21. Sayyidatuna Fatimah az Zahra (menikah dengan Sayyidina Ali radiallahu anhu) binti
Nabi Muhammad Rasulullah
WaLlahu a’lamu bishshawab
CATATAN PENAMBAHAN:
1. Jika berdasarkan timeline, ada kemungkinan Syekh Arya Baribin terdiri dari 2 generasi, dimana:
- Syekh Arya Baribin I, yang merupakan saudara dari Ki Ageng Tarub. Syekh Arya Baribin I ini menikah dengan Putri keturunan dari Arya Pananggungan.
- Syekh Arya Baribin II, anak dari Syekh Arya Baribin I. Syekh Arya Baribin II adalah ayah dari Raden Ayu Madu Retno dan Raden Djakandar Sunan Bangkalan Madura.
[13/10 21.10] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/T6QfEC3DLkmeZHup/?mibextid=xfxF2i
USAHA YUAN & MING MENCENGKRAM JAWA
Yuan adalah dinasti yang dibangun Mongol di Cina. Dinasti inilah yang menyerbu Jawa karena utusannya dipotong telinganya oleh Raja Jawa (Singasari).
Nah kalau Ming itu juga dinasti yang memerintah Cina, dinasti inilah yang menggulingkan Yuan. Tokoh terkenal orang-orang Ming ini ya Si Laksamana Cengho itu.
Baik Yuan & Ming sebetulnya sama-sama liciknya, keduanya berambisi menaklukan Nusantara, cuma ganjalan dalam menaklukan Nusantara itu adalah Jawa.
Jawa kala itu memang susah diatur, negeri ini lebih suka menjajah dibandingkan dengan menjadi vazal-nya Penjajah. Orang Jawa sudah berpengalaman menjajah sejak zaman Medang.
Yuan dalam usaha mencengkram Jawa memakai cara kekerasan, mereka melakukan invasi ke Jawa, namun invasi ini selalu gagal. Untuk menghadapi dominasi Jawa di Nusantara, Yuan memelihara Negara boneka, diantara negara Boneka Yuan di Nusantara adalah Negeri-Negeri Semenanjung, Tumasik (Singapura) & Sumatra.
Berbeda dengan Yuan yang menggunakan jalur militer, Ming dalam menaklukan Nusantara dengan teknik dagang, menyodorkan utang dan berlaga sok kaya. Teknik ini kebalikannya orang Yuan.
Kalau orang Yuan datang ke negeri orang dan kemudian merampok kekayaan negeri-negeri yang didatangi, kalau Ming datang ke negeri orang menawarkan bantuan, memberikan hadiah kepada raja-raja yang dikunjungi bahkan juga memberikan hutang.
Teknik yang dimainkan Ming itu berhasil menaklukkan Negeri-Negeri Nusantara, utamanya negeri-negeri lemah yang mata Duitan di Sumatra dan Semenanjung. Mereka nantinya kirim Upeti ke Ming.
Selain itu, Ming juga hampir menghabisi Jawa, Ming menjadi salah satu pendukung dan pemodal Penguasa Jawa (Bre Pamotan) yang membangkang pada Majapahit, tapi untungya Negeri yang didukung Ming itu dikalahkan Majapahit.
Di terbitkan oleh
@sorotan ู ุญู ุฏ ุฌู ุงู ุงูุฏูู ุงูุจุฑ
#majapahit
[13/10 21.14] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/v/fh4tSkM84TzKArGk/?mibextid=xfxF2i
DARAH DAN DO'A 1950
Darah dan Do'a adalah sebuah film jadul yang dirilis pada tahun 1950 dengan latar belakang Agresi Militer Belanda ke 2 dan pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948.
Syuting film yang disutradarai oleh Usmar Ismail ini berlokasi di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Salah satu lokasi syuting di Jawa Timur adalah telaga Sarangan di kaki gunung Lawu.
Untuk video lengkapnya bisa ditonton di chanel kami..
https://youtube.com/@indonesiamasalampau-m9s?si=GpGJr29E81wVcFX7
[14/10 05.59] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/SD4YZ35GKfVF6n1v/?mibextid=xfxF2i
#AFCmafia
Balas dendam Jaringan Ba'Alawi pada kyai Imadudin Pembatal nasab Ba'Alawi ? ๐
AHMAD AL KAF BA'ALAWI ANTEK FULUS
Bawa Saudara2 Ba'Alawi_mu minggato Balik Kampung Ke Yaman sana, ๐
Pengadil di lapangan yang Terang2an Berfihak Pada Timnas Bahrain
#Wasit Keturunan Ba'Alawi (Al Kaf)
#Berdarah Yahudiii Azkenazi
#Curang udah Mendarah Daging kayaknya ๐
[14/10 06.01] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/m4JDyj4WXoPKVrtb/?mibextid=xfxF2i
Bagi masyarakat Sunda di Jawa Barat, nama Raja Pajajaran terakhir, Prabu Siliwangi adalah nama yang tak pernah lekang dalam ingatan. Nama dan kisahnya menjadi cerita-cerita penting untuk disampaikan kepada anak cucu. Prabu Siliwangi putra Prabu Anggalarang dari kerajaan Galuh. Ia aslinya bernama Pamanahrasa.
Ada satu kisah yang tidak akan pernah terkikis dari ingatan masyarakat dan abadi dalam sejarah, yakni tatkala Prabu Siliwangi menghilang tanpa jejak pasca diminta anaknya, Prabu Kian Santang untuk menerima Islam.
Beberapa pihak menyebut bahwa Prabu Siliwangi berubah menjadi Harimau untuk menghindari permintaan Prabu Kian Santang. Kisah ini menjadi cerita legendaris dalam sejarah di kerajaan pajajaran tersebut.
Selain kisah yang melegenda itu, barangkali tidak banyak yang tahu perjalanan Prabu Siliwangi yang jatuh cinta pada Nyai Subang Larang sehingga melahirkan Prabu Kian Santang. Kisah ini, dapat kita temukan dalam Carita Purwaka Caruban Nagari (CPCN) karya Pangeran Arya Cerbon.
Ditulis tahun 1720, CPCN mencatat nama asli Nyai Subang Larang adalah Kubang Kencana Ningrum. Ia putri Ki Gedeng Tapa yang lahir pada tahun 1404. Ki Gedeng seorang syahbandar atau pimpinan pelabuhan Muara Jati di pantai Utara Jawa Barat. Pada masanya, pelabuhan ini termasuk ke dalam kekuasaan kerajaan kecil Singapura.
Ketika itu, Jawa Barat berada dalam kekuasaan dua kerajaan besar yang saling berkerabat, yaitu Galuh yang berpusat di Ciamis dan Sunda yang berpusat di Pakuan Pajajaran atau kita kenal sekarang dengan nama Bogor. Keduanya menguasai kerajaan-kerajaan kecil seperti Singapura, Japura, Wanagiri, dan lain-lain. Kerajaan Sunda dipimpin oleh saudara Prabu Anggalarang yang bernama Raja Susuk Tunggal.
Sejarah mencatat, pada tahun 1415, armada asal Tiongkok pimpinan Laksamana Zheng He atau Cheng Ho berlabuh di Muara Jati. Armada inilah yang mulai mengenalkan Islam ke Jawa Barat.
Maka dalam perjalanannya, pengaruh Islam semakin kuat dengan tibanya Syekh Hasanuddin bin Yusuf Sidik. Ulama Islam ini datang dengan menumpang sebuah perahu dagang yang berangkat dari Campa, tanah yang kini ditinggali oleh orang-orang Vietnam dan Kamboja.
Kedatangan Syekh Hasanuddin masih diperdebatkan. Ada yang menyatakan datang bersama dengan armada Laksamana Cheng Ho, ada pula yang menuliskan bahwa ia datang tiga tahun setelahnya.
Di saat-saat inilah Ki Gedeng Tapa akhirnya memeluk Islam. Selanjutnya, Syekh Hasanuddin pindah ke Karawang dan mendirikan Pesantren Quro di daerah Pura, Desa Talagasari. Ia kemudian dikenal sebagai Syekh Quro. Ki Gedeng menitipkan anaknya untuk berguru di Pesantren Quro. Belajar selama dua tahun kepada ulama asal Campa ini, Kubang Kencana Ningrum disematkan gelar Sub Ang Larang yang berarti Pahlawan Berkuda.
Kala Nyai Subang Larang menyantri di sana, Pamanah Rasa yang kebetulan lewat pesantren tersebut. Tak sengaja mendengar suara Nyai Subang yang merdu, ia langsung jatuh hati.
Pamanah Rasa kemudian meminang Nyai Subang Larang. Ia ingin menjadikannya istri yang menemani sehidup semati. Nyai pun tak menolak pinangan tersebut. Mereka akhirnya menikah.
Pamanah Rasa yang telah menjadi pemimpin kerajaan Singapura, tak lama setelahnya diperangi oleh Amuk Marugul, penguasa kerajaan Japura. Pamanah akhirnya menjadi pemenang dalam pertarungan antarnegeri kecil itu.
Ia selanjutnya pergi ke Pakuan menemui Kentring Manik Mayang Sunda, adik Amuk Marugul. Kentring merupakan putri dari Raja Susuk Tunggal yang juga kakak dari ayahnya.
Terpikat dengan Kentring, ia kemudian menikahi putri Susuk Tunggal tersebut walau telah beristri Nyai Subang Larang. Melihat kecakapan Pamanah, Raja Susuk Tunggal kemudian mengangkatnya menjadi putra mahkota.
Singkat cerita, Nyai Subang ikut diboyong ke keraton Pakuan Pajajaran dan menjadi istri Raja Prabu Siliwangi bersama istri Pamanah lainnya. Nyai Subang akhirnya wafat dan meninggalkan anak-anak yang kemudian keluar dari keraton untuk mengislamkan seluruh tanah yang didiami oleh suku Sunda ini. (PR)
[14/10 06.02] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/7T9sfd7C1DSdaCDj/?mibextid=xfxF2i
Sepeninggal Sumodipuro, pepatih dalem dari Japan (Mojokerto), Raden Bagus Sukapja kemudian diangkat sebagai Kanjeng Raden Adipati Danureja IV (1847-1879). Danureja IV adalah putra dari Danureja II. Selama Perang Jawa (1825-1830), ia menjadi salah satu panglima Diponegoro untuk wilayah Banyumas. Danurejo IV mengajukan pengunduran diri setelah hampir 33 tahun mengabdi pada masa Sultan HB V-HB VI. Beliau dikenal dengan nama Pangeran Harya Juru atau Pangeran Juru Ridder. Danurejo IV meninggal dunia pada tahun 1884 dimakamkan di Astana Mlangi, sebelah utara Demak Ijo, Sleman.
Selanjutnya Kanjeng Raden Adipati Danureja V menjadi Pepatih Dalem Kasultanan Yogyakarta pada 1879-1899. Dalam masa tugasnya, Danureja V memimpin pembangunan ulang Tugu Golong Gilig yang rusak akibat gempa bumi tahun 1867. Setelah tugu berhasil dibangun dengan bentuk baru yang dinamakan ‘de Wite Pal’ diresmikan, nama beliau tertulis pada prasasti di tugu tersebut dan masih bisa dibaca hingga kini. Di bawah pengawasan beliau pula, terbit beberapa karya sastra yang memuat sejarah Kasultanan Yogyakarta, diantaranya Serat Pustaka Jatya dan Serat Babad Mataram. Pada 21 Juli 1899, Patih Danurejo V wafat setelah 20 tahun mengabdi pada masa Sultan HB VI-HB VII.
Posisi Patih Danureja V kemudian dilanjutkan oleh Kanjeng Pangeran Harya Cakraningrat yang bergelar Kanjeng Raden Adipati Danureja VI (1900-1911). Sebagaimana pendahulunya, beliau juga memiliki karya tulis. Antara lain Kempalan Kitab-Kitab Islam dan Serat Betaljemur Adammakna. Putri beliau menikah dengan Sri Sultan HB VII dan melahirkan putra bernama Bendara Raden Mas Kudiarmaji. Ketika dewasa, cucu Patih Danurejo V dan putra Sultan Hamengku Buwono VII ini menjadi tokoh tasawuf Jawa yang dikenal dengan sebutan Ki Ageng Suryomentaram
—
After the passing of Sumodipuro, Patih Dalem from Japan (Mojokerto), Raden Bagus Sukapja was then appointed as Kanjeng Raden Adipati Danureja IV (1847-1879). Danureja IV was the son of Danureja II. During the Java War (1825-1830), he was one of Diponegoro’s commanders for Banyumas. Danurejo IV resigned after 33 years of service from the reign of Sultan HB V to HB VI. He was known as Pangeran Harya Juru or Pangeran Juru Ridder. Danurejo IV passed away in 1884, and was buried in Astana Mlangi, north of Demak Ijo, Sleman.
