Friday, December 29, 2023

Ratu Syariifah Ambami Madura

HARTABUTA :

Sabtu, 30-12-2023.

Deskripsi :

Ratu Syariifah Ambami binti (Sunan Giri 'Ainul Yaaqiin/ Prabu Satmito/ Raden Paku Joko Samudero bin Syaich Sayyid Maulana Ishaaq) + Dewi Murthosyiyyah binti Sunan Ampel Syaich Sayyid 'Alii Rohmatullooh). 

Beliau Isteri Sepuh dari Pangeran Cakraningrat I (Raden Prasena) Raja Madura Barat 1624 - 1648 era Sultan Agung Anyokrokusumo, Mataram Islaam. 

Sumber Silsilah :

Versi Rodovid - https://id.rodovid.org/wk/Istimewa%3AChartInventory/446447

[24/12 08.19] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

Versi Gus Abu Farel :

https://www.facebook.com/share/AsyKecX5DjLnYxqP/?mibextid=xfxF2i


GUSTI SYARIF HUSEIN ING SANGKAH ( KHOTIB MANTOH II BIN KHOTIB MANTOH I )

#Doa Sunge Raje beliau ini yang Susun 


#Gelar Gusti Syarif pada nama Husein ing Sangkah dalam Catatan Tua yang ada menjelaskan kalau nama ini di kenal di masa Hidupnya  Sebagai Dzurriyah Rasulullah SAW 

Sama seperti Gelar Syarifah Ambami istri Panembahan Cakraningrat I (Seorang Syarifah dari Bani Ampel)


Diperkirakan Syarif Husein hidup Sezaman Panembahan Cakraningrat II putra dari Panembahan Cakraningrat I hasil pernikahan dengan Syarifah Ambami Keturunan Pangeran Waringin Pitu Bin Pangeran Sawo Kajoran Ampel 


Dalam Penelitian Beberapa Tahun Ini, di simpulkan , Sementara ini  Syarif Husein ing Sangkah Hanya Memiliki dua putra laki-laki :


1) Gusti Syarif Abdurrahman ing Bire 

berputra / Berketurunan 

- Syamsudin Jalal 

- Abdul Manan Bujuk Kosambih 

- Ali Rustam 

2) Gusti Syarif Ali Qodiman ing Ombul  berputra 

- Abdullah bujuk Kalla 

- Ali Zainal Abidin Bujuk Khotib Mantoh IV

#Dan_beberapa yang lain masih dalam Tatal Bahas (Penelitian)

#Catatan ada versi  Ali Zainal Abidin/ Khotib Mantu IV adalah menantu Syarif Husein ing Sangkah versi Lain Anak / Cucu Dari Syarif Husein ing Sangkah 


Ali Zainal Abidin / Khotib Mantoh IV

☝️

Putri menikah dengan Alawi Bujuk Janggu 


Abdul Manan 

☝️

Abu Syamsuddin

☝️

putri Menikah Jauhar bin Alawi Janggu 

#Catatan Nama Alawi Janggu diriwayatkan berasal dari Ombul 


Nama masyhur Terkait Nama Pangeran Khotib ing Sampang / Khotib  Mantoh I ( Menantu Panembahan Cakraningrat I )


Pangeran Khotib ing Sampang 

☝️

Ali Zainal Abidin / Khotib Cendana / Pangeran Purnojiwo 

☝️

Nyai Aminah + Abdullah Bujuk Lembung

☝️

Bujuk Pejaten 

Keturunannya Berdiaspora sekitar Tanah Merah Bangkalan 


Pangeran Khotib Kanigoro 

☝️

Abdullah Kepatihan Arosbaya

☝️

Pangeran Tengah Menikah dengan  Putri Dari Gusti Syarif Ahmad / P Musyarif Arosbaya

Keturunannya Berdiaspora sekitar Arosbaya dan Blega 


Pangeran Khotib Mantoh ing Sampang / Gusti Syarif Pangeran Wironolo  menikah dengan Raden Ayu Wironolo binti Panembahan Cakraningrat I 

☝️

Pangeran Patih Brodoyudho (Patih Cakraningrat II )

☝️

Pangeran Patih Monco Negoro (Patih Panembahan Sidomukti Cakraningrat V ) 

