HARTABUTA :
Rabu, 24-7-2024.
[24/7 19.54] Aryanto Surabaya:
https://www.facebook.com/100009397006908/posts/2908380036151868/?mibextid=rS40aB7S9Ucbxw6v
[24/7 20.09] Aryanto Surabaya:
KI AGENG JURU MERTANI
Ki Juru Mertani mempunyai nama kecil R. Abdurahman, Beliau adalah adalah cucu dari Ki Ageng Selo juga cucu buyut dari Sunan Giri. Ki Juru Mertani adalah murid dari Ki Ageng Selo juga Sunan Kalijaga. Sosok Ki Juru Mertani digambarkan sebagai seorang Petani yang berwawasan negarawan, disaat para bangsawan lain lebih tertarik untuk mengolah ketrampilan fisik , pada masa mudanya Ki Juru Mertani lebih tertarik pada ilmu agama, olah rasa, serta ilmu ketatanegaraan, filsafat, psikologi maupun strategi . Meskipun demikian Ki Juru Mertani adalah seorang guru yang adem, sederhana, bijaksana dan tidak ambisius akan kekuasaan,Beliau dikenal sebagai sosok yang bisa menahan emosi dan bisa mengendalikan diri. Beliau menghabiskan masa mudanya bersama sepupu sekaligus kakak iparnya yaitu Ki Ageng Pemanahan , Beliau sangat mendukung kegiatan Ki Ageng Pemanahan bahkan dalam berbagai peristiwa Ki Ageng Pemanahan lebih percaya dengan nasehat Ki Ageng Juru Mertani. Ki Ageng Juru Mertani lah yang memberi semangat Ki Ageng Pemanahan dan R Panjawi untuk ikut sayembara membunuh Aryo Penangsang, dan atas nasehat dan strategi beliau juga akhirnya pertempuran dimenangkan Danang Sutawijaya.atas dasar strategi Ki Juru Mertani pula akhirnya tanah Hutan Mentaok bisa diberikan oleh Sultan Pajang . Saran dari Ki Juru Mertani pula, akhirnya pusat kerajaan Mataram dipilih oleh Panembahan Senopati di Kotagede. Ketika Ki Ageng Pemanahan wafat , Beliau sendirilah yang menghadap kepada Sultan Hadiwijaya untuk mengabarkan tentang wafatnya Ki Ageng Pemanahan dan memohon perintah dari Sultan Hadiwijaya siapa yang berhak mengganti kedudukan Ki Ageng Pemanahan di perdikan Mataram. Ki Juru Mertani meski tidak pernah terlihat adu fisik tetapi beliau adalah seorang yang sakti dan mumpuni karena ilmu spiritualnya yang tinggi. Beliau adalah salah seorang yang punya andil besar atas berdirinya kerajaan Mataram Islam.Sepeninggal Ki Ageng Pemanahan, Ki Ageng juru Mertani lah yang memberi saran, pitutur dan nasehat serta peringatan kepada Panembahan Senopati untuk tidak pernah memusuhi Sultan Hadiwijaya :
“ Ngger janganlah kamu memusuhi Sultan Hadiwijaya yang tak lain adalah orangtuamu dan juga gurumu, Aku malu karena kita yang berada di perdikan mataram sepertinya tidak tahu membalas budi baiknya. Bukankah kita telah diberi tanah dan wilayah untuk kita tempati dan kita bangun oleh Beliau? Aku minta Ngger, lebih baik sekarang mintalah dan berdoalah kepada Allah jikalau Sultan Hadiwijaya wafat Angger bisa menggantikan Keratonnya.Tapi sekarang jangan sekali kali memusuhi Beliau,justru sebaliknya balaslah kebaikannya supaya batinnya rela jika Angger kelak menggantikannya sebagai Raja.”
Dan atas saran Ki Ageng Juru Mertani akhirnya Panembahan Senopati berangkat ke Lipura untuk menenangkan pikiran dan berdoa kepada Allah hingga diperoleh petunjuk yang dinamakan “wahyu Lintang Jauhari “ untuk mendirikan keraton Mataram di Kotagede. Pada masa pemerintahan Mataram akhirnya beliau dianugrahi jabatan sebagai Penasehat & Maha Patih Mataram dengan gelar Panembahan Mandaraka . Panembahan Mandaraka wafat pada tahun 1615 dan dimakamkan di Astana Kotagede Yogyakarta.
Silsilah Ki Ageng Juru Mertani :
Syech Maulana Ishaq atau lebih dikenal dengan nama Syech Wali Lanang dari negeri Bagdad ketika di Tanah jawa menikah dengan Dewi Sekardadu ,seorang putri dari Raja Siyunglaut dari negeri Blambangan. Dari pernikahan tersebut menurunkan seorang anak laki laki yang kelak menjadi Raja di Giri Gajah Kedaton dengan gelar Prabu Satmoto atau lebih dikenal dengan nama Sunan Giri I.
Kemudian Sunan Giri menikah dengan Nyai Ageng Ratu, putri dari Sunan Ampel Denta., menurunkan seorang putra yang bernama Sunan Giri Dalem atau Kanjeng Sunan Giri Kidul Atau Sunan Giri II. Sunan Giri Dalem menikah dengan Putri Sunan Mojogung II dari Gunung Jati menurunkan putra :
1. Sunan Giri Prapen atau lebih dikenal dengan nama Sunan Ratu Giri III
2. Pangeran Songeb ing Sobo atau )Pangeran Made Pandhan l lebih dikenal dengan nama Panembahan Kawisguwa atau lebih dikenal dengan nama Panembahan Pakeringan.
3. Panembahan Agung Surabaya
4. Ratu Ayu Gede ing Sawo
Pangeran Songeb ing Sobo atau Panembahan Kawisguwo atau Panembahan Pakeringan kemudian menikah dengan Roro Janten , Putri Ki Ageng Selo dari garwa Putri Ki Ageng Sobo menurunkan :
1. Nyi Ageng Sabinah menikah dengan Ki Ageng Pemanahan bergelar Nyi Ageng Mataram
2. Ki Ageng Jurumertani atau Panembahan Mondoroko
3. Nyai Ageng Manggar
4. Nyai Ageng Lawah
Dari pernikahan Ki Ageng Juru Mertani dgn putri Ki Ageng Jakariya Ngalim dahu, Berputra :
1. Pangeran Manduranagoro, menjadi Patih Mataram pada masa Sultan Agung dengan gelar Adipati Pangeran Manduranagoro selama dua tahun menikah dengan RR Sobrah putri Ki Ageng Pemananahan.
2. Pangeran Juru Wiroprobo menikah dengan putri Ki Ageng Nitik Suro Hadi Prodjo.
3. Pangeran Juru Mayem atau Pangeran Juru Kiting, pada masa Sultan Agung mendapat gelar Panembahan Juru Mayem, Pangeran Juru Kiting menikah dengan Putri Panembahan Juminah dgn Ratu Mas Adi , menurunkan Tg Surotani.
4. R Ayu Ronggowongso Hadiprojo menikah dgn Adipati Batang Raden Ronggo wongso Hadiprodjo I.
Kelak salah satu keturunan Ki Ageng Juru Mertani juga menurunkan Raja Raja Mataram karena pernikahannya dengan Raja Mataram.
( Sumber data dari “ Boekoe Soedjarah , Pujangga Mpu Hartatti “ )
و الحمد لله رب العالمين
صلى الله على محمد
No comments:
Post a Comment