HARTABUTA :
Sabtu, 9-12-2023.
[7/12 00.06] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21:
https://www.facebook.com/groups/ikpdkomunity/permalink/6951653668214767/?mibextid=Nif5oz
[7/12 00.06] SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21: Ziarah Ke Pesarean Amangkurat I
Susuhunan dari Mataram
Amangkurat I adalah penguasa Mataram ke-4 dengan gelar (Nama takhta)
Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Prabu Amangkurat Senapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping I,
yg memerintah dari 1646 hingga meninggal di tahun 1677.
Pada masa pemerintahannya, ia harus menghadapi beberapa kali percobaan penggulingan kekuasaannya.
Dengan berbagai pertimbangan salah satunya untuk memajukan kejayaan, Amangkurat I meninggalkan istana dan pindah ke istana baru di Keraton Plered (1666).
Pemberontakan Trunajaya yang sukses menduduki Keraton Plered memaksa Amangkurat I melarikan diri ke Cirebon.
Amangkurat I meninggal di Wanayasa, sebuah desa di Banyumas utara saat dalam pelarian.
Sesuai dengan wasiatnya, ia ingin dimakamkan di Tegal, tepatnya di Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal.
Keinginannya untuk dimakamkan Kabipaten Tegal dikarenakan dekat dengan guru spiritualnya.
Nama anumertanya adalah
Sunan Tegalarum
(Sunan Tegalwangi)
Konon, saat dimakamkan tanah yang digunakan untuk mengubur Mangkurat I berbau harum hingga akhirnya tempat makam tersebut dijuluki Tegal Arum atau Tegal Wangi.
Makam Amangkurat I terletak di halaman kelima komplek Tegalarum yang berbentuk teras bertingkat menghadap selatan pada teras ketiga atau teras yang tertinggi.
Selain makam utama pada komplek makam Tegal Arum juga terdapat makam tokoh lain yakni Makam Ratu Klenthing Kuning yg berada di sudut halaman teras I.
Kemudian makam pengawal, berada ditengah halaman V sisi timur dan makam para bupati tegal dan istrinya yg berada disebelah dalam pagar selatan halaman V.
Lalu ada makam keturunan Amangkurat dan bupati yang berada di halaman V sisi timur dan barat makam Tegal Arum di Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal.
Raden Mas Rahmat, putranya, kemudian naik takhta menggantikannya.
Penyadur Alfaqier G.E.Diponegoro
و الحمد لله رب العالمين
صلى الله على محمد
No comments:
Post a Comment