Nama P Manconegoro  ini Saudara Ipar Abdullah Kepatihan Arosbaya 


Susur Galur Gusti Syarif Pangeran Wironolo 


Sunan Ampel

☝️

Hamzah Pangeran Tumapel

☝️

Ghozali Pangeran Wotgaleh 

☝️

Pangeran Sawo + Nyai Ageng Sawo binti Sunan Giri

☝️

Pangeran Waringin Pitu 

☝️

Pangeran Maspanetan

☝️

Pangeran Sobo Ronggo ing Nepa menantu Panembahan Lemah Duwur bin R Pragalbo 

☝️

Pangeran Mas  Belimbing adik Syarifah Ambami Ratu Ibu Arosbaya

☝️

Pangeran Wironolo 


Beberapa nama Khotib / Pemimpin Ulama di kerajaan Madura Barat  dimasa Raja  Panembahan Lemah Duwur sampai Panembahan Cakraningrat Cakraningrat I 1575 -1648 yang Berkeraton di Sampang:

- Muhamad 

- Abdurahman 

- Abdurahim

- Husein Ing Sangkah 

- Zainal Abidin ing Kwanyar 

- Abdurahman Ing Bire 

DLL 


#Catatan 

Merujuk Pada Catatan Tua / Riwayat keluarga asli Giri Kedaton Keturunan Sunan Kulon bin Sunan Giri  bahwa Nama Ali Zainal Abidin/ Khotib Mantoh IV Makam di Sampang bukanlah  Putra Sunan Kulon Bin Sunan Giri 

- Lihat Susur Galur Nasab di Atas 😅☝️☝️


[24/12 08.54] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/share/r/1yCJwEW5QD6u95AP/?mibextid=xfxF2i


https://www.facebook.com/groups/854130474668938/permalink/6954602381288353/?mibextid=Nif5oz

[24/12 08.54] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: #Stop Menyediakan Panggung untuk Koloni Para Pendusta Nasab sekaligus pendongeng Hoax / Secara Sistematis terstruktur dan Massive di Dukung Ormas RA untuk  me KULTUS Kan Para Leluhurnya yang merupakan Keturunan dari nama Ubaid 😅

👇👇👇


[24/12 09.17] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://m.facebook.com/groups/2405186999721262/permalink/2883854241854533/?sfnsn=wiwspmo&ref=share&mibextid=VhDh1V


Mohon bantuan dulur2 mataram,, kira apa nama huruf di batu nissan ini,,


ki arya tambak baya

ki arya surajaya

ki arya mandalaika / nama lain

[24/12 09.48] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.detik.com/jogja/budaya/d-7105592/kisah-putri-campa-membawa-islam-ke-majapahit-dan-jadi-istri-brawijaya-v

[24/12 09.49] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.detik.com/jogja/budaya/d-7103499/kisah-perseteruan-panembahan-senopati-dengan-menantunya-ki-ageng-mangir

[24/12 13.50] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Tonton video ini di Facebook

https://fb.watch/p7zy0aD4Tt/?mibextid=KtfwRi


Today In History, 8 Januari 1855 Wafatnya Sang Komandan Perang Jawa 1825 “Pangeran Diponegoro”.


Siapa yang tak kenal dengan Pangeran Diponegoro? Seorang yang dikenal sebagai pahlawan legendaris Indonesia abad 19. Semangat Jihad yang ditunjukkannya pada tahun 1825-1830 membuat kolonial Belanda kehilangan ribuan pasukan dan kerugian materi yang sangat banyak. Dalam perang yang berlangsung 5 tahun tersebut, Pangeran Diponegoro memimpin kurang lebih 100.000 pasukan yang terdiri dari rakyat, Ulama, dan Santri. Sementara Belanda dipimpin oleh Jendral Hendrik Markus de Kock yang memiliki 50.000 pasukan namun disertai dengan persenjataan yang sangat lengkap dan canggih pada masanya. Peperangan ini membuat Belanda kehilangan 15.000 pasukan mereka. Sedangkan Pribumi mendapati 20.000 Syuhada. Serta Kerugian dalam peperangan ini ditaksir sekitar 20 juta Gulden. 


Dalam peperangan Jawa tersebut, disebutkan Kekhalifahan Turki Utsmani juga turut berperan besar. Bahkan, menurut sebagian cerita rakyat setempat (pesisir Selatan Yogyakarta) Belanda juga mencurigai bahwa ada kiriman senjata dari Turki melalui pantai selatan Jawa. Karenanya pantai yang menghadap Samudera Hindia ini dijaga ketat. Deretan benteng kokoh dibangun Belanda menghadap lautan selatan. Sisanya antara lain masih bisa ditemukan di Cilacap, Jawa Tengah, dan Pangandaran, Jawa Barat. Penduduk lokal kini menyebutnya benteng pendhem (terpendam) karena sebagian strukturnya terpendam di bawah tanah.


Tak cukup dengan benteng berbentuk tembok fisik, benteng mitos agaknya juga dibangun oleh Belanda. Termasuk dengan menanamkan mitos tentang keramatnya pantai selatan. Belakangan muncul lah mitos tentang Ratu Kidul yang hingga kini masih disembah dengan berbagai ritual oleh keraton maupun penduduk pesisir selatan.