Then, Kanjeng Raden Adipati Danureja V became Pepatih Dalem Kasultanan Yogyakarta in 1879-1899. During his time, Danureja V led the reconstruction of Tugu Golog Gilig which was damaged by an earthquake in 1867. After the tugu was rebuilt in a new shape, was renamed ‘de Wite Pal’, and was officiated, his name was written on the inscription of the tugu which is still readable until today. Under his supervision, several literatures containing the history of Kasultanan Yogyakarta were published. Among those included Serat Pustaka Jatya and Serat Babad Mataram. In 21 July 1899, Patih Danurejo V passed away after 20 years serving since the reign of Sultan HB VI to HB VII.
The position of Patih Danureja V was then passed on to Kanjeng Pangeran Harya Cakraningrat who had the title of Kanjeng Raden Adipati Danureja VI. As like his predecessors, he also wrote some literatures. These included Kempalan Kitab-Kitab Islam and Serat Betaljemur Adammakna. His daughter was married to Sri Sultan HB VII and bore a son named Bendara Raden Mas Kudiarmaji. As he grew up, the grandson of Patih Danurejo V who was also the son of Sultan Hamengku Buwono VII became the well known Javanese tasawuf figure, Ki Ageng Suryomentaram.
______
Photo: Tepas Tandha Yekti
Sumber:
Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia. Sejarah Nasional Indonesia IV - Edisi Pemutakhiran (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hal 227
[14/10 07.08] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/526Rm9G2TdRKDMaL/?mibextid=xfxF2i
BA'ALAWISASI PEDAKWAH ASAL INDIA
Hb LBY dalam Hipotesa saya Kemungkinan Tidak Mewarisi Y'DNA Ciri Khas Ba'Alawi / Y'DNA Haplogroup G -M201 , karena Nama2 Leluhurnya yang di Kaitkan Kerabat2 Dinasti Mataram itu Asalnya dari Rum / India / Turki (bisa Y'DNA Haplogroup R/J1)
Syarif Ibrahim Al Qodi wafat 1726 (Guru Amangkurat IV)
⬆️
Muhamad.al Qodi (Saudara Abdurahman Juru damai Perjanjian Giyanti wafat 1756)
⬆️
แธคasan seorang Senapati HB I wafat 1752
⬆️
Thaha wafat di Cirebon (bukan Thaha Penang)
⬆️
Umar
⬆️
Hasyim
⬆️
Ali
⬆️
LBY
#Silahkan Buktikan Makam2 Versi Ba'Alawi apakah Ada Inkripsi2 Pada Nisannya Secara Jelas (Eplisit Berikut Nama Marga / Qobilahnya)
#Contoh Nisan yang Jelas Inkripsi2nya
Habib Abdurahman bin Thoha bin Yahya wafat 1817M
๐๐ผ๐๐ผ๐๐ผ๐๐ผ
[14/10 08.15] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/vtDzNSJJR9x1gePa/?mibextid=xfxF2i
PENGUASA PALEMBANG SELANJUTNYA MEMILIH MENJADI VASSAL MATARAM 1596 - 1659 , BARU TAHUN 1659 SUSUHUNAN ABDURAHMAN MEMERDEKAKAN PALEMBANG DARI MATARAM PASCA AYAHNYA TUMENGGUNG MANCONEGORO ( P WIRA KUSUMA BAGIRI TERBUNUH DLM GEGER P ALIT VS SUNAN AMANGKURAT I)
#makam T Manconegoro ada di Banyusumurup
[14/10 08.16] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/QJyTvViJhrvDFNRu/?mibextid=xfxF2i
LEGENDA NYI RORO KIDUL
=======================
Dikutip dari buku berjudul Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Terpopuler yang ditulis oleh Lia Nuralia dan Lim Imadudin, Nyi Roro Kidul adalah anak dari Raja Prabu Siliwangi dari kerajaan Pakuan Pajajaran. Ibunya adalah permaisuri kinasih, permaisuri yang paling disayangi oleh Prabu Siliwangi. Nyi Roro Kidul yang semula bernama Putri Kandita, memiliki paras cantik melebihi ibunya. Oleh karena itu, tidak heran Kandita menjadi putri kesayangan ayahnya.
Sikap Prabu Siliwangi tersebut menumbuhkan kecemburuan antara selir dan putra-putri raja lainnya. Akhirnya, mereka bersekongkol untuk menyingkirkan Kandita dan ibunya. Singkat cerita, Kandita dan ibunya terserang penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Semula mereka dikucilkan lalu diusir dari istana atas perintah Prabu Siliwangi karena desakan selir dan putra putrinya.
Putri Kandita dan permaisuri pergi berkelana menuju selatan wilayah kerajaan. Dalam perjalanan, permaisuri meninggal dunia. Dalam pengembaraannya, Putri Kandita tiba di sebuah aliran sungai. Tanpa ragu, ia menikmati air sungai sepuas hatinya. Ia menyusuri aliran sungai ke arah hulu dan menemukan beberapa mata air yang menyembur deras. Lantas, ia berendam. Dengan kesendiriannya, ia menetap di dekat sumber air panas dan melatih olah kanuragan. Setelah sekian lama tinggal di sungai, tanpa disadari penyakitnya pun berangsur-angsur hilang.
Setelah sembuh, Kandita melakukan perjalanan ke arah hilir sungai. Kandita terpesona saat tiba di muara sungai yang dekat dengan laut. Setelah itu, Putri Kandita memutuskan untuk bermukim di wilayah tepi laut sebelah selatan wilayah Pakuan Pajajaran.
Selama menetap disana, Kandita dikenal luas hingga ke berbagai kerajaan di pulau Jawa sebagai seorang wanita yang cantik. Sejak saat itu, banyak pangeran yang ingin mempersuntingnya. Menghadapi para pelamar, ia mengajukan syarat yaitu para pelamar harus mengalahkan kesaktiannya termasuk bertempur dengan gelombang laut di pantai s
[14/10 08.18] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/1AG3VJ9zxdMYPQFH/?mibextid=xfxF2i
Ternyata ini Alasannya Kenapa Rumah Zaman Kolonial Terasa Lebih dingin walau tanpa AC
Mengapa rumah dan bangunan bergaya arsitektur era kolonial Belanda terasa lebih dingin dan sejuk? Beberapa mungkin mengaitkan dengan hal mistis atau horor. Namun apabila dibedah lebih teliti, terdapat sejumlah alasan mengapa bangunan arsitektur lawas cenderung lebih dingin dan sejuk.
