HARTABUTA :
Ahad, 11-8-2024.
SEMESTA BERGERAK LURUSKAN SEJARAH PERADABAN ISLAM NUSANTARA
*NASAB BA'ALWI PALSU & PERADABAN NUSANTARA LEBIH UNGGUL DARI NEGERI MANAPUN*
(Menjawab agitasi seorang anggota grup yang menyebut-nyebut nama saya terkait video berikut)
Oleh: *Abdur Rahman El Syarif*
Jawaban atas postingan sebuah video dengan judul sebagaimana screenshoot pada halam ini dengan caption:
"Semoga video ini mencerahkan bagi semua, khususnya teruntuk pak abdur, gus dadang cs, nonton yuk"
Membaca postingan dan ajakan akun dengan nama DJamaludin Maliasen, saya tersenyum sambil ngopi bersama sahabat di sebuah Cafe pinggir pantai. Oh iya, saya tidak membuka link youtube-nya tapi saya sudah paham isinya.
Sembari menghirup dalam-dalam asap sebatang kretek yang terasa gurih dan menyempatkan nyeruput kopi yang masih panas karena baru disuguhkan oleh seorang gadis nusantara yang ramah dengan pakaian kebaya dan sarung jawa (jari') saya menyampaikan komentar:
"mengapa harus jauh-jauh sms/WA dengan ulama-ulama dari manca negara, padahal kita memiliki banyak ulama nusantara yang lebih alim dari ulama-ulama yang disebut dalam video ini."
Kekaguman secara berlebihan kepada ulama-ulama dari luar nusantara dan mengabaikan khasanah keilmuan yang ada dalam masyarakat nusantara adalah ciri dari sikap inferioritas intelektual sebagai dampak serius dari dogma, doktrin dan perbudakan spiritual yang dilakukan oleh klan Ba'alwi di nusantara bersama kaum kolinial penjajah Belanda dalam jangka waktu yang lama.
Sebagian besar dari para penentang Tesis KH. Imaduddin Usman Al Bantany adalah mereka yang 'mengaku' pinter tetapi tak sadar mereka sedang 'terkurung' dan 'terbelenggu' dalam 'perbudakan spiritual Ba'alwi'.
Sebagian besar dari mereka kurang memiliki kekaguman dan rasa cinta atas khasanah peradaban bangsa, khususnya peradaban islam nusantara, tampak sekali tulisan-tulisannya kering akan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme, dan lebih memuja peradaban bangsa lain yang sebenarnya jauh lebih rendah dari bangsa nusantara.
Buat apa kita bersibuk ria mencari sobekan-sobekan kitab yang ada di negeri orang sementara tumpukan manuskrip di negeri sendiri belum terjamah.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Prof. Dr. Menachem Ali (ini ulama nusantara, lho), guru besar Filologi Universitas Airlangga bahwa:
"Manuskrip bukanlah barang rongsokan yang siap ditempatkan di tong sampah, namun manuskrip bisa berbicara tentang gemilang peradaban masa kuno yang sering kita gagal memahaminya"
"Bila kita bandingkan khasanah keunikan peradaban nusantara yang berbasis bahasa jawa dengan peradaban eropa yang berbasis bahasa latin, keduanya muncul sebagai bahasa lingua franca pada era abad pertengahan, peradaban nusantara justru jauh gemilang dan unggul dibandingkan dengan peradaban eropa karena faktanya artefak kebudayaan barat hanya berkaitan dengan keilmuan skolastik yang dikenal dengan sebutan literatur keagamaan, tidak menyentuh sains atau keilmuan modern. Sementara artefak kebudayaan nusantara menyentuh semuanya."
Oleh karena itu berbanggalah dengan aset keilmuan bangsa nusantara, sebagai artefak kebudayaan yang tersimpan dalam manuskrip-manuskrip kuno yang kini kita warisi sebagai dokumen kebudayaan yang kita peroleh dari nenek moyang kita sebagai salah satu penyangga peradaban dunia.
Dan bagi mereka yang tidak memiliki kebanggan akan kebesaran bangsa nusantara, pastilah ada yang keliru dalam membagun kerangka berfikirnya, atau masih terhalang hijab yang tebal sebagai akibat doktrin Belanda dan para anteknya, yakni klan Ba'alwi, si Yahudi Kazhar.
*نعوذ بالله من ذالك*
https://www.facebook.com/share/p/ZmECGb1TUnvgd8xQ/?mibextid=qi2Omg
و الحمد لله رب العالمين
صلى الله على محمد
No comments:
Post a Comment