Mitos tentang pantai selatan itu membuat penduduk lokal selalu dibayang-bayangi ketakutan pada kemurkaan Ratu Kidul. Mereka takut dan enggan mengeksplorasi potensinya. Termasuk potensinya sebagai gerbang hubungan internasional dengan dunia luar. Inilah yang diharapkan Belanda, perjuangan Muslim di Nusantara terisolir dari dunia Islam.


Dugaan penciptaan mitos oleh Belanda ini tidak berlebihan. Di antara program yang intens dilakukan oleh Belanda melalui sisi budaya adalah nativikasi. Upaya mengembalikan penduduk Muslim di Nusantara pada kepercayaan dan agama “asli” atau lokal. Program inilah yang mendorong Belanda tak segan mengeluarkan dana besar untuk mengkaji naskah-naskah kuno yang kini kebanyakan tersimpan di Leiden.


Hasil riset itu kemudian diwujudkan dalam tulisan-tulisan dan kitab-kitab yang kerap menjadi pegangan kelompok Kejawen seperti Darmogandhul dan Gathuloco. Isinya mengagungkan kehidupan Jawa pra-Islam, melecehkan syariat Islam dan mempromosikan teologi Kristen secara tersamar. Meski dianggap kitab kuno, penelitian sejarawan Muslim seperti Susiyanto dari Pusat Studi Peradaban Islam menunjukkan bahwa kitab-kitab itu dikarang pada era Belanda dan memuat ajaran teologi Kristen.

[24/12 13.59] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://www.detik.com/jogja/budaya/d-7080544/kisah-raden-rangga-putra-panembahan-senopati-yang-sakti-mandraguna

[24/12 14.02] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: https://oohya.republika.co.id/lincak/1743651125/mengapa-sultan-agung-menangkapi-para-pengemis-setelah-mataram-kalah-dari-kompeni

[24/12 14.11] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Hafal Nama Habaaib Hati Terang Benderang


https://youtube.com/shorts/kAJmXy0DmcY?si=SlzlfRlv5_z6Qbs2

[24/12 14.17] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Kakeknya Bahar Smith Baca Yaasiiiiiin 90.000x Dalam Sekali Duduk


https://youtu.be/c1GIaWfgImg?si=WZuohJSjDYbob_AD

[24/12 15.41] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/share/p/qebELqHr4vB8TfqL/?mibextid=xfxF2i


Foto: Seorang anak Yahudi-Jerman sedang di asuh wanita Jawa, si anak tampak sedang bermain dengan seekor ayam. Anak itu bernama Peter Keller dimana orang tuanya melarikan diri dari Jerman pada tahun 1934 (foto koleksi pribadi). 


Menjelang Perang Dunia Kedua, diperkirakan sekitar tiga sampai lima ribu orang Yahudi tinggal di Hindia Belanda, sebelumnya orang Yahudi tidak diizinkan masuk oleh VOC. Orang-orang Yahudi datang dari berbagai negara. Yahudi-Belanda sebagai kelompok terbesar, tinggal di seluruh kepulauan terutama di Jawa, Sumatra dan Sulawesi.


Yahudi-Irak dikenal juga sebagai 'Yahudi-Baghdad' sebagian besar tinggal di Surabaya dan membentuk komunitas yang erat di sana. Yahudi dari Eropa Tengah dan Eropa Timur juga menetap di Hindia. Belakangan, beberapa ratus pengungsi Yahudi dari negara-negara seperti Jerman, Austria dan Palestina bergabung. Alasan pergi ke Hindia sering kali sama seperti orang Yahudi dan non-Yahudi lainnya: peluang karir yang ditawarkan koloni pada saat pekerjaan langka di Eropa.

[24/12 16.02] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: 📸 Lihat postingan ini di Facebook

https://www.facebook.com/share/oc725zng6sW5TDA9/?mibextid=xfxF2i


Ziarah ke makam Ratu Ibu Syarifah Ambami, beliau adalah anak dari Sunan Giri Gresik dan permaisuri dari Raja Cakraningrat I pada era Sultan Agung Mataram Islam yang dimana doa dari beliau dikabulkan oleh Allah SWT seluruh keturunannya menjadi Raja dan Bupati di wilayah Pulau Madura sampai Banyuwangi pada tahun 1600an s/d 1900an. Di komplek pemakaman ini banyak sekali generasi Raja, para pangeran, pemuka agama, Wali negara, para Bupati, sampai selir dimakamkan di komplek ini 🙈🐋


و الحمد لله رب العالمين

صلى الله على محمد

No comments:

Post a Comment