Bangunan arsitektur era kolonial Bangunan peninggalan era kolonial yang masih dapat dijumpai di antaranya Lawang Sewu di Semarang, Gedung Bank Indonesia di Yogyakarta, Gereja Katedral di Jakarta, Gereja Blenduk di Semarang, dan lainnya. Saat memasuki bangunan khas Belanda, pengunjung akan merasakan hawa sejuk dan nyaman.
Penjelasan akademisi Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Ashar Saputra, PhD mengatakan, terdapat sejumlah alasan mengapa bangunan era Belanda bisa terasa sejuk. Hal itu menurut Ashar dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya adalah unsur-unsur yang ada dalam bangunan tersebut. Mulai dari dinding, atap, hingga lantainya.
Ashar menjelaskan, biasanya bangunan Belanda menggunakan pasangan bata dinding yang tebal. Batu bata yang tebal pada dinding secara teori itu akan meredam panas dari luar. Faktor lain yang berpengaruh yakni bangunan Belanda menggunakan sudut atap yang tinggi, lebih dari 50 derajat. Hal ini membuat ruang udara di bawah atap mampu meredam panas dari atap, sehingga kondisi di bawahnya tetap sejuk. "Lalu masih dilengkapi dengan sistem sirkulasi udara di atap yang baik, sehingga ruang udara di bawah atap selalu dingin," ujar Ashar Tak hanya itu, tinggi tembok bangunan Belanda juga menyebabkan udara ruangan lebih sejuk dan lebih dingin.
Ciri arsitektur bangunan tempo dulu Dilansir dari kompas, (20/9/2021), dijelaskan mengenai ciri-ciri arsitektur bangunan khas Belanda yang terasa sejuk meski tidak menggunakan air conditioner (AC). Ini rinciannya:
1. Berwarna krem atau putih
Rumah bergaya Indis identik dengan cat dinding warna putih atau krem. Gaya tersebut tidak pernah berwarna mencolok atau cerah.
2. Memiliki jendela berlapis
Zaman dulu, jendela didominasi jalusi atau krepyak. Bentuk jendela berdaun ganda dan berlapis dua. Bagian luar jendela berupa jalusi atau krepyak dan bagian dalam jendela menggunakan hiasan kaca patri atau kaca transparan. Terdapat juga bentuk jendela berdaun ganda dan tunggal yang tidak berlapis dua, dengan ornamen pada jendela berupa jalusi atau krepyak.
Selain menggunakan jalusi, beberapa jendela juga menggunakan kaca patri. Jendela bagian dalam umumnya tidak memakai korden karena hiasan kaca patri tersebut berfungsi sebagai tirai. Jendelanya yang berlapis resisten terhadap maling yang masuk ke rumah.
3. Pintu yang memiliki lubang angin
Penggunaan jalusi juga digunakan pada pintu adalah ciri arsitektir tropis, sebagai salah satu bentuk adaptasi terhadap iklim tropis agar udara masuk ke dalam rumah. Serta, pada bagian atas pintu terdapat lubang angin atau ventilasi dari kayu yang menyatu dengan kusen pintu.
4. Atap berbentuk perisai
Bentuk rumah bergaya Indis berbentuk perisai atau limasan. Atap perisai yang diadaptasi dari bentuk rumah tradisional Jawa dan penyesuaian bentuk atap yang dibuat miring karena memberi ruang yang cukup antara atap dan plafon, sehingga ruangan di bawahnya tidak panas. Selain itu, terdapat parapet yang mengelilingi atap berguna untuk menyembunyikan peralatan atap, mengurangi beban angin di atap dan mencegah penyebaran kebakaran.
5. Dinding tebal
Kebanyakan rumah era kolonial berdinding tebal yang masih asli terbuat dari tembok bata memilki ketebalan dinding rata-rata 15 dan 30 cm.
Dengan ketebalan itu dapat membuat panas matahari butuh waktu lama untuk memanaskan dinding.
6. Memakai ubin berjenis PC dan teraso
Lantai pada rumah dengan langgam Indis menggunakan penutup dari teraso dan PC atau tegel karena mampu menyerap udara panas, sehingga ruang didalamnya terasa dingin.
7. Memiliki langit-langit yang tinggi
Rumah dengan gaya Indis identik dengan langit-langit yang tinggi karena sirkulasi udara dalam rumah dapat berjalan dengan lancar dan membuat rumah terlihat lebih luas.
8. Teras
Posisi teras pada gaya Indis biasanya terletak di depan rumah menjadi ruang peralihan antara bagian luar dan dalam rumah. Mempunyai teras menambah kesan mewah pada rumah, selain fungsinya untuk bersantai. Keberadaan teras di rumah bisa menjadi area sirkulasi udara dan masuknya cahaya matahari alami.
#urangbogor
#admin
FB. Cinema Indonesia
Celana murmer:
https://s.shopee.co.id/2AvxE53ZBq
https://s.shopee.co.id/5ppFasnr31
[14/10 08.21] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/5DdtDZN6pYavwgTW/?mibextid=xfxF2i
Penguasa Jawa menurut Babad Tanah Jawi
Era Jawa Kuno
Kerajaan Kadiri
Prabu Gendrayana
Prabu Jayapurusa
Prabu Sariwahana
Prabu Batara Aji Jayabaya
Prabu Jaya Amijaya
Prabu Jaya Amisena
Prabu Aji Pamasa
Kerajaan Pengging
Prabu Pancadriya
Prabu Anglingdriya
Prabu Darmamaya
Kerajaan Janggala
Lembu Amiluhur
Raden Panji
Kuda Laleyan
Prabu Banjaransari
Prabu Mundingsari
Prabu Sri Pamekas
Kerajaan Majapahit
Raden Sesuruh
Raden Anom
Raden Adaningkung
Raden Hayam Wuruk
Raden Lembu Amisani
Raden Bratanjung
Raden Alit atau Prabu Brawijaya
Era Jawa Pertengahan
Kerajaan Demak
Raden Patah (1478 – 1518)
Pati Unus (1518 – 1521)
Trenggana (1521 – 1546)
Sunan Prawata (1546 – 1547)
Arya Panangsang (1547 - 1554)
Kerajaan Pajang
Jaka Tingkir, bergelar Adiwijaya (1568 – 1582)
Arya Pangiri, bergelar Awantipura (1583 – 1586)
Pangeran Benawa, bergelar Prabuwijaya (1586 – 1587)
Kerajaan Mataram
Panembahan Senapati / R. Ng. Saloring Pasar (1586 – 1601)
Anyakrawati / Sunan Krapyak (1601 – 1613)
Anyakrakusuma / Sultan Agung (1613 – 1645)
Amangkurat I / Sunan Tegalarum (1645 – 1677)
Amangkurat II / Sunan Amral (1680 – 1702)
Amangkurat III / Sunan Mas (1702 – 1705)
Pakubuwana I / Sunan Ngalaga (1705 – 1719)
Amangkurat IV / Sunan Jawi (1719 – 1726)
Pakubuwana II / Sunan Kumbul (1726 – 1742)
Amangkurat V / Sunan Kuning (1742 – 1743)
Era Jawa Baru
Perjanjian Giyanti membagi wangsa Mataram menjadi dua kekuasaan, kepada Pakubuwana di Surakarta dan Hamengkubuwana di Yogyakarta. Sedangkan Perjanjian Salatiga membagi kekuasaan baru dari Pakubuwana, yaitu Mangkunagara.
Kesunanan Surakarta
Pakubuwana II / Sunan Kumbul (1745 – 1749)
Pakubuwana III (1749 – 1788), mengakui kedaulatan Hamengkubuwana I sebagai penguasa setengah wilayah kerajaannya.
Pakubuwana IV / Sunan Bagus (1788 – 1820)
Pakubuwana V / Sunan Sugih (1820 – 1823)
Pakubuwana VI / Sunan Bangun Tapa (1823 – 1830)
Pakubuwana VII (1830 – 1858)
Pakubuwana VIII (1859 – 1861)
Pakubuwana IX (1861 – 1893)
Pakubuwana X (1893 – 1939)
Pakubuwana XI (1939 – 1944)
Pakubuwana XII (1944 – 2004)
Pakubuwana XIII (2004 – sekarang)
Kesultanan Yogyakarta
Hamengkubuwana I / Pangeran Mangkubumi (13 Februari 1755 - 24 Maret 1792)
Hamengkubuwana II / Sultan Sepuh (2 April 1792 - 1810) periode pertama
Hamengkubuwana III (1810 - 1811) periode pertama
Hamengkubuwana IV / Sultan Besiyar (9 November 1814 - 6 Desember 1823)
Hamengkubuwana V (19 Desember 1823 - 17 Agustus 1826) periode pertama
Hamengkubuwana VI (5 Juli 1855 - 20 Juli 1877)
Hamengkubuwana VII / Sultan Sugih (22 Desember 1877 - 29 Januari 1921)
Hamengkubuwana VIII (8 Februari 1921 - 22 Oktober 1939)
Hamengkubuwana IX (18 Maret 1940 - 2 Oktober 1988)
Hamengkubawana X (7 Maret 1989 - sekarang)
Kadipaten Mangkunagaran
Mangkunagara I / Pangeran Sambernyawa (1757 - 1795)
Mangkunagara II / di masa muda bergelar Pangeran Surya Mataram dan Pangeran Surya Mangkubumi (1795 - 1835)
Mangkunagara III (1835 - 1853)
Mangkunagara IV (1853 - 1881)
Mangkunagara V (1881 - 1896)
Mangkunagara VI (1896 - 1916)
Mangkunagara VII (1916 - 1944)
Mangkunagara VIII (1944- 1987)
Mangkunagara IX (1987 - 2021)
Mangkunegara X (2022 - sekarang)
SC : Wikipedia
[14/10 09.37] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02daxTnh5jqx6fzZXz4dxfhySx4NsRZ9XvCyBt9Fvztv1pQRNBpCL64EK4kdnmMyoyl&id=100070136276789&post_id=100070136276789_pfbid02daxTnh5jqx6fzZXz4dxfhySx4NsRZ9XvCyBt9Fvztv1pQRNBpCL64EK4kdnmMyoyl&sfnsn=wiwspwa&mibextid=VhDh1V
Sejarah Kerajaan Kutai: Pendirian, Masa Kejayaan dan Penyebab Runtuh
Indonesia terdiri dari banyak kerajaan yang sangat beragam pula. Dari sekian kerajaan yang ada di Indonesia, terdapat kerajaan tertua yang berhasil berdiri dengan segala lika-liku yang dilaluinya.
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Begini sejarah berdirinya Kerajaan Kutai, lokasi, masa kejayaannya dan penyebab runtuhnya kerajaan.
Berdirinya Kerajaan Kutai
Dikutip dari buku "Salasilah Kutai" oleh D. Adham, Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia yang terletak di pedalaman Kalimantan Timur.
Kerajaan Kutai dicetuskan oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti pada abad ke-13 Masehi. Didirikannya kerajaan ini sekitar abad ke-4 Masehi oleh Asmawarman, sebagai pendiri dinasti Kerajaan Martapura.
Menurut batu-batu atau prasasti-prasasti berbentuk yupa yang terdapat di kerajaan Hindu, di sekitar tahun 400 Masehi di Kalimantan Timur terdapat kerajaan pertama bernama Kundungga. Namun, ada juga yang menyebutnya dengan Kudungga. Raja pertama yang memerintah kerajaan tersebut adalah Raja Kundungga atau Kudungga.
Raja Kundungga memiliki seorang anak bernama Asmawarman. Raja Asmawarman memiliki tiga putra, di antaranya adalah Sang Mulawarman. Oleh karena itu, kerajaan Hindu yang didirikan sekitar tahun 400 Masehi dinamakan Kerajaan Mulawarman.
Selain nama Kutai, ada pula nama-nama lain kerajaan Kutai, yaitu Kerajaan Mulawarman, Kerajaan Kutai Mulawarman, Kerajaan Martadipura, Kerajaan Kutai Martadipura, Kerajaan Kutai ing Martadipura, dan Kerajaan Kutai Mulawarman ing Martadipura.
Lokasi Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai berlokasi di Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai Kertanegara. Kerajaan ini berpusat di Muara Kaman. Pusat kerajaan kemudian dipindah ke hulu Sungai Mahakam, yaitu Pemarangan (Jembayan).
Perpindahan ini disebabkan oleh Kutai Lama yang sudah tak lagi aman karena adanya serangan perampok Lanun Solok. Secara administratif, Kutai Lama merupakan desa di Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
Masa Kejayaan Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai menikmati masa-masa kejayaannya di bawah pimpinan Raja Mulawarman yang berhasil menyejahterakan rakyatnya dalam berbagai aspek. Raja Mulawarman bahkan melakukan upacara pengorbanan emas dengan membagikan emas kepada rakyatnya dan sebagai persembahan bagi para dewa.
Berikut ini keberhasilan Raja Mulawarman di berbagai aspek.
Aspek ekonomi
Masyarakat dimudahkan untuk bercocok tanam karena letak wilayah mereka dekat Sungai Mahakam. Kegiatan ini juga dijadikan sebagai mata pencaharian utama mereka selain beternak dan berdagang.
Sistem penarikan hadiah yang diterapkan oleh Kerajaan Kutai kepada raja pedagang luar yang bertransaksi di wilayah kerajaan mampu menarik pemasukan dari sumber lain dan dapat memperkaya wilayah kerajaan.
Aspek sosial
Di Kerajaan Kutai, masyarakat mampu menguasai bahasa sansekerta dan huruf pallawa. Hal ini menandakan bahwa mereka termasuk golongan terdidik yang dinamakan Golongan Brahmana dan Ksatria.
Aspek politik
Selama masa pemerintahan Raja Mulawarman, stabilitas politik kerajaan terjaga dengan baik dan menjadi kekuatan terbesar yang berpengaruh signifikan terhadap aspek lainnya.
Aspek agama
Kekentalan keyakinan luhur di Kerajaan Kutai dibuktikan dengan adanya prasasti Yupa yang berbentuk seperti tugu batu. Asal usul prasasti ini adalah dari nenek moyang di zaman Megalitikum.
Keberhasilan Raja Mulawarman untuk menyatukan kehidupan penganut agama Hindu siwa dan golongan brahmana, serta mampu menciptakan kebebasan memilih agama Hindu dengan bermacam-macam alirannya.
Runtuhnya Kerajaan Kutai
Dikutip dari jurnal Ri'ayah, awal terjadinya pergeseran politik di Jawa pada abad ke-4 Masehi menyebabkan keruntuhan Kerajaan Kutai. Para perantau yang berasal dari Jawa mengarungi lautan dan tiba di daerah ini.
Pecahlah pertempuran antara Kerajaan Kutai Martapura dan Kerajaan Kutai Kertanegara. Pertempuran ini berakhir dengan ditaklukkannya Kerajaan Kutai Martapura oleh Kerajaan Kutai Kertanegara yang saat itu diperintah oleh Raja Pangeran Sinom Panji Mendapa.
Keruntuhan Kerajaan Kutai membuat seluruh wilayah kekuasaannya jatuh ke tangan penguasa Kerajaan Kutai Kertanegara. Hal ini juga menimbulkan perubahan nama kerajaan menjadi Kutai Kertanegara ing Martadipura.
[15/10 01.40] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/cQz5XNU96k6kmYNU/?mibextid=xfxF2i
GUGURNYA DYAH PITALOKA CITARASEMI
Dyah Pitaloka Citarasemi adalah putri Mahaparabu Linggabuana, dari Kerajaan Galuh-Sunda bersatu, putri inilah yang akan dikawinkan dengan Hayam Wuruk Raja Majapahit.
Ketika sampai Di Bubat, Rombongan Pengantin dikecewakan, sebab Gajah Mada mengehendaki rombongan Raja Sunda yang membawa Putri menyerahkan Putri tersebut sebagai tanda takluk. Hal ini jelas membuat marah Raja dan Patih Sunda. Mereka menolak dan memaki Gajah Mada agar jangan banyak omong besar, serta memerintahkan Gajah Mada untuk mendatangkan Hayam Wuruk untuk menyambut pengantin, namun Gajah Mada yang didukung Bre Wengker (Kelak Menjadi Mertua Hayam Wuruk) menolak.
Maka secara tiba-tiba, setelah Gajah Mada pergi dari Bubat ia membawa bala tentara Majapahit yang cukup besar, Pasukan Majapahit menyerang Rombongan Sunda yang hanya terdiri dari beberapa Ratus orang saja.
Perang tak seimbang pecah, satu demi satu pasukan Sunda wafat, dan bahkan Maharaja Prabu Linggabuanapun wafat setelah sebelumnya berperang dengan gagah perwira.
Mendapati ayah dan seluruh pasukan Sunda wafat, Dyah Pitaloka yang tidak sudi dijadikan sebagai tawanan memilih bunuh diri.
#sejarah #majapahit #facebook #fbpro #sorotan #semuaorang
#diahpitaloka #pitaloka #padjadjaran
[17/10 00.58] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/r/cYATCVYK9tAE56zE/?mibextid=A7sQZp
Ilmu tanpa HIDAYAH KEBENARAN BUKAN JAMINAN.
BANYAK YANG BER ILMU MALAH SESAT DAN MENYESATKAN.
HALO PAK MUKIBIN.
APALAGI KENYATAANYA BANYAK YANG BER ILMU JUGA MALAH BANGGA MEMPER JONGOSKAN DIRINYA KE JUNJUNGAN SETIANYA YANG SEBENARNYA KETURUNAN YAHUDI GEROMBOLAN-NYA MUSO AL MUNAWAR DAN DN AIDIT.
[17/10 00.59] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/UmJrT98A8p1RckT8/?mibextid=xfxF2i
KETURUNAN SUNAN GUNUNG JATI
Urutan keturunan Sunan Gunung Jati jika didasarkan pada usianya adalah sebagai berikut:
(1) Ratu Winaon, lahir pada tahun 1477. Lahir dari Nyai Kawunganten
(2) Pangeran Sebakingkin (Mulana Hasanudin), lahir pada 1479 dari Nyai Kawunganten
(3) Pangeran Jayakelana, lahir pada 1486 dari Syarifah Bagdad
(4) Pangeran Bratakela (Pangeran Gung Anom), lahir pada 1489 dari Syarifah Bagdad
(5) Ratu Ayu, lahir pada 1492 dari Rara Tepasan
(6) Muhamad Arifin (Pangeran Pasarean), lahir pada 1493, dari Rara Tepasan
[17/10 01.01] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/byk43YTB4nGnoFBY/?mibextid=xfxF2i
3 Istri cantik Prabu Brawijaya V yang bukan berdarah Jawa, tapi fakta mereka melahirkan raja-raja kerajaan Islam di pulau Jawa.
1. Siu Ban Ci
“Siu Ban Ci yang dikenal dengan nama Tan Eng Kian adalah putri dari saudagar dan ulama dari Tionghoa bernama Syekh Bentong, Siu Ban Ci melahirkan putra bernama Raden Patah yang menjadi raja di kerajaan Demak.
2. Putri Campa
Putri Campa bernama asli Amaravati yang merupakan putri dari Raja Kauthara.
Putri Campa melahirkan anak perempuan bernama Retno Pembayun yang menikah dengan Pangeran Andayaningrat, penguasa Pengging yang dikenal Ki Ageng Pengging Sepuh.
Putri Campa juga memiliki putra bernama Bathara Katong, yang merupakan penguasa pertama Ponorogo, sekaligus pelopor penyebar agama Islam di Ponorogo.
3. Bondrit Cemara
Bondrit Cemara atau yang biasa dikenal Wandan Kuning melahirkan putra bernama Bondan Kejawan adalah buyut dari Panembahan Senopati Raja Mataram islam pertama, maka dari itu Bondrit Cemara merupakan leluhur dari keturunan Panembahan Senopati.
Dengan demikian, kehidupan Brawijaya V dan perempuan-perempuannya memberikan warna tersendiri dalam perjalanan sejarah Majapahit dan Nusantara.
Di terbitkan oleh
@sorotan ู ุญู ุฏ ุฌู ุงู ุงูุฏูู ุงูุจุฑ
#majapahit #padjadjaran #Kartosuro #sriwijaya #sundagaluh #singasari #mataramkuno #kasultanandemak #kasultananpadjang #kasultanabanten #kasultananmataram #kasultanancirebon #legenda #mitos #dongeng #ceritarakyat #fyp #viral #tranding #fbpro #sejarahkerajaanislam #sejarahkerajaanhindubudha #sejarahkebudayaankerajaanhindubudha #sejarahperadabankerajaanislam #sejarahperadabankerajaanhindubudha #pengikut
[18/10 09.06] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/RedNLvPxbGKjA6Mn/?mibextid=xfxF2i
KEMATIAN PRABU SILIWANGI
Prabu Siliwangi wafat pada tanggal 31 Desember 1521. Tanggal dan tahun tersebut didasarkan pada tahun Penobatan Prabu Surawisesa sebagai Raja Pajajaran pengganti ayahnya dan juga didukung oleh Prasasti Batu tulis Bogor yang mengabarkan tentang peringatan hari kematian Prabu Siliwangi oleh anaknya Prabu Surawisesa. Prasasti tersebut dibuat pada 1533, atau 12 tahun selepas wafatnya Prabu Siliwangi.
Selanjutnya berdasarkan pada Prasasti Tembaga Kebantenan disebut Sri Baduga Maharaja alias Prabu Siliwangi Susuhunan di Pakuan Pajajaran, memerintah selama 39 tahun (1482 - 1521). Ia disebut secara anumerta Sang Lumahing (Sang Mokteng) Rancamaya. Ini Artinya beliau wafat normal dan kemudian dipusarakan disuatu temnpat yang bernama Rancamaya.
Oleh karena itu, cerita mengenai menghilangya Sri Baduga Maharaja dengan cara moksa, yaitu naik keatas langit dan kemudian bersatu dengan dewa sebagaimana diceritakan dalam legenda merupakan dongeng yang tidak benar.
Sumber Sejarah cirebon
[18/10 09.31] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/ZoF9LmMNnTyZLNfU/?mibextid=xfxF2i
Pangeran Surowiyoto
...........
Pangeram Surowiyoto atau Surawiyata alias Raden Kikin atau Pangeran Sekar adalah Adipati Babagan Caruban Lasem yang memerintah pada pertengahan abad 16, ia juga merupakan Putra Mahkota dari Kesultanan Demak. Riwayat mengenai Pangeran Surowiyoto tercantum dalam beberapa serat dan babad yang ditulis ulang pada periode bahasa Jawa Baru (abad ke-19), seperti Babad Tanah Jawi, Babad Lasem dan Babad Demak. Makam Pangeran Surowiyoto berada di Desa Gedong Mulyo Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Disini beliau juga dikenal dengan sebutan seorang Raja Tanpa Mahkota.
Menurut Serat dan babad,
Pangeran Surowiyoto lahir di Lasem pada tahun 1477 adalah putra pertama dari Raden Fatah Sultan Demak anak dari Prabu Brawijaya V. Ibunya adalah Cucu dari Raden Rahmat Sunan Ampel bernama Putri Solekha anak dari pasangan Pangeran Wironegoro adipati Lasem dengan Nyai Ageng Malokha alias Syari'ah, adalah isteri pertama Permaisuri dari Raden Fatah. Isteri Pangeran Surowiyoto bernama Putri Ayu Retno Panggung anak dari Adipati Jipang Ratu Ayu Retno Kumolo anak dari Raja Majapahit Prabu Brawijaya V, isteri dari Ki Hajar Windusana, sehingga Pangeran Surowiyoto juga mewarisi kedudukan Ibu nya sebagai Adipati Jipang. Pangeran Surowiyoto juga memiliki seorang adik perempuan bernama Ratu Mas Nyawa yang menjadi menantu dari Syarif Hidayatulloh alias Sunan Gunung Jati Cirebon.
Pada tahun 1521 suami dari anak pertama Raden Fatah yang bernama Pati Unus (orang Portugis menyebutnya Pate Unus, dikenal juga sebagai Pangeran Sabrang Lor anak dari Raja Adipati Jepara Mohammad Yunus, melakukan penyerangan ke Portugis di Malaka. Pati Unus gugur dalam perang. Dikisahkan bahwa Trenggana adik dari Pate Unus berebut takhta dengan Pangeran Surowiyoto alias R. Kikin.
Pangeran Surowiyoto atau Raden Kikin memiliki 2 orang putra yang bernama R. Arya Penangsang dan R. Arya Mataram, sedangkan Trenggana memiliki putra pertama bernama R. Mukmin atau yang disebut juga sebagai Sunan Prawoto . Putra Pertama Trenggana Raden Mukmin dikisahkan membunuh Raden Kikin sepulang sholat Jumat di tepi sebuah sungai di Lasem dengan menggunakan keris Kyai Setan Kober milik Sunan Kudus yang diambilnya secara diam - diam. Kematian Pangeran Surowiyoto Sang Putra Mahkota membuat Trenggana menjadi Sultan ketiga dari Kerajaan Demak. Sejak itu Pangeran Surowiyoto atau Raden Kikin dikenal dengan sebutan Pangeran Sekar Seda ing Lepen, artinya "Bunga yang gugur di sungai".
#Lasem #demak #kasulatanandemak #radenpatah #patiunus #aryapenangsang #kerajaanjipang #mataramkuno #sunankudus #brawijaya #pangeransurowiyoto #radenkikin #naskahparahyangan #pararaton #kertanegara
#rajasriwijaya #demakbintoro #keratonsriwijaya
#Gajahmada #Majapahit #sumpahpalapa
#jawa #aneh #jawakuno #kerajaanjawa #radenwijaya #mataramkuno #viral #sejarahkita
[19/10 18.09] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Ibnu Nuur Ahmad
Silsilah Bingung
Silsilah bingung.....
Dlm 1 keluarga kok bisa menulis silsilah berbeda? Yg ini dr jalur HB IV, yg satu lg dr PB III dan yg lain lg dr jalur Amangkurat IV. Dari nama Mangkubumi semua jalur yg ditulis oleh keluarga tersebut tidak satupun nyambung krn time linenya jauh, masa antara cucu dan kakek lebih dulu lahir cucunya. Para Sejarawan Banyumas tau bahwa dlm Babad Banyumas tidak menuliskan nama keturunan Adipati Merden (Wirakusuma) krn babad Bahyumas hanya menuliskan nama-nama ketuunan dr Jaka Kaiman dan saya mengira bahwa Demang Sutawijaya (Demang Merden) adalah keturunan ke sekian dr Adipati Merden (Wirakusuma) namun perkiraan tersebut masih belum final krn minimnya literasi baik catatan atau cerita tutur.
[20/10 11.49] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/5VDpPX3EjEx1bSwZ/?mibextid=xfxF2i
MENGENAL SOSOK SHARIF HUSEIN, RAJA PANDHITA SUSUHUNAN KUDUS al AWWAL
Pada sekitar tahun 1436 M, seorang juru dakwah asal Palestina bernama Sharif Husein datang ke Nusantara. Sharif Husein kemudian bertempat tinggal di sekitar wilayah Jawa Tengah, dan pada masa sekarang daerah itu dikenal dengan nama KUDUS.
Ada yang berpendapat Sharif Husein ini adalah saudara dari Raden Rahmat Susuhunan Ampel, namun dalam versi lain dikatakan sosok ini adalah sepupu dari Raden Rahmat Susuhunan Ampel dan ada juga yang menyatakan Sharif Husein ini berasal dari keluarga penguasa Palestina di Jazirah Arab.
Sharif Husein selain dikenal sebagai Susuhunan Kudus al Awwal juga dikenal dengan gelar dan nama, Sayyid Ali Murtadho, Raden Santri, Sunan Lembayung serta Raja Pandhita.
SUSUHUNAN NGUDUNG
Sharif Husein atau Susuhunan Kudus al Awwal memiliki seorang putra bernama Sharif Usman. Sharif Usman sejak usia dini bermukim di wilayah Palestina, ia dititipkan kepada kaum kerabatnya yang ada disana.
Di Palestina, Sharif Usman kemudian bergabung dalam pasukan Islam Kesultanan Mamluk, yang membawanya terlibat dalam berbagai peperangan serta mendapatkan banyak pengalaman di bidang kemiliteran di sana.
Pada saat Kesultanan Demak Bintoro berdiri, Sharif Usman atau Syekh Sabil dipanggil ke Nusantara. Di Kesultanan Demak, Sharif Usman diamanatkan untuk melatih tentara Demak.
Sharif Usman di kemudian hari lebih dikenal sebagai Susuhunan Ngudung, dan menjabat sebagai Panglima Angkatan Perang Kesultanan Demak.
Sharif Usman memiliki putra bernama Sharif Jaafar Shadiq, yang kelak menggantikan posisinya sebagai Panglima Perang Kesultanan Demak. Sharif Jaafar Shadiq mengikuti jejak kakeknya tinggal di daerah Kudus, sehingga iapun dikenal dengan nama Susuhunan Kudus.
WaLlahu a’lamu bishshawab
CATATAN PENAMBAHAN:
1. Berdasarkan timeline Sharif Husein Susuhunan Kudus al Awwal lahir sekitar tahun 1405 M, Sharif Usman Susuhunan Ngudung (Syekh Sabil) lahir sekitar tahun 1445 M, Sharif Jaafar Shadiq Susuhunan Kudus lahir sekitar tahun 1475 M dan Sharif Amir Hasan Panembahan Kudus lahir sekitar tahun 1500 M.
[20/10 11.52] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.facebook.com/share/p/7e9XtGCmLR7F7Sv3/?mibextid=xfxF2i
KISAH KEWAFATAN SUNAN KALIJAGA
Menurut Naskah Mertasinga, di hari tuanya Sunan Kalijaga tinggal di Dalem Agung Pakungwati (Istana Kesultanan Cirebon), meskipun demikian dikomplek Istana tersebut beliau membuat bangunan baru yang dikelilingi tembok.
Pada suatu hari, Sunan Kalijaga menderita sakit kepala, maka semenjak itulah beliau didalam kediamanya ditemani oleh dua orang punakawan utusan Sultan Cirebon yang bernama Ki Memek dan Ki Cengal. Selanjutnya dikisahkan bahwa sakitnya Sunan Kalijaga menjadi semakin parah, beliaupun kemudian wafat. Kedua punakwan yang bertanggung jawab membantu Sunan Kalijaga dimasa-masa sepuhnya itu kemudian melaporkan kewafatan tuanya kepada Sultan Cirebon.
Kala itu Cirebon diperintah oleh Panembahan Ratu, cicit Sunan Gunung Jati, Raja kedua Kesultanan Cirebon. Sang Raja kemudian menyempurnakan jenazahnya, akan tetapi jenazah Sunan Kalijaga tidak dimakamkan di Cirebon. Dalam sejarah Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu Jawa Tengah.
Informasi mengenai penguburan Jenazah Sunan Kalijaga dalam naskah Mertasinga ditulis dengan bahasa kiasan, dalam naskah itu disebutkan bahwa jenazah Sunan Kalijaga raib tak berbekas, yang tertinggal hanyalah kainnya saja, dari itu Panembahan Ratu kemudian menguburkan kain penutup jenazah itu di sebelah timur mihrab Masjid Agung Cirebon.
Oleh : Fanspage Sejarah Cirebon
#sejarah #kalijaga #nusantara
#jangkauan #foryou
[21/10 10.14] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://m.facebook.com/groups/817805909459412/permalink/1237932507446748/?sfnsn=wiwspwa&ref=share&mibextid=VhDh1V
Sejak jaman Rasulullah sahabat nabi dan keluarga nabi gelarnya Sayyid kok sekarang berubah jadi gelar labib/Kabib lebih mulia dari Sayyid?
ู ุงูุญู ุฏ ّููู ุฑุจّ ุงูุนุงูู ูู
ุตّูู ุงّููู ุนูู ู ุญู ّุฏ
No comments:
Post a